Implikasi manajerial dari instrument conditioning bisa di gunakan dalam menyusun strategi
pemasaran sebagain berikut;
Pemasar seharusnya menyadari bahwa konsumen akan memberikan respon akan pengalaman
menggunakan produk. Agar konsumen mengetahui manfaat produk yang ditawarkan, maka
informasi yang disampaikan harus berupa manfaat yang bisa di peroleh konsumen
Jangan sekali-kali pesan iklan tidakm sesuai dengan kualitas produk yang sebenarnya,
konsumen akan belajar ddari pengalamannya .
jika ternyata apa yang disampaikan dalam iklan tidak sesuai dengan harapannya terhadap
produk, maka respon negatif akan muncul, dan akhirnya probabilitas purchasiing akan
menurun dengan cepat.
Pendekatan pada perilaku kognitif sangat berbeda, oleh karena itu implikasi pada
pemasaran pun akan berbeda. kalangan behaviorist menempatkan sedikit penekanan pada
proses berfikir dan sikap konsumen. pendekatan perilaku mungkin akan sngat cocok untuk
kondisi diman aktivitas kognitif (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif,
evaluasi alternatif, mengambil keputusan, dan mengevaluasi keputusan pembelian) ialah
minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam
pembelian suatu produk.
LOYALITAS KONSUMEN
Pendekatan kedua, yaitu didasarkan pada teori kognitif. Menurut pendekatan ini, loyalitas
menyatakan komitmen terhadap merek yang tidak mungkin hanya direfleksikan oleh perilaku
pembelian yang terus-menerus
1.Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap pilihannya.
2.Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasa tingkat risiko yang lebih tinggi dalam
pembeliannya.
3.konsumen yang loyal terhadap merekjuga lebih mungkin loyal terhadap toko.
4Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap merek.
Seperti halnya brand loyality, store loyalty juga ditunjukkan oleh perilaku konsisten,
tetapi dalam store loyalty perilaku konsistennya ialah dalam mengunjungi toko di mana
konsumen bisa membeli merek produk yang dinginkan
Jika konsumen menjadi loyal terhadap satu merek tertentu disebabkan oleh kualitas
produk yang memuaskan, store loyalty penyebabnya adalah kualitas pelayanan yang
diberikan oleh pengelola karyawan toko.
PEMBELAJARAN VICARIOUS
Pembelajaran vicarious adalah ide yang sederhana, pada dasarnya istilah tersebut
mengacu pada seseorang mengubah perilakunya karena mereka mengamati perlaku orang
lain serta konskeuensi yang diterimanya. Secara umum seseorang cenderung meniru perilaku
orang lain ketika dia melihat bahwa perilaku itu membawanya pada kensekuensi yang positif,
mereka tidak akan meniru perilaku orang lain jika ia melihat akan membawanya pada
konsekuensi yang negatif. Sementara pembelajaran vicarious dikembangkan sebagian dari
pendekatan perilaku, sejumlah upaya telah dilakukan untuk menjelaskan proses kognitif yang
memungkinkannya berfungsi.
Penggunaan Pedoman
1.Pemodelan dapat digunakan untuk membantu orang yang mengamati memiliki satu atau
lebih pola tanggapan baru yang sebelumnya belum ada dalam daftar perilaku mereka
2.Pemodelan dapat digunakanuntuk menurunkan atau menghambatperilaku yang tidak
diinginkan
Pemodelan dapat digunakan untuk mengembangakan tanggapan baru yang belum ada
dalam daftar seorang konsumen sebelumnya.Misalnya: perangkat video kaset yang digunakan
di berbagai toko dan departement store untuk mendemonstrasikan penggunaan suatu produk.
Setelah menggunakan metode ini untuk mendemonstrasikan cara yang tepat dan aman
menggunakan gergaji besinya, contoh lain penggunaan perlengkapan pancing Barkeley dan
Oltduck yang tepat juga di demonstrasikan secara demikian. Perilaku baru juga dimodelkan
di televisi.
Memfaslitasi Tanggapan
Di samping untuk mengembangkan perilaku baru dan untuk menghambat yang tidak
diinginkan, permodelan dapat digunakan untuk memfasilitasi munculnya perlaku yang
diinginkan pada saat ini telah ada dalam pikiran konsumen. Pemodelan telah banyak dalam
iklan bukan hanya untuk menggambarkan penggunaan suatu produk, tetapi juga untuk
memperlihatkan siapa konsumen yang biasa menggunakan dan dalam situasi yang bagaimana
mereka menggunakannya, karena berbagai macam penggunaan ini melibatkan perilaku yang
telah ada dalam hierarki tanggapan pengamat, maka fungsi model tersebut sekadar
memfasiltasi tanggapan melalui penonjolan konsekuensi positif jika menggunakan produk
tersebut dengan tepat.
