Anda di halaman 1dari 30

FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang


terjadi di dalam tubuh manusia Sistem kardiovaskuler yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ
penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan
darah dari jantung,dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian
tubuh.Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan,
terletak di rongga dada sebalah kiri.Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut
perikardium.Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan
sejumlah klep yang melengkapinya.Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung
berkontraksi secara periodik.
Berdasarkan lintasan sirkulasi,ada 3 macam sirkulasi dalam tubuh manusia,sirkulasi
sistemik,sirkulasi paru,dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin,sirkulasi coroner jantung).
Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja tetapi juga ada sirkulasi cairan
limfe yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan pengaturan keseimbangan cairan di
ruang interstisial. Sistem kardiovaskuler terdiri dari : jantung , pembuluh darah (vena dan
arteri), pembuluh limfe dan darah.
Jantung merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting karena
mempunyai fungsi sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia yaitu memompa darah
ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan
sampah hasil metabolisme.
Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen,nutrien dan hormone
ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme ke seluruh tubuh seperti
karbondioksida,asam urat dan ureum. Untuk menjalankan fungsinya sebagai pompa,jantung
dapat berkontraksi dan berlelaksasi.
Proses kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai denyut jantung. Pada saat
berdenyut,setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah,selanjutnya jantung berkontraksi
dan memompa dalam keluar dari jantung. Sedangkan pembuluh darah berfungsi sebagai
saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan

1
mengembalikannya kembali ke jantung . Dan darah sebagai medium transportasi dimana
darah akan membawa oksigen dan nutrisi. Sedangkan sistem saluran limfe berhubungan erat
dengan sistem sirkulasi darah.
Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian
cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes
dalam ruang-ruang jaringan. Sistem kardiovaskuler sangat memegang peranan penting bagi
tubuh manusia, Fisiologi jantung terbagi dalam beberapa bagian diantaranya sistem
pengaturan jantung,aktivitas kelistrikan jantung,siklus jantung,bunyi jantung,frekuensi
jantung,curah jantung,cara kerja jantung. Oleh karena itu kami akan membahas tentang
Fisiologi Sistem Kardiovaskular.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana fisiologi pada system kardiovaskuler?

1.3 Tujuan

Makalah ini di buat penulis dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga
medis dapat memahami berkaitan dengan fisiologi sistem kardiovaskuler

2
2. PEMBAHASAN
2.1 Fisiologi Jantung

2.1.1 Pengertian Jantung

Sistem kardiovaskuler menyediakan system


transportasi antara jantung, paru-paru, dan sel-sel
jaringan. Fungsi yang paling penting adalah
memasok nutrisi ke jaringan dan membuang produk
sampah. Sistem kardiovaskuler menunjuk ke
jantung ( kardio ) dan pembuluh darah ( vascular ).
Secara teknis, struktur system
kardiovaskuler adalah jantung dan pembujuh darah.
Darah, sebuah jaringan penghubung, memainkan peran utama dalam system kardiovaskular
dan biasanya didiskusikan dalam konteks kardiovaskular. Jantung adalah organ berongga
yang memiliki empat ruang., terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks.
Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal ( bagian dalam ) dan dilindungi
mediastinum.
Ukuran jantung bervariasi sesuai ukuran tubuh. Rata-rata jantung orang dewasa
sekitar 5,5 inci (14 cm) panjangnya dan 3,5 inci (9 cm) lebarnya atau kurang lebih seukuran
kepalan tangan. Pada bayi, jantung kurang lebih sepertigapuluh dari total berat tubuh. Pada
rata-rata orang dewasa, jantung sekitar 3/100 total berat tubuh, ini kurang lebih sama dengan
11 ons (310 gram) pada pria dan 8 ons (225 gram pada wanita).

2.1.2 Otot Jantung


Otot jantung terdiri atas tiga tipe utama yaitu otot atrium, otot ventrikal, dan serat
otot. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka
dengan kontraksi yang lebih lama, sedangkan serat otot khusus penghantar dan pencetus
rangsangan berkontraksi dengan lemah sekali, sebab serat-serat ini hanya mengandung
sedikit serat kontraktif yang bekerja sebagai system pencetus rangsangan bagi jantung.

3
Fungsi umum otot jantung

1. Sifat ritmicity / otomatis: secara potensial dapat berkontraksi tanpa adanya


rangsangan ( impuls ) sendiri. Dalam keadaan fisiologis sel-sel miokardium memiliki
daya kontraksi yang tinggii.
2. Mengikuti hokum gagal / tuntas: bila impuls dilepas mencapai ambang rangsangan
otot jantung akan berkontraksi secara maksimal sebab susunan otot jantung
merupakan suatu system sehingga impuls jantung segera dapat mencapai semua
bagian jantung
3. Tidak berkontraksi tetanik: refraktor absolut pada otot jantung berlangsung sampai
seperti massa, relaksasi jantung merupakan upaya tubuh melindungi diri.
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot: bila seberkas otot rangka
direnggangkan kemudian dirangsang secara maksimal, maka akan berkontraksi
dengan kekuatan tertentu.

2.1.3 Elektrofisiologi Sel otot Jantung

Aktifitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membran sel
yang memungkinkan pergerakan ion-ion, maka muatan listrik sepanjang membrane ini
mengalami perubahan.
Terdapat 3 macam ion yang mempunyai fungsi penting dalam elektrofisiologi sel
yaitu: kalium, natrium dan kalsium.

Dalam keadaan istirahat, sel-sel otot jantung mempunyai muatan positif di bagian luar
sel dan muatan negatif di bagian dalam sel.dapat dibuktikan dengan Galvanometer (alat
mengukur elektromagnetik). Perbedaan muatan bagian luar dan bagian dalam sel disebut
Resting Membrane Potensial.
Bila sel dirangsang akan terjadi perubahan, muatan dalam sel berubah menjadi positif,
sedangkan di luar sel menjadi negatif. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan
dinamakan depolarisasi. Kemudian setelah rangsangan sel berusaha kembali pada keadaan
muatan semula, proses ini dinamakn repolarisasi. Seluruh proses ini dinamakn aksi potensial.
Aksi potensial dibagi dalam 5 fase:

1. Fase istirahat, Bagian luar sel jantung bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan
negative (polarisasi). Membran sel lebih permeable terhadap kalium daripada natrium
sehingga sebagian kecil kalium merembes ke luar sel.

4
2. Fase depolarisasi, Disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas membrane terhadap
natrium, sehingga natrium menglir dari luar ke dalam.Akibatnya, muatan di dalam sel
menjadi positif sedangkan diluar sel menjadi negative.
3. Fae polarisasi parsial, Segera setelah terjadi depolarisasi terdapat sedikit perubahan
akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positif di dalam sel menjadi
berkurang.
4. Fase plato (keadaan stabil), fase ini tidak terjadi perubahan muatan listrik.Terdapat
keseimbangan antara ion positik yang masuk dan yang ke luar.Aliran kalsium dan
natrium ke dalam sel perlahan-lahan diimbangi dengan keluarnyakalium dari dalam
sel.
5. Fase repolarisasi (cepat), Pada fase ini muatan kalsium dan natrium secara berangsur-
angsur tidak mengalir lagi dan permeabilitas terhadp kalium sangat meningkat
sehingga kalium keluar dari sel dengan cepat.

2.1.4 Siklus Jantung

Jantung mempunyai 4 pompa yang terpisah yaitu: 2 pompa primer atrium dan 2
pompa tenaga ventrikal. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir berikutnya dinamakan
siklus jantung. Tiap siklus dimulai oleh timbulnya potensial aksi secara spontan pada simpul
Sino Atrial node (SA) pada dinding posterior atrium kanan dekat muara vena kava superior.
Potensial aksi berjalan dengan cepat melalui berkas Atrio Ventrikular (AV) ke dalam
ventrikal. Pada susunan khusus system penghantar atrium terdapat perlambatan 1/10 detik
antara jalan impuls jantung dan atrium ke dalam ventrikal, memungkinkan atrium
berkontraksi mendahului ventrikal.

5
Perjalanan darah mulai masuk ke janung sampai keluar dari jantung. Darah yang
berasal dari vena kava dan vena pulmonalis masuk ke dalam atrium kanan dan kiri.
Kemudian atrium berkontraksidan pada saat yang sama katup AV membuka dan ventrikal
berelaksasi sehingga darah masuk ke ventrikal. Darah di ventrikal penuh dan ventrikal mulai
berkontraksi. Hal ini akan meningkatkan tekanan di ventrikal sehingga katup AV menutup
dan katup semilunar membuka, akibatnya darah keluar dari ventrikal ke aorta dan arteri
pulmonalis. Darah di ventrikal kembali kosong dan ventrikal berelaksasi sehingga tekanan
turun, katu AV membuka dan katup semilunar menutup, darah pun kembali masul ke
ventrikal.

Rangsang Kontraksi Katup Bunyi Aliran darah Fase


listrik jantung jantung
SA-node AV buka Darah masuk
SL tutup atrium terus
menerus
Sinsitium Kontraksi AV buka Darah dari Diastolik
atrium atrium Sl tutup atrium masuk
ventrikal
AV node Ventrikal
relaksasi
Serat Awal AV mulai Sound 1
purkinye kontraksi tutp
ventrikal AV mulai
buka
Sinsitium Kontraksi AV tutup Darah keluar Sistolik
ventrikal ventrikal SL buka dari ventrikal
Atrium ke sistemik
relaksai
Periode Ventrikal AV mulai Sound 2 Kembali ke
refraktori relaksasi buka diastolik
Atrium SL mulai
relaksasi tutp
SA node AV buka SL
tutup

6
AV buka
SL tutup

2.1.5 Cara Kerja Jantung

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol).Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung
(disebut sistol).Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua
bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor)
dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi
kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.
Darah dari bilik kanan akan dipompa
melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis, menuju ke paru-paru.
Darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (kapiler)
yang mengelilingi kantong udara di
paru-paru, menyerap oksigen dan
melepaskan karbondioksida yang
selanjutnya dihembuskan. Darah yang
kaya akan oksigen (darah bersih)
mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian
kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.

2.1.6 Fungsi Jantung

Fungsi Jantung adalah mengepam darah keparu-paru dimana darah itu memperolehi
ioksigen dan seterusnya dialirkan ke seluruh badan. Fungsi utama jantung adalah
menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme
( karbondioksida ).
Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan
oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paruparu, dimana darah akan
mengambil oksigen dan membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah
yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh. Pada saat
7
berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol); selanjutnya
jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).

Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel
juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.Darah yang kehabisan oksigen dan
mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (
vena kava ) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan
mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa
melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis , menuju ke paru-paru.

 Fungsi jantung sebagai pompa

Organ jantung berfungsi sebagai pompa yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Masing-masing pompa tidak berhubungan melainkan dipisahkan oleh sekat jantung. Jantung
dapat kita bagi dua yaitu jantung kiri dan jantung kanan. Jantung kiri memompakandarah dari
pulmonal (paru-paru) ke sistemik (jaringan seluruh tubuh). Aliran darah kaya akan O2.
Jantung kanan memompakan darah dari sitematik ke pulmonal.
Aliran darah yang melewati jantung kanan ini kaya akan CO2 Pembuluh darah yang
yang keluar dari jantung disebut sitem arteri akan berakhir di kapiler. Selanjutnya pembuluh
darah akan berubah menjadi system vena. System vena adalah system pembulu darah yang
menuju ke jantung. Seluruh arteri mengalirkan darah yang kaya akan CO2 kecuali vena
pulmonalis.
Jantung memiliki 4 buah ruang, yaitu atrium kiri, ventrikal kiri, atrium kanan dan
ventrikal kanan. Darah dari pulmonal akan masuk ke atrium kiri kemudian diteruskan ke
ventrikal kiri. Selanjtnya, darah dari ventrikal kiri dipompakan ke seluruh tubuh (jaringan).
Darah dari seluruh tubuh akan kembali ke jantung dan masuk ke atrium kanan yang
kemudian diteruskan ke ventrikal kanan. Darah di ventrikal kanan kemudian di pompakan ke
pulmonal.

 Fungsi atrium sebagai pompa

Dalam keadaan normal, darah mengalir terus menerus dari vena-vena besar ke dalam
atrium. Kira-kira 70% aliran ini langsung mengalir dari atrium ke ventrikal walaupun atrium
belum berkontraksi, selanjutnya kontraksi atrium mengadakan pengisian 30% karena atrium
hanya berfungsi sebagai pompa primer untuk menigkatkan keaktifan ventrikal.

