Anda di halaman 1dari 6

1.

Single Cluth

Metode ini adalah yang paling konvensional. Transmisi otomatis


dengan Single Cluth memiliki komponen utama berupa planetary gear
unit (gir planet), hydraulic control unit dan tentu saja Single Cluth .
Umumnya, transmisi otomatis versi ini menggunakan wet clutch alias kopling
basah, lalu dioperasikan oleh Single Cluth untuk memperbesar momen mesin.
Saat sudah mencapai putaran tertentu dan waktunya untuk pindah gigi,
komputer akan menyuruh Single Cluth untuk bekerja melakukan perpindahan
gigi. Komputer transmisi otomatis bisa membaca situasi berkendara dari cara
kita menginjak gas. Contohnya, saat berkendara rileks kita akan sadar kalau di
rpm 3.000-an gigi sudah berpindah, namun saat berkendara agresif atau
melakukan kickdown, komputer akan memilih gigi yang lebih rendah agar
tenaga yang besar dan putaran mesin yang tinggi bisa kita dapatkan.

Kelebihan transmisi Single Cluth :

 Relatif lebih mudah perawatan dan biaya maintenance-nya dibanding CVT dan
Dual Clutch
 Memiliki efek hentakan saat kita kickdown sehingga memberi efek akselerasi
lebih spontan dibanding CVT.

Kekurangan transmisi Single Cluth :

 Tidak memiliki efek engine brake, sehingga driver yang terbiasa menggunakan
transmisi manual harus beradaptasi terlebih dahulu untuk membiasakan
berkendara dengan transmisi ini, tetapi dengan perkembangan teknologi yaitu
penambahan mode manual, maka efek engine brake bisa dimunculkan.
 Perpindahan gigi tidak bisa sehalus CVT
 Konstruksi transmisi relatif lebih berat dari CVT
 Efisiensi bahan bakar masih di bawah jenis CVT maupun Dual Clutch,
terutama jika dihadapkan pada kondisi jalan macet atau stop and go.

2. Kopling Ganda / Dual Clutch

Type transmisi otomatis Kopling Ganda / Dual Clutch adalah type transmisi
otomatis dengan teknologi terbaru. Transmisi ini punya dua buah kopling yang
siap beroperasi untuk membantu mesin menggerakan roda. Sebut saja kopling
A dan kopling B di transmisi kopling ganda 6 percepatan, kopling A disiapkan
untuk melayani gigi 1,3,5 dan mundur, maka kopling B dirancang untuk
bekerja di gigi 2,4 dan 6. Ketika misalnya kopling A sedang bekerja di gigi 1,
kopling B sudah siap bersama dengan gigi 2 hingga komputer memerintahkan
untuk berpindah gigi. Setelah gigi berpindah ke 2 melalui kopling B, maka
kopling A sudah siap ter-engage dengan gigi 3. Pada saat gigi 3 bekerja melalui
kopling A, kopling B sudah siap pada posisinya bersama gigi 4, dan begitu
seterusnya bagaimana sistem dual clutchini bekerja.

Ada dua jenis penggunaan tipe kopling di transmisi dual clutch, ada kopling
basah (wet clutch) dan kopling kering (dry clutch). Keduanya punya kebutuhan
dan tujuan yang berbeda, namun transmisi dengan kopling kering lebih simpel
dan murah dibanding kopling basah.
Kelebihan transmisi Dual Clutch:

 Karakter perpindahan gigi sangat cepat dan halus.


 Performa daya paling responsif dibanding CVT maupun Torque Converter,
sehingga type transmisi ini sering dipakai oleh mobil sport.

Kekurangan transmisi Dual Clutch:

 Kontruksi sangat rumit dan bobotnya berat.


 Biaya maintenance relatif lebih mahal.
 Pada type dry clutch ada efek judder atau "ndut-ndutan" saat kondidi macet
dan mudah panas, tetapi hal ini tidak dialami dengan type wet clutch.

3. Autotransmisi Sepeda motor

Sepeda motor matic adalah sepeda motor yang menggunakan transmisi CVT,
banyak pengguna yang meyukainya karena kemudahannya.. Berbeda dengan
motor sport atau motor bebek yang masih menggunakan sistem tranmisi
manual dan pemindahan gigi. Sistem CVT ini mengacu pada gaya sentrifugal
dari putaran stasioner sampai putaran tinggi... Pada putaran stasioner atau
langsam, putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian
putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt....
Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal.
Pada putaran stasioner kopling sentrifugal belum bisa bekerja karena gaya tarik
per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu
kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang )
tidak berputar.... Pada saat putaran mesin mulai meninggi, maka terjadi gaya
sentrifugal yang lebih kuat dari gaya tarik per kopling... Pada putaran yang
tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling.
Pada putaran bawah posisi V-belt pada bagian pulley primer diameternya
masih mengecil sedangkan bagian pulley sekunder, diameter V-belt masih
membesar.. Sedangkan di pada putaran menengah, diameter V-belt kedua
pulley berada pada posisi balance ( sama besar ).
Pergerakan ini terjadi akibat gaya sentrifugal pada berat roller yang terdapat
pada pulley primer... Saat pulley primer berputar semakin tinggi maka akan
terjadi gaya sentrifugal yang membuat roller terlepar dan mendorong sliding
sheave ke arah fixed sheave.... Sehingga akan terjadi tekanan pada sliding
sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar atau membesar
dan menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam atau
mengecil. Pada sitem penggerak CVT ini komponen yang perlu di perhatikaan
adalah roller... Berat roller sangat berpengaruh pada pergerakan vbelt... Jika
roller sudah aus atau peyang maka akan timbul suara kasar, saat berakselerasi
timbul suara seperti mendengung.

4. Autotransmisi Mobil

Tidak seperti sepeda motor,transmisi automatic pada mobil sedikit berbeda


karena harus memerlukan bantuan tuas perpindahan gigi sama seperti mobil
manual. Hanya saja dibuat lebih praktis dan lebih simpel. Berikut adalah istilah
atau kode pada tuas transmisi mobil matic.
P (Park), adalah dimana transmisi berada pada posisi mengunci roda
mobil,sehingga mobil tidak dapat bergerak maju atau mundur. Saat mobil
berhenti atau parkir dalam waktu lama sebaiknya transmis berada pada posisi
P. Ini untuk menjaga transmisi mobil matic lebih awet,karena dalam posisi
terkunci.

R (Reverse), adalah untuk posisi mobil melaju mundur. Sebelum


memindahkan tuas transmisi ke posisi R,sebaiknya injak pedal rem terlebih
dahulu baru setelah tuas ada pada posisi R lepaskan pedal rem secara perlahan.
Ini agar kita tidak kaget,karena mobil matic apabila tuas dipindahkan akan
secara otomatis melaju.

N (Netral),kalau ini pasti sudah pada tahu kan. Ya,pada posisi N mobil dalam
keadaan bebas artinya tidak terjadi aktifitas pada transmisi mobil matic,sama
seperti mobil manual juga. Nah,pada posisi ini juga mobil matic baru bisa
distarter agar mobil tidak langsung melaju.

D (Drive), tuas pada posisi D ini digunakan pada saat mobil melaju. Sama
seperti sepeda motor percepatan pada posisi D sudah diatur secara otomatis
menyesuaikan kecepatan putaran mesin. Pada tanda ini juga sebagai ciri kalau
mobil matic yang kita gunakan hanya memiliki 4 percepatan saja.

Angka 2 (Gear 2), angka 2 yang terdapat pada tuas mobil matic memiliki arti
kalau transmisi matic berada pada gigi 2. Biasanya digunakan saat mobil
melaju pada tanjakan atau jalan yang menurun tapi masih dalam kategori
sedang. Atau bisa juga disebut jalanan agak menanjak atau agak menurun.

L (Low), huruf L memiliki arti low,dimana posisi transmisi ini berada pada
percepatan terendah yaitu gigi 1. Pada posisi ini biasanya digunakan saat mobil
melaju pada medan atau jalanan yang sangat curam. Seperti tanjakan yang
menanjak sangat tinggi dan jalan yang menurun sangat curam.

Anda mungkin juga menyukai