BAB I
PENDAHULUAN
tubula dan jaringan interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri
enterit (paling umum adalah Escherichia Coli) yang telah menyebar dari
kandung kemih ke ureter dan ginjal akibat refluks vesikouretral. Penyebab lain
pielonefritis mencakup obstruksi urine atau infeksi, trauma, infeksi yang berasal
Karena bentuk uretranya yang lebih pendek dan letaknya berdekatan dengan
1% sampai 4% gadis pelajar. 5%-10% pada perempuan usia subur, dan sekitar
10% perempuan yang usianya telah melebihi 60 tahun. Pada hampir 90% kasus,
laki-laki adalah 2 : 1.
Pielonefritis.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas dua ginjal yang fungsinya
membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan
dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar
kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih. Setiap hari ginjal
menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron, yaitu
suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal pun
4
sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah
pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan
abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi
kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus
renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf dan ureter. Panjang ureter sekitar 25 cm yang
peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar dan dalam dan menembus dinding
posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara masuk ke dalam kandung kemih
ini penting karena bila kandung kemih sedang terisi kemih akan menekan dan
amoniak
Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini
terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih ini
mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan atas kandung kemih.
Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung kemih dengan organ-
5
organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria, atau kantong vesiko-
uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat kavum douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem
bertindak hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra
internal dari kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke
dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter
internal adalah involunter dan external dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi
2.2 Definisi
Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah suatu keadaan
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di
sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli, resiko dan beratnya meningkat
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya,
Suwanto, 2001)
pada pria karna dekatanya muara uretra dan vagina dengan daerah anal. Organisme
6
gram negative dapat sampai ke saluran kemih selama bersetubuh, trauma uretra, atau
pria secret prostat memiliki sifat antibacterial. Akibat paling bahaya dari sistitis
adalah pielonefritis, dengan naiknya kuman kuman dari kandung kemih ke pelvis
sering berkemih, merasa ingin berkemih terus, sakit di atas suprapubis. Setiap pasien
disebabkan oleh Organisme gram negative yang di dapat selama bersetubuh, trauma
Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula dan
jaringan interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri enterit (paling
umum adalah Escherichia Coli) yang telah menyebar dari kandung kemih ke ureter
obstruksi urine atau infeksi, trauma, infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal
tubulus, dan jaringan intestinal dari salah satu atau kedua ginjal. (Brunner dan
Suddarth, 2002)
7
Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara
akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama satu sampai
dua minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat
2.3 Etiologi
Penyebab dari pielonefritis adalah berbagai macam bakteri. Uropatogen
adalah agen bakteri yang meliputi Escherichia coli, klebsilla, proteus, dan
staphylococcus aureus. Infeksi saluran kemih terutama pada kondisi statis kemih
akibat batu saluran kemih, refluks vesikoureter dan penurunan imunitas pada proses
penuaan, serta peningkatan kadar glukosa dalam urine pada pasien diabetes melitus
2.4 Epidemiologi
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari
semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan
tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka
populasi umur, kurang lebih 5 – 15 %. Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai
insiden infeksi saluran kemih yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal Tingkat
infeksi untuk wanita dikalangan usia sekolah kira-kira 1% dan 4% pada usia masa
subur ISK lebih sering terjadi pada wanita, salah satu penyebabnya karena
8
kedekatan jarak anus dengan meatus uretra dan uretra wanita lebih pendek sehingga
bakteri kontaminan lebih mudah masuk ke kandung kemih. (Potter & Perry,
2005,1687)
Faktor lain adalah kecenderungan wanita menahan miksi, serta iritasi kulit
lubang uretra pada waktu berhubungan kelamin. Uterus pada wanita juga dapat
2.5 Klasifikasi
Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas
organ organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih atau
urin keluar tubuh. berbagai penyakit dapat menyerang komponen komponen ginjal,
antar lain yaitu infeksi ginjal. Pielonefritis dibagi dua macam yaitu :
1. Pyelonefritis akut
Pyelonephritis akut merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering ditemui.
Gangguan ini tidak dapat dilepaskan dari infeksi saluran kemih. Pielonefritis akut
biasanya sin gkat dan sering terjadi infeksi berulang karena terapi tidak sempurna
atau infeksi baru, 20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu
setelah terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah
ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas
pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan
kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi. Infeksi ginjal lebih sering terjadi pada
wanita, hal ini karena saluran kemih bagian bawahnya (uretra) lebih pendek
9
dan anus, sehingga lebih cepat mencapai kandung kemih dan menyebar ke ginjal.
Insiden penyakit ini juga akan bertambah pada wanita hamil dan pada usia di atas
ginjal lainnya lebih mudah terkena infeksi ginjal dan saluran kemih.
