HOME SEJARAH DOWNLOADS PARENT CATEGORY FEATURED HEALTH MUSIC POLITICS UNCATEGORIZED
Search
Pemeliharaan Jalan Raya
I.PENDAHULUAN
Tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan
tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan
sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan. SUBSCRIBE TO OUR RSS FEED!
Bertitik tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara terus-
menerus/rutin dan berkesinambungan khususnya pada jenis konstruksi jalan yang menggunakan
sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Pemeliharaan jalan tidak hanya pada perkerasannya FOLLOW US ON TWITTER!
saja, namun mencakup pula pemeliharaan bangunan pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana-
sarana pendukungnya.
TOTAL TAYANGAN HALAMAN
Suatu perkerasan jalan sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas drainase akan dengan mudah
menurun kekuatannya sebagai akibat dari melemahnya kepadatan lapisan pondasi dan terurainya
butiran agregat dari bahan pengikatnya. Pemeliharaan saluran tepi di kiri-kanan badan jalan
66,198
menjadi penting dan air harus senantiasa mengalir dengan lancar karena genangan air hujan akan
melemahkan struktur perkerasan secara menyeluruh. Sedangkan retak rambut pada lapisan
BLOGGER TEMPLATES
permukaan suatu perkerasan bila tidak segera ditutup akan semakin membesar dan dimasuki air
hujan yang berdampak terurainya ikatan antara butiran agregat dari bahan pengikatnya, dan
POPULAR POSTS
menjadi kerusakan yang lebih besar. Kondisi ini akan semakin cepat bertambah parah lagi bila
beban lalulintasnya padat dan berat. Pemeliharaan Jalan Raya
I.PENDAHULUAN Tujuan pemeliharaan jalan
Penanganan pemeliharaan jalan dapat dilakukan secara rutin maupun berkala. Pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan kondisi jalan
secara rutin dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dan dilakukan sesegera mungkin mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan
kemampuannya pa...
ketika kerusakan yang terjadi belum meluas. Perawatan dan perbaikan dilakukan pada tahap
kerusakan masih ringan dan setempat. Hal ini dilakukan sehubungan dengan biaya perbaikannya Penggunaan Sistem Lapis Pondasi Jalan
yang relatif rendah dan cara memperbaikinyapun relatif mudah/ringan. Tanpa Penutup
Pemeliharaan jalan secara berkala dilakukan secara berkala dengan melakukan pula peremajaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistim
pondasi jalan tanpa penutup adalah merupakan
terhadap bahan perkerasan maupun bahan lainnya. Selain itupun, dilakukan perataan kembali
sistim konstruksi perkerasan jalan yang tidak m...
terhadap permukaan jalan. Baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala, tidak
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan struktur. MASA PEMELIHARAAN PEKERJAAN
Sehubungan dengan hal tersebut, pengendalian dan pengawasan pemeliharaan jalan perlu KONSTRUKSI
MASA PEMELIHARAAN PEKERJAAN
dilakukan secara rutin maupun berkala agar kerusakan jalan beserta bangunan pelengkap dan
KONSTRUKSI Guna meningkatkan kualitas
fasilitas pendukungnya sejak dini dapat diditeksi jenis dan volume serta cara penanganan yang pekerjaan konstruksi pada Dirjen Bina Marga
harus dilakukan segera. Selain itupun perlu diketahui lokasi kerusakannya, khususnya pada lokasi maka diterbitkan surat edara...
tertentu yang selalu terjadi kerusakan berulang.
Sistem Pelelangan Pengadaan Barang dan
Pengendalian dan pengawasan pekerjaan pemeliharaan jalan menjadi penting dalam upaya
Jasa Pemborongan
meningkatkan kemampuan dan pengembangan jaringan jalan yang telah mantap guna melayani Pada tahun 2012 ini Satker Pelaksanaan Jalan
lalulintas transportasi darat dan daerah=daerah yang berkembang. Nasional Wilayah II Lampung mengadakan Lelang
dengan fulleproc sebagaimana untuk menerapkan
sis...
II. KEGIATAN UTAMA PEMELIHARAAN JALAN
Kegiatan utama pemeliharaan jalan dibagi dalam beberapa kategori pemeliharaan sesuai dengan
peran dan fungsi masing-masing bagian dari suatu konstruksi jalan. Bagian-bagian dari konstruksi
BLOGGER NEWS
jalan yang perlu dipelihara antara lain adalah sebagai berikut:
1. Struktur Perkerasan Jalan.
2. Bahu Jalan.
3. Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar.
4. Fasilitas Drainase Jalan.
5. Perlengkapan Jalan.
6. Lereng/Talud Jalan.
7. Struktur Pendukung Jalan.
Selain itu, kegiatan yang perlu dilakukan dalam keadaan mendesak/darurat adalah apabila terjadi
bencana alam seperti tanah longsor, banjir, jalan dan jembatan terputus, pengaturan lalulintas, dan
lain-lain.
Forbidden
5. Jembul.
6. kerusakan Tepi.
BLOG ARCHIVE
7. Retak Buaya.
8. Retak Garis.
▼ 2011 (4)
9. Kegemukan Aspal.
► Desember (3)
10. Terkelupas.
▼ November (1)
Pemeliharaan Jalan Raya
Pada perkerasan lentur tanpa lapisan penutup, jenis kerusakan yang sering timbul antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Lubang-lubang. Diberdayakan oleh Blogger.
2. Bergelombang/keriting.
3. Alur. ARSIP BLOG
4. Penurunan/Ambles.
▼ 2011 (4)
Pada perkerasan kaku, jenis kerusakan yang sering timbul, antara lain adalah sebagai berikut:
1. kerusakan pengisi celah lubang. ► Desember (3)
Metode perbaikan pada perkerasan lentur dengan lapis penutup adalah; Pemeliharaan Jalan Raya
1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Pelaburan/Pengaspalan. MY LINK
4. Pengisian retak.
5. Penutupan retak.
6. Penebaran pasir. GET MONEY
Gorong-gorong;
1. Tersumbat; sampah/tumbuhan yang hanyut tertahan di inlet gorong-gorong sehingga
mengganggu aliran air.
2. Kerusakan pada struktur; retak, pecah, terlepas dari sambungan, dan lain-lain.
3. Kerusakan kepala gorong-gorong; baik inlet maupun outletnya.
Saluran;
1. Terjadinya timbunan sampah.
2. Pendangkalan; endapan lumpur/pasir.
3. Penggerusan pada struktur saluran.
Rambu-rambu jalan;
1. Perubahan letak rambu lalulintas.
2. rambu lalulintas kotor, tertutup/coretan.
3. Rambu lalulintas rusak, dirusak, terbentur benda keras.
4. Rambu lalulintas hilang, dilepas, dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Tiang rambu hilang/dicuri, atau dirusak akibat benturan keras.
Marka jalan;
1. Tampilan marka berkurang/pudar.
2. Posisi/penempatan marka salah/keliru/belum selesai.
Lain-lain;
1. Railing dari bahan yang mudah mengalami korosi/berkarat, catnya mengelupas.
2. Pembersihan endapan/tumbuhan pada inlet yang telah disediakan.
3. Pemeriksaan kekuatan dan kencang/kendornya baut (jembatan rangka baja).
4. Cat terkelupas.
5. Bagian-bagian struktur berkarat (baja).
Metode perbaikan jembatan;
1. Pembersihan dek/pelat lantai jembatan.
2. Pengecatan pagar/railing yang pudar.
3. Penggantian/pemasangan pagar/railing yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Perataan jalan pendekat/oprit.
Penanganan Darurat;
Penanganan darurat perlu dilakukan segera bila pada ruas jalan yang bersangkutan mengalami
kerusakan akibat adanya bencana alam; seperti badan jalan longsor atau tertimbun longsoran dari
tebing, sehingga akses jalan tidak berfungsi. Bila masih memungkinkan dibuatkan jalan
sementara/darurat melalui bahu jalan yang masih kuat, sambil kerusakan pada badan jalan
diperbaiki. Perlu adanya pengaturan lalulintas dan rambu pengamanan.