Pemodelan samar
Dalam pemodelan samar, tidak ada perilaku atau konsekuensi sebenarnya yang
ditunjukkan atau didemonstrasiakn. Sebaliknya, subjek diharapkan daoat membayangkan
sedang mengamati seorang model yang berperilaku dalam berbagai macam situasi dan
menerima konsekuensi.
1Pemodelan samar memiliki keefektifan yang sama dengan pemodelan nyata dalam
memodifikasi perilaku
2Parameter yang mempengaruhi pemodelan nyata pasti memiliki efek yang sama pada
pemodelan samar.
4.Pemodelan samar dapat di buat lebih efektif jika konsekuensi alternatif dari perilaku model
dijabarkan.
Pemodelan Verbal
Dalam pemodelan verbal perilaku tidak didemonstrasikan dan masyarakat tidak
diperintah untuk membayangkan seorang model melakukan suatu perilaku. Sebaliknya,
masyarakat diberi tahu bagaimana orang lain yang mirip dengan berperilaku dalam situasi
tertentu. Dengan demikian, prosedur ini membentuk suatu norma sosial yang dapat
memengaruhi perilakuu. Suatu stud, misalnya: meneliti efek pemodelan verbal terhadap
sumbangan sosial yang dapat dikumpulkan.
Faktor lain yang mempengaruhi keefektifan model ialah kesamaan yang dirasakan
model dan pengamat. Teori ini mendukung penggunaan model yang memiliki kemiripan
dengan pasar sasaran dalam iklan, dan upayan meningkatkan kemiripan antara konsumen dan
salesman ketika merekrut serta menetapkan tenaga penjual. Beberap biro iklan mengambil
manfaat dari karakteristik ini dalam mengembangkan iklan karakteristik ini juga
memengaruhi apakah pemodelan membantu pendifusian produk baru.
2. Karakteristik Pengamat
Konsekuensi suatu perilaku sebagai hal penting, demikian pula dengan pembelajaran
vicarious. Sudah tentu dalam pembelajaran vicarious, pengamat tidak mengalami langsung
konsekuensi yang dihasilkan. Oleh karena itu, manfaat utama pembelajaran vicarious bagi
konsumen ialah mereka dapat belajar bagaimana berbelanja yang efektif dan menyatakan
suatu perilaku tanpa harus mengganggu konsekuensi yang dihasilkan
Teori Pemodelan
Suatu teori kognitif dianggap sebagai penjelasan tentang pemodelan adalah teori
pengharapan. Teori ini menyatakan bahwa model memengaruhi perilaku pengamat dengan
memengaruhi harapan. Ada dua jenis harapan
2. Harapan hasil
Harapan hasil mengacu pada penilaian konsumen apakah mereka akan mendapatkan
konsekuensi yang sama dengan yang yang diterima oleh pemodel. Dengan kata lain, pemodel
memberikan informasi yang membantu pengamat tentang hasil dari melakukan perilaku yang
dimodelkan. Misalnya seorang anak melihat temannya diberi hadiah ketika menggunakan
uangnya dengan benar dapat meningkatkan harapan anak tersebut untuk juga mendapatkan
hadiah itujika melakukan perlakuan yang sama dengan baik.
Untuk menjelaska efek pemodelan ialah dengan pendekatan pemrosesan kognitif yang
di sebut aksibilitas kategori. teori ini menyatakan bahwa proses mengamati perilaku model
melibatkan aktivitas suatu skema interpretataif. Sekali skema trsebut diaktifkan, informasi
yang ada didalamya menjadi lebih mudah di akses untuk penggunaan selanjutnya. Jika skema
tersebut berisiakan informasi yang membantu merinci perilaku, maka informasi juga akan
menjadi lebih mudah diakses. Sehingga membuatnya dapat memengaruhi perilaku nyata.
KESIMPULAN
Mempengaruhi perilaku konsumen untuk membeli suatu produk bukan hal yang
mudah, apalagi harus mendapatkan keper ayaan konsumen sehingga konsumen menjadi loyal
dengan suatu produk memerlukan kualitas produk yang bagus sebagai pendukungnya. Oleh
sebab itu perusahaan itu harus memahami, mengerti dan bisa mempelajari keinginan
konsumen, memprediksikan apa yang ada di pikiran konsumendan seperti apa perilakunya
konsumen.