8
 Fungsi ventrikal sebagai pompa
1. Pengisian ventrikal selama systole, ventrikel, sejumlah darah tertimbun dalam atrium
karena katub atrium ke ventrikel tertutup. Tepat setelah sistolik berakhir tekanan
ventrikel turun kembali sampai ke tekanan diastolic yang rendah. Tekanan pada
atrium yang tinggi dengan segera mendorong katub antara atrium dan ventrikel
membuka dan memungkinkan darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel.Ini
dinamakan periode pengisian cepat ventrikel.Periode pengisia berlangsung kira-kira
1/3 pertama diastolic.Selama 1/3 tengah diastolic darah sedikit mengalir ke
ventrikel.Darah yangterus masuk ke dalam atrium dari vena-vena dan berjalan melalui
atrium langsung ke ventrikel.
2. Pengosongan ventrikal selama systole, Bila kontraksi ventrikel mulai, tekanan
ventrikel meningkat dengan cepat, menyebabkan katub atrium dan ventrikel menutup.
Diperlukan penambahan 0,02-0,03 detik bagi ventrikel untuk meningkatkan tekanan
yang cukup untuk mendorong katup-katup semilunaris aorta dan semilunaris arteri
pulmonalis, membuka melawan tekanan dalam aorta dan arteri pulmonalis. Selama
periode ini terjadi kontraksi pada ventrikel tetapi tidak terjadi pengosongan.Periode
ini dinamakan periode kontraksi sistemik.
3. Periode ejeksi, Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit di atas 80mmHg, tekanan
ventrikel dekstra sedikit di atas 8 mmHg, tekanan ventrikel sekarang mendorong
membuka katup semilunaris segera darah mulai dikeluarkan dari ventrikel. Sekitar
60% terjadi pengosongan selama ¼ pertama systole, dan 40% sisanya dikeluarkan
selaa 2/4 berikutnya, ¾ bagian systole ini dinamakan periode ejeksi.
4. Proto (rangkaian) diastole, Selama ¼ terakhir diastole ventrikel hampir tidak ada
aliran darah dari vetrikel masuk ke arteri besar walaupun otot ventrikel tetap
berkontraksi.
5. Periode relaksasi sistemik, Pada akhir systole relaksasi ventrikel mulai dengan tiba-
tiba, mungkin tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat. Peningkatan tekanan
dalam arteri besar tiba-tiba mendorong darah kembali kearah ventrikel, menimbulkan
bunyi penutupan katup aorta dan pulmonal dengan keras selama 0,03-0,06 detik.

Selanjutnya otot ventrikel relaksasi dan tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat
kembali ke tekanan diastole yang sangat rendah.Katup atrium dan ventrikel membuka
mengawali siklus pompa ventrikel yang baru.

9
Selama diastole, pengisian ventrikel dalam keadaan normal meningkatkan volume
setiap ventrikel sekitar 120-130 ml. Volume ini dinamakan volume akhir diastolic. Pada
waktu ventrikel kosong selama systole, volume berkurang kira-kira 70 ml, dinamakan isi
sekuncup.Volume yang tersisa dalam tiap-tiap ventrikel sekitar 50-60 ml dinamakan volume
akhir sistolik.
Katup trikuspidalis dan katup bikuspidalis mencegah pengaliran balik darah dari
ventrikel ke atrium selama systole.Katup semilunaris aorta dan katup semilunaris arteri
pulmonalis mencegah alirab balik dari aorta dan arteri pulmonalis ke dalam ventrikel selama
periode diastole. Semua katup ini membuka dan menutup secara pasif yaitu akan menutup
bila selisih tekanan yang membalik mendorong darah kembali dan membuka bila selisih
tekanan ke depan mendorong darah kea rah depan.
Seseorang yang seang istirahat jantungnya memompakan darah 4-6 liter/menit, Dalam
keadaan kerja berat mungkin diperlukan pemompaan darah sebanyak 5 kali dari jumlah
tersebut.

Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung.

a. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir ke


dalam jantung. Hukum Frank dan Starling: Makin banyak jantung terisi selama diastole
makin besar jumlah darah dipompakan ke dalam aorta. Dalam batas fisiologis, jantung
memompakan semua darah yang masuk ke dalam jantung tanpa mungkin terjadinya
bendungan darah yang berlebihan dalam vena. Bila ventrikel terisi oleh tekanan atrium
yang lebih tinggi kekuatan kontaksi jantung meningkat, menyebabkan jantung
memompakan darah dalam jumlah yang lebih besar ke dalam arteri.

b. Refleksyang mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf


otonom. Saraf ini memengaruhi daya pompa jantung melalui dua cara, yaitu dengan
mengubah frekuensi jantung dan mengubah kekuatan kontraksi jantung.

Volume akhir diastole. Selam diastole pengisian ventrikal dalam keadaan normal
yaitu meningkatkan volume setiap ventrikal sekitar 120-130 ml, volume ini dinamakan
volume akhir diastolic. Pada waktu ventrikal kosong selama systole, volume berkurang 70 ml
dan dinamakan isi kuncup, volume yang tersisa dalam tiap ventrikal 50-60 ml dinamakan
volume akhir sistoli

10
Pengaturan Fungsi Jantung

Seseorang yang sedang istirahat, jantungnya memompakan darah 4-6 liter/menit,


dalam keadaan bekerja berat mungkin diperlukan pompaan darah 5kali dari jumlah tersebut

Dua cara pengaturan kerja jantung adalah sebagai berikut:

1. Auto regulasi intrinsik: pompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir ke dalam
jantung, dalam batas fisiologi jantung memompakan semua darah masuk ke dalam jantung
tanpa adanya bendungan darah yang berlebihan dalam vena. Bila ventrikal terisi oleh tekanan
atrium yang lebih tinggi, maka kekuatan kontraksu jantung meningkat dalam jumlah lebuh
besar ke dalam arteri

2. Refleks yang mengawasi kecepatan dan kekuatan: kontraksi jantung melalui sraf otonom,
saraf ini mempengaruhi daya pompaan jantung dengan cara:

• Mengubah ferkuensi jantung


• Mengubah kekuatan kontraksi jantung

Pengaruh ion Pada Fungsi Jantung

1. Pengaruh ion kalium: Kelebihan dalam cairan ekstrasel menyebabkan jantung dibatasi dan
lemas, serta frekuensi jantung melambat. Kelebihan yang sangat besar akan menghambat
hantaran impuls jantug dari atrium ke ventrikal, intensitas potensial juga berkurang.

2. Pengaruh in kalsium: kelebihan ion kalsium berlawanan dengan efek kalium,


menyebabkan jantung berkontraksi sehingga merangsang proses kontraksi jantung,
sedangkan defisiensi menyebabkan jantung lemas.

3. Pengaruh ion natrium: kelebihan dapat menekan fungsi jantung, semakin besar konsentrasi
ion natrium dalam cairan ekstrasel, semakin kurang efektifnya ion kalsium. Konsentrasi ion
natrium sangat rendah dan dapat menyebabkan kematian.

4. Pengaruh suhu pada jantung: peningkatan suhu menyebabkan peningkatan frekuensi


jantung makin besar, sedangkan penurunan suhu akan mengurangi frekuensi. Peningkatan
suhu yang lama akan melelahkan jantung dan kelemahan jantung.

11
2.1.7 Katup jantung

Katup jantung adalah pintu yang membatasi antar ruang jantung. Katup jantung berjumlah 4
buah yaitu :
1. Katup tricuspid : Pintu antara atrium dan ventrikal kiri
2. Katup mitral : Pintu antara atrium dan ventrikal kiri
3. Katup pulmonal : Pintu antara ventrikal kanan dan arteri pulmonal
4. Katup aortal : Pintu antara ventrikal kiri dan aorta (sistemik)

Kedua katup tricuspid dan mitrak disebut katup atrioventrikal (AV) dan kedua katup
aortal dan pulmonal disebut dengan katup semilunar. Katup berfungsi agar darah yang
mengalir tidak dapat kembali ke belakang. Adanya katup AV menyebabkan darah dari
ventrikal tidak dapat kembali lagi ke atrium, demikian pula untuk katup yang lain. Katup
hanya bisa membuka 1 arah ke depan.
Katup AV tidak dapat membuka ke belakang karena terikat oleh ligament
kordatendinae. Sedangkan katup semilunar tidak membuka ke belakang karena bentuknya
yang sudah mengarah ke sisematik.

2.1.8 Sistem konduksi pada jantung

Merupakan modifikasi (perubahan) dari otot jantung yang disertai dengan tenaga ritmis
spontan dari serabut saraf tertentu.

1. Serabut purkinje: serabut otot jantung khusus yang mempunyai penghantaran impuls
dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung

12
2. Sino atrial node (SA Node): suatu tumpukan jaringan neuron muscular kecil yang
berada dalam dinding posterior atrium kanan di ujung krista terminalis. Nodus ini
merupakan awal dari kontraksi jantung, selanjutnya impuls diteruskan ke
antrioventrikular dan melepaskan impuls sebanyak 72 kali/menit. Nodus ini
dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis system otonom yang akan
mempercepat dan memperlambat iramanya.
3. Atrioventrikular node (AV Node): Sususnannya sama dengan SA Node, berada dalam
septum atrium, dibawah dinding posterior atrium kanan dekat muara sinus koronarius.
Nodus AV menunda impuls seperseratus detik sampai ejeksi darah atrium selesai
sebelum terjadi kontraksi ventricular.
4. Atrioventrikular bundle (AV bundle): muali dari Av berjalan kea rah depan, pinggir
posterior, dan pinggir bawah pars membransea septum interventrikular. Pada bagian
cincin yang terdapat antara atrium dan ventrikal disebut analus vibrosus. Rangsangan
berhanti 1/10 detik, selanjutnya menuju apeks kordis dan bercabang dua menjadi: pars
septalis dekstra dan pars septalis sinistra

2.1.9 Pengendalian Perangsangan dan Konduksi Jantung

Pembentukan dan penjalaran impuls pada jantung tidak berlaku dalam keadaan
abnormal, sebab bagian jantung yang lain juga dapat mencetuskan kontraksi ritmis dengan
cara yang sama seperti dilakukan oleh serat nodus sinus, terutama terjadi di dalam serat
nodus AV dan serat purkinje.
Serat nodus AV bila tidak mendapat rangsangan akan mencetuskan rangsangan
dengan kecepatan frekuensi ritmis intrinsic sebesar 40-60 kali/menit. Serat purkinje akan
melepaskan rangsangan dengan frekuensi 15-40 kali/menit, frekuensi berlainan dengan
frekuensi normal darinodus sinus 70-80 kali/menit. Nodus mengatur denyut jantung, sebab
kecepatan pelepasan rangsangan ritmis tersebut lebih besar daripada setiap bagian jantung.
Oleh karena itu nodus sinus merupakan pacu jantung yang normal.

2.1.10 Curah Jantung

Pada keadaan normal, jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikal kanan sama
besarnya. Bila tidak, akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu misalnya
penimbuanan darah di paru-paru. Jumlah darah yang dipompakan ventrikal dalam 1 menit
disebut curah jantung dan jumlah darah yang dipompakan setiap kali systole dinamakan isi
sekuncup dengan demikian:

13
Curah jantung = isi sekuncup × frekuensi denyut jantung permenit

Curah jantung setiap orang tidak sama, tergantung keaktifan tubuhnya. Curah jantung
akan meningkat saat bekerja berat, stress, dan menurun saat tidur.

Faktor yang mempengaruhi kerja jantung

1. Beban awal: otot jantung diregangkan sebelum ventrikal kiri berkontraksi dan
berhubungan dengan panjang otot jantung. Peningkatan beban awal menyebabkan
kontraksi ventrikal lebih kuat dan meningkatkan volume curah jantung.
2. Kontraktilitas (kemampuan): bila saraf simpatis yang menuju ke atas atau ke kiri akan
meningkatkan kontraktilitas. Frekuensi dan irama jantung juga akan mempengaruhi
kntraktilitas.
3. Beban akhir: resistensi (tahanan) harus diatasi sewaktu darah dikeluarkan dari
ventrikal. Beban akhir suatu beban ventrikal kiri diperlukan untuk membuka katup
semilunaris aorta dan mendorong darah selama berkontraksi. Peningkatan kerja juga
meningkatkan kebutuhan oksigen.
4. Frekuensi jantung: dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memperberat
pekerjaan jantung.

Hukum Starling

1. Makin besar isi jantung waktu diastole maka semakin besar jumlah darah yang
dipompakan ke aorta
2. Dalam batas fisiologi, jantung memompakan darah, seluruh darah kembali ke jantung
tanpa menyebabkan penumpukan darah di vena
3. Jantung memompakan jumlah darah yang sedikit atau banyak tergantung pada jumlah
darah yang mengalir kembali ke vena

Periode Kerja Jantung

1. Periode systole: jantung bagian ventrikal menguncup, katup bikus dan trikuspidalis
dalam keadaan tertutup, valvula semilunaris aorta dan semilunaris arteri pulmonalis
terbuka sehingga darah dari ventrikal dekstra mengalir ke arteri pulmonalis, masuk ke
dalam paru-paru. Darah dari ventrikal sinistra mengalir ke aorta dan ke seluruh tubuh.
2. Periode diastole: jantung mengembang, katup bikus dan trikuspidalis dalam keadaan
terbuka, darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikal sinistra dan darah dari atrium

14
dekstra masuk ke ventrikal dekstra. Selanjutnya darah yang datang dari paru-paru
melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra. Darah dari seluruh tubuh melalui
vena kava superior dan inferior masuk ke atrium dekstra
3. Periode istirahat: waktu antara periode diastole dengan periode di mana jantung
berhenti sekitar 1/10 detik.

2.1.11 Bunyi Jantung

Bunyi jantung terdengar melalui stetoskop selama siklus jantung. Katup aorta akan
menutup dan tekanan vascular menurun kembali ke nilai diastolic. Dengan adanya kontraksi
atau relaksasi atrium dan ventrikal, serta adanya perubahan tekanan dalam rongga jantung
selama kerja jantung menyebabkan terjadinya pembukaan dan penutupan katup-katup
jantung. Pada tempat tertentu akan terdengar bunyi lub-dub sebagai bunyi jantung 1 dan
bunyi jantung 2. Bunyi jantung terjadi karena getaran udara dengan intensitas dan frekuensi
tertentu. Bunyi jantung frekuensinya lebih rendah dari bunyi jantung kedua. Ini disebabkan
oleh hal-hal berikut:

1. Faktor otot, bila otot berkontraksi akan terjadi bunyi


2. Faktor katup, saat ventrikal berkontraksi terjadi penutupan katup atrioventrikular,
penutupan daun-daun katup meimbulak bunyi
3. Faktor pembuluh darah, darah dipompakan oleh ventrikal kiri ke aorta dan ventrikal
kanan ke arteri pulmonalis. Arus darah menggetarkan dinding pembuluh darah
sehingga menimbulkan bunyi.

Tahapan Bunyi Jantung

Bunyi I : bunyi lub rendah, penutupan katup mitral dan trikuspidalis lamanya 0,15 detik dan
frekuensinya 25-45 Hz

Bunyi II : bunyi dub lebih pendek dan nyaring, disebabkan menutupnya katup aorta dan
pulmonal segera setelah sistolik ventrikal berakhir frekuensinya 50 Hz dan berakhir 0,15
detik

Bunyi III : bunyi ini lemah dan rendah, disebabkan oleh getaran yang timbil karena desakan
darah yang lamanya 0,1 detik

Bunyi IV : terkadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama bila tekanan atrium tinggi
atau ventrikal kaku

15
Energi untuk kontraksi jantung. Penggunaan energy kimia untuk menyelenggarakan
kontraksi terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah yang kecil dari
metabolism zat gizi, terutama laktat dan glukosa menghasilkan energi tinggi untuk efisiensi
kontraksi jantung selama kontraksi otot.
Sebagian besar energi kimia diubah menjadi panas dan sebagian kecil menjadi kerja.
Konsumsi oksigen jantung; proses metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan
oksigen jantung 7-10 ml/100 gram miokardium/menit. Volume yang berlebihan akan
meningkatkan ketegangan intramiokard.

2.1.12 Perangsangan Ritmis Jantung

Bila system konduksi berfungsi normal, atrium akan berkontraksi sekitar seperenam
detik lebih awal dari kontraksi vebtrikal sehingga terjadi pengisian tambahan pada ventrikal
sebelum ventrikal memompa darah ke sirkulasi paru dan perifer.

Sistem ritmis dan konduksi dalam jantun sangat rentan terhadap kerusakan akibat
penyakit jantung. Apabila terjadi irama jantung yang ganjil atau kontraksi yang abnormal dari
ruang-ruang jantung, maka efektifitas daya pompa jantung akan terpengaruh bahkan dapat
menyebabkan kematian.

1. Nodus Sinus
Merupakan keping otot khusus kecil, tipis, yang terpetak dalam dinding lateral
superior dari atrium kanan sebelah bawah lateral dari vena kava superior. Serat sinus secara
langsung berhubungan dengan serat-serat atrium sehingga potensial aksi dalam nodus akan
segera menyebar ke dalam atrium.

2. Irama Listrik Otomatis Serat Sinus


Serat-serat jantung merupakan sistem konduksi yang khusus, memperlihatkan
ransangan sendiri secara luas yaitu serat-serat nodus sinus yang mengatur kecepatan denyut
seluruh jantung. Hasil pembentukan potensial aksi menjadi lebih lambat dari yang terjadi
pada otot ventrikal. Karena tingginya konsentrasi ion natrium dalam cairan ekstravaskular,
maka muatan listrik negative di dalam serat-seratnodus yang sedang beristirahat.

3. Perjalanan Impuls Jantung melalui Atrium


Ujung serat-serat nodus sinus bersatu dengan serat otot atrium di sekelilingnya.
Potensial aksi yang berasal dari nodus akan menjalar keluar dan masuk dalam serat

16
tersebut.dengan cara ini potensial aksi menyebar ke seluruh massa otot atrium dan akhirnya
ke nodus AV.

4. Konduksi Impuls dari Atrium ke Ventrikel


Sistem konduksi diatur sedemikian rupa sehingga impuls jantung tidak akan menjalar
terlalu cepat dari atrium menuju ventrikel. Dengan penundaan ini akan memberi waktu yang
cukup bagi atrium untuk mengosongkan isinya ke dalam ventrikel sebelum kontraksi
ventrikel di mulai. Nodus AV dsn serat konduksinya akan memperlambat penghantaran
impuls jantung dari atrium ke ventrikel.

5. Perjalanan dalam Sistem purkinje


Serat purkinje berjalan dari nodus AV melalui berkas AV masuk kedalam ventrikel
menembus sawar fibrosa AV. serat purkinje memiliki karakteristik fungsional yang
berlawanan dengan fungsi serat nodus AV. Serat ini menjalarkan potensial aksi dengan
kecepatan 1,5-4,0 m/detik.

Jumlah waktu yang diperlukan sejak impuls jantung memasuki cabang berkas di
dalam septum ventrikel sampai mencapai akhir serat purkinje ±0,03 detik. Sekali impuls
jantung masuk ke dalam system purkinje, impuls tersebut segera akan menyebar ke seluruh
permukaan endocardium otot ventrikal

6. Perjalanan Impuls Jantung dalam otot Ventrikel


Impuls akan dijalarkan ke massa otot ventrikel oleh ventrikel oleh serat-serat otot
ventrikel itu sendiri. Jumlah waktu total yang dibutuhkan untuk penjalaran impuls jantung
dari tempat asal system purkinje ke bagian akhir dari serat otot ventrikel pada jantung
normalnya ±0,06 detik.

7. Penyebaran Implus Jantung ke seluruh jantung


Perjalanan impuls jantung manusia menunjukkan interval waktu dalam seperseratus
detik yang dibutuhkan impuls jantung dari tempat asal jantung dalam nodus sinus sampai
muncul pada titik yang sesuai pada jantung.

Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik akan menyebar ke dalam
jaringan di sekeliling jantung. Sebagian kecil dari arus listrik akan menyebar ke segala arah
di seluruh permukaan tubuh. Potensial listrik yang dicetuskan oleh arus itu akan dapat
rekaman, rekaman ini dikenal sebagai elektrokardiogram.

17
2.1.13 Aktivitas Kelistrikan Jantung

Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan
depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi.Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar
ke seluruh atrium kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi
sebagian besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction.Impuls
berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik
antara kedua bilik tersebut.
Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi
atrium mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna.Impuls
kemudian dengan cepat berjalan ke septum antar ventrikel melalui berkas dan secara cepat
disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel lainnya
diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction.
Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi
sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat. Potensial aksi serat-serat jantung kontraktil
memperlihatkan fase positif yang berkepanjangan, atau fase datar, yang disertai oleh periode
kontraksi yang lama, untuk memastikan agar waktu ejeksi adekuat.
Fase datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan saluran Ca lambat. Karena
terdapat periode refrakter yang lama dan fase datar yang berkepanjangan, penjumlahan dan
tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi. Hal ini memastikan bahwa terdapat periode
kontraksi dan relaksasi yang berganti-ganti sehingga dapat terjadi pemompaan
darah.Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam dari permukaan
tubuh.Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi penting mengenai status jantung.

