Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Performansi Motor Diesel


Motor diesel adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam.
Karakteristik utama dari mesin diesel yang membedakannya dari motor bakar
yang lain terletak pada metode penyalaan bahan bakarnya. Dalam mesin diesel
bahan bakar diinjeksikan kedalam silinder yang berisi udara bertekanan tinggi.
Selama proses pengkompresian udara dalam silinder mesin, suhu udara
meningkat, sehingga ketika bahan bakar yang berbentuk kabut halus
bersinggungan dengan udara panas ini, maka bahan bakar akan menyala dengan
sendirinya tanpa bantuan alat penyala lain. Karena alasan ini mesin diesel juga
disebut mesin penyalaan kompresi (Compression Ignition Engines).
Motor diesel memiliki perbandingan kompresi sekitar 11:1 hingga 26:1, jauh lebih
tinggi dibandingkan motor bakar bensin yang hanya berkisar 6:1 sampai 9:1. Konsumsi bahan
bakar spesifik mesin diesel lebih rendah (kira-kira 25 %) dibanding mesin bensin namun
perbandingan kompresinya yang lebih tinggi menjadikan tekanan kerja nya juga tinggi.

2.1.1 Torsi dan daya


Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan menggunakan
dynamometer yang dikopel dengan poros output mesin. Oleh karena sifat
dynamometer yang bertindak seolah–olah seperti sebuah rem dalam sebuah
mesin, maka daya yang dihasilkan poros output ini sering disebut sebagai daya
rem (Brake Power).
2..n
PB = T ..................... (2.1) Lit.5 hal 2-7
60
Untuk Torsi dapat dihitung dengan rumus berikut :

W S
T= L
1000

dimana : PB = Daya keluaran (Watt)

Universitas Sumatera Utara


n = Putaran mesin (rpm)
T = Torsi (N.m)

2.1.2 Konsumsi bahan bakar spesifik (specific fuel consumption, sfc)


Konsumsi bahan bakar spesifik adalah parameter unjuk kerja mesin yang
berhubungan langsung dengan nilai ekonomis sebuah mesin, karena dengan
mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu.
Bila daya rem dalam satuan kW dan laju aliran massa bahan bakar dalam
satuan kg/jam, maka :
.
m f x103
Sfc = ................. (2.2) Lit.5 hal 2-16
PB
dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik (g/kW.h).
.
m f = laju aliran bahan bakar (kg/jam).
.
Besarnya laju aliran massa bahan bakar ( m f ) dihitung dengan persamaan
berikut :
sg f .V f .103
m f  x 3600 ........... (2.3) Lit.5 hal 3-9
tf
dimana : sg f = spesific gravity (dari tabel 2.4).

V f = volume bahan bakar yang diuji (dalam hal ini 100 ml).

tf = waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji

(detik).

2.1.3 Perbandingan udara bahan bakar (AFR)


Untuk memperoleh pembakaran sempurna, bahan bakar harus dicampur
dengan udara dengan perbandingan tertentu. Perbandingan udara bahan bakar ini
disebut dengan Air Fuel Ratio (AFR), yang dirumuskan sebagai berikut :
.
ma
AFR = .
................. (2.4) Lit.5 hal 2-8
mf

Universitas Sumatera Utara


Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

Anda mungkin juga menyukai