Anda di halaman 1dari 10

 

 
 
 
EVALUASI KERUGIAN DAYA
 
PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH
 
DI GARDU DISTRIBUSI DBSA UPJ BANDUNG SELATAN
 
  EVALUATION OF ENERGY LOSSES IN LOW VOLTAGE LINE DISTRIBUTION
  AT DBSA SUB STATION DISTRIBUTION
  UPJ BANDUNG SELATAN
 
 
  Asikin S.Y
Jurusan Teknik Elektro
  Politeknik Negeri Bandung
  E_mail : asikinsy@gmail.com
 
 
  ABSTRAK
  Sistem Distribusi Jaringan Tegangan Rendah merupakan saluran terdekat dengan konsumen
  tenaga listrik. Setiap konsumen pemakaian daya listriknya tercatat di kWh meter masing-masing,
  begitu juga untuk gardu distribusi besarnya pemakaian daya akan terlihat pada kWh meter di
  gardu distribusi. Ketika terjadi kondisi dimana jumlah pemakaian daya di konsumen tidak sama
  dengan daya yang disalurkan oleh gardu distribusi, maka dalam hal ini timbul kerugian baik yang
bersifat teknis maupun non teknis. Kerugian daya energi listrik di jaringan distribusi tegangan
  rendah diGardu Distribusi DBSA UPJ Bandung Selatan dilihat dari segi teknisnya saja, kemudian
  memberikan solusi dari permasalahan yang ada. Metode yang digunakan adalah perhitungan
  drop tegangan, rugi-rugi daya dan energi listrik pada penghantar selama 1 jam Rugi-rugi yang
  diakibatkan oleh penghantar selama selang waktu 1 jam adalah sebesar 1801 watt. Sedangkan
  untuk 1 bulan berdasarkan data beban puncak adalah 2957.25 kWh (susut teknis) dan 1446.75
kWh (susut non teknis). Untuk memperkecil kerugian daya tersebut diperlukan solusi agar
  penekanan kerugian energi listrik lebih kecil salah satunya dengan mengganti ukuran
  penampang penghantar menjadi 3x70 mm2 +50 mm2.
 
Kata Kunci : Drop tegangan, rugi daya, rugi energi, penghantar

PENDAHULUAN

POLBAN
Gardu Distribusi merupakan tempat atau
bangunan dimana dilakukan transformasi
tegangan menengah 20 kV ke tegangan
rendah 220/380 Volt. Gardu distribusi ini
terukur di kWh meter distribusi induk. Hal ini
perlu ditelusuri untuk meminimalisir kerugian
yang ada baik itu di sisi teknis ataupun non
teknis.

adalah sebagai pusat penyalur pada sistem Meninjau uraian permasalahan seperti yang
distribusi tegangan rendah kemudian energi dijelaskan diatas, maka dalam hal ini akan
listrik disebarkan pada konsumen. Dalam dilakukan evaluasi kerugian daya pada
mendistribusikan energi listrik tidak selalu jaringan distribusi tegangan rendah di gardu
sempurna, ada kalanya proses penyaluran distribusi DBSA UPJ Bandung Selatan
tenaga listrik tidak tersalurkan secara dilihat dari segi teknisnya saja, kemudian
maksimal. Hal ini disebabkan oleh adanya memberikan solusi untuk perbaikan jaringan
kerugian-kerugian baik teknis maupun non distribusi tegangan rendahnya.
teknis.Dalam hal ini, bisa menimbulkan
kerugian yang sangat besar bagi pihak PLN Fungsi dari sistem distribusi ialah
sebagai perusahaan yang mengelola bisnis menyalurkan dan mendistribusikan energi
tenaga listrik karena ketika daya yang listrik dari pusat sumber ( gardu induk ) ke
terukur kWh pelanggan dalam satu gardu pusat-pusat/kelompok beban (gardu
lebih kecil dibandingkan dengan daya yang
 