2.1.14 Frekuensi Jantung

Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit, dengan
rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung
selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik. Takikardia adalah peningkatan
frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per menit. Bradikardia ditujukan untuk
frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per menit Pengaturan Frekuensi Jantung Impuls
eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom.
Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam medulla
oblongata.Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi jantung.Impuls ini
menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf jantung menuju jantung.Ujung serabut saraf

18
mensekresi neropineprin, yang meningkatkan frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A,
mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan meningkatkan
eksitabilitas keseluruhan jantung.
Pusat reflex kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla oblongata.Efek impuls dari
neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut
parasimpatis dalam saraf vagus.Ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi
frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui
nodus V-A.
Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui keseimbangan
impuls akselerator dan inhibitor dari saraf simpatis dan parasimpatis.Impuls aferen (sensorik)
yang menuju pusat kendali jantung berasal dari reseptor, yang terletak di berbagai bagian
dalam sistem kardiovaskular.Presoreseptor dalam arteri karotis dan aorta sensitive terhadap
perubahan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang
memperlambat frekuensi jantung.
Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang menstimulasi
frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat medular. Proreseptor dalam vena cava
sensitive terhadap penurunan tekanan darah. Jika tekanan darah menurun, akan terjadi suatu
reflex peningkatan frekuensi jantung untuk mempertahankan tekanan darah. Pengaruh lain
pada frekuensi jantung :
Frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti
reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari sistem saraf
pusat. Fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti kalsium,
kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya meningkat atau
berkurang.

2.2 Fisiologi Pembuluh Darah

Memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskular karena berhubungan dengan


mekanisme pemeliharaan lingkungan internal dengan sirkulasi darah sebagai transport
oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormone, serta obat-obatan ke seluruh jaringan
sesuai dengan metabolism setiap sel dalam organ tubuh

19
2.2.1 Sistem Vaskular

Sistem pembuluh darah sebagai tempat mengalirnya darah ke jantung,menyebar


keseluruh jaringan, dan kembali kejantung. Fungsi utama pembuluh darah arteri untuk
mendistribusikan darah yang kaya oksigen dari jantung keseluruh jaringan.

Fungsional Sirkulasi

Bagian-bagian yang berperan dalam sirkulasi adalah:

1) Arteri: mentranspor darah dibawah tekanan tinggi ke jaringan.Arteri mempunyai dinding


yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan cepat pada arteri.

2) Kapiler: berfungsi untuk pertukaran cairan,zat,makanan,elektrolit hormone,dan lain-


lain.Berfungsi sangat tipis dan permeable terhadap melekul kecil.

3) Venula: berfungsi mengumpulkan darah dan kapiler secara bertahap dan bergabung
menjadi vena yang semakin besar.

4) Vena: saluran penampung pengangkut darahdari jaringan kembali ke jantung. Oleh karena
tekanan pada sistem vena sangat rendah, maka dinding vena sangat tipis, tetapi dinding
vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga darah ekstra dapat dikendalikan
berdasarkan kebutuhan tubuh.

Secara anatomis system vascular terdiri atas sistem-sistem berikut ini.

1. Sistem distribusi: arteri dan arteriola berfungsi sebagai pentranspor dan penyalur darah
kesemua organ, jaringan, dan sel tubuh, serta mengatur alirannya ke bagian tubuh yang
membutukan.

2. Sistem difusi: pembuluh darah kapiler yang ditndaai dengan dinding yang tersusun
sedimikian rupa sehingga memungkinkan terjadi nya proses difusi bahan di dalam nya seperti
karbon dioksida, oksigen, zat gizi, dan sisa metabolism sehingga sel darah dapat melaluinya.

3. Sistem pengumpul: berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler dan pembuluh limfe
langsung dari sistem vena yang berfungsi mengalirkan darah kembali ke jantung.

20
Aliran Darah

Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua ujung
pembuluh darah. Pembuluh darah dan aliran arteri adalah:
1. Aliran darah dalam pembuluh darah
2. Tekanan darah arteri : Sistolik, diastolic, nadi, dan darah rata-rata.
3. Gelombang nadi.
4. Analisis gelombang nadi: dapat di nilai dari: frekuensi gelombang nadi, irama denyut nadi,
amplitude dan ketajaman gelombang.
5. Factor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.

Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena Yaitu:


1. Tekanan Vena: biasanya sangat rendah
2. Gelombang denyut vena: perubahan tekanan dan volume
3. Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non invasive
4. Kecepatan aliran darah vena
5. Factor yang mempengaruhi kecepatan aliran darah vena
6. Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena
Tempat pertukaran zat CIS dan CES (interstitial) adalah kapiler. Dan dipengaruhi oleh
kecuali dinding kapiler, arteriole, venolus karena dapat mengatur jumlah dan kecepatan aliran
darah. Ketiga rangkaian tersebut disebut dengan mikrosirkulasi.

Peredaran Darah

Kerja sistem peredaran darah dikontrol oleh jantung, yang memompa darah sehingga
dapat beredar ke seluruh tubuh. Pada saat otot jantung berelaksasi, jantung dalam keadaan
mengembang, volumenya besar, dan tekanannya kecil. Akibatnya, darah dari vena kava
(darah kotor dari tubuh), masuk ke dalam serambi kanan, klep AV membuka dan darah terus
masuk ke bilik kanan. Sementara di belahan jantung sebelah kiri, darah dari vena pulmonalis
(darah bersih dari paru-paru) masuk ke bilik kiri.
Pada saat otot jantung berkontraksi jantung dalam keadaan mengerut. Darah yang
sudah ada dalam billik kanan dipompa masuk ke arteri pulmonalis. Waktu itu klep AV
menutup sedangkan klep ke arteri pulmonalis membuka. Di bagian jantung sebelah kiri,
darah di dalam bilik kiri dipompa masuk ke aorta. Pada saat itu, klep AV menutup,
sedangkan klep ke aorta membuka.

21
Sistem Peredaran Darah Manusia

Pada sistem peredaran darah manusia terdapat dua lintasan peredaran darah, yaitu
peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Kedua peredaran darah ini disebut
peredaran darah ganda.
Peredaran darah kecil disebut juga peredaran darah paru-paru. Peredaran ini dimulai
dari darah kotor yang berada di dalam bilik kanan jantung terpompa keluar (saat jantung
berkontraksi), menuju ke arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis bercabang dua, satu paru-paru
kiri dan satu paru-paru kanan. Sesampainya di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dari
tubuh kemudian darah mengikat oksigen. Dari paru-paru, darah yang kaya oksigen mengalir
ke dalam vena pulmonalis kiri dan kanan. Vena pulmonalis kiri dan kanan kemudian bersatu
menjadi vena pulmonalis. Vena
pulmonalis masuk ke serambi kiri
jantung.
Dibandingkan dengan peredaran
darah kecil, peredaran darah besar lebih
luas lintasannya. Pada peredaran darah
besar, darah harus mencapai berbagai
organ dan bagian tubuh atas maupun
bawah. Oleh karena itu, peredaran darah
besar disebut pula peredaran darah tubuh
karena darah mengalir dari jantung ke
seluruh tubuh dan kembali lagi ke
jantung.
Darah bersih di dalam bilik kiri jantung dipompa masuk ke dalam aorta. Aorta
bercabang menuju ke bagian atas tubuh (kepala dan tangan) dan menuju ke bagian bawah
tubuh. Aorta yang menuju ke bagian bawah tubuh ada yang menuju ke hati, usus, lambung,
ginjal, anggota tubuh, dan ke jaringan tubuh bagian bawah. Dari organ-organ tersebut, darah
akan kembali ke jantung melalui pembuluh balik (vena). Dekat ke jantung, vena-vena
tersebut bersatu membentuk vena kava posterior dan vena kava anterior. Kemudian masuk ke
serambi kiri jantung.
Pada sistem peredaran darah manusia, antara darah yang bersih yang banyak
merngandung oksigen dengan darah kotor yang mengandung sisa metabolisme tidak pernah
tercampur. Peredaran darah berfungsi untuk menjaga agar suhu tubuh tetap. Bagian tubuh

22
yang sedang aktif bekerja biasanya mengeluarkan panas. Panas ini oleh aliran darah terbawa
ke bagian tubuh yang lebih dingin. Dengan demikian, suhu tubuh manusia konstan (tetap).

