makalah
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
c. Inventori In-Process
Yang termasuk dalam katagori inventori ini adalah produk setengah jadi. Produk yang
termasuk dalam katagori inventori ini bisa ditemukan dalam berbagai proses produksi.
d. Inventori Finished-goods
Semua produk jadi yang siap untuk dipasarkan termasuk dalam katagori inventori finished
goods. PT XYZ adalah sebuah swalayan yang menjual produk-produk yang siap untuk
dipakai. Tidak ada proses pengolahan yang ada disana, sehingga semua inventori yang
dimilikinya termasuk dalam katagori ini. Setelah diperhatikan definisi inventory diatas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan bahan baku adalah barang-barang
berwujud yang dimiliki dengan tujuan untuk diproses menjadi barang jadi. Barang ini
dihasilkan sendiri dan dibeli dari perusahaan lain yang merupakan produk akhir dari
perusahaan itu sendiri barang ini merupakan bahan utama dalam menghasilkan produk akhir,
persediaan barang penolong atau pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk
menghasilkan produk akhir, api tidak secara langsung ikut serta dalam hasil produk akhir.
Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang dibeli dan dimiliki oleh perusahaan
dagang untuk dijual kembali. Salah satu perlunya inventory dilaksanakan dengan baik yaitu
mengetahui secara pasti harga pokok dari barang-barang dagangan yang terjual. Disamping
itu untuk menjamin lancarnya arus lintas barang maka perlu diadakan pencatatan terhadap
segala penerimaan barang yang berasal dari supplier,barang yang dipesan oleh langganan,
barang yang terjual, barang yang dikembalikan oleh langganan dan penyesuaian-penyesuaian
(adjusment) terhadap barang. Atas dasar pencatatan tersebut nantinya dapat diketahui antara
lain barang mana yang banyak tertimbun (over stock) barang mana yang harus dipesan
kembali kepada supplier karena persediannya sudah menipis, apabila terjadi pemesanan
barang kepada supplier, maka pemesanan ini perlu pula dicatat untuk mendapatkan informasi
tentang inventory yang lengkap, bila segala transaksi yang disebut 4 diatas tidak dicatat
dengan baik maka akan menemui kesulitan untuk mengetahui keadaan inventory secara pasti
pada suatu saat misalnya kesulitan untuk mengetahui berapa jumlah persedian barang yang
ada dan yang sudah dipasarkan serta jumlah barang yang sudah dipesan oleh langganan
(Quantity Committed) dan berapa jumlah barang yang dipesan kepada supplier (Quantity
Sold) dan informasi penting lainnya. Mengurangi inventori barang. Inventori merupakan aset
perusahaan yang berkisar antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar
20%-40% dari nilai barang yang disimpan.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan
dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur
yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi
dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin
sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan
persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang
berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan
mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.
4.2 Saran
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa penerapan
Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif, karena akan menunjang
keberhasilan perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, Cetakan Pertama, raja Grafindo Persada, Jakarta,
1995.
Warren, Fess, Niswonger, Prinsip-Prinsip Akuntansi, edisi kesembilan belas, Jilid 1Penerbit
Erlangga, Jakarta 1999.
Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi kedua Cetakan kedelapan,
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, 1993.
HTTP://MAKALAHLAPORANTERBARU1.BLOGSPOT.CO.ID/2012/08/MAKALAH-MANAJEMEN-
PERSEDIAAN.HTML
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah
pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan secara fisik akan
berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan kepada pelanggan
di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation,
marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan
diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah,
sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar
kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah persediaan,
baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi maupun
kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah agar
perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat,
dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat
terjamin (tidak terganggu).
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip ekonomi,
yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik persediaan yang terlalu
banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan membengkaknya biaya persediaan. Jika
persediaan terlalu banyak, maka akan timbul biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu
biaya-biaya yang terjadi karena perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti : biaya
yang tertanam dalam persediaan, biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas
dana yang tertanam dalam persediaan), sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji
pegawai pergudangan, biaya asuransi, biaya pemeliharaan persediaan, biaya
kerusakan/kehilangan, Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya
akibat kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti : mahalnya harga
karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses produksi, tidak tersedianya produk
jadi untuk pelanggan. Jika tidak memiliki persediaan produk jadi terdapat 3 kemungkinan,
yaitu : 1). Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal ini
akan mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan. 2). Konsumen
membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan mendesak dan masih
setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan selama
persediaan tidak ada. 3). Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah
menjadi pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.
Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biaya-biaya
yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan pesanan sampai
tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut antara lain : biaya telepon, biaya
surat menyurat, biaya adminisrasi dan penempatan pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya
pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan bahan/barang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman deskripsi Manajemen persediaan Just-in-case?
2. Bagaiman deskripsi Manajemen persediaan Just-in-time?
3. Bagaimana tahap-tahap Teori Constrait?
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan kami sampaikan, semoga bermanfaat
bagi kita semua. Apabila ada penulisan atau kata-kata yang kurang berkenan bahkan jauh
dari kesempurnaan kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Terima kasih.
HTTP://WWW.MAKALAH.CO.ID/2016/10/MAKALAH-MANAJEMEN-PERSEDIAAN.HTML
MANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Nama Kelompok:
1. Leman Sugiman
2. Gesang Mukhlisoh
3. Fitri Retna Sari
4. Nina Mailatul Ulfah
5. Saidah
6. Suharti
5E AKUNTANSI REGULAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “MANAJEMEN PERSEDIAAN “
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah “Manajemen Keuangan” Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua,khususnya bagi penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam bentuk dari
persediaan dan persediaan berhubungan dengan stok dari apapun yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis. Meskipun persediaan mewakili sebagian besar dari investasi bisnis yang
harus dikelolah dengan baik untuk memaksimalkan keuntungan.
Persediaan berhubungan dengan bermacam-macam: mencari perimbangan antara jumlah
stock yang benar tetapi tidak terlalu banyak, meningkatkan turnover persediaan tampa
mengorbankan tingkat pelayanan, menjaga stok terendah tetapi tidak membahayakan kinerja,
memelihara bermacam-macam stok yang sangat luas tetapi tidak menghabiskan dengan cepat
sehingga menipis, mempunyai persedian yang mencukupi tampa item-item yang usang atau
tidak terpakai, selalu mempunyai stock yang diinginkan tetapi tidak item yang lambat, Ketika
persediaan tidak dikelolah dengan benar dan menjadi tidak dipercaya, tidak efisien dan
mahal, tidak hanya item yang disimpan, pajak asuransi dan juga biaya yang ada dalam
inventory.
B. Identifikasi Masalah
Dalam menjalankan aktivitas, suatu perusahaan seringkali mengalami beberapa hambatan,
baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar perusahaan. Oleh karena itu, dalam
penulisan paper ini penulis membatasi masalah tentang persediaan. Dan sebagai spesifiknya
adalah “apakah perusahaan sudah melakukan penilaian terhadap persediaan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum”.
C. Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk menambah pengetahuan penulis bagaimana sebenarnya metode persediaan yang
digunakan perusahaan yang diteliti
2. Untuk memperoleh informasi mengenai kebijaksanaan pimpinan dalam memanage
perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Itislah persediaan (inventori) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu
atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap
pemenuhan permintaan.
Sitem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan yang memonitor tingkat persediaan dan
mementukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus di isi, dan berapa
besar pesanan yang harus dilakukan.
Persediaan dapat dikelompokkan ke dalam 4 jenis, sebagai berikut:
Fluctuation stock, merupakan persediaan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang
tidak diperkirakan sebelumnya atau untuk mengatasi jika terjadi kesalahan dalam proses
produksi.
Anticipation stock, merupakan persediaan yang disiapkan bilamana terjadi permintaan yang
tinggi akan tetapi kapasitas produksi yang terjadi saat itu tidak mampu memenuhi
permintaan. Atau juga bahan baku yang diperoleh sangat sukar didapat.
Lot-size inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar dari
kebutuhan yang tersedia. Ini dikarenakan adanya perbedaan harga pembelian yang cukup
signifikan dan juga penghematan biaya angkut barang.
Pipeline inventory, merupakan persediaan yang sedang dalam pengiriman barang dari pabrik ke
tempat yang akan digunakan dan ini disebabkan lamanya waktu pengiriman.
a. Persediaan bahan baku (Raw Material Stock) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud
yang digunakan dalam proses produksi.
b. Persediaan bagian produksi atau parts yang dibeli (Purchased Parts/Component Stock), yaitu
persediaan barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain yang dapat secara
langsung tanpa melalui proses produksi selanjutnya.
c. Persediaan bahan-bahan pembantu atau bahan-bahan pelengkap (supplier Stock), yaitu
persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk
membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan
tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
d. Persediaan barang setengah jadi atau barang-barang dalam proses (Works in
Process/Progress), yaitu barang-barang yang dikeluarkan dari tiap-tiap bagian dalam suatu
pabrik atau bahan-bahan yang diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu diproses
kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.
6. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
7. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan
biaya menjadi besar.
8. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena
mengakibatkan biaya menjadi besar.
Dari beberapa tujuan pengendalian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pengendalian persediaan adalah untuk menjamin terdapatnya persediaan sesuai kebutuhan.
D. Fungsi Persediaan
Beberapa fungsi penting persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, yaitu :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan
perusahaan.
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang secara musiman atau inflasi
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak
akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran.
F. Pencatatan Persediaan
2. Reorder Point (ROP) Yang dimaksud dengan reorder point adalah saat atau titik dimana
pemesanan kembali harus diadakan sehingga kedatangan atau penerimaan bahan tepat pada
waktunya dimana jumlah persediaan sama dengan safety stock Penentuan titik pemesanan
kembali ini menunjukkan kepada bagian pembelian terhadap barang yang akan dibutuhkan.
Hal ini ditunjukkan untuk menjaga keseimbangan persediaan serta perusahaan tidak
kehabisan bahan jika sewaktu-waktu terdapat jumlah pesanan atau produk yang lebih besar
jumlahnya. Pada kenyataannya ,bahan yang lebih besar jumlahnya pada kenyataan bahan
yang dipesan tidak dapat dipenuhi atau tersedia karena dibutuhkan jangka waktu untuk
pengiriman. Agar datangnya bahan tersebut tepat pada safety stock maa perusahaan harus
melakukan pemesanan terlebih dahulu.
Untuk dapat menerapkan kapan pemesanan kembali dapat dilakukan maka harus diperhatikan
tiga unsur yang mempengaruhi, yaitu :
* Waktu antar saat melakukan pemesanan dengan saat bahan sampai di gudang Jumlah safety
stock.
* Jumlah kebutuhan tiap kali proses Reorder point (ROP) atau R adalah menunjukkan suatu
tingkat persediaan dimana saat itu harus dilakukan pesanan. Dengan rumus sebagai berikut :
ROP = (U x L ) + Safety Stock Dimana : ROP = Reorder point U = tingkat kebutuhan per
periode L = lead time Persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama tenggang waktu
(lead time). Jumlah yang harus dipesan harus sesuai atau berdasarkan EOQ.
1. Maximum stock Maximum stock adalah keadaan dimana persediaan mencapai posisi yang
maksimal. Maximum stock = safety stock +EOQ
Lead time Dalam pengisian kembali persediaan terdapat perbedaan waktu yang cukup lama
antara saat pengadaan pemesanan (order) untuk pergantian kembali persediaan dengan saat
penerimaan barang-barang yang dipesan tersebut diterma dan dimasukkan kedalam
persediaan (stock). Perbedaan waktu ini disebut lead time. Lead time ini merupakan lamanya
waktu antara mulai dibutuhkan pemesanan bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan
yang dipesan tersebut diterima di gudang persediaan. Lamanya waktu tersebut tidak sama
antara satu pesanan dengan pesanan yang lain. Oleh karena itu suatu pesanan yang dilakukan
lamanya waktu yang harus diperkirakan walaupun resiko kesalahan mesin tetap ada. Lead
time merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu rencana persediaan karena lead time
harus dipatuhi oleh para pelaku pembelian. Tanpa lead time yang konstan pengendalian
persediaan akan kacau.
Kesimpulan
Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor
tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan
harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan
dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada
waktu yang tepat.atau dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk
meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan di lakukan
secara optimal.
HTTP://SAIDAHIDA3010.BLOGSPOT.CO.ID/2016/10/MANAJEMEN-PERSEDIAAN.HTML
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“MANAJEMEN PERSEDIAAN “
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah “Manajemen Operasional” Fakultas Ekonomi
Universitas Gorontalo.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,khususnya bagi
penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam
bentuk dari persediaan dan persediaan berhubungan dengan stok dari apapun yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis. Meskipun persediaan mewakili sebagian besar
dari investasi bisnis yang harus dikelolah dengan baik untuk memaksimalkan
keuntungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Fungsi “Decoupling”
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi – operasi
perusahaan internal dan eksternal mempunyai “kebebasan” (independence).