 
  distribusi) dan konsumen dengan mutu Jatuh Tegangan (Voltage Drop)
  yang memadai. Jaringan tegangan rendah yang terlalu
  panjang dapat menimbulkan drop tegangan
  Sistem Distribusi Tegangan Rendah di sisi pelanggan, khususnya pelanggan
  merupakan rangkaian terakhir pada sistem paling ujung akan menerima tegangan yang
distribusi tenaga listrik dimana pada jaringan tidak sama dengan tegangan yang
  tegangan rendah ini adalah jaringan dibangkitkan disisi sekunder trafo, dalam hal
  terdekat dengan pelanggan atau konsumen. ini sumber dari gardu distribusi itu sendiri.
  Berdasarkan PUIL 2000 pasal 4.2.3.1
  Tegangan nominal suatu sistem adalah nilai menyatakan bahwa susut tegangan antara
  tegangan yang disandang oleh suatu sistem terminal konsumen dan sembarang titik dari
atau pelengkapan dan kepadanya instalasi tidak boleh melebihi 5 % dari
  karakteristik kerja tertentu dari sistem dan tegangan pengenal pada terminal konsumen
  perlengkapan itu dirujuk. bila semua penghantar dari instalasi dialiri
  Tegangan nominal suatu sistem untuk arus maksimum.
  sistem 3 fasa, 4 kawat atau 3 kawat menurut
  SPLN 1:1995 adalah adalah 230/400 volt, Vd= Vs-Vr
400/690 volt, dan 1000 volt. Keterangan :
  Variasi tegangan pelayanan ditetapkan Vd = Jatuh Tegangan (Volt)
  maksimum +5 % minimum -10 % terhadap Vs = Tegangan pengirim dari sumber (Volt)
  tegangan nominal Vr = Tegangan penerima di sisi beban (Volt)
 
  Tegangan nominal Variasi tegangan Drop tegangan dapat terjadi pada saat
(V) Pelayanan (%) beban puncak. Besarnya adalah :
 
230/400 ) V  I .l.Z
  400/690 ) +5%,-10% Keterangan : V = Drop tegangan (Volt)
  1000 ) I = Arus (A)
  l = Panjang jaringan (km)
  Sumber : SPLN 1:1995 Z =Impedansi jaringan
  (  / km )
Beban Pada Jaringan Distribusi
  Secara umum ditinjau dari macam-macam
Untuk Jaringan Tegangan Rendah nilai
  reaktansi kecil sehingga diabaikan. Dalam
beban maka beban listrik diklasifikasikan
hal ini untuk kabel Twisted Insulated Cable
  menjadi tiga jenis beban, yaitu beban
(TIC) yang berpengaruh adalah nilai
domestik, beban komersial, dan beban
resistansi penghantarnya dengan mengacu
industri.
pada SPLN 42-10:1993.
METODE

POLBAN
Susut Energi Listrik
Susut energi adalah besarnya selisih antara
energi yang disalurkan dengan energi yang
dipakai selama kurun waktu tertentu yang
Rugi-rugi pada penghantar
Rugi-rugi pada penghantar tidak dapat
dihilangkan karena setiap penghantar
mempunyai nilai tahanan jenis yang
menyebabkan adanya daya terserap pada
diakibatkan oleh permasalahan teknis dan
penghantar.
non teknis dalam KWh (Kilo Watt hour).
Penyebab tersebut kemudian dibagi menjadi
Besarnya rugi-rugi penghantar tersebut
2 yaitu penyebab teknis dan penyebab non
ditentukan dengan rumus:
teknis.
Pc = I2 x R x l
NS  NI Kerugian energi dihitung setiap jam, maka
Losses = x100%
NS besarnya adalah
Keterangan: NS = Energi listrik yang Pc = I2 x R x LxH ( Watt hours)
disalurkan Keterangan :
NI = Energi listrik yang Pc = Rugi-rugi pada penghantar (watt)
terpakai PcH = Rugi energi listrik (kWh)
I = Arus yang mengalir pada penghantar
R = Tahanan murni pada penghantar
 
