0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
154 tayangan8 halaman
Dokumen ini membahas tentang bladder training untuk mengatasi inkontinensia urine. Bladder training bertujuan melatih kembali pola perkemihan normal dengan menghambat atau menstimulasi keluarnya air kemih. Terdapat empat langkah latihan yang meliputi kontraksi otot panggul dan perut serta relaksasi otot tersebut untuk meningkatkan kontrol kandung kemih.
Dokumen ini membahas tentang bladder training untuk mengatasi inkontinensia urine. Bladder training bertujuan melatih kembali pola perkemihan normal dengan menghambat atau menstimulasi keluarnya air kemih. Terdapat empat langkah latihan yang meliputi kontraksi otot panggul dan perut serta relaksasi otot tersebut untuk meningkatkan kontrol kandung kemih.
Dokumen ini membahas tentang bladder training untuk mengatasi inkontinensia urine. Bladder training bertujuan melatih kembali pola perkemihan normal dengan menghambat atau menstimulasi keluarnya air kemih. Terdapat empat langkah latihan yang meliputi kontraksi otot panggul dan perut serta relaksasi otot tersebut untuk meningkatkan kontrol kandung kemih.
Pengertian Bladder Training : Bladder training adalah suatu upaya untuk membantu melatih kembali kandung kemih, mengembalikan pola perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih (Potter & Perry, 2005) Tujuan Bladder Training :
Adapun tujuan dari bladder training yaitu mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi
pengeluaran air kemih, dengan cara:
1. Mencegah beser (ngompol) atau buang air kecil yang tidak
terkontrol dengan mengencangkan otot kandung kemih.
2. Mengencangkan otot-otot dasar panggul (otot vagina,
kandung kemih dan dubur).
3. Meningkatkan pengontrolan otot panggul dan membantu
relaksasi sfingter selama berkemih.
4. Menguatkan otot – otot abdomen untuk pengontrolan
kandung kemih.
(Potter & Perry, 2005)
Langkah – langkah dari Bladder Training :
Latihan I
a. Konsentrasi pada otot panggul.
b. Menghentikan aliran urin selama berkemih kemudian
memulainya kembali (praktikan setiap kali berkemih).
Latihan II
c. Mengambil posisi duduk atau berdiri.
d. Kencangkan otot – otot disekitar anus.
Latihan III
e. Mintalah klien mengencangkan otot bagian posterior dan
kemudian kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai
hitungan ke empat. f. Merelaksasikan otot – otot secara keseluruhan.
g. Ulangi latihan empat kali per jam saat terbangun dari tidur
selama tiga bulan.
Latihan IV
h. Lakukan sit up yang dimodifikasi (lutut ditekuk) kepada klien.