Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai PDF
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai PDF
SKRIPSI
oleh
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
munculnya keluhan dan ketidak-puasan masyarakat terhadap pelayanan
kepada masyarakat yang tidak maksi-mal seperti yang dikemukakan oleh
mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris2 bahwa “kinerja Pegawai Negeri
Sipil (PNS) masih memprihatinkan, masih buruknya kinerja PNS diketahui
dari masih tingginya persentase keterlambatan masuk kerja dan pelaksanaan
tugas yang tidak sesuai standar”.
2
Artikel Kinerja (Online) pada http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/24/1346573/kinerja
4
c. Apa saja langkah yang seharusnya diambil oleh seorang pemimpin
dalam meningkatkan kinerja pegawainya?
2. Rumusan Masalah
5
3. Besarnya pengaruh kepemimpinan camat terhadap kinerja pegawai di
Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten 223145655225.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Praktis
2. Kegunaan Teoretis
6
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi peneliti-
an-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kinerja pegawai
dalam upaya meningkatkan disiplin kerja.
a. Kepemimpinan
3
Hasibuan, Malayu, S.P. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: Gunung
Agung.2003 p. 170
4
Istianto, Bambang. Manajemen Pemerintahan Dalam Persepektif Pelayanan Publik. (Jakarta:
Mitra Wacana Media. 2009) p. 87
7
5) Kepemimpinan pemerintahan adalah sikap, perilaku dan kegiatan
pemimpin pemrintahan di pusat dan daerah dalam upaya mencapai
tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara.
5
Yukl, Gary. Leadership in Organization. (Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc. 2010) p.
296)
6
Ibid
7
Toha, Miftah. Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Raja Grafindo. 2003) p. 78
8
Faktor kepemimpinan, dari atasan dapat memberikan pengayoman
dan bimbingan kepada karyawan dalam menghadapi tugas dan lingkungan
kerja yang baru. Pemimpin yang baik akan mampu menularkan optimisme
dan pengetahuan yang dimilikinya agar karyawan yang menjadi
bawahannya dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Menurut
Robbins, kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan.8 Fungsi kepemimpinan
adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, atau memberi
motivasi kerja, dan membuat jaringan komunikasi dan membawa
pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju dengan ketentuan waktu dan
perencanaan. Sehingga setiap pimpinan akan memperlihatkan gaya
kepemimpinannya lewat ucapan, sikap tingkah lakunya yang dirasa oleh
dirinya sendiri maupun orang lain.
b. Kinerja Pegawai
8
Robbins, Stephen. P. dan Mary Coulter. Manajemen. Gramedia. Jakarta. 2005) p. 56
9
Pengertian kinerja menurut Tika menyatakan bahwa kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.9
9
Tika, P. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta. 2006) p. 235
10
Anwar Prabu Mangkunegara. 2008. Kinerja (Online). Terdapat pada
(http://intanghina.wordpress.com/2008/06/10/kinerja/). Diunduh tanggal 4 Februari 2014.
11
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. (Jakarta :
PT Rajagrafindo Persada.. 2009) p. 309
12
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bandung : Alfabeta. 2008)
p. 121
10
1) kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.
1) Kuantitas kerja yang dilihat dari penyelesaian semua tugas dengan baik
dan tanpa banyak kesalahan.
13
Agus Dharma (2003:355)
14
Mathis, Robert L & John H. Jackson ( Terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira),
Manajemen Sumber Daya Manusia, jilid 2, Jakarta: Salemba Empat. 2002) p. 78
11
4) Kerjasama yakni kemampuan pegawai dalam membina hubungan
dengan pegawai lain dan pimpinan
2. Hipotesis Penelitian
15
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta. 2004) p. 70
12
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan salah
satu pendekatan yang ada dalam penelitian. Pendekatan ini menekankan pada
prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya.
Keketatan pendekatan ini sudah terlihat dari asumsi dasar penelitian
kuantitatif.
16
Masri Singarimbun & Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3ES. 2003) p. 3
17
Sugiyono. Op.Cit. p. 11
13
dimaksud dalam penelitian ini adalah (1) Kepemimpinan dan (2) Kinerja
Pegawai pada Kantor Camat 568744321897856.
a. Studi Dokumentasi
b. Teknik Angket
18
Nazir, Moh. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2005) p. 328
14
untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dalam
waktu yang cepat dan tepat.
Skala Likert yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bobot Bobot
Pernyataan Pernyataan
Penilaian Penilaian
Sangat setuju Skor : 5 Sangat baik Skor : 5
1 Kegiatan Prapenelitian X X X
15
2 Pengumpulan Data X X X
3 Analisis Data X X X X X
4 Penyusunan Laporan X X X X
5 Bimbingan dan X X X X
Perbaikan
6 Sidang Skripsi X
5. Bagian kelima merupakan kesimpulan atas seluruh hasil analisis data yang
diperoleh dalam penelitian serta saran yang dapat dikemukakan
berdasarkan temuan-temuan pada saat penelitian.
16
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
17
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam suatu organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu
organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut.
Pentingnya ke-pemimpinan seperti yang dikemukakan oleh James M. Black
pada Management: a Guide to Executive Command dalam Sadili Samsudin
menyebutkan bahwa ”Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan
menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya
sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.19
18
tercapai-lah tujuan itu”.23 Kemudian menurut Ukas, “kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang
lain, agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu
maksud dan tujuan”.24 Sedangkan George R. Terry dalam Miftah Thoha
mengartikan bahwa “kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi
orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi”.25
23
Indrafachrudi, Soekarto. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif. (Bogor: Ghalia Indonesia,
2006), p. 2
24
Ukas, Maman. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. (Bandung: Agini, 2004), p. 268.
25
Toha, Miftah. Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Raja Grafindo. 2003), p. 5.
26
P. G. Northouse, Leadership: Theory and Practice (New Delhi: Response Book, 2003), p.3.
Pengertian ini dipertajam oleh Suprayogo bahwa proses mempengaruhi aktivitas dapat
dilakukan kepada individu atau group untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam situasi
yang telah ditetapkan. Lihat Imam Suprayogo, Reformulasi Visi dan Misi Pendidikan Islam
(Malang: STAIN Press, 1999), p. 160.
27
A. J. Dubrin, Leadership: Research Findings, Practices, and Skills, (Boston: Houghton Mifflin
Company, 2001), p. 3.
28
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 2.
29
Hadari Nawawi, Administrasi Pandidikan (Jakarta: Haji Masagung, 1998), p. 81.
19
Pada definisi-definisi kepemimpinan yang berbeda-beda tersebut, pada
dasarnya terkandung kesamaan asumsi yang bersifat umum seperti: (1) di
dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih, (2) di dalam melibatkan proses mempengaruhi, di mana pengaruh yang
sengaja (intentional influence) digunakan oleh memimpin terhadap bawahan.
Di samping kesamaan asumsi yang umum, di dalam definsi tersebut juga
memiliki perbedaan yang bersifat umum pula seperti: (1) siapa yang
mempergunakan pengaruh, (2) tujuan dari usaha untuk mempengaruhi, dan (3)
cara pengaruh itu digunakan.
2. Teori Kepemimpinan
20
Menurut Wursanto, teori kepemimpinan adalah bagaimana seseorang
menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin.30 Beberapa
teori tentang kepemimpinan yaitu:
a. Teori Kelebihan
b. Teori Sifat
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat
menjadi pengikut yang baik, sifat-sifat kepemimpinan yang umum
misalnya bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh
inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif dan
kreatif.
c. Teori Keturunan
d. Teori Kharismatik
e. Teori Bakat
30
Wursanto. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. (2002:197)
21
Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin
lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai
bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan harus
dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut
menduduki suatu jabatan.
f. Teori Sosial
Teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin.
Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal dia diberi
kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah
kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun
pengalaman praktek.
3. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
a. Fungsi Instruktif
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan
pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang
31
Rivai. (2005:53)
22
yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah
keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu
dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback)
untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat
diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan
lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan berlangsung
efektif.
c. Fungsi Partisipasi
d. Fungsi Delegasi
e. Fungsi Pengendalian
23
bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian ini dapat diwujudkan
melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
4. Teknik Kepemimpinan
a. Teknik Kepengikutan
5. Tipe Kepemimpinan
32
Wursanto. Op.Cit. p. 207.
24
Tipe kepemimpinan sering diartikan sebagai perilaku kepemimpinan
atau gaya kepemimpinan (leadership style). Secara umum dapat dikatakan
bahwa, kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang di dalam situasi-
situasi kelompok/kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan, karena tidak ada kelompok tanpa adanya
kepemimpian, dan sebaliknya kepemimpinan hanya terjadi dalam situasi
interaksi kelompok, seorang pemimpin harus berada di dalam suatu kelompok
di mana dia memainkan peranan-peranan dan kegiatan-kegiatan kepemimpin-
annya.
25
6) Tipe Pseudo-demokratik, pemimpin semu demokratis, nampak
demokratis padahal otokratis.
7) Tipe Demokratis, pemimpin yang menggerakkan bawahannya bertitik
tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di
dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari bawahannya,
senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritikan dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
teamwork.33
33
Sanusi Achmad, Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan, (Bandung: Prospect, 2009), p. 51
34
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi I. Cetakan Ketiga Belas. (Jakarta:
Bumi Aksara. 2006), pp. 67-68
26
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia
lihat.35
Di lihat dari segi efektif dan tidak efektif gaya kepemimpinan menurut
Mulyasa mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan dikelompokkan sebagai
berikut.
a. Gaya Efektif
1) Executif, gaya ini menunjukkan adanya perhatian baik kepada
tugas maupun kepada hubungan kerja dalam kelompok. Pimpinan
berusaha memotivasi anggota dan menetapkan standar kerja yang
tinggi serta mau mengerti perbedaan individu, dan menempatkan
individu sebagai manusia.
2) Developer, gaya ini memberikan perhatian yang cukup tinggi
terhadap hubungan kerja dalam kelompok dan perhatian menimum
terhadap tugas pekerjaan. Pimpinan yang menganut gaya ini sangat
memperhatikan pengembangan individu.
3) Benevolent Authocrat, gaya ini memberikan perhatian yang tinggi
terhadap tugas dan rendah dalam hubungan kerja. Pemimpin yang
menganut gaya ini mengetahui secara tepat apa yang ia inginkan
dan bagaimana memperoleh yang diinginkan tersebut tanpa
menyebabkan ketidakseganan di pihak lain.
4) Birokrat, gaya ini memberikan perhatian yang rendah terhadap
tugas maupun terhadap hubungan. Pemimpin yang menganut gaya
ini menerima setiap peraturan dan berusaha memeliharanya dan
melaksanakannya.
b. Gaya yang tidak Efektif
1) Compromiser, gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada tugas
maupun pada hubungan kerja. Pemimpin yang menganut gaya ini
merupakan pembuat keputusan yang tidak efektif dan sering
menemui hambatan dan masalah.
2) Missionary, gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada
hubungan kerja dan rendah pada tugas. Pemimpin yang menganut
gaya ini hanya tertarik pada keharmonitas dan tidak bersedia
mengontrol hubungan meskipun tujuan tidak tercapai.
3) Autocrat, gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada tugas dan
rendah pada hubungan. Pemimpin yang menganut gaya ini selalu
menetapkan kebijaksanaan dan keputusan sendiri.
35
Toha, Miftah. Opcit, p. 45.
27
4) Deserter, gaya ini memberi perhatian yang rendah pada tugas dan
hubungan kerja. Pemimpin yang menganut gaya ini hanya mau
memberikan dukungan dan memberikan struktur yang jelas serta
tanggung jawab, hanya pada waktu dibutuhkan.36
B. Kinerja Pegawai
1. Pengertian Kinerja
36
Mulyasa, OpCit, p. 138
37
Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Alfabeta. 2002), p. 153
38
Prawirosentono, Suyadi. Kebijaksanaan Kinerja Karyawan - Kiat Membangun Organisasi
Kompetitif Menjalang Perdagangan Bebas Dunia. (Yogyakarta: BPFE. 1999) p. 1.
28
to perform, the capacity to achieve a desired result”39, yang berarti aktivitas
atau proses penyelesaian sesuatu; pelaksanaan kegiatan; kemampuan
berprestasi; kemampuan untuk mencapai hasil yang telah diharapkan.
39
Gove, Philip Babcock and Webster, Merriam. Webster Third New International Dictionary.
(Springfield, Mass., U.S.A. : Merriam-Webster, [1996], ©1993) p. 1678
40
Bernardin, John and Russel, Joyce, E. A. 1998. Human Resource Management an Experiental
Approach. 2nd edition. (New York: Mc.Graw-Hill Companies Inc. 1998), p. 239
41
Hasibuan, Malayu SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), p.
94
29
f. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi karyawan.
h. Sebagai alat untuk melihat kekurangan atau kelemahan masa lampau dan
meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
42
Ibid, p. 89
43
Mangkunegara, Anwar Prabu. Evaluasi Kinerja SDM. (Jakarta:Tiga Serangkai, 2005), p. 67
30
d. kemampuan mengevaluasi (keluhan atau keberatan konsumen atau
masyarakat).44
2. Pengukuran Kinerja
44
Ibid, p.71
31
outcome harus mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat menjadi
tolok ukur keberhasilan organisasi sektor publik.
45
Castetter, William B. The Human Resources Function in Educational Administration. (New
Jersey: Prentice Hall, 1996), p. 270
46
Ibid, p. 277
47
Mitchell, T. R. People In Organization; Under Standing Their Behaviors. (New York : Mc Grow-
Hill. 1978) p. 343
48
Gibson. Op.Cit., p. 120
32
(4) kedisiplinan, (5) kreativitas, (6) kerjasama, (7) kepemimpinan, (8)
kepribadian, (9) prakarsa, (10) kecakapan, (11) tanggung jawab.49
a. Sumber individu pekerja itu sendiri yang disebabkan oleh: (1) kelemahan
intelektual, (2) kelemahan psikologis, (3) kelemahan fisiologis, (4)
kelemahan motivasi, (5) faktor-faktor personalitas, (6) faktor ketuaan/usia,
(7) preparasi posisi, (8) orientasi nilai.
b. Sumber dari organisasi yang disebabkan oleh: (1) sistem organisasi, (2)
peranan organisasi, (3) kelompok-kelompok dalam organisasi, (4) perilaku
yang berhubungan dengan pengawasan, (5) iklim organisasi.
c. Sumber dari lingkungan eksternal, yang disebabkan oleh: (1) keluarga, (2)
kondisi ekonomi, (3) kondisi politik, (4) kondisi hukum, (5) nilai-nilai
sosial, (6) pasar kerja, (7) perubahan teknologi, (8) perkumpulan-
perkumpulan.50
49
Hasibuan. Op.Cit., p. 106
50
Castetter. Op.Cit., p. 324
51
(Siagian, 2003:3)
33
organisasi yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya dimana tugas pegawai
negeri adalah bersifat pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
BAB III
OBJEK PENELITIAN
34
fasilitas pelayanan umum pemerintahan di tingkat kecamatan, pemerintahan
desa dan atau kelurahan, dan pelayanan masyarakat sesuai dengan ketentuan
dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
35
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kecamatan
36
Variabel Dimensi Indikator Item Skala
Camat (X) dan dapat dimengerti
oleh pegawai dalam
melakukan pekerjaan.
37
Variabel Dimensi Indikator Item Skala
2. Sampel Penelitian
53
Winarno, Surakhmad. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, (Bandung: Tarsito.
2005), hal. 8
54
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta. 2004) hal. 4
38
bagi semua anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.55
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random
sampling di mana populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.
1. Studi Dokumentasi
55
Ibid, hal. 92
56
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta.
2002), hal. 94
57
Nasir, Muhammad. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2005), hal. 328
39
pengaruhnya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk
memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku,
laporan kegiatan dan keuangan, serta dokumen lain yang relevan dengan
fokus penelitian.
2. Teknik Angket
40
responden pada masing-masing pilihan jawaban ini (pada masing-masing
item) dijadikan dasar penafsiran data hasil penelitian secara deskriptif.
z z z z z
20 40 60 80 100
58
Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin. Aplikasi Statistik dalam Penelitian. (Bandung:
Pustaka Setia. 2006), hal. 122.
41
Uji reliabilitas instrumen digunakan dengan menggunakan
koefesien reliabilitas dari Alpha Cornbach. Uji reliabilitas merupakan
indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk
menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach’s
Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran
dengan ketentuan jika nilai r Cronbach’s Alpha > rtabel, maka instrumen
dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya.
42
kesalahan statistik atau p-value > (α = 0,05) atau nonsignifikan, maka
diputuskan tidak terjadi situasi heteroskedastitas.
1 dL dU 4-dL 4-dU 4
43
regresinya. Analisis regresei linier sederhana diawali dengan pengujian
asumsi klasik dengan persamaan regresi sebagai berikut.
Ŷ = a + bX + e
Keterangan:
Y : Kinerja Pegawai
X : Kepemimpinan Camat
a : konstanta
b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X
e : epsilon, galat presisi yang terjadi secara acak.
5. Pengujian Hipotesis
Sebelum digunakan sebagai dasar kesimpulan, persamaan regresi
yang diperoleh dan telah memenuhi asumsi regresi melalui pengujian di
atas, perlu diuji koefisien regresinya. Pengujian regresi ini dilakukan untuk
melihat apakah model yang diperoleh dan koefisien regresinya dapat
dikatakan bermakna secara statistik sehingga dapat diambil kesimpulan
secara umum untuk populasi penelitian.
44
Statistik Uji-t yang digunakan menggunakan rumus sebagai
berikut.
β n-2
thitung = atau thitung = r
SE β 1- r2
Keterangan:
β = koefisien regresi
r = koefisien korelasi
n = ukuran sampel
6. Koefisien Determinasi
45
Koefisien determinasi dihitung untuk menentukan variabel
independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi multiple
diperoleh dari jumlah kuadrat regresi dan jumlah kuadrat total dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
2
KD = R x 100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Responden
46
angket yang disebarkan ke seluruh responden penelitian, diperoleh profil
responden sebagai berikut.
Tabel 4.1
Penggolongan Responden Berdasarkan Kelompok Umur
1 < 30 2 6,25
2 31 – 35 12 37,50
3 36 – 40 9 28,125
4 41 – 45 6 18,75
5 46 – 50 2 6,25
6 > 51 1 3,125
Tabel 4.2
Penggolongan Responden berdasarkan Gender
1 Laki-laki 24 75
2 Perempuan 8 25
47
Jumlah Seluruh 32 100
Sumber: Data hasil pengolahan penulis (2014)
Tabel 4.3
Penggolongan Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tingkat Pendidikan
No. Jumlah Persentase
Responden
1 Pascasarjana 1 3,125
2 Sarjana 11 34,375
3 Diploma II dan III 5 15,625
4 SLTA 12 37,50
5 SMP dan di bawahnya 3 9,375
Jumlah Seluruh 32 100
B. Uji Instrumen
48
koefisien korelasi r Product Moment dari Pearson dengan pengujian dua
arah (two tailed test). Data diolah dengan bantuan program SPSS for
Windows Release 18.0 dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan Camat (X)
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha
Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation if Item Deleted
Item 1 53,0364 46,258 ,513 ,627 ,795
Item 2 53,8545 41,756 ,437 ,559 ,785
Item 3 53,9636 42,221 ,445 ,484 ,785
Item 4 53,2909 45,729 ,458 ,647 ,797
Item 5 53,8364 42,732 ,438 ,608 ,785
Item 6 53,6000 42,467 ,530 ,564 ,779
Item 7 53,2909 43,951 ,534 ,743 ,793
Item 8 54,0000 40,593 ,520 ,674 ,778
49
5) Skor Item 5. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor
Total = 0,438 > r kritis = 0,344. Dengan demikian instrumen Item 5
dinyatakan Valid.
Tabel 4.5
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation if Item Deleted
Item 1 52,7091 47,877 ,535 ,622 ,783
Item 2 53,2364 45,851 ,612 ,540 ,776
Item 3 53,2909 46,655 ,581 ,542 ,779
Item 4 52,7091 46,543 ,654 ,638 ,774
Item 5 53,4545 46,215 ,550 ,670 ,781
Item 6 53,2545 49,823 ,418 ,408 ,799
Item 7 52,8000 49,459 ,421 ,407 ,791
Item 8 53,2182 46,766 ,522 ,576 ,783
50
Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r
51
Dasar penentuan validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai
kritis pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan N=32,
yakni sebesar 0,344. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa seluruh
item memiliki validitas cukup tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai
koefisien korelasi item yang terletak antara 0,400 – 0,699 (Sugiyono,
2001:149).
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Kepemimpinan Camat (X)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,644
a
N of Items 4
Part 2 Value ,596
N of Items 4b
Total N of Items 8
Correlation Between Forms ,817
Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,899
Unequal Length ,900
Guttman Split-Half Coefficient ,899
a. The items are: Item 1, Item 2, Item 3, Item 4.
b. The items are: Item 5, Item 6, Item 7, Item 8.
52
dan belahan ke dua terdiri 4 item dengan koefisien Alpha = 0,596. Karena
Rhitung = 0,899 > Rkitis (0,700), maka kesepuluh instrumen yang digunakan
pada penelitian dinyatakan reliabel, sehingga dapat digunakan untuk
mengukur variabel Kepemimpinan Camat.
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,716
N of Items 4a
Part 2 Value ,642
b
N of Items 4
Total N of Items 8
Correlation Between Forms ,587
Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,740
Unequal Length ,740
Guttman Split-Half Coefficient ,734
a. The items are: Item 1, Item 2, Item 3, Item 4.
b. The items are: Item 5, Item 6, Item 7, Item 8.
53
”Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor
Camat 568744321897856, Kabupaten 223145655225”.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel Kepemimpinan Camat (X)
1 Pengarahan 93.44
2 Komunikasi 77.50
4 Motivasi 78.75
Jumlah 325.94
54
No. Dimensi Jumlah %
z z z z z
20 40 60 80 100
81,49
Pada variabel ini terdapat empat dimensi yang dikaji meliputi (1)
kuantitas kerja, (2) kualitas kerja, (3) pemanfaatan waktu, dan (4) kerja
sama. Rekapitulasi hasil analisis deskriptif pada variabel ini dapat
disajikan pada tabel berikut.
55
Tabel 4.9
Hasil Rata-rata Persentase Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Jumlah 313.45
z z z z z
20 40 60 80 100
78,36
56
telah relatif cukup baik dan cenderung sesuai dengan keempat dimensi
yang dikemukakan.
D. Analisis Regresi
57
Tabel 4.10
b. Uji Heteroskedastisitas
58
Tabel 4.11
Korelasi Spearman-rho
Correlations
Kepemimpina Kinerja
n Camat Pegawai
Spearman's rho Kepemimpinan Correlation Coefficient 1,000 ,052
Camat Sig. (2-tailed) . ,706
N 32 32
Kinerja Pegawai Correlation Coefficient ,052 1,000
Sig. (2-tailed) ,706 .
N 32 32
** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).
a Listwise N = 32
c. Uji Autokorelasi
1) Perumusan hipotesis :
59
a) Ho : ρ = ρ =... = ρp = 0 Æ Non Autokorelasi (Faktor
1 2
2) Kriteria pegujian :
c) Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka
tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi.
Gambar 4.1
Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi
60
Tabel 4.12
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square
Square the Estimate Watson
a
1 ,065 ,004 -,015 7,39260 1,625
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Camat
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Ŷ = a + bX + e
Keterangan:
Y : Kinerja Pegawai
X : Kepemimpinan Camat
a : konstanta
61
e : epsilon, galat presiksi yang terjadi secara acak.
Tabel 4.13
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Model
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 27,683 9,154 3,024 ,004
Kepemimpinan Camat ,475 ,182 ,338 2,613 ,012
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Ŷ = 27,683 + 0,475X + e
(3) Nilai e dapat diabaikan karena telah dilakukan uji asumsi klasik yang
menyatakan bahwa seluruh data berdistribusi normal, tidak terdapat
heteroskedastisitas, serta tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian,
nilai e dinyatakan sama dengan 0.
62
3. Uji Hipotesis
Karena nilai thitung (2,613) lebih besar daripada nilai ttabel (1,671)
pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 60, maka HO ditolak dan HA
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
kepercayaan 95% terdapat pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap
Kinerja Pegawai pada Kantor Camat 568744321897856.
Tabel 4.14
Model Summary
63
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa Kinerja Pegawai pada
Kantor Camat 568744321897856 223145655225 dipengaruhi oleh
Kepemimpinan Camat. Dengan kata lain, semakin baik Kepemimpinan
Camat dilakukan, maka akan semakin baik pula Kinerja Pegawai pada
Kantor Camat 568744321897856 223145655225. Sebaliknya, makin tidak
baik Kepemimpinan Camat akan berakibat semakin tidak baiknya Kinerja
Pegawai pada Kantor Camat 568744321897856 223145655225.
E. Pembahasan
1. Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai di Kantor Camat
568744321897856
64
Selanjutnya, kinerja pegawai pada Kantor Camat
568744321897856 Kabupaten 223145655225 berada pada tingkat yang
sedang atau kualitasnya cukup baik dengan persentasi sebesar 78,36%.
Dengan perolehan persentase rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa
Kinerja Pegawai di lingkungan Kantor Camat 568744321897856
223145655225 relatif cukup baik serta berdasar kepada dimensi dan
indikator yang dirumuskan yang terdiri atas (1) kuantitas kerja, (2) kualitas
kerja, (3) pemanfaatan waktu, dan (4) kerja sama.
65
Kepemimpinan Camat (X). Sedangkan sisanya sebesar 36,80 %
merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
BAB V
A. Kesimpulan
66
3. Kepemimpinan Camat berpengaruh sebesar 63,20 % terhadap Kinerja
Pegawai pada Kantor Camat 568744321897856. Sedangkan sisanya
sebesar 36,80 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
B. Saran-saran
67
DAFTAR PUSTAKA
Mathis, Robert L & John H. Jackson (Terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu
Prawira), 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, jilid 2, Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 2003. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES.
Internet:
68
Kuesioner Penelitian
PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT 568744321897856
1. PETUNJUK PENGISIAN
a. Sangat diharapkan Bapak/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan pada
kuesioner ini dengan jujur dan sesuai dengan yang diketahui dan dialami
sendiri oleh Bapak/Ibu sebenarnya.
b. Bapak/Ibu dapat memberikan tanda silang (X) pada angka yang terdapat
pada kolom pilihan jawaban sesuai dengan pernyataan yang dikemuka-
kan.
c. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan tidak berpengaruh apa pun terhadap
kedudukan Bapak/Ibu sebagai pegawai Kantor Camat 568744321897856.
d. Bapak/Ibu dapat memilih salah satu alternatif jawaban sebagai yang
disediakan pada masing-masing item angket.
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
c. Pendidikan : ..........................................................................
69
Bapak/Ibu dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban
dengan ketentuan pilihlah:
- STS jika Bapak/Ibu Sangat Tidak Setuju atas isi pernyataan yang diberikan
Alternatif Jawaban
Pertanyaan/Pernyataan
SS S R KS STS
KEPEMIMPINAN CAMAT
1. Camat, selaku atasan langsung, memberikan
pengarahan yang jelas dan dapat dimengerti
oleh seluruh pegawai dalam melakukan
pekerjaan.
70
Alternatif Jawaban
Pertanyaan/Pernyataan
SS S R KS STS
7. Camat selalu memberikan bimbingan dan
dorongan kepada seluruh bawahannya dalam
pelaksanaan pekerjaan.
KINERJA PEGAWAI
71