2.2.2 Tekanan Darah

Denyut Tekanan dalam Arteri

Jantung merupakan suatu pompa yang berdenyut, darah memasuki arteri secara
terputus-putus sehingga menyebabkan denyut tekanan didalam sistem arteri. Pada dewasa
muda yang nor mal ,denyut tekanan pada puncak sebuah denyut tekanan sistolik 120 mmHg
pada titik terendah, sedangkan tekanan diastolic 80 mmHg. Perbedaan antara keduannya 40
mmHg, disebut tekanan nadi.

Factor yang memengaruhi tekanan nadi antara lain:


1). Pengeluaran isi sekuncup jantung .
2). Percabangan arteri.
Makin besar isi sekuncup makin besar jumlah darah yang harus ditampung di dalam
percabangan arteri pada setiap denyut jantung sehingga makin besar kenaikan tekanan
selama systole, sedangkan penurunan tekanan selama diastole menyebabkan tekanan nadi
lebih besar sehingga makin sedikit kenaikan tekanan untuk volume darah sekuncup yang
dipompakan kedalam arteri.

Peranan Tekanan dan Tahanan Arteri

Aliran arteri di tentukan oleh beberepa faktor berikut ini.


1. Perbedaan tekanan, cenderung mendorong cairan darah untuk mengalir dari satu tempat
ketempat lain yang mempunyai tekanan lebih rendah.
2. Tahanan pembuluh darah, cenderung memberikan hambatan terhadap jalannya aliran
darah.

Pembuluh Darah dan Aliran Arteri

1. Aliran dalam pembuluh darah: terbukannya katup aorta dan arteri pulmanalis pada fase
sistolik mengakibatkan darah terdorong dari rongga ventrikel jantung sesuai dengan denyut
kontraksi jantung.

2. Gelombang nadi: kecepatan gelombang nadi lebih tinggi jika dibandikan dengan kecepatan
aliran darah. Dengan palpasi pada arteri dapat dinilai gelombang nadi untuk menilai fungsi
sistem kardiovaskular.

23
a. Frekuensi gelombang nadi (denyut nadi): dalam keadaan normal frekuensi denyut
nadi sama dengan denyut jantung tetapi dalam keadaan sakit terjadi selisih pada
frekuensinya.
b. Irama denyut nadi: dinilai teratur atau tidak.Pada respiratori aritmia,irama denyut
nadi tidak teratur.
c. Amplitudo: kuat atau lemahnya denyut nadi tergantung pada besarnya isi sekuncup,
sejumlah darah yang mengalir selama diastolik, dan elastisitas dinding pembuluh nadi
besar.
d. Ketajaman gelombang, pendek atau panjangnya gelombang berhubungan dengan
kekuatan denyut nadi.

Perbedaan Tekanan Darah pada Pembuluh Darah

1. Pembuluh Darah Arteri


a. Tekanan sistolik: tekanan darah tertinggi pada saat jantung dalam keadaaan sistolik.
b. Tekanan diastolic: tekanan darah yang terendah pada saat jantung keadaan diastolik.
c. Tekanan nadi: merupakan selisih antara tekanan sistolik dan tekanan diastolic yang
terjantung pada isi sekuncup dan kapasitas arteri.
d. Tekanan Darah rata-rata: tekanan diastolic ditambah sepertiga selisih tekanan sistolik dan
tekanan diastolic.
e. Faktor yang memengaruhi tekanan darah arteri: tekanan darah arteri dipengaruhi oleh kerja
jantung ,tekann perifer, dan jumlah darah yang bersirkulasi.

2. Pembuluh dan Aliran Vena

a. Tekanan Vena: biasanya sangat rendah pada vena kava yaitu sekitar 4-5mmHg.
b. Gelombang (denyut) vena: terjadi karena perubahan tekanan dan volume yang dapat dilihat
dengan pencatatan elektronik yang peka.
c. Kurva denyut vena: sering kali dicatat pada vena jugularis eksterna dgn cara non-invasive.
d. kecepatan aliran darah vena; dalam keadaan normal aliran dara vena dan vena kecil
mengalir secara kontinu.
e. faktor yang memengaruhi aliran darah: terjadi karena pompaan jantung .
f. pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena; akibat pengaruh graviasi.

Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya tekanan sistolik 120
mmHg dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga 40 mmHg. Tekanan darah

24
tidak selalu sesuai karena salah satu factor yang mempengaruhinya adalah keadaan kesehatan
dan aktivitas.

Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah yaitu:

1. Sistem saraf

a. Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang menuju pusat vasomotor berasal
dari baroreseptor arteri dan kemoreseptor aortadan karotis dari korteks serebri.

b. Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang berhubungan dengan
pengaturan kardiovaskuler

c. Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan respons tekanan, vasodilatasi,


dan respons depressor meningkat.

d. Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan lokasi stimulus

e. Reflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan vasodilatasi sistemik dan penurunan tekanan
darah arteri dan sebaliknya kolaps paru menimbulkan vasokonstriksi sistemik

2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya rennin-angiotensin,
vasopressin, epineprin, asetikolin, serotonin, adenosine, kalsium, magnesium, hydrogen dan
kalium.

3. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler,
perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian luar, dan dalam sistem vaskuler.

4. Sistem limfatik: komposisi sistem limfatik hampir sama dengan komposisi kimia plasma
darah dan mengandung sejumlah besar limfosit yang mengalir sepanjang pembuluh limfe
untuk masuk ke dalam aliran darah.

Cairan limfatik

Konsentrasi protein cairan limfe yang mengalir kebanyakan dari jaringan perifer
mendekati nilai rata-rata atau pekat.

Pembuluh limfatik berfungsi sebagai:

1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah


2. Mengankut limfosit dan kelenjar limfe ke sirkulasi darah

25
3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari usus ke sirkulasi darah
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5. Menghasilkan zat antibodi

Teori Dasar Fungsi Sirkulasi

Fungsi sirkulasi bersifat kompleks, terdapat tiga prinsip dasar yang mendasari seluruh fungsi
sistem

1) Darah yang mengalir keseluruh jaringan tubuh; hampir seluruhnya diatur sesuai dengan
kebutuhan jaringan.

2) Curah jantung : dikendalikan oleh penjumplahan seluruh aliran darah setempat.

3) Tekanan arteri: dikendalikan dari pengaturan darah setempat atau pengaturan curah
jantung.

Sirkulasi Splanknikus

1) Aliran darah melalui hati


Tiga perempat aliran darah melalui hati berasal dari aliran darah portal lalu masuk ke
dalam hati, diatur oleh berbagai factor yang menentukan aliran melalui traktus
gastrointestinal dan limpah.

2) Aliran darah melalui pembuluh darah usus


Kira-kira empatperlima (850 ml/menit) aliran darah portal berasal dari usus dan
lambung, seperlima sisanya berasal dari limpa dan pancreas.

3) Tekanan vena porta


Tekanan rata-rata 8-10 mmHg jauh lebih tinggi dari tekanan dalam vena kava yang
hampir mendekati nol.

4) Sirkulasi
Kapsula splenika pada manusia tidak bermanfaat, tetapi dilantasi pembulu darah
dalam limpa dapat menyimpan banyak darah di bawah pengaruh rangsangan simpatis.

26
2.2.3 Sirkulasi Janin

Pada janin, aliran darah tidak mengikuti jalur yang sama dengan jalur setelah lahir.
Perbedaan utama antara sirkulasi janin dan setelah lahir adalah penyesuaian terhadap
kenyataan bahwa janin tidak bernapas sehingga paru-paru tidak berfungsi. Janin memperoleh
O2 dan mengeluarkan CO2 melalui pertukaran dengan darah ibu menembus plasenta. Karena
darah tidak perlu mengalir ke paru-paru, untuk menyerap O2 dan megeluarkan CO2 pada
sirkulasi janin terdapat dua jalan pintas.

1. Foramen ovale. Suatu lubang di septum antara atrium kiri dan atrium kanan
2. Duktus arteriosus. Suatu pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan
aorta, ketika keduanya
keluar dari jantung.

Peran jalan pintas ini dapat


digambarkan apabila kita
mengikuti aliran darah malalui
jantung janin. Darah beroksigen
tinggi dibawa dari plasenta
melalui vena umbilikalis dan
diteruskan ke dalam vena kava
anterior janin.
Selama masa janin.
Karena tingginya resistensi yang
diakibatkan oleh paru-paru yang
kolaps, tekanan pada setengah
kanan jantung dan sirkulasi paru
lebih tinggi daripada di setengah
kiri jatung dan sirkulasi sistemik.
Sirkulasi yang terbalik jika
dibandingkan dengan setelah
lahir. Karena perbedaan tekananantara atrium kanan dan kiri, sebagian darah bercampur
dengan beroksigen cukup ke,bali ke atrium kanan dan segera disalurkan ke atrium kiri
melalui foramen ovale. Kemudian mengalir ke dalam ventrikal kiri dan dipompakan keluar

27
ke sirkulasi sistemik. Sirkulasi sitemik jaringan juga mengalirkan darah melalui arteri
umbilikalis agar terjadi pertukaran dengan darah melalui plasenta.
Saat lahir, foramen ovale menutuo dan menjadi jaringa parut kecil yang dikenal
sebagai fossa ovalis di septum atrium. Duktus anteriosuskolaps dan akhirnya berdegenerasi
menjadi untaian ligamentosa tipis yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. Kadang-
kadang kedua jalan pintas tersebut tidak menutup dengan sempurna setelah lahir. Karena
tekanan di setengah jantung kanandan sirkulasi paru turun pada bayi lahir segera setelah bayi
bernafas dimulai dan paru mengembang, tekanan di setengah kiri jantung dan sirkulasi
sistemik lebih besar daripada tekanan di paru-paru.
Duktus arteriosus paten (terbuka), keadaan ini lebih serius. Sewaktu terjadi penurunan
resistensi paru saat proses bernafas dimulai, tekanan di arteri pulmonalis turun di bawah
tekanan di aorta, suatu keadaan yang menetap seumur hidup. Karena tekanan aorta lebih
besar daripada tekanan arteri pulmonalis, sebagian darah akan dialirkan dari aorta ke dalam
arteri pulmonalis yang tetap terbuka yaitu berlawanan dengan arah aliaran darah melalui
duktus sebelum lahir
Curah jantung tambahan yang menghasilkan sirkulasi sistematik yang adekuat
walaupun sebagian darah yang keluar ventrikal kiri dialihkan ke sirkulasi paru, yang
memungkinkan pemompaan darah melawan tekanan arteri pulmonalis yang meningkat.
Beban kerja tambahan pada jantung ini akhirnya menyebabkan gagal jantung dan kematian
premature jika kelainan tersebut tidak dikoreksi.

28
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sistem kardiovaskular terdiri dari darah, jantung dan pembuluh darah . Jantung
terletak di tulang iga mediastinum dirongga dada. 2/3nya terletak dibagian kiri, 1/3nya
terletak dibagian kanan dann garis tengah tubuh. Proyeksi jantung kanan secara visual pada
permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga. Jantung merupakan organ
muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan terletak di dalam perikardium di
mediastinum. Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot.
Cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom) Lapisan jantung terdiri dari : Endokardium, Miokardium, Pericardium
Ruang Jantung terbagi atas empat ruang: Atrium kanan dan atrium kiri yang dipisahkan oleh
septum intratrial,Ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang dipisahkan oleh septum. Katup
jantung terdiri dari : Katup Trikuspidalis, Katup pulmonal ,Katup Bikuspid, Katup Aorta.
Pembuluh darah dalam jantung : Arteri Koroner, Vena Kava Superior, Vena kava Inferior,
Vena Pulmonalis, Aorta, Arteri Pulmonalis.
Fisiologi jantung terbagi dalam beberapa bagian diantaranya Sistem pengaturan
jantung terdapat serabut parkinje yang merupakan serabut otot jantung khusus,nodus
sinoatrial,nodus atrioventrikular,dan berkas A-V. Aktivitas kelistrikan jantung ,siklus
jantung,bunyi jantung,frekuensi jantung,curah jantung,cara kerja jantung.

3.2 SARAN

Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun
ilmu alam lainnya penting sekali memahai fisiologi sistem kardiovaskuler secara tepat agar
terhindar dari kelalaian baik itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan
perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan
terhadap jantung sebagai pusat kehidupan.
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan makalah
masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan
maupun dalam pengonsepan materi.

29
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin, (2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi ke-2.
Penerbit: Salemba Media. Jakarta

dr. Irfannuddin, (20008). Fisiologi untuk Paramedis. Fakultas Kedokteran Universitas


Sriwijaya. Palembang

Moccablogge.blogspot.com/2012/12/makalah-anatomi-dan-fisiologi-jantung.html

30

Anda mungkin juga menyukai