2. Pielonefritis kronis
Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena
faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin. Pyelonefritis kronis
dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulang
kali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal failure (gagal
ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi
dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi
ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang
biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidro nefrosis akibat obstruksi ureter
2.6 Patofisiologi
Invasi bakteri pada parenkim ginjal memberikan manisfestasi peradangan
dalam bentuk pielonefritis. Infeksi dipengaruhi oleh faktor invasi bakteri dan faktor
imunologis host. Faktor bakteri seperti Escherichia coli yang bersifat uropatogenik
menempel pada sel epitel, dan mampu bertahan dari pembersihan aliran urine. Invasi
bakteri ini melekat pada epitel dan memicu respon peradangan aliran urine. Invasi
bakteri ini melakukan proses fagositosis dalam urine secara maksimal pada pH 6,5-
10
7,5 dan osmolalitas dari 485 mOsm. Apabila nilai-nilai ini menyimpang akan
aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh
yang masuk melalui saluran kemih bagian bawah (uretra), merambat ke kandung
kemih, lalu ke ureter (saluran kemih bagian atas yang menghubungkan kandung
kemih dan ginjal) dan tibalah ke ginjal,yang kemudian menyebar dan dapat
membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga
dapat disebarkan melalui alat-alat seperti kateter dan bedah urologis. Bakteri lebih
mudah menyerang ginjal bilater dapat hambatan atau obstruksi saluran kemih yang
mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu atau tumor. Bakteri akan lebih
mudah berkembang biak pada pasien dengan Diabetes, karena urine pada pasien
lazim. Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal
juga akan berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkan fibrosis dan scarring.
Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang dari pielonefritis akut. Ginjal
nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal ginjal. Respon perubahan patologis
pada saluran kemih bagian atas akan memberikan berbagai masalah keperawatan
disertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada beberapa
kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih
dan frekuensi berkemih yang meningkat. Dapat terjadi kolik renalis, dimana penderita
merasakan nyeri hebat yang desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi
karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi
pembesaran pada salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot
perut berkontraksi kuat. Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan
dan lebih sulit untuk dikenali. Tanda gejala sesuai dengan klasifikasi meliputi :
1. Pyelonefritis akut ditandai dengan :
a. Pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal
b. Pada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil,nausea,
c. Nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahanfisik.
d. Pada perkusi di daerah CVA ditandai adanya tenderness.
e. Klien biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.
f. Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan
bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.
2. Pielonefritis kronis Pielonefritis kronis Terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang,
ginjal.
f. Ketidak normalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
g. Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada
jaringan.
14
h. Hipertensi
hematuria. Pada pielonefritis akut yang mengenai kedua sisi ginjal akan
dari bayangan otot psoas dan mungkin terdapat bayangan radio-opak dan batu
saluran kemih. Pada PIV terdapat bayangan ginjal membesar dan terdapat
rontgen bisa membantu menemukan adanya batu ginjal, kelainan struktural atau
abnormalitas struktur.
15
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh
terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemah seperti penderita diabetes
atau adanya sumbatan atau hambatan aliran urin misalnya oleh batu, tumor dan
sebagainya.
2007:
a. Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti
secara progresif.
tahun 2007:
a. Mengkaji riwayat medis, obat-obatan, dan alergi.
b. Monitor Vital Sign.
c. Melakukan pemeriksaan fisik.
d. Mengobservasi dan mendokumentasi karakteristik urine klien.
e. Mengumpulkan spesimen urin segar untuk urinalisis.
f. Memantau input dan output cairan.
g. Mengevaluasi hasil tes laboratorium (BUN, creatinin, serum electrolytes).
16
dan memakan banyak biaya yang dapat membuat pasien berkecil hati.
2.11 Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Patologi Umum
1. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada
area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila ginjal, terutama
2. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat
sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dansistem kaliks
progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi, dan
pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea,
BAB 3
3.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insiden ter infeksi pielonefritis.
beberapa hari sebelum klien meminta pertolongan pada tim kesehatan. Pada
Penting untuk dikaji meliputi riwayat pemkaian obat obatan masa lalu dan
turunan.
3. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Bila tidak melibatkan infeksi sistemik, pola napas dan jalan napas dalam kondisi
anemis, sklera tidak ikterik, mukosa mulut tidak mengalami peradangan. Status
Intervensi Rasional
1. 1. Pantau intensitas, lokasi, dan faktor Untuk mengetahui skala nyeri yang
nyeri.
20
Intervensi Rasional
1. Mengobservasi suhu tubuh klien. Untuk mengetahui seberapa tinggi suhu
tubuh klien.
2. Pantau suhu lingkungan. Suhu rungan dan jumlah elimut harus diubah
normal.
3. Berikan kompres hangat pada daerah Untuk membantu mnurunkan suhu
sekitar axila, dan hindari penggunaan tubuh,selain itu alkohol dapa mngeringkan
alkohol. kulit.