Ada kalanya pohon besar tumbang melintang jalan sehingga perlu segera memindahkan atau
memotongnya dan membersihkannya agar jalan dapat berfungsi dan lalulintas tidak terhambat.
Dalam hal ini, perlu disiapkan regu-regu dengan peralatan pemotong/gergaji untuk penanganan
darurat ini.
Pengendalian mutu sumber daya dilakukan secara terjadual dan senantiasa disesuaikan dengan
jenis pekerjaan/kegiatan yang telah direncanakan. Hal ini diperlukan agar penyelenggaraan
kegiatan berlangsung efisien dan mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan spesifikasi yang
telah dipersyaratkan. Penggunaan metode pelaksanaan dan ketersediaan biaya yang diperlukan
turut menentukan kelancaran kegiatan pemeliharaan jalan.
III.4. Waktu
Waktu penyelenggaraan suatu kegiatan/pekerjaan perlu pentahapan agar dapat dikendalikan dan
diawasi secara baik. Umumnya pentahapan waktu penyelenggaraan pemeliharaan rutin dibagi
sebagai berikut;
1. Perencanaan; seluruh kegiatan yang akan dilakukan direncanakan dan dijadualkan terlebih
dahulu baik mutu maupun jumlahnya, dan ditetapkan spesifikasi dan persyaratan yang
diperlukan untuk pelaksanaannya.
2. Persiapan; hal-hal yang perlu disiapkan dan disediakan, dijadual sesuai dengan rencana
kegiatan yang akan dilakukan sehingga tidak terjadi hambatan pada saat pelaksanaan
pekerjaannya.
3. Pelaksanaan; waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan yang telah terjadual
diupayakan agar dapat dipenuhi sesuai dengan mutu dan jumlah yang telah ditentukan dalam
spesifikasi. Dalam hal ini, perlu pengendalian dan pengawasan yang akurat agar dapat
dijamin kelancaran penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan rutin tersebut dan hasil yang
optimal.
4. Pemantauan; agar kendali dan pengawasan pelaksanaan dapat berlangsung sesuai dengan
yang telah dijadualkan, waktu pemantauan dilakukan secara terus-menerus untuk
mengantisipasi bila terjadi penyimpangan atau kesalahan yang perlu segera diperbaiki dan
ditindak lanjuti.
III.5. Tempat/Lokasi
Terjadinya kerusakan pada suatu struktur perlu diketahui dimana lokasi kerusakannya, jenis
kerusakannya, dan dimensi kerusakannya. Hal ini perlu segera diketahui agar penanganannya
dapat sesuai dengan jenis sumber daya yang perlu disiapkan/disediakan.
1. Lokasi kerusakan;
a. harus diketahui dengan jelas agar dapat segera dilakukan pengiriman petugas
pemeliharaan dan kelengkapannya untuk melakukan perbaikan.
b. Setiap lokasi kerusakan sudah diberi tanda (misal; cat semprot), dan dicatat untuk
bahan laporan/inventarisasi.
2. Jenis kerusakan;
a. Jenis kerusakan yang terjadi perlu diketahui untuk memastikan upaya perbaikannya
yang menyangkut masalah teknologi konstruksi.
b. Setiap jenis kerusakan perlu diinventarisasi untuk keperluan laporan evaluasi
selanjutnya.
3. Dimensi kerusakan;
a. Dimensi kerusakan yang terjadi perlu diketahui guna memastikan tingkat kerusakan
dan volume kerusakan yang terjadi sehingga dapat dipersiapkan tenaga pekerja,
bahan, alat, metode/cara, dan biaya yang sesuai.
b. Setiap dimensi kerusakan diinventarisasi untuk keperluan laporan dan analisa
perhitungan selanjutnya, khususnya dalam mempersiapkan rencana anggaran biaya
yang diperlukan.
III.6. Tuntutan
Dalam penyelenggaraan pengelolaan jaringan jalan yang telah ada, perlu adanya suatu
penanganan yang segera sebelum kerusakan meluas / meningkat. Hal ini dapat dilakukan bila
koordinasi antara semua pihak yang terkait dengan masalah pemeliharaan rutin jalan berjalan
secara baik dan lancar. Selain itu, perlu diketahui bahwa biaya perbaikan jalan akan jauh lebih
besar bila tidak segera ditangani. Tingkat kerusakan jalan yang lebih berat akan membutuhkan
penyediaan sumber daya yang lebih banyak dan waktu pengerjaan yang lebih lama.
Kerusakan jalan yang lebih berat dan banyak, berpengaruh terhadap menurunnya tingkat layanan
jalan dan kapasitas jalan yang ada sehingga kelancaran arus lalulintas jalan terganggu, dan pada
gilirannya akan menyebabkan terhambatnya arus pergerakan manusia dan barang.
Penanganan kerusakan jalan yang masih ringan, selain metode/cara perbaikannya lebih
mudah/sederhana, biaya yang dibutuhkan rendah dan waktu yang digunakan untuk melakukan
perbaikan jauh lebih singkat.
Dengan koordinasi yang baik diantara semua unsur terkait dengan pemeliharaan jalan, akan
dicapai pemeliharaan jalan yang optimal.
IV. PERALATAN
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan keperluan pada saat melakukan kegiatan
pemeliharaan rutin. Seluruh peralatan yang telah disepakati untuk digunakan dalam kegiatan
pemeliharaan rutin senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan untuk penanganan pekerjaan
dilapangan.
Jenis dan kapasitas peralatan serta kemampuan operatornya perlu disesuaikan dengan kondisi di
lapangan, agar dalam pengoperasiannya alat tersebut dapat berfungsi secara baik dan lebih
efisien. Penggunaan peralatan yang bukan peruntukannya akan menyebabkan inefisiensi dan hasil
akhir yang tidak memuaskan. Untuk mendukung keberhasilan penggunaan peralatan yang sesuai,
perlu mengetahui terlebih dahulu fungsi, karakteristik, kemampuan, dan cara pengoperasiannya
yang benar.
Beberapa jenis peralatan utama yang umumnya digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin
antara lain adalah sebagai berikut;
1. Vibrating Rammer;
Selain alat-alat tersebut, perlu dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan di lapangan, seperti saringan/ayakan untuk agregat, sekop, pembersih debu/sapu lidi,
dan lain-lainnya.
V. BAHAN / MATERIAL
Bahan/material yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan jalan antara lain batu belah, agregat
kasar/halus, dan bahan pengisi/mineral filler, aspal, semen (Portland cement/Pc), dan lain-lain.
Kebutuhan bahan/material tergantung dari jenis kegiatan/pekerjaan yang harus ditangani dan
dimensi serta tingkat kerusakan yang harus ditanggulangi.
Batu Belah/Kali;
Batu belah/kali umumnya digunakan dalam pekerjaan perbaikan talud atau lereng badan jalan yang
longsor ataupun tergerus sebagai akibat dari erosi atau perubahan level air tanah. Bila badan jalan
berada ditepi sungai atau pantai laut, umumnya dibuat dalam bentuk bronjong (gabions) ataupun
dinding penahan (retaining wall). Dimensi batu belah/kali pada umumnya berkisar antara 15 sampai
20 cm. Jenis pengerjaan pasangan batu tersebut dapat dengan/atau tanpa mortar/spesi sesuai
kebutuhan dan kondisi di lokasi pekerjaan.
Pada jenis aspal emulsi, diperlukan bahan peremaja dalam proses penggunaannya. Hal tersebut
terkait dengan peningkatan workabilitynya. Workability menjadi penting mengingat akan berdampak
terhadap waktu pengerjaan dan mutu hasil dari pemeliharaan jalan tersebut.
Kapur;
Jenis bahan ini banyak digunakan sebagai campuran mortar/spesi bersama semen pada
pekerjaan pasangan batu kali. Selain itupun sering digunakan dalam stabilisasi tanah yang lunak,
basah, dan jenuh kandungan airnya. Kapur memiliki daya mengikat terhadap air yang berada di
dalam lapisan tanah yang lunak tersebut.
VI. LAPORAN
Setiap aktivitas di lapangan senantiasa harus dipantau, dan dituangkan dalam bentuk laporan
tertulis, sesuai dengan tahap penyampaiannya yang telah ditentukan.
Laporan dimaksudkan antara lain untuk;
a. Mengetahui kemampuan melaksanakan pekerjaan setiap saat.
b. Mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan.
c. Mengetahui kondisi peralatan, material maupun tenaga kerja.
d. Mengetahui prestasi fisik dan keuangan.
Untuk mendukung sistem pelaporan sesuai dengan kondisi di lapangan, laporan dilakukan dalam
tahapan dan jenis keperluannya. Jenis laporan yang lazim dilakukan adalah;
a. Laporan Harian.
b. Laporan Mingguan.
c. Laporan Bulanan.
d. Laporan Triwulanan.
e. Laporan Akhir.
Laporan Harian;
Semua kegiatan pekerjaan di lapangan dan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan, dicatat/direkam
setiap hari, dan dituangkan dalam bentuk laporan harian. Dalam laporan harian tersebut antara lain
dicatat semua kejadian yang ada di lapangan seperti;
a. Jenis kegiatan/pekerjaan yang dilakukan pada hari itu.
b. Kondisi pekerjaan saat itu.
c. Cuaca yang terjadi sepanjang hari.
d. Hal-hal terkait/mendukung terselenggaranya pekerjaan pada hari yang bersangkutan.
e. Hal penting lainnya yang mungkin berdampak negatif terhadap penyelenggaraan
kegiatan di lapangan.
f. Pengunjung/tamu proyek, saran, dan pendapat secara umum.
Laporan Mingguan;
Laporan mingguan merupakan rangkuman laporan harian selama periode waktu dalam satu
minggu, disertai prestasi kerja selama satu minggu. Dalam hubungan ini, prestasi kerja selama
satu minggu tersebut dapat dilihat kecenderungannya; positif ataukah negatif. Apakah kegiatan
pekerjaan berjalan lancar sesuai jadual ataukah mengalami hambatan sehingga terlambat/tertunda;
belum sesuai yang telah direncanakan.
Laporan Bulanan;
Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan selama periode waktu dalam satu
bulan. Dalam hubungan ini, prestasi kerja dalam satu bulan akan menunjukkan jenis kegiatan yang
berlangsung sesuai jadual maupun yang terlambat/tidak-belum sesuai jadual. Prestasi kerja yang
telah dilakukan selama periode satu bulan tersebut dapat segera ditentukan apakah positif ataukah
negatif.
Hasil/prestasi kerja dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi suatu penyelenggaraan
proyek, agar dapat segera diketahui kendala-kendala yang timbul selama proses kegiatan dalam
satu bulan, untuk mengambil keputusan mengenai langkah-langkah dan tindak lanjut yang perlu
dilakukan oleh Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek.
Laporan Triwulanan;
Dalam laporan triwulanan dapat dilihat aktivitas setiap bulan yang dirangkum dalam tiga bulan
berturut-turut. Pada laporan tersebut sudah dapat dilihat kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi untuk periode berikutnya.
Oleh karena itu, langkah-langkah yang telah diputuskan dapat dievaluasi dan direvisi kembali bila
masih belum dapat mengatasi keterlambatan maupun penyimpangan yang telah terjadi
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ditjen. Bina Marga; Dit. Bina Teknik; Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan
Jalan Propinsi; Jilid I; Metode Survai; Departemen Pekerjaan Umum; 1995.
2. Ditjen. Bina Marga; Dit. Bina Teknik; Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan
Jalan Propinsi; Jilid II; Metode Perbaikan Standard; Departemen Pekerjaan Umum; 1995.
3. Ditjen. Bina Marga; Pemeliharaan Rutin; Road Maintenance Improvement Project II; 1998.
4. LPKM – ITB / KBK Rekayasa Transportasi; Sistem Transportasi Perkotaan; Jurusan Teknik
Sipil ITB; 1997.
8 komentar:
Sedangkan ketika kami masyarakat menuntut pemerintah kabupaten utk membersihkannya, mereka
berkilah itu bukan tanggungjawabnya...
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting