PENDAHULUAN
1.1
1.2 LatarBelakang
laba yang di laporkan kepada para pemegang saham dan pemakai eksternal
hanya dengan cara menaikkan angka laba tetapi juga dengan menurunkan angka
laba pada perusahaanya dengan rekayasa akrual untuk mempengaruhi hasil akhir
dari berbagai keputusan antara lain adanya motivasi bonus, dianggap kinerjanya
lebih baik atau meminimalkan beban pajak penghasilan yang harus di bayar oleh
1
2
dengan pendekatan akrual (accrual basic). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada
yang mengatur tentang akuntansi pajak penghasilan (PPh) yang mulai diterapkan
hanya menghitung dan mengakui besarnya beban pajak penghasilan untuk tahun
Pajak tangguhan (deferred tax) adalah efek pajak yang diakui pada saat
diadakan penyesuaian dengan beban pajak penghasilan periode yang akan datang
keuangan perusahaan adalah suatu hal yang relatif baru dalam dunia akuntansi
memahami tentang pajak tangguhan tersebut baik dari segi pengertian atau
tangguhan (defereed tax) setelah di aplikasikan yaitu pada waktu dikenakan pajak
perpajakan tetap menggunakan data dan informasi akuntansi yang telah diatur
tersebut berdasarkan aturan perpajakan yang berlaku. Selisih laba komersial dan
manajemen dalam proses akrual. selisih tersebut dinamakan koreksi fiskal yang
serupa koreksi negatif dan koreksi positif. koreksi negatif akan menghasilkan
pajak tangguhan(Djamaluddin,2008:58).
koreksi positif yang berakibat beban pajak menurut akuntansi komersial lebih
Menurut Philips, Pincus dan Rego (2003), ada tiga motivasi utama
laba yang berhubungan dengan hipotesis perataan laba atau income Smoothing
Hypothesis. Motivasi kedua bertujuan untuk menghindari kerugian, dimana hal ini
dengan menggunakan beban pajak tangguhan, beban pajak kini, aktiva pajak
Subagyo et, al (2011), menunjukan bahwa beban pajak tangguhan tahun 2007
2008 berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba, beban pajak
akrual untuk memainkan laba guna menghindari kerugian. Hal ini tidak konsisten
bahwa dalam mengukur keleluasaan manajer, beban pajak tangguhan lebih baik
dari pada akrual sebab perarturan akutansi memberikan lebih banyak keleluasaan
penghasilan masa lalu dan masa yang akan datang yang akan berpengaruh pada
(2007) meneliti aktiva pajak tangguhan dan akrual sebagai prediktor manajemen
laba. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa hanya variabel akrual
manajemen memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan laba yang
6
lebih besar di masa yang akan datang sehingga mengurangi besarmya pajak yang
beban. selain itu, ada kecendrungan para manajer untuk mengatur laba sedemikian
usaha untuk merekayasa laba dengan menurunkan tingkat laba pada tingkat
pajak tangguhan dan akrual sangat erat dalam mendeteksi perilaku dari earning
merekayasa angka akrual dan berusaha meminimalkan pajak yang mesti mereka
bayarkan, dengan cara meningkatkan akrual untuk menjadikan angka laba lebih
rendah.
berkurangnya laba bersih karena adanya pengakuan beban pajak tangguhan atau
besar atau lebih kecil. Hal ini, menjadi celah bagi manajemen untuk memanipulasi
jumlah dari laba bersihnya sehingga memperkecil jumlah pajak yang harus
dibayar. Untuk beban pajak kini alasan dimasukan karena bebanpajak kini
dengan koreksi fiskal yang tergolong dalam komponen beda tetap (permanent
menghasilkan beda tetap (Philips et al., 2003) dan agar komponen beda tetap ini
penghasilan kena pajak suatu periode, maka digunakanlah beban pajak kini.
Penelitian ini mencoba menguji kembali secara empiris pengaruh Beban pajak
tangguhan, Beban pajak kini, Aktiva pajak tangguhan dan Akrual terhadap
manajemen laba.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2005).
aktiva pajak tangguhan sebagai prediktor manajemen laba dan untuk beban pajak
juga memberikan kontribusi yang positif pada penerimaan pajak khususnya pajak
peneltian regresi pooled data. Perbedaan hasil temuan oleh peneliti sebelumnya
mengenai Pengaruh beban pajak tangguhan, Beban pajak kini, Aktiva pajak
tangguhan, dan Akrual telah menghasilkan gap dalam topik ini. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh Beban pajak tangguhan, Pajak kini, Aktiva
8
Beban Pajak tangguhan, Beban Pajak kini, Aktiva Pajak tangguhan, dan Akrual
Efek Indonesia.
variabel akrual dan beban pajak tangguhan sebagai prediktor manajemen laba.
et, al (2011) menunjukan bahwa beban pajak tangguhan tahun 2007 berpengaruh
Efek Indonesia?
Indonesia?
Efek Indonesia.
10
Indonesia.
Efek Indonesia.
Indonesia.
Manfaat yang ada di dalam penelitian ini di bagi menjadi manfaat teoritis
1. Manfaat Teoritis
Penghasilan yang diberlakukan mulai tahun buku 1999 untuk perusahaan publik
di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
laba akuntansi tetap dipersepsikan berkualitas atau di respon positif oleh investor.
11
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk menyajikan
suatu perusahaan.Dengan penelitian ini user atau pemakai laporan keuangan dapat
handal dan dapat dipercaya sehingga informasi yang didapat tidak menyesatkan.