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam Digunakan untuk mengurangi demam
Intervensi Rasional
1. Ukur dan catat urine setiap kali Untuk mengetahui adanya perubahan
segera berkemih.
3. Palpasi kandung kemih. Untuk mengetahui adanya distensi
kandung kemih.
4. Kolaborasi dengan tim medis dalm Untuk membantu menpercepat proses
Intervensi Rasional
1. Ukur dan catat urine setiap kali Untuk mengetahui adanya perubahan
ataupun output.
22
BAB 4
ANALISA KASUS
4.1 Kasus
Seorang remaja Nn.S berumur 18 tahun sudah 1 hari berada diruang penyakit
dalam RS. Mawar. Nn.S dibawa keluarganya ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
dirasakan sekitar 2 minggu yang lalu. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data
Nn. S mengalami disuria. Disuria juga sudah dialami sejak 1 minggu yang lalu. Hasil
pemeriksaan urin didapatkan protein +2, Nn. S sering meminta minum karena merasa
haus baik siang maupun malam. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD : 160/100
mmHg, suhu 38,5 0C, Hr 105 x/menit. Lakukan asuhan keperawatan pada Nn.S
tersebut.
23
4.2 Pengkajian
4.2.1 Identitas klien
Nama : Nn. S
Umur : 18 tahun
Bangsa / suku : Indonesia
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan :-
Diagnosa Medis : Pielonefritis
sekitar 2 minggu yang lalu. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data Ny.
S mengalami disuria. Disuria juga sudah dialami sejak 1 minggu yang lalu.
lain), klien merasakan nyeri sudah sejak 2 minggu yang lalu dan mengalami
TD : 160/100mmhg
Suhu : 38,5 oC
Nadi : 105 x/menit
Kesadaran : compos metis
Pemeriksaan laboratorium : urin protein +2.
2. Pemeriksaan Fisik
2) Batuk : tidak
3) Sekret : tidak
5) Jenis : Normal
bebas.
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
DS :
nyeri perut
26
meningkat
TD = 160/100 mmHg
S = 38,5 ⁰C
RR = 105 x/menit peningkatan suhu tubuh
Kulit hangat
disuria
DS : Disuria
S : 38,5
1. Nyeri akut berhubungan dengan respon inflamasi akibat infeksi pada pieleum
dan parenkim
1. Diagnosa : Nyeri akut b/d respon inflamasi akibat infeksi pada pieleum
dan parenkim
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Pantau intensitas nyeri dan skala Untuk mengetahui seberapa berat rasa
keperawatan :
a. Atur posisi fisiologis
Posisi fisiologis akan meningkatkan
inflamasi.
Istirahat akan menurunkan kebutuhan
c. Manajemen lingkungan, berikan
O2 jaringan perifer sehingga akan
lingkungan yang nyaman dan
meningkatkan suplai darah ke jaringan.
kondusif, batasi pengunjung Lingkungan tenang akan menurunkan
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
2. Monitor intake dan output setiap 8 Untuk mengetahui input output cairan
tubuh klien.
saluran kemih
Kriteria hasil :
a. tidak ada keluhan iritasi dalam melakukan miksi, seperti disuria dan urgensi
b. mampu melakukan miksi setiap 3-4 jam
30
c. produksi urine 50 cc/jam, urine tidak keruh atau urine yang keluar berwarna
kuning jernih.
Intervensi Rasional
memperbaiki diri
4. Anjurkan klien untuk minum Membantu mempertahankan fungsi
sensitivitas
berlebih.
31
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
baik dan rasa haus yang berlebih memperkuat tanda tanda dehidrasi
kebutuhan pasien.
BAB 5
32
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula dan
jaringan interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri enterit (paling
umum adalah Escherichia Coli) yang telah menyebar dari kandung kemih ke ureter
dan ginjal akibat refluks vesikouretral. Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang
agen bakteri yang meliputi Escherichia coli, klebsilla, proteus, dan staphylococcus
aureus. Infeksi saluran kemih terutama pada kondisi statis kemih akibat batu saluran
kemih, refluks vesikoureter dan penurunan imunitas pada proses penuaan. Dari kasus
Gejala pada klien dengan pielonefritis akut biasanya timbul secara tiba-tiba
berupa demam, menggigil, nyeri di punggung bagian bawah, mual, muntah, dysuria,
frequency, urgency dan pada pemeriksaan fisik didapatkan urine keruh atau hematuri
serta bau yang tajam. Sedangkan pielonefritis kronik terjadi akibat infeksi yang
timbul akibat pielonefritis kronik yaitu, sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB
menurun, adanya poliuria, haus yang berlebihan, Ketidak normalan kalik dan adanya
5.2 Saran 37
33
optimal.
34
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S,C& Bare B.G. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Perry, Potter
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam:
39