 
  (SPLN 42-10 :1993) Perhitungan Kerugian Daya, Energi
  l = Panjang penghantar (km) Listrik Dan Drop Tegangan
  H = Waktu / Jumlah jam.
  Fasa R
  Perhitungan kerugian daya pada penghantar
saluran udara tegangan rendah dalam hal
  PERHITUNGAN DAN ANALISA ini dengan cara menghitung kerugian di
  setiap percabangan saluran udara tegangan
  Dalam hal ini akan dibahas mengenai rendah untuk fasa R di gardu DBSA dengan
  perhitungan dan analisa dalam menentukan melihat besarnya arus pembebanan
  besarnya drop tegangan dan kerugian kemudian dapat dihitung jumlah total
energi listrik pada saluran udara tegangan keseluruhan kerugian daya dan energi listrik
  rendah gardu DBSA dengan mengacu pada selama 1 jam, sedangkan untuk perhitungan
  data hasil pengukuran di lapangan. kerugian energi listrik selama 1 bulan
  Perhitungan drop tegangan dan kerugian digunakan data pengukuran pembebanan
  daya pada penghantar saluran udara pada saat beban puncak. Berikut ini adalah
  tegangan rendah dalam hal ini dengan cara penyederhanaan Sistem Informasi
menghitung kerugian di setiap percabangan Geografis yang ada di lapangan dan data
  saluran udara tegangan rendah di gardu pembebanannya.
  DBSA dengan melihat besarnya arus
  pembebanan kemudian dapat dihitung
  jumlah total keseluruhan kerugian daya
  selama 1 jam dan untuk menghitung
kerugian energi listrik selama 1 bulan
  dilakukan pendekatan mengacu pada
  pengukuran pembebanan pada saat beban
  puncak dengan memperhatikan factor
  beban.
 
Single Line Diagram Gardu Distribusi
  DBSA
 
 
 

POLBAN
Gambar 2. Profil pembebanan fasa R
saluran udara tegangan rendah DBSA

Gambar 1 Diagram Satu Garis Gardu DBSA Berdasarkan data diatas maka perhitungan
kerugian daya dan energi listrik untuk fasa R
(sumber:manual book SOP gardu portal) adalah sebagai berikut:
 
 
  1. Rugi Daya dan Energi Listrik pada titik pengukuran pada saat beban puncak di
  AB gardu DBSA dan faktor beban adalah 0.5.
  a. Pc = I (AB)2 x R (SUTR) x L (AB) Kerugian energi listrik selama 1 bulan untuk
  = 532 x 0.868 x 0.057 fasa R adalah:
  = 139 watt PcH (Fasa R) = Ir2 x R (SUTR) x L x H
b. PcH = I (AB)2 xR (SUTR) x L (AB) xH = (Faktor BebanxIr)2 x R x L x H
  = 532 x 0.868 x 0.057x 1 = ((0.5x85)2 x 0.868x1.756 x
  =139 watt hour 720)/1000
  = 0.139 kwh. = 1982.2 kwh.
  Besarnya kerugian daya pada titik AB
  adalah 139 watt. Perhitungan Kerugian Daya, Energi
Besarnya kerugian energi listrik selama 1 Listrik Dan Drop Tegangan
  jam di titik AB adalah 0.1390 kwh. Fasa S
  Perhitungan drop tegangan pada Perhitungan kerugian daya pada penghantar
  penghantar SUTR fasa R menggunakan saluran udara tegangan rendah dalam hal
  rumus berikut: ini dengan cara menghitung kerugian di
  V = I.L.Z, dimana nilai Z untuk penghantar setiap percabangan saluran udara tegangan
TIC 3x35 + N mengacu pada SPLN 42-10 rendah untuk fasa S di gardu DBSA dengan
  melihat besarnya arus pembebanan
:1993.
  kemudian dapat dihitung jumlah total
  2. Drop Tegangan Pada Titik AB keseluruhan kerugian daya dan energi listrik
  VAB = I (AB) xL (AB) x Z (TIC 3x35 + 25 selama 1 jam, sedangkan untuk perhitungan
2
  mm ) kerugian energi listrik selama 1 bulan
= 53 x 0.057 x 0.868 digunakan data pengukuran pembebanan
  = 2.622 Volt pada saat beban puncak.
  Dengan perhitungan yang sama, kerugian
  daya, energi listrik dan drop tegangan untuk
  fasa R dapat dilihat pada tabel berikut ini:
  Tabel .1. Nilai Kerugian Daya, Energi Listrik,
dan Drop Tegangan Fasa R
  No. Titik Rugi Rugi Drop
  Daya Energi Tegangan
  (Watt) (kWh) (V)
  1. AB 139 0.139 2.62
2. BC 73 0.073 4.03
3. BD 178.6 0.178 5.1

POLBAN
4. DE 1 0.001 0.2
5. DF 776 0.776 2.56
6. FG 2 0.0002 0.09
7. FH 282.4 0.2824 10.08
8. HI 15.5 0.0155 1.29
9. HJ 19.6 0.0196 1.22
10. JK 1.73 0.00173 0.31
11. JO 0.6 0.0006 0.21
12. JL 9.8 0.0098 1.3
13. LM 1 0.001 0.2
14. LN 0 0 0
Total 800 0.8 29.3
selama 1
Jam

Untuk perhitungan kerugian energi listrik


fasa R selama 1 bulan, dalam hal ini
dilakukan pendekatan dengan melihat data
 
 
  Gambar .3. Profil pembebanan fasa S 12. JL 2.8 0.0028 0.69
  saluran udara tegangan rendah DBSA 13. LM 0 0 0
  14. LN 0.4 0.0004 0.13
  Berdasarkan data diatas maka dapat Total 375 0.375 19.99
  perhitungan kerugian energi listrik untuk Selama 1
fasa S adalah sebagai berikut: Jam
  1. Rugi Daya dan Energi Listrik pada titik
  AB Untuk perhitungan kerugian energi listrik
  a. Pc = I (AB)2 x R (SUTR) x L (AB) fasa S selama 1 bulan, dalam hal ini
  = 352 x 0.868 x 0.057 dilakukan pendekatan dengan melihat data
  = 60.60 watt pengukuran pada saat beban puncak di
b. PcH = I (AB)2 x R(SUTR) xL (AB) x H gardu DBSA dan faktor beban adalah 0.5.
  = 352 x 0.868 x 0.057x 1 Kerugian energi listrik selama 1 bulan untuk
  =60.60 wh fasa S adalah:
  = 0.06 kwh
  PcH (Fasa S) = Is2 x R (SUTR) x L x H
  Besarnya kerugian daya pada titik AB = (Faktor BebanxIs)2 x R x L x H
adalah 60.60 watt. = ((0.5x41)2 x 0.868 x1.756 x
  Besarnya kerugian energi listrik selama 1 720)/1000
  jam di titik AB adalah 0.06 kwh. = 461.19 kwh.
 
  Perhitungan drop tegangan pada Perhitungan Kerugian Daya, Energi
  penghantar SUTR fasa S menggunakan Listrik Dan Drop Tegangan
rumus berikut: Fasa T
 
Perhitungan kerugian daya pada penghantar
  V = I.L.Z, dimana nilai Z untuk penghantar saluran udara tegangan rendah dalam hal
  TIC 3x 35 mm2 + N ini dengan cara menghitung kerugian di
  mengacu pada SPLN 42-10 :1993. setiap percabangan saluran udara tegangan
  rendah untuk fasa T di gardu DBSA dengan
2. Drop Tegangan Pada Titik AB melihat besarnya arus pembebanan
 
VAB = I (AB) x L (AB) xZ (TIC 3x35 + 25 kemudian dapat dihitung jumlah total
  2
mm ) keseluruhan kerugian daya dan energi listrik
  = 35 x 0.057 x 0.868 selama 1 jam, sedangkan untuk perhitungan
  = 1.73 Volt kerugian energi listrik selama 1 bulan
digunakan data pengukuran pembebanan
Dengan perhitungan yang sama, kerugian pada saat beban puncak.
daya, energi listrik dan drop tegangan untuk

POLBAN
fasa S dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel .2. Nilai Kerugian Daya, Energi Listrik,


dan Drop Tegangan Fasa S
No. Titik Rugi Rugi Drop
Daya Energi Tegangan
(Watt) (kWh) (V)
1. AB 6 0.06 1.73
2. BC 44 0.044 3.18
3. BD 64 0.064 3.06
4. DE 0 0 0
5. DF 37.5 0.0375 1.78
6. FG 0.04 0.00004 0.04
7. FH 144.1 0.1441 7.2
8 HI 13 0.013 1.18
9. HJ 6.2 0.0062 0.68
10. JK 0 0 0
11. JO 1.1 0.0011 0.28
 
 
  2. Drop Tegangan Pada Titik AB
  VAB = I (AB) x L (AB) xZ (TIC 3x35 + 25
  2
mm )
  = 28 x 0.057 x 0.868
= 1.39 Volt
 
Dengan perhitungan yang sama, kerugian
  daya, energi listrik dan drop tegangan untuk
  fasa T dapat dilihat pada tabel berikut ini:
  Tabel .3. Nilai Kerugian Daya, Energi Listrik,
  dan Drop Tegangan Fasa T
  No. Titik Rugi Rugi Drop
Daya Energi Tegangan
  (watt) (kWh) (V)
  1. AB 38 0.038 1.39
  2. BC 8.2 0.0082 1.36
  3. BD 70.6 0.0706 3.21
  4. DE 0 0 0
  DF 41.17 0.041 1.87
5. FG 0.2 0.0002 0.09
 
6. FH 14 0.14 7.13
  7. HI 15 0.015 1.29
  8. HJ 4.6 0.0046 0.6
  9. JK 0.9 0.0009 0.23
  10. JO 0 0 0
  11. JL 0.7 0.0007 0.35
12. LM 0 0 0
 
13. LN 0.1 0.0001 0.08
  Total 320 0.32 17.60
  Selama 1
  Gambar .4. Profil pembebanan fasa T Jam
  saluran udara tegangan rendah DBSA
  Untuk perhitungan kerugian energi listrik
Berdasarkan data diatas maka dapat fasa T selama 1 bulan, dalam hal ini
  perhitungan kerugian energi listrik untuk dilakukan pendekatan dengan melihat data
fasa T adalah sebagai berikut: pengukuran pada saat beban puncak di
1. Rugi Daya dan Energi Listrik pada titik gardu DBSA dan faktor beban adalah 0.5.

POLBAN
AB Kerugian energi listrik selama 1 bulan untuk
a. Pc = I (AB)2 xR (SUTR) x L (AB) fasa T adalah:
= 282 x 0.868 x 0.057 PcH (Fasa T) = It2 x R (SUTR) x L x H
= 38.78 watt = (Faktor BebanxIt)2 x L x H
b. PcH = I (AB)2 xR (SUTR) x L (AB) x H = ((0.5x33)2 x 0.868x1.756 x
= 282 x 0.868 x 0.057x 1 720)/1000
= 38.78 wh = 298.77 kwh.
= 0.0388 kwh
Besarnya kerugian daya pada titik AB Analisa Kerugian Daya, Energi Listrik
adalah 38.78 watt. dan Drop Tegangan
Besarnya kerugian energi listrik selama 1 Fasa R
jam di titik AB adalah 0.0388 kwh. Jadi besarnya kerugian energi listrik pada
penghantar fasa R selama 1 jam pada saat
Perhitungan drop tegangan pada dilakukan pengukuran adalah sebesar 800
penghantar SUTR fasa T menggunakan watt per jam atau 0.8 kwh. Pengukuran yang
rumus berikut: dilakukan sudah mencakup seluruh
V = I.L.Z, dimana nilai Z untuk penghantar pelanggan tiap percabangan yang
TIC 3x35 + 25 mm2 mengacu pada SPLN tersambung pada setiap fasanya. Dalam hal
42-10 :1993. ini perbedaan waktu pemakaian tenaga
 
 
  listrik oleh pelanggan. Maka penggunaan Fasa S
  arus pembebanan untuk perhitungan adalah
  pada saat pengukuran dilakukan di Besarnya kerugian energi listrik pada
  lapangan. Dalam hal ini pengukuran yang penghantar fasa S selama 1 jam pada saat
  dapat dilakukan dalam proyek akhir ini dilakukan pengukuran adalah sebesar 375
adalah pada jam di luar waktu beban watt atau 0.375 kwh.
  puncak. Untuk menghitung besarnya kerugian energi
  Untuk menghitung besarnya kerugian energi listrik selama 1 bulan untuk fasa S dilakukan
  listrik selama 1 bulan untuk fasa R dilakukan dengan menggunakan pendekatan pada
  dengan menggunakan pendekatan pada saat pembebanan beban puncak dan faktor
  saat pembebanan beban puncak dan faktor beban pada gardu distribusi adalah 0.5
beban pada gardu distribusi adalah 0.5 didapatkan nilai kerugian energi listrik
  didapatkan nilai kerugian energi listrik selama 1 bulan sebesar 461.19 kwh.
  selama 1 bulan sebesar 1982.2 kwh. Sedangkan drop tegangan setelah dihitung
  besarnya adalah 19.99 volt. Tegangan pada
  Drop tegangan per fasa dihitung pada tiap pelaggan ujung jaringan sebesar 220-19.99
  titik percabangan. Besarnya drop tegangan = 200.01 Volt.
total pada selang waktu pengukuran Berdasarkan SPLN 1-1995: Standar
  tersebut adalah 29.3 Volt. Maka Besar besarnya tegangan pelayanan adalah +5 %
  tegangan pada pelanggan ujung adalah dan -10 % dari tegangan nominal. Dilihat
  220-29.3 = 190.6 volt. dari hasil perhitungan drop tegangan untuk
  fasa S nilai tegangannya belum memenuhi
  Berdasarkan SPLN 1-1995: Standar nilai standar batas tegangan pelayanan
besarnya tegangan pelayanan adalah +5 % yang disyaratkan PLN. Namun ketika
  dan -10 % dari tegangan nominal. Dilihat pembebanan bertambah drop tegangan bisa
  dari hasil perhitungan drop tegangan untuk jadi akan lebih besar dan nilai tegangan
  fasa R nilai tegangannya belum memenuhi 200.01 volt ini akan turun. Ada kemungkinan
  nilai standar batas tegangan pelayanan di bawah 200 Volt. Hal ini dipengaruhi oleh
  yang disyaratkan PLN. Sehingga ini adalah besarnya penghantar jaringan tegangan
tegangan yang kurang baik yang sampai ke rendah dimana menggunakan TIC ukuran
  pelanggan. Jika beban terus naik maka 35 mm2, dengan penghantar ini nilai
  dapat dilihat bahwa drop tegangan akan resistansi nya besar sehingga drop
  semakin besar dan tegangan ujung akan tegangan ataupun rugi daya menjadi lebih
  semakin kecil. besar. Untuk perbaikannya perlu adanya
penggantian ukuran penghantar ke ukuran
Berikut ini perbandingan nilai hasil penghantar yang lebih besar, karena
perhitungan dengan hasil pengukuran di penghantar yang lebih besar memiliki nilai

ujung jaringan.
POLBAN
lapangan dengan pelanggan pada tiang

Tabel 4. Tabel Perbandingan drop tegangan


fasa R dengan tegangan pelanggan
resistansi yang lebih kecil.
Berikut ini perbandingan nilai hasil
perhitungan dengan hasil pengukuran di
lapangan dengan pelanggan pada tiang
ujung jaringan.
di tiang ujung.
Tabel 5. Tabel Perbandingan drop
N Tiang Tegan Tegang tegangan fasa S dengan tegangan
o. Pelang gan an Hasil Pelanggan ditiang ujung
gan Hasil Perhitun N Tiang Tegan Tegang
Fasa R Ukur gan (V) o. Pelang gan an Hasil
(V) gan Hasil Perhitun
1. DBSA 204 190.6 Fasa 2 Ukur gan (V)
312R09 (V)
L05 1. DBSA 207 200.01
312R09
L05
 
 
 
Fasa T Perhitungan dan Analisa Kerugian Daya
  Besarnya kerugian energi listrik pada dan Energi Listrik Pada Penghantar
  penghantar fasa T selama 1 jam pada saat Netral
  dilakukan pengukuran adalah sebesar 320 Akibat pengaruh ketidakseimbangan beban
  watt per jam atau 0.32 kwh. maka pada penghantar netral muncul arus.
Untuk menghitung besarnya kerugian energi Arus ini menyebabkan kerugian daya dan
  listrik selama 1 bulan untuk fasa T dilakukan energi listrik. Berikut ini adalah
  dengan menggunakan pendekatan pada perhitungannya.
  saat pembebanan beban puncak dan faktor
  beban pada gardu distribusi adalah 0.5
  didapatkan nilai kerugian energi listrik
selama 1 bulan sebesar 298.77 kwh.
  Sedangkan drop tegangan total pada saat
  pengukuran adalah 17.60 volt. Jadi besar
  drop tegangan pada pelanggan ujung
  jaringan adalah 220-17.60 = 202.40 volt.
 
Berdasarkan SPLN 1-1995: Standar
  besarnya tegangan pelayanan adalah +5 %
  dan -10 % dari tegangan nominal. Dilihat
  dari hasil perhitungan drop tegangan untuk
  fasa T nilai tegangannya masih belum
  memenuhi nilai standar batas tegangan
pelayanan yang disyaratkan PLN. Sehingga
  ini tegangan ini masih dapat diterima karena
  masih dalam batas standar yang
  disyaratkan oleh PLN. Sehingga untuk
  sistem jaringan di DBSA ini perlu dilakukan
  rehabilitasi ukuran penghantar dengan
ukuran yang lebih besar karena
  resistansinya lebih kecil, sehingga dapat
  memperkecil kerugian teknis di jaringan.
 
  Berikut ini perbandingan nilai hasil
perhitungan dengan hasil pengukuran di
lapangan dengan pelanggan pada tiang
ujung jaringan.

POLBAN
Tabel .6. Tabel Perbandingan drop
tegangan fasa T dengan tegangan
pelanggan di tiang ujung
Gambar .5. Profil pembebanan netral
saluran udara tegangan rendah DBSA

Berdasarkan data diatas maka dapat


N Tiang Tegan Tegang perhitungan daya dan kerugian energi listrik
o. Pelang gan an Hasil untuk penghantar netral adalah sebagai
gan Hasil Perhitun berikut:
Fasa 3 Ukur gan (V) 1. Rugi Daya dan Energi Listrik pada titik
(V) AB
1. DBSA 207 202.40 a. Pc = I (AB)2 xR (SUTR) x L (AB)
312R09 = 252 x 1.38 x 0.057
L05 = 49.16 watt
b. PcH = I (AB)2 x R (SUTR) x L (AB) x H
= 252 x 1.38 x 0.057x 1
= 49.16 wh
= 0.049 kwh
 
 
  Besarnya kerugian daya pada titik AB saat pembebanan beban puncak dan faktor
  adalah 49.16 watt. beban pada gardu distribusi adalah 0.5
  Besarnya kerugian energi listrik selama 1 didapatkan nilai kerugian enrgi listrik selama
  jam di titik AB adalah 0.049 kwh. 1 bulan sebesar 215.09 kwh.
  Dengan perhitungan yang sama, kerugian Dari perhitungan diatas dapat dilihat
daya dan energi listrik untuk penghantar besarnya kerugian pada penghantar R,S,T
  netral dapat dilihat pada tabel berikut ini: dan Netral selama 1 jam dalam satu hari.
  Berikut ini adalah tabel perbandingan
  Tabel .7. Nilai kerugian energi listrik netral kerugian daya, energi listrik dan drop
  No. Titik Rugi Rugi tegangan tiap penghantar di saluran udara
  Daya Energi tegangan rendah (SUTR) gardu distribusi
(watt) (kWh) DBSA.
  Melalui pendekatan pada pengukuran pada
1. AB 49 0.049
  2. BC 90.3 0.00903 saat beban puncak maka maka kerugian
  3. BD 93 0.093 energi listrik selama 1 bulan dapat dihitung
  4. DE 1.5 0.0015 dengan menggunakan pendekatan faktor
  5. DF 30 0.03 beban sebesar 0.5. Dari hasil perhitungan
6. FG 0.03 0.00003 didapatkan nilai kerugian energi listrik untuk
  tiap penghantar selama 1 bulan.
  7. FH 96 0.096
8. HI 24 0.024
  Tabel. 8. Tabel Perbandingan kerugian
9. HJ 0.12 0.00012
  energi listrik tiap penghantar selama 1
10. JK 0.09 0.00009
  bulan
11. JO 0 0
  12. JL 0.004 0.000004 No. Penghantar Kerugian Energi
  13. LM 0 0
Listrik
  14. LN 0 0
1. R 1982.2 kwh
  Total Selama 1 306 0.306
Jam 2. S 461.19 kwh
  3 T 298.77 kwh
  Untuk perhitungan kerugian energi listrik 4. N 215.09 kwh
  penghantar netral selama 1 bulan, dalam hal
Total kerugian 1 bulan 2957.25 kwh
  ini dilakukan pendekatan dengan melihat
  data pengukuran pada saat beban puncak di Berdasarkan hasil tersebut dapat dihitung
gardu DBSA dan faktor beban adalah 0.5. besarnya kerugian atau susut teknis untuk 1
bulan yaitu ;
Kerugian energi listrik selama 1 bulan untuk
netral adalah:
PcH (Netral)
POLBAN
= In2 x R (SUTR) x L x H
= (Faktor BebanxIn)2 x R x L x H
= ((0.5x28)2 x 0.868x1.756 x
720)/1000
= 215.09 kwh.
Data Pembacaan kWh meter MDI : 17860
kWh
Data kWh jual
Susut
: 13456 kWh
: 17860-13456 = 4404 kWh
Susut Penghantar/Teknis
Persentase susut teknis
: 2957.25 kWh
: 67.15 %
Susut Non Teknis :
ANALISA : 4404-2957.25 = 1446.75kWh
Jadi besarnya kerugian energi listrik pada Persentase susut non teknis : 32.85 %
penghantar netral selama 1 jam pada saat
dilakukan pengukuran adalah sebesar 306
watt per jam atau 0.306 kwh. Akibat Solusi Memperbaiki Kondisi Jaringan
pengaruh ketidakseimbangan beban tadi, Tegangan Rendah Gardu DBSA
penghantar netral mengalir arus beban
sehingga dalam hal ini timbul rugi-rugi daya Usaha untuk menekan angka kerugian
dan energi listrik pada penghantar netral energi listrik pada jaringan distribusi terus
juga. Besarnya kerugian energi listrik diupayakan oleh PT.PLN baik dari sisi teknis
selama 1 bulan untuk penghantar netral maupun non teknis. Target PLN APJ
dengan menggunakan pendekatan pada Bandung, UPJ Bandung Selatan untuk
 
