Single Cluth
Single Cluth
Single Cluth
Relatif lebih mudah perawatan dan biaya maintenance-nya dibanding CVT dan
Dual Clutch
Memiliki efek hentakan saat kita kickdown sehingga memberi efek akselerasi
lebih spontan dibanding CVT.
Tidak memiliki efek engine brake, sehingga driver yang terbiasa menggunakan
transmisi manual harus beradaptasi terlebih dahulu untuk membiasakan
berkendara dengan transmisi ini, tetapi dengan perkembangan teknologi yaitu
penambahan mode manual, maka efek engine brake bisa dimunculkan.
Perpindahan gigi tidak bisa sehalus CVT
Konstruksi transmisi relatif lebih berat dari CVT
Efisiensi bahan bakar masih di bawah jenis CVT maupun Dual Clutch,
terutama jika dihadapkan pada kondisi jalan macet atau stop and go.
Type transmisi otomatis Kopling Ganda / Dual Clutch adalah type transmisi
otomatis dengan teknologi terbaru. Transmisi ini punya dua buah kopling yang
siap beroperasi untuk membantu mesin menggerakan roda. Sebut saja kopling
A dan kopling B di transmisi kopling ganda 6 percepatan, kopling A disiapkan
untuk melayani gigi 1,3,5 dan mundur, maka kopling B dirancang untuk
bekerja di gigi 2,4 dan 6. Ketika misalnya kopling A sedang bekerja di gigi 1,
kopling B sudah siap bersama dengan gigi 2 hingga komputer memerintahkan
untuk berpindah gigi. Setelah gigi berpindah ke 2 melalui kopling B, maka
kopling A sudah siap ter-engage dengan gigi 3. Pada saat gigi 3 bekerja melalui
kopling A, kopling B sudah siap pada posisinya bersama gigi 4, dan begitu
seterusnya bagaimana sistem dual clutchini bekerja.
Ada dua jenis penggunaan tipe kopling di transmisi dual clutch, ada kopling
basah (wet clutch) dan kopling kering (dry clutch). Keduanya punya kebutuhan
dan tujuan yang berbeda, namun transmisi dengan kopling kering lebih simpel
dan murah dibanding kopling basah.
Kelebihan transmisi Dual Clutch:
Sepeda motor matic adalah sepeda motor yang menggunakan transmisi CVT,
banyak pengguna yang meyukainya karena kemudahannya.. Berbeda dengan
motor sport atau motor bebek yang masih menggunakan sistem tranmisi
manual dan pemindahan gigi. Sistem CVT ini mengacu pada gaya sentrifugal
dari putaran stasioner sampai putaran tinggi... Pada putaran stasioner atau
langsam, putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian
putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt....
Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal.
Pada putaran stasioner kopling sentrifugal belum bisa bekerja karena gaya tarik
per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu
kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang )
tidak berputar.... Pada saat putaran mesin mulai meninggi, maka terjadi gaya
sentrifugal yang lebih kuat dari gaya tarik per kopling... Pada putaran yang
tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling.
Pada putaran bawah posisi V-belt pada bagian pulley primer diameternya
masih mengecil sedangkan bagian pulley sekunder, diameter V-belt masih
membesar.. Sedangkan di pada putaran menengah, diameter V-belt kedua
pulley berada pada posisi balance ( sama besar ).
Pergerakan ini terjadi akibat gaya sentrifugal pada berat roller yang terdapat
pada pulley primer... Saat pulley primer berputar semakin tinggi maka akan
terjadi gaya sentrifugal yang membuat roller terlepar dan mendorong sliding
sheave ke arah fixed sheave.... Sehingga akan terjadi tekanan pada sliding
sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar atau membesar
dan menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam atau
mengecil. Pada sitem penggerak CVT ini komponen yang perlu di perhatikaan
adalah roller... Berat roller sangat berpengaruh pada pergerakan vbelt... Jika
roller sudah aus atau peyang maka akan timbul suara kasar, saat berakselerasi
timbul suara seperti mendengung.
4. Autotransmisi Mobil
N (Netral),kalau ini pasti sudah pada tahu kan. Ya,pada posisi N mobil dalam
keadaan bebas artinya tidak terjadi aktifitas pada transmisi mobil matic,sama
seperti mobil manual juga. Nah,pada posisi ini juga mobil matic baru bisa
distarter agar mobil tidak langsung melaju.
D (Drive), tuas pada posisi D ini digunakan pada saat mobil melaju. Sama
seperti sepeda motor percepatan pada posisi D sudah diatur secara otomatis
menyesuaikan kecepatan putaran mesin. Pada tanda ini juga sebagai ciri kalau
mobil matic yang kita gunakan hanya memiliki 4 percepatan saja.
Angka 2 (Gear 2), angka 2 yang terdapat pada tuas mobil matic memiliki arti
kalau transmisi matic berada pada gigi 2. Biasanya digunakan saat mobil
melaju pada tanjakan atau jalan yang menurun tapi masih dalam kategori
sedang. Atau bisa juga disebut jalanan agak menanjak atau agak menurun.
L (Low), huruf L memiliki arti low,dimana posisi transmisi ini berada pada
percepatan terendah yaitu gigi 1. Pada posisi ini biasanya digunakan saat mobil
melaju pada medan atau jalanan yang sangat curam. Seperti tanjakan yang
menanjak sangat tinggi dan jalan yang menurun sangat curam.