PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan dua komponen yaitu:
merencanakan sasaran negosiasi dan memperjelas proses bernegosiasi.
Komponen pertama adalah sasaran negosiasi yang dimana apa hasil yang
diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama
mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran atau target dalam bernegosiasi
sangat penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi.
Komponen kedua adalah proses negosiasi sebelum mencapai sasaran yang
telah ditentukan sebelumnya, perlu diketahui bahwa dalam setiap negosiasi sangat
diperlukan yang namanya proses negosiasi yang melibatkan kedua belah pihak.
Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar menawar yang diharapkan mampu
menghasilkan suatu kesepakatan di kedua belah pihak yang saling menguntungkan.
2. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan atau tindakan yang
diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi. Implementasi strategi
memiliki beberapa komponen penting, antara lain:
Taktik Cara Anda
Yang termasuk taktik “Dengan Cara Anda” adalah bahwa Anda tahu tujuan
yang ingin dicapai, Anda bersikeras dan memaksa pihak lawan agar percaya bahwa
Andalah yang benar, berinisiatif, dan mempertahankannya, Anda yang
mengendalikan proses negosiasi, dan Anda terus menekan.
Taktik Bekerja Sama
Taktik ini menegaskan bahwa Anda mau mendengarkan pihak lawan dan
mengetahui apa yang ada di benak mereka, Anda yang memutuskan untuk bersikap
reaktif (bukan proaktif), siap bekerja sama jika proposal pihak lawan sejalan dengan
sasaran Anda, Anda setuju, tidak setuju dan kadang-kadang mengembangkan ide-
ide mereka, Anda membuat mereka berhasil sejalan dengan Anda.
Taktik Tidak Bertindak Apa-Apa
Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Dalam hal ini
Anda tetap bersikukuh pada pendirian sebelumnya dan tidak mudah berubah.
Taktik ini dilakukan karena Anda ingin mempertimbangkan sesuatu, salah satu trik
untuk mengulur waktu, upaya membuat pihak lawan gugup atau grogi, dan Anda
percaya inilah saatnya menilai secara perspektif.
Taktik Melangkah ke Tujuan Lain
Taktik ini menuntut Andalah yang harus aktif menggeser suatu persoalan ke
persoalan lain. Andalah yang memang mencoba untuk menghindar dari suatu
persoalan agar tidak dibahas. Taktik ini diambil dengan alasan, Anda punya peluang
memenangkan negosiasi, pihak lain justru memenangkan negosiasi bila suatu
persoalan dibahas lagi, waktunya tidak tepat, atau ada kesepakatan lain yang perlu
dibahas lagi.
3. Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses
negosiasi. Tahapan ini memiliki arti yang sangat penting bagi seorang negosiator
dalam meninjau kembali apa yang sudah dilakukannya selama bernegosiasi.
Ada beberapa alasan penting mengapa perlu dilakukan tahapan peninjauan
kembali:
Untuk memeriksa apakah Anda sudah mencapai tujuan Anda.
Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman
yang sangat berharga bagi seorang negosiator.
Jika ya, maka pastikan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan
bangunlah kesuksesan Anda.
Strategi Kompetitif
1. Sasaran strategi ini adalah mengalahkan lawan.
2. Tidak mempercayai lawan dan siap bertarung.
3. Tidak memberikan apa-apa dan menghabiskan semuanya.
Strategi Analitis
1. Mempunyai filosofi bahwa seorang negosiator adalah pemecah masalah
(problem solver), bukan seorang petarung.
2. Memandang negosiasi sebagai bentuk latihan dalam memecahkan masalah,
dan bukannya sebagai permainan.
3. Berusaha kreatif dan bersama-sama mencari alternatif solusinya.
4. Membuat alasan yang rasional dan bukan atas dasar perasaan.
ASUMSI
Sebelum benar-benar masuk ke dalam negosiasi, kita harus terlebih dahulu
memeriksa asumsi kita. Berikut adalah beberapa asumsi sering direkomendasikan
oleh negosiator berpengalaman.
Kedua Belah Pihak Memiliki Beberapa Kebutuhan yang Harus
Dipenuhi.
Jika Anda menjual mobil, maka pembeli jelas memiliki beberapa
kebutuhan untuk transportasi. Dia juga memiliki kebutuhan finansial, keterbatasan
waktu, kebutuhan psikologis, dan sebagainya. Semakin kita mampu mengenali
kebutuhan pihak lain, semakin besar kemungkinan kita untuk menjadi sukses dalam
negosiasi.
Kedua Belah Pihak Harus Menghindari Filosofi Menang-Kalah.
Terkadang mungkin tampak bahwa negosiasi adalah pengalaman satu-shot.
Ini dapat membawa kita untuk menyimpulkan bahwa kita tidak perlu khawatir
tentang etika yang terlibat. Namun, banyak diantara kita berpapasan dengan orang
yang sama lagi, sehingga reputasi jangka panjang sangat penting. Orang memiliki
ingatan yang panjang. Jika kita memperlakukan mereka dengan baik, mereka
cenderung ingin membalas Budi pada suatu saat dimasa mendatang. Hal ini
terutama berlaku dalam hubungan seperti berlangsung keluarga, dengan teman,
seorang di tempat kerja, negosiator berpengalaman bekerja keras untuk memiliki
pihak lain merasa baik tentang hasil negosiasi itu.
Banyak Masalah Yang (Berpotensi) Dinegosiasikan.
Ketika kita melihat kontrak formal seperti bentuk cetakan, kekuatan otoritas
membuat kita merasa bahwa kita tidak memiliki keleluasaan untuk mengubah salah
satu syarat dalam kontrak itu. ini mungkin asumsi yang salah (cohen, 1980). Salah
satu penulis pernah mencoba untuk menyewa orang yang sangat bergengsi.
Pengacaranya menyajikan kita dengan perjanjian kerja formal atas nama kita.
Ketentuan kerja yang sangat ekstrim. tampaknya ia memberi lebih banyak daripada
yang kita akan bisa berikan, seperti gaji, tunjangan, anggaran perjalanan, dukungan
administrasi, dan sebagainya.
Salah satu masalah yang paling fleksibel atau dinegosiasikan adalah
tenggang waktu. misalnya, seseorang mungkin akan meminta Anda untuk
menyelesaikan tugas dengan tenggang waktu tertentu. Anda mungkin ingin
mencoba negosiasi batas waktu bahwa ketika Anda mulai mendapatkan lebih
banyak pengalaman sebagai seorang negosiator.
Untuk menjadi sukses, Anda harus mempertimbangkan kebutuhan orang
lain. seperti halnya dengan semua bentuk komunikasi, Anda harus menganalisis
audiens Anda untuk menyesuaikan strategi komunikasi Anda dan taktik untuk
situasi tertentu, perlu diingat bahwa untuk bernegosiasi dengan sukses, Anda harus
menjaga kebutuhan orang lain dalam pikiran.
Pantang Menyerah.
Sering sekali dalam proses negosiasi memakan waktu yang panjang dan
melelahkan. Disini sering terjadi pihak yang lelah akhirnya menyerah. Sehingga
seorang negosiator haruslah kuat dan pantang menyerah. Sering taktik negosiasi
dilakukan dengan membuat prosesnya sangat melelahkan hingga lawan menyerah.
Komunikatif.
Sikap komunikatif sangat perlu dimiliki oleh seorang negosiator karena
tugas negosiator sangat terkait dengan komunikasi. Dalam kesehariannya,
negosiator didominasi oleh kegiatan perbincangan. Tanpa memiliki kemampuan
melakukan komunikasi yang baik, seorang negosiator tidak pernah mendapat
keberhasilan dan kesuksesan. Teknik komunikasi yang perlu diperhatikan dalam
melakukan negosiasi adalah memulai pembicaraan dengan tepat, menyesuaikan
antara pembahasan dengan lawan bicara, jika terjadi perbedaan pendapat tidak
langsung ditentang namun dilakukan dengan suatu persetujuan yang diikuti dengan
kata tapi, dan bijaksana.
Selera Humor.
Selera humor berfungsi mempererat ikatan komunikasi dengan klien.
Tawaran yang disampaikan dengan selingan humor akan membuat partner / klien
tidak merasa dipojokkan. Sifat humor juga akan mengurangi ketegangan saat
negosiasi, menjadikan suasana akrab dan santai, mempermudah mencapai sasaran
atau tujuan.
Perhatian.
Sikap ini adalah dengan selalu memperhatikan hal-hal yang terjadi pada
klien. Seorang negosiator haruslah memiliki sikap empati kepada klien. Empati
akan membuat klien menjadi merasa didengar, diperhatikan, dan dirasakan secara
mendalam permasalahan yang membelitnya. Saat itu, klien akan secara refleks akan
ikut berempati terhadap tujuan yang diinginkan oleh negosiator.
Sabar.
Sikap temperamental adalah sikap yang kurang baik. Sehingga jagalah
tingkat emosional ketika berhubungan dengan orang lain. Berfikirlah positif jika
sesuatu hal yang tidak menyenangkan karena itu terjadi dengan suatu sebab.
Anggap saja hal itu sebagai hambatan yang harus dilewati. Sering terjadi bahwa
suatu yang negatif merupakan titik peluang atau titik memulai strategi negosiasi
yang baru dan lebih bagus karena dilandasi dengan keluhan atau kepribadian atau
motivasi klien / partner. Sikap sabar akan mampu membaca peluang disaat terjadi
hal yang tidak menyenangkan.
Jujur.
Kejujuran adalah hal yang mutlak ada pada seorang negosiator. Hal ini
dikarenakan kebenaran memiliki sifat yang hakiki dimana kebenaran akan selalu
terbukti. Pembuktian kebenaran fakta yang disampaikan oleh negosiator akan
meningkatkan level kepercayaan negosiator. Dengan dipercaya, tentu akan
membawa negosiator lebih mudah melakukan negosiasi berikutnya dengan klien
yang sama. Sehingga kejujuran akan membawa penerimaan.
5. Ketersediaan Informasi,
bahwa informasi yang disampaikan dalam proses negosiasi harus dapat
dengan mudah didapatkan/ diterima oleh negosiator lawan sehingga juga
memudahan dalam evaluasi selanjutnya. Maka dengan cara penyampaian
yang menarik dan atraktif dinilai akan mempermudah penerimaan serta
membuatnya mudah diingat.
6. Kutukan Pemenang,
Ketidakpuasan yang muncul atas kemudahan terhadap keberhasilan
selama proses negosiasi, sehingga menganggap apakah memang dalam
negosiasi terlalu banyak power/ resource yang dikeluarkan terhadap
negosiator lawan, atau seharusnya ada kesepakatan yang senderung lebih
baik dan menguntungkan. Untuk mengatasinya,persiapan menyeluruh
dan investigasi terhadap isu hingga opsi alternatif/ keuntungan yang lain
dalam negosiasi yang dinilai cenderung lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN
Negosiasi adalah suatu proses dimana terjadi tawar menawar antara dua
orang atau lebih untuk mencapai sebuah kesepakatan bersama dan untuk
menghindari konflik, yang menguntungkan kedua belah pihak (tidak ada yang
merasa dirugikan). Negosiasi mempunyai beberapa manfaat yaitu untuk
mendapatkan atau mencapai kata sepakat, saling pengertian, dan agar masing-
masing pihak saling menguntungkan serta untuk dapat mencapai kondisi
penyelesaian atau jalan keluar. Selain itu negosiasi mempunyai karakteristik seperti
melibatkan orang, baik sebagai individual atau perwakilan organisasi, memiliki
ancaman konflik, hampir selalu berbentuk tatap muka, biasanya menyangkut hal-
hal dimasa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi dan akhir
dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak.