Program S1 Keperawatan
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
JL.H.Zafri Zam-Zam No.8 Banjarmasin
Email : Yohanacarolina94@gmail.com
Alamat Rumah : Desa Loksado, Rt. 2 Rw. 3 Kec. Loksado, Kab. Hulu Sungai
Selatan (HSS) Prov. Kalimantan Selatan.
ABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme kronis yang
ditandai oleh hiperglikemia (gula darah yang tinggi) yang diakibatkan oleh
resistensi insulin dan kekurangan insulin. Diabetes melitus suatu penyakit yang
tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikontrol dengan mengatur makanan (diet).
Pelaksanaan diet diabetes memerlukan waktu yang lama karena diabetes
merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup maka akan
mempengaruhi kualitas hidup klien diabetes melitus, fisik, psikologi, hubungan
sosial dan lingkungan.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan diet terhadap
kualitas hidup pasien diabetes melitus di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.
Metode Penelitian : Jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan study
korelasional. Penelitian korelasi ini menggunakan pendekatan Cross sectional.
Pengambilan sampel penelitian dengan menggunakan Accidental Sampling. Ada
122 klien Diabetes melitus yang menjadi sampel. Data didapatkan memalui
kuesioner. Pengelolaan data menggunakan analisis korelasi Spearman Rho.
Hasil Penelitian : klien yang memiliki pelaksanaan diet baik dan kualitas hidup
tinggi ada 56 orang (96,6%). Klien yang memiliki pelaksanaan diet kurang dan
kualitas hidup rendah ada 28 orang (100%). Koefisien Korelasi Spearman Rho
menunjukkan 0,645, signifikansi 0,000 dengan α = 0,05.
Kesimpulan : ada hubungan antara pelaksanaan diet dengan kualitas hidup pasien
diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin.
1
2
bergantung pada orang lain, berpikir positif mempercepat kesembuhan dan memperbaiki
dan selalu berdoa untuk kesembuhan status gizi.
penyakitnya.
Prinsip diet diabetes melitus untuk
menyukseskan diet pada penderita DM di
Tujuan Penelitian perlukan suatu perilaku disiplin diri dengan
Tujuan Umum prinsip 3 J yaitu tepat jenis, tepat jumlah dan
Mengetahui “Bagaimana hubungan tepat jadwal (RSMK, 2012 cit Unimus 2012).
pelaksanaan diet terhadap kualitas hidup
pasien Diabetes melitus di wilayah kerja The world health organization quality of life
Puskesmas Pekauman Banjarmasin 2016?”. atau WHOQOL group (1998) mendefinisikan
kualitas hidup sebagai presepsi individu
Tujuan Khusus
terhadap kehidupannya dalam konteks
a. Mengidentifikasi pelaksanaan diet
budaya dan system nilai dimana mereka
diabetes melitus di wilayah kerja
tinggal dan hubungannya dengan tujuan,
Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun
harapan dan standar dan juga perhatian
2016.
individu. Definisi ini meggambarkan
b.Mengidentifikasi kualitas hidup pasien
pandangan bahwa kualitas hidup
diabetes melitus di wilayah kerja
menunjukkan evaluasi subjek yang
Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun
menyimpan kontek budaya, sosial dan
2016.
lingkungan. Domaian the abbreviated
c. Menganalisis hubungan pelaksanaan diet
version of the world health organization
terhadap kualitas hidup pasien diabetes
Quality of life (WHOQOL-BREF) dari
melitus di wilayah kerja Puskesmas
kualitas hidup yaitu kesehatan fisik,
Pekauman Banjarmasin tahun 2016”.
psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.
Definisi Konseptual dan Operasional
Definisi Konseptual Definisi Operasional
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit Tepat Jenis Bahan Makanan untuk
gangguan metabolisme kronis yang ditandai mengajarkan prinsip-prinsip diet dan
dengan peningkatan glukosa darah membantu pasien dalam menyusun rencana
(hiperglikemia) disebabkan karena ketidak makan telah dikembangkan beberapa sistem
seimbangan secara supplai dan kebutuhan dimana diet yang di gunakan sebagai bagian
insulin. Insulin dalam tubuh dibutuhkan dari penatalaksanaan diabetes melitus
untuk mempasilitasi masuknya glukosa dikontrol berdasarkan kandungan energi,
dalam sel agar dapat digunakan untuk protein, lemak dan karbohidrat. Untuk
metabolisme dan pertumbuhan sel. memudahkan penggunaan bahan makanan
Berkurang atau tidak adanya insulin menjadi selain dalam ukuran gram, juga dinyatakan
glukosa bertahan didalam darah dan dengan alat ukur yang lazim terdapat dalam
menimbulkan peningkatan gula darah, rumah tangga (urt) seperti buah (bh), biji (bj),
sementara sel menjadi kekurangan glukosa batang (btg), butir (btr), besar (bsr), gelas
yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan 240 ml (gls), gram (g), kecil (kcl), potong
dan fungsi sel (Turwoto, 2012). (ptg), sedang (sdg), sendok makan (sdm),
sendok teh (sdt).
Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis
makanan yang dikomsumsi setiap hari agar Tepat Jumlah Kalori adalah Kebutuhan
kesehatan seseorang tetap terjaga, sedangkan energi total pada penderita diabetes melitus
terapi diet yang memanfaatkan diet yang diperoleh dengan kebutuhan protein normal
berbeda dengan diet orang normal untuk
4
yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total, BREF dimana dimensi tersebut diubah
kebutuhan lemak yaitu 20-25% dan menjadi empat dimensi yaitu kesehatan fisik,
kebutuhan karbohidrat adalah sisa kebutuhan kesejahteraan psikologis, hubungan sosial
energi total yaitu 60-70% (Almatsier, 2006). dan hubungan dengan lingkungan.
Ada beberapa cara untuk menenntukan
jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan Domain Kesehatan Fisik : Domain
diabetes. Diantaranya adalah dengan kesehatan fisik adalah Bagaimana
memeperthitungkan berdasarkan kebutuhan kemampuan individu dalam melakukan
kalori basal yang besarnya 25-30 aktivitasnya berkaitan dengan nyeri dan
kalori/kgBB ideal, ditambah dengan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, energy
dikurangi bergantung dengan beberapa faktor dan kelelahan, mobilitas dan aktivitas sehari-
yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, hari, ketergantungan dengan obat dan
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan kapasitas kerja.
berat badan (Sukardi, 2011 cit Unimus
2012). Domain Psikologis : Domain psikologis
berkaitan dengan perasaan yang positif,
Tepat Jadwal adalah Jadwal makanan pada berpikir, belajar, memori dan berkonsentrasi,
penderita diabetes melitus harus diikuti harga diri, citra tubuh dan penampilan,
interval tiga jam dengan rincian tiga kali perasaan negative dan spiritualitas.
makanan utama dan 3 kali cemilan. Tiga kali
makanan utama diberikan pada makan pagi, Domain Hubungan Sosial : Domain
makan siang, dan makan malam dengan hubungan sosial berkaitan dengan hubungan
pengaturan waktunya yaitu makan pagi pukul personal, dukungan sosial dan aktivitas
06.30, makan siang pukul 12.30 dan makan seksual.
sore pukul 18.00. diantara jam makanan
utama harus ada makanan cemilan dengan Domain Lingkungan : Domain lingkungan
aturan pukul 09.30 dan 15.30 dan 21.30 berkaitan dengan kebebasan, keselamatan
(RSMK, 2012). Konstentrasi interval waktu fisik dan keamanan, lingkungan rumah,
diantara jam makan dengan mengkomsumsi sumber financial, kesehatan dan kepedulian
cemilan (jika diperlukan), akan membantu sosial, ketersediaan dan kualitas, kesempatan
mencegah reaksi hipoglikemia dan untuk mendapatkan berbagai informasi dan
pengendalian keseluruhan kadar glukosa keterampilan baru, partisipasi dan
darah. kesempatan untuk melakukan rekreasi atau
kegiatan yang menyenangkan, lingkungan
Menurut WHO (1996) Cit Nursalam (2013), fisik dan transfortasi.
WHOQOL menjadi instrument WHOQOL–
5
Kerangka Pemikiran
1. Keturunan
2. Lingkungan
3. Usia
Pelaksanaan Diet
4. Obesitas
Umur
5. Etnik
6. Hipertensi Olahraga
Waktu tidur
Pengetahuan
Kepatuhan berobat
Dukungan keluarga
Keterangan :
: Diteliti
:Tidak Diteliti
Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh pelaksanaan diet cukup dan kualitas hidup
peneliti dengan menggunakan kuesioner rendah sebanyak 17 orang (47.2%),
didapatkan hasil untuk responden yang
memiliki kualitas hidup tinggi sebanyak 75 Hasil pelaksanaan diet kurang tetapi kualitas
orang (61%) dan dengan kualitas hidup hidup tinggi sebanyak 0 orang (0%) dan
rendah sebanyak 47 orang (39%). pelaksanaan diet kurang disertai kualitas
rendah sebanyak 28 orang (100%), yang
Dari hasil ini didapatkan bahwa sebagian dimana hasil ini sangat menunjukkan bahwa
besar responden memiliki kualitas hidup pelaksanaan diet juga sangat berpengaruh
tinggi yang dimana dari kualitas hidup itu terhadap kadar gula darah jadi apabila gula
sendiri terdiri atas beberapa faktor seperti darah tidak terkontol maka akan berdampak
dimensi fisik, psikologi, hubungan sosial dan pada kualitas hidup yang rendah, karena
lingkungan yang sudah menjadi satu- kualitas hidup adalah bagaimana seseorang
kesatuan dalam kuesioner kualitas hidup. mampu dalam melakukan aktivitas fisiknya,
Mereka yang memamiliki kualitas hidup psikologi, hubungan sosial dengan keluarga,
yang tinggi adalah mereka yang mampu masyarakat dan lingkungannya dan ini juga
mempertahankan fungsi fisik, psikologi, tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang
hubungan sosial dan lingkungan mereka. baik dan olahgara yang teratur, konsumsi
obat yang teratur.
Nilai Corelation coeffiencient (r) pada
analisis Spearman Rho adalah 0,645 sesuai Didukung oleh Masfufah, dkk (2014)
dengan tabel interprestasi kolerasi pada bab mengatakan bahwa kontrol gula darah
III maka hal ini menunjukkan adanya merupakan salah satu indikator kualitas
hubungan yang signifikan antara pelaksanaan hidup individu dengan diabetes melitus
diet dengan kulitas hidup pasien diabetes karena kontrol gula darah yang baik menjadi
melitus karena nilai signifikansi sebesar salah satu parameter kesuksesan penyesuaian
0,000 yang berarti kurang dari 0,05 sesuai pada pola hidup, karena apabila responden
dengan taraf α. Dengan mengetahui nilai mampu melaksanakan pelaksanakan diet
Correlation coefficient (r) yakni 0,645 maka dengan baik maka akan berpengaruh
dapat diketahui kekuatan dari hubungan dari terhadap kualitas hidup yang baik, baik
kedua variabel tersebut, dimana rentang nilai secara fisik, psikologi, hubungan sosial dan
kekuatan adalah 0,60 – 0,799 sehingga lingkungannya.
hubungan pelaksanaan diet dengan kualitas
hidup memiliki kekuatan yang tinggi atau Berdsarkan tabel tabulasi silang diatas juga
kuat dengan arah korelasi positif atau menunjukkan gambaran dari hubungan
korelasi searah. Korelasi positif atau searah pelaksanaan diet tehadap kualitas hidup
berarti menunjukkan bahwa pelaksanaan diet pasien diabetes melitus bahwa pelaksanaan
dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien diet dilaksanakan dengan baik dan cukup
diabetes melitus. akan memiliki kualitas hidup yang baik dan
sebaliknya apabila induvidu kurang mampu
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa melaksanakan diet dengan baik maka akan
responden yang melaksanakan diet dengan berdampak pula pada kualitas hidup yang
baik dan kualitas hidup tinggi sebanyak 56 rendah karena tidak diimbangi dengan
orang (96,6%), dan yang pelaksanaan baik akivitas fisik, olahraga dan konsumsi obat
tetapi kualitas hidup rendah sebanyak 2 yang teratur.
orang (3,4%). Sedangkan responden yang
melaksanakan diet cukup dan kualitas hidup Mutmainah, dkk (2010) mengemukakan
tinggi sebanyak 19 orang (52.8%) dan bahwa pengobatan diabetes melitus bertujuan
9