Persediaan “Decouples” ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada suplier.
Contoh :
Total penjualan selama 1 tahun adalah 100.000 unit. By. Simpan adalah Rp 20,00
per unit persediaan. Biaya pesan adalah Rp 10.000,00 per pesan. Dengan informasi
tsb, berapa Q* (persediaan optimal) ?
Jawab :
• Q* = [ (2x10.000x100.000)/20]1/2
• = 10.000 unit
• Tingkat persediaan yang optimal adalah 10.000 unit. Dengan kata lain, perusahan
memesan 100.000 unit setiap kali pesan.
• Total biaya persediaan (TC)
• = Total by. Simpan + Total by.Pesan
• TC = [(10.000/2)x20]+[(100.000/10.000)x10.000]
• = 100.000 + 100.000
• = Rp 200.000,00
Perusahaan memesan persediaan sebanyak 10 kali dalam satu tahun. Persediaan
rata-rata adalah 5.000 unit. Dalam 1 tahun ada 10 kali siklus persediaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka
penulis makalah ini dapat di menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“MANAJEMEN PERSEDIAAN “
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
Andi Djemme.
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat mendukung penulis demi
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
D. MAANFAT ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam bentuk
dari persediaan dan persediaan berhubungan dengan stok dari apapun yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis. Meskipun persediaan mewakili sebagian besar dari investasi bisnis yang
antara jumlah stock yang benar tetapi tidak terlalu banyak, meningkatkan turnover persediaan
tampa mengorbankan tingkat pelayanan, menjaga stok terendah tetapi tidak membahayakan
kinerja, memelihara bermacam-macam stok yang sangat luas tetapi tidak menghabiskan
dengan cepat sehingga menipis, mempunyai persedian yang mencukupi tampa item-item
yang usang atau tidak terpakai, selalu mempunyai stock yang diinginkan tetapi tidak item
yang lambat, Ketika persediaan tidak dikelolah dengan benar dan menjadi tidak dipercaya,
tidak efisien dan mahal, tidak hanya item yang disimpan, pajak asuransi dan juga biaya yang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini anatara lain :
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan.Tujuan
yang diharapkan adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana mengelola persediaan
dengan mengunakan metode – metode manajemen persediaan yang ada.
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya berupa ilmu mengenai pengelolaan persediaan pada perusahaan. Semoga
makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang ingin mempelajari hal yang
berkaitan dengan persediaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah persediaan ( Inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal ataupun
eksternal. Ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau
produk akhir, bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen lain yang menjadi keluaran
produk perusahaan.
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa
bahan mentah, bahan spembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.
Setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan hidup
usahanya. Untuk mengadakan persediaan, dibutuhkan sejumlah uang yang diinvestasikan
dalam persediaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan haruslah dapat
mempertahankan suatu jumlah persediaan optimum yang dapat menjamin kebutuhan bagi
kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang tepat dengan biaya yang
serendah-rendahnya. Untuk mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang optimum,
maka diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan. Tujuan dari pengawasan persediaan
ini adalah :
a. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya kegiatan
produksi.
b. Menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebih, sehingga biaya yang
timbul oleh persediaan tidak terlalu besar.
c. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena mengakibatkan
meningkatnya biaya pemesanan.
yaitu; persediaan barang – barang berwujud seperti baja, kayu da komponen – komponen
yaitu; persediaan barang – barang yang terdiri perusahaan lain, dimana secara langsung
yaitu; persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
yaitu; persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut
yaitu; persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau di olah dalam pabrik dan
Fungsi “Decoupling”
suplier.
Fungsi “Economic Lot Sizing”
(potongan pembelian, biaya pengankutan per unit lebih murah dan sebagainya). Karena
perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan
biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko,
dan sebagainya).
Fungsi antisipasi
diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.
Teridiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
2. Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang di
3. Biaya keusangan
Persediaan rata-rata
A =Q/2
=(S/N)/2
KET :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
N = Frekwensi pemesanan
C = Biaya penyimpanan
Sewa gudang
Pajak
Asuransi
Setiap kali suatu bahan di pesan perusahaan menanggung biaya pemesanan (Order
Bila bahan – bahan tidak di beli, tetapi tidak di produksi sendiri “dalam pabrik”
komponen tertentu.
Biaya penyiapan
TOC = F. ( S / Q )
Keterangan :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
F = Biaya tetap
Dari semua biaya – biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya
model klasik, diperkenalkan oleh FW Harris pada tahun 1914, tetapi paling banyak dikenal
dalam teknik pengendalian persediaan. EOQ banyak dipergunakan sampai saat ini karena
yang dipakai.
Asumsi tersebut sebagai berikut :
Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah yang dibeli
KET :
Bagan berikut ini menggambarkan argumen pendekatan EOQ. Pada awal periode,
persediaan sebesar Q datang. Kemudian persediaan tsb terjual dengan tingkat penjualan yang
konstan untuk setiap periodenya (misal, setiap hari). Tingkat penjualan tsb merupakan slope
dari garis miring dalam bagan tsb. Pada saat ini persediaan baru sebesar Q datang kembali ke
TC = (Q/2)C +(S/Q)O
KET :
S : Biaya setiap kali pemesanan (ordering cost) dalam rupiah per pesanan
I : Biaya pengelolaan (carrying cost) adalah persentase terhadap nilai persediaan per tahun.
Contoh soal :
Total penjualan selama 1 tahun adalah 100.000 unit. By. Simpan adalah Rp 20,00 per
unit persediaan. Biaya pesan adalah Rp 10.000,00 per pesan. Dengan informasi tsb, berapa
Q* (persediaan optimal) ?
Jawaban :
Q* = [ (2x10.000x100.000)/20]1/2
= 10.000 unit
Jadi Tingkat persediaan yang optimal adalah 10.000 unit. Dengan kata lain, perusahan
TC = [(10.000/2)x20]+[(100.000/10.000)x10.000]
= 100.000 + 100.000
= Rp 200.000,00
Jadi Perusahaan memesan persediaan sebanyak 10 kali dalam satu tahun. Persediaan rata-rata
Hal ini banyak dilakukan pada perusahaan yang persediaannya bernilai tinggi, yang dapat
mempengaruhi tigginya biaya penyimpanan. Dealer mobil dan mesin industri, misalnya
Banyak penjual melakukan strategi penjualan dengan memberikan harga yang bervariasi
sesuai dengan jumlah yang dibeli, semakin besar volume pembelian semakin rendah harga
barang per unit. Strategi ini disebut penjualan dengan diskon kuantitas (quantity discount).
Untuk menentukan jumlah pesanan yang optimal dapat digunakan model persediaan dengan
diskon kuantitas.
Biaya total persediaan dalam model ini merupakan jumlah dari biaya pemesanannya,
biaya penyimpanan, dan biaya pembelian barang. Pada kasus ini, harga barang bervariasi
tergantung dari jumlah setiap pesanan, sehingga biaya pembelian barangpun bervariasi.
Pada model persediaan yang telah dibahas, diasumsikan bahwa unit persediaan yang
dipesan diterima sekaligus pada suatu waktu tertentu. Padahal, sering terjadi persediaan tidak
diterima secara seketika tetapi berangsur-angsur dalam suatu periode. Untuk kasus seperti ini,
model EOQ dasar tidak menjadi sesuai, diperlukan suatu model tersendiri sebagai model
Analisis ABC membagi persediaan yang ada ke dalam tiga kelompok berdasarkan
volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan persediaan dari
Prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa ada "beberapa yang penting dan banyak
yang sepele". Pemikiran yang mendasari prinsip ini adalah bagaimana memfokuskan sumber
daya pada bagian persediaan penting yang sedikit itu dan bukan pada bagian persediaan yang
banyak namun sepele.Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC sebagai berikut:
1. Perkembangan sumber daya pembelian yang dibayarkan kepada pemasok harus lebih tinggi
2. Butir persediaan A, berlainan dengan butir persediaan B dan C. harus dikendalikan secara lebih
ketat; mungkin karena butir persediaan A ini ditempatkan di wilayah yang lebih tertutup dan
pengurangan besar stok pengaman dapat dihasilkan oleh semua teknik manajemen persediaan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan
persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan
menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat
dan pada waktu yang tepat.atau dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan
untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan di
HTTP://KADEK-MERTA-JIWA20011994.BLOGSPOT.CO.ID/2015/06/NORMAL-0-FALSE-FALSE-
FALSE-IN-X-NONE-X.HTM