 
  losses per gardu adalah 7.50 % 6. Kerugian energi listrik yang cukup besar
  berdasarkan kesepakatan bersama pihak ini menyebabkan kerugian baik bagi
  PLN. Untuk gardu DBSA ini losses untuk 1 PLN dan pelanggan.Oleh karena itu
  bulan adalah sebesar 24,65 % belum perlu adanya usaha-usaha untuk
  memenuhi target. Maka perlu adanya usaha meminimalisir kerugian yang terjadi
untuk meminimalisir kerugian energi antara lain mengganti penghantar TIC
  tersebut. Di bawah ini merupakan beberapa alumunium 3x35 mm + N dengan
  solusi untuk menekan losses di gardu penghantar TIC alumunium 3 x 70 + N,
  DBSA. memperbaiki titik sambung, dan
  menyeimbangkan beban gardu
  1. Mengganti Penghantar TIC Alumunium distribusi.
3x35 mm2 +N dengan penghantar TIC
  Aluminium 3 x 70 mm2 + N
  2. Tiap percabangan menggunakan
  TIC 3x 50 +N mm2
  3. Memperbaiki titik sambung pada konektor
  4. Menyeimbangkan beban gardu distribusi
  KESIMPULAN : DAFTAR PUSTAKA
 
  1. Sistem Distribusi Jaringan Tegangan .
  Rendah gardu distribusi DBSA terdiri [1]. Pabla, AS. 1986. Sistem Distribusi
  dari 1 jurusan dengan jumlah pelanggan Daya Listrik. Jakarta:Erlangga.
sampai satu bulan adalah 132 [2]. Standar Perusahaan Listrik Negara
  Pelanggan. Penghantar yang digunakan (SPLN) dan PUIL 2000
  adalah TIC Alumunium ukuran 3x35 [3]. Sihombing, JM. 2005. intenet, Sistem
  mm2 + 25. dengan panjang jaringan Penyaluran Tenaga Listrik.pdf.
  1.756 km. akses : Mei 2008
  2. Target PLN UPJ Bandung Selatan untuk [4]. Mismail, Budiono. 1995. Rangkaian
losses per gardu adalah sebesar 7.5 %, Listrik Jilid II. Penerbit ITB.
  losses untuk gardu DBSA adalah 24.65 [5]. ______, Pelatihan Metode
  %, belum memenuhi target sehingga Penyeimbangan Beban Gardu
  perlu dilakukan solusi-solusi untuk Distribusi. PLN
  mencapai target atau menekan losses [6] Neidle, Michael. 1991.. Teknologi
sekecil mungkin. Instalasi Listrik. Jakarta: PT.Gelora
3. Besar drop tegangan per fasa metode Aksara Pratama.
perhitungan adalah: [7]. Gonen, Turan. 1986. Electric Power

POLBAN
Fasa R-N : 190.68 Volt
Fasa S-N : 200.01 Volt
Fasa T-N : 202.40 Volt
Besar drop tegangan per fasa metode
pengukuran adalah:
[8].
Distribution System Engineering. New
York.
Watkins, A.J.dkk. 2008. Perhitungan
Instalasi Listrik. Jakarta : Erlangga.

Fasa R-N : 204 Volt


Fasa S-N : 207 Volt
Fasa T-N : 207 Volt
4. Sesuai data pengukuran di lapangan
(luar waktu beban puncak)maka besar
kerugian total penghantar selama 1 jam
adalah 1801 watt atau 1.801 kwh.
5. Untuk perhitungan kerugian energi listrik
selama 1 bulan dilakukan pendekatan
dengan data pengukuran pada saat
beban puncak sehingga didapatkan nilai
kerugiannya adalah sebesar 2957.25
kWh (Susut Teknis), dan 1446.75 kWh
(Susut Non Teknis).

Anda mungkin juga menyukai