Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PELAKSANAAN DIET TERHADAP KUALITAS HIDUP

PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
TAHUN 2016

Yohana Carolina1)* Mohammad Basit2)** Aulia Rachman3)***


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin

Program S1 Keperawatan
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
JL.H.Zafri Zam-Zam No.8 Banjarmasin
Email : Yohanacarolina94@gmail.com
Alamat Rumah : Desa Loksado, Rt. 2 Rw. 3 Kec. Loksado, Kab. Hulu Sungai
Selatan (HSS) Prov. Kalimantan Selatan.

ABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme kronis yang
ditandai oleh hiperglikemia (gula darah yang tinggi) yang diakibatkan oleh
resistensi insulin dan kekurangan insulin. Diabetes melitus suatu penyakit yang
tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikontrol dengan mengatur makanan (diet).
Pelaksanaan diet diabetes memerlukan waktu yang lama karena diabetes
merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup maka akan
mempengaruhi kualitas hidup klien diabetes melitus, fisik, psikologi, hubungan
sosial dan lingkungan.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan diet terhadap
kualitas hidup pasien diabetes melitus di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.
Metode Penelitian : Jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan study
korelasional. Penelitian korelasi ini menggunakan pendekatan Cross sectional.
Pengambilan sampel penelitian dengan menggunakan Accidental Sampling. Ada
122 klien Diabetes melitus yang menjadi sampel. Data didapatkan memalui
kuesioner. Pengelolaan data menggunakan analisis korelasi Spearman Rho.
Hasil Penelitian : klien yang memiliki pelaksanaan diet baik dan kualitas hidup
tinggi ada 56 orang (96,6%). Klien yang memiliki pelaksanaan diet kurang dan
kualitas hidup rendah ada 28 orang (100%). Koefisien Korelasi Spearman Rho
menunjukkan 0,645, signifikansi 0,000 dengan α = 0,05.
Kesimpulan : ada hubungan antara pelaksanaan diet dengan kualitas hidup pasien
diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin.

Kata kunci : Pelaksanaan Diet, Kualitas Hidup

Jumlah :193 kata.

1
2

PENDAHULUAN (HRQOL) kualitas hidup penderita diabetes


Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit melitus lebih rendah dibandingkan dengan
gangguan metabolisme kronis yang ditandai tanpa riwayat diabetes melitus (Andayani,
dengan peningkatan glukosa darah 2010).
(hiperglikemia) disebabkan karena ketidak
seimbangan secara supplai dan kebutuhan Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
insulin. Insulin dalam tubuh dibutuhkan dilakukan pada tanggal 15 Desember 2015,
untuk mempasilitasi masuknya glukosa wawancara pada 10 pasien diabetes melitus
dalam sel agar dapat digunakan untuk 70% pasien mengatakan belum bisa
metabolisme dan pertumbuhan sel. melaksanakan diet dengan benar dan tidak
Berkurang atau tidak adanya insulin menjadi tepat waktu makan, makannya pada saat
glukosa tertahan didalam darah dan lapar saja, makan apa saja yang mau dimakan
menimbulkan peningkatan gula darah, kadang-kadang makannya banyak kadang-
sementara sel menjadi kekurangan glukosa kadang sedikit tergantung selera saja. Pasien
yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan mengatakan meskipun dari petugas
dan fungsi sel (Turwoto, 2012). puskesmas memberikan informasi apa saja
yang bisa dimakan dan apa saja yang tidak
Diabetes melitus suatu penyakit yang tidak boleh dimakan dengan jumlah yang terbatas
dapat disembuhkan tetapi bisa dikontrol pasien tetap memakan karena mereka merasa
dengan merubah beberapa kebiasaan hidup bosan makan itu-itu saja setiap hari. Dari
seseorang, seperti mengatur makanan (diet), beberapa pasien yang diwawancara itu
mengawasi dan menjaga berat badan, kualitas hidup pasien rendah dengan pasien
meminum obat sesuai resep dokter dan mengatakan mengalami penurunan terhadap
latihan jasmani dan yang tidak kalah aktivitas sehari-hari dan merasa tergantung
pentingnya kepatuhan perilaku dan sikap dengan orang lain dalam menjalankan
dalam pelaksanaan diet diabetes. Pelaksanaan aktivitas dan kurang semangat dalam
diet yang tepat dapat membantu mengontrol menjalani kehidupannya. Merasa fisiknya
gula darah agar tidak melonjak tinggi. lemah dan cepat lelah dan susah tidur. Pasien
Pengaturan makanan sering menyebabkan merasa pasrah dengan penyakitnya karena
perubahan pola makan termasuk jumlah pasien sadar bahwa penyakit diabetes yang
makanan yang dikonsumsi bagi pasien dialaminya tidak dapat disembuhkan dan
diabetes melitus (Sutrisno, 2013). harus didukung dengan obat-obatan dan
terkadang pasien merasa bosan minum obat
Pelaksanaan diet diabetes memerlukan waktu yang diberikan oleh petugas kesehatan.
yang lama karena diabetes merupakan
penyakit menahun yang akan diderita seumur Sebanyak 30% pasien mengatakan mampu
hidup, dan sangat komplek tidak hanya melaksanakan pelaksanaan diet dengan baik,
membutuhkan pengobatan tetapi juga mampu mematuhi diet yang diberikan
perubahan gaya hidup sehingga seringkali petugas kesehatan, menghindari atau
pasien cenderung menjadi putus asa. mengurangi makanan yang tinggi gula atau
Keadaan yang demikian dapat makanan yang berisiko meningkatkan kadar
mempengaruhi kapasitas fungsional fisik, gula dalam darah, dan berusaha untuk
psikologis, dan kesehatan sosial serta mematuhi jadwal makan yang ditetapkan
kesejahteraan penderita diabetes melitus oleh pasien sendiri dan kualitas hidup pasien
yang didefinisikan sebagai kualitas hidup tinggi dengan pasien tetap berusaha
(Quality of life (QOL). Beberapa studi menikmati hidupnya, melakukan aktivitas
melaporkan Health Related Quality of Life yang bisa pasien lakukan dan tidak
3

bergantung pada orang lain, berpikir positif mempercepat kesembuhan dan memperbaiki
dan selalu berdoa untuk kesembuhan status gizi.
penyakitnya.
Prinsip diet diabetes melitus untuk
menyukseskan diet pada penderita DM di
Tujuan Penelitian perlukan suatu perilaku disiplin diri dengan
Tujuan Umum prinsip 3 J yaitu tepat jenis, tepat jumlah dan
Mengetahui “Bagaimana hubungan tepat jadwal (RSMK, 2012 cit Unimus 2012).
pelaksanaan diet terhadap kualitas hidup
pasien Diabetes melitus di wilayah kerja The world health organization quality of life
Puskesmas Pekauman Banjarmasin 2016?”. atau WHOQOL group (1998) mendefinisikan
kualitas hidup sebagai presepsi individu
Tujuan Khusus
terhadap kehidupannya dalam konteks
a. Mengidentifikasi pelaksanaan diet
budaya dan system nilai dimana mereka
diabetes melitus di wilayah kerja
tinggal dan hubungannya dengan tujuan,
Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun
harapan dan standar dan juga perhatian
2016.
individu. Definisi ini meggambarkan
b.Mengidentifikasi kualitas hidup pasien
pandangan bahwa kualitas hidup
diabetes melitus di wilayah kerja
menunjukkan evaluasi subjek yang
Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun
menyimpan kontek budaya, sosial dan
2016.
lingkungan. Domaian the abbreviated
c. Menganalisis hubungan pelaksanaan diet
version of the world health organization
terhadap kualitas hidup pasien diabetes
Quality of life (WHOQOL-BREF) dari
melitus di wilayah kerja Puskesmas
kualitas hidup yaitu kesehatan fisik,
Pekauman Banjarmasin tahun 2016”.
psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.
Definisi Konseptual dan Operasional
Definisi Konseptual Definisi Operasional
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit Tepat Jenis Bahan Makanan untuk
gangguan metabolisme kronis yang ditandai mengajarkan prinsip-prinsip diet dan
dengan peningkatan glukosa darah membantu pasien dalam menyusun rencana
(hiperglikemia) disebabkan karena ketidak makan telah dikembangkan beberapa sistem
seimbangan secara supplai dan kebutuhan dimana diet yang di gunakan sebagai bagian
insulin. Insulin dalam tubuh dibutuhkan dari penatalaksanaan diabetes melitus
untuk mempasilitasi masuknya glukosa dikontrol berdasarkan kandungan energi,
dalam sel agar dapat digunakan untuk protein, lemak dan karbohidrat. Untuk
metabolisme dan pertumbuhan sel. memudahkan penggunaan bahan makanan
Berkurang atau tidak adanya insulin menjadi selain dalam ukuran gram, juga dinyatakan
glukosa bertahan didalam darah dan dengan alat ukur yang lazim terdapat dalam
menimbulkan peningkatan gula darah, rumah tangga (urt) seperti buah (bh), biji (bj),
sementara sel menjadi kekurangan glukosa batang (btg), butir (btr), besar (bsr), gelas
yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan 240 ml (gls), gram (g), kecil (kcl), potong
dan fungsi sel (Turwoto, 2012). (ptg), sedang (sdg), sendok makan (sdm),
sendok teh (sdt).
Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis
makanan yang dikomsumsi setiap hari agar Tepat Jumlah Kalori adalah Kebutuhan
kesehatan seseorang tetap terjaga, sedangkan energi total pada penderita diabetes melitus
terapi diet yang memanfaatkan diet yang diperoleh dengan kebutuhan protein normal
berbeda dengan diet orang normal untuk
4

yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total, BREF dimana dimensi tersebut diubah
kebutuhan lemak yaitu 20-25% dan menjadi empat dimensi yaitu kesehatan fisik,
kebutuhan karbohidrat adalah sisa kebutuhan kesejahteraan psikologis, hubungan sosial
energi total yaitu 60-70% (Almatsier, 2006). dan hubungan dengan lingkungan.
Ada beberapa cara untuk menenntukan
jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan Domain Kesehatan Fisik : Domain
diabetes. Diantaranya adalah dengan kesehatan fisik adalah Bagaimana
memeperthitungkan berdasarkan kebutuhan kemampuan individu dalam melakukan
kalori basal yang besarnya 25-30 aktivitasnya berkaitan dengan nyeri dan
kalori/kgBB ideal, ditambah dengan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, energy
dikurangi bergantung dengan beberapa faktor dan kelelahan, mobilitas dan aktivitas sehari-
yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, hari, ketergantungan dengan obat dan
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan kapasitas kerja.
berat badan (Sukardi, 2011 cit Unimus
2012). Domain Psikologis : Domain psikologis
berkaitan dengan perasaan yang positif,
Tepat Jadwal adalah Jadwal makanan pada berpikir, belajar, memori dan berkonsentrasi,
penderita diabetes melitus harus diikuti harga diri, citra tubuh dan penampilan,
interval tiga jam dengan rincian tiga kali perasaan negative dan spiritualitas.
makanan utama dan 3 kali cemilan. Tiga kali
makanan utama diberikan pada makan pagi, Domain Hubungan Sosial : Domain
makan siang, dan makan malam dengan hubungan sosial berkaitan dengan hubungan
pengaturan waktunya yaitu makan pagi pukul personal, dukungan sosial dan aktivitas
06.30, makan siang pukul 12.30 dan makan seksual.
sore pukul 18.00. diantara jam makanan
utama harus ada makanan cemilan dengan Domain Lingkungan : Domain lingkungan
aturan pukul 09.30 dan 15.30 dan 21.30 berkaitan dengan kebebasan, keselamatan
(RSMK, 2012). Konstentrasi interval waktu fisik dan keamanan, lingkungan rumah,
diantara jam makan dengan mengkomsumsi sumber financial, kesehatan dan kepedulian
cemilan (jika diperlukan), akan membantu sosial, ketersediaan dan kualitas, kesempatan
mencegah reaksi hipoglikemia dan untuk mendapatkan berbagai informasi dan
pengendalian keseluruhan kadar glukosa keterampilan baru, partisipasi dan
darah. kesempatan untuk melakukan rekreasi atau
kegiatan yang menyenangkan, lingkungan
Menurut WHO (1996) Cit Nursalam (2013), fisik dan transfortasi.
WHOQOL menjadi instrument WHOQOL–
5

Kerangka Pemikiran

Etiologi Diabetes Melitus Kualitas Hidup

1. Keturunan
2. Lingkungan
3. Usia
Pelaksanaan Diet
4. Obesitas
Umur
5. Etnik
6. Hipertensi Olahraga

Waktu tidur

Pengetahuan

Kepatuhan berobat

Dukungan keluarga

Keterangan :

: Diteliti

:Tidak Diteliti

kerangka Teori Mandagi (2010) dan Tarwoto (2012).


6

METODOLOGI PENELITIAN yang dimana digunakan untuk mengukur


Jenis Penelitian sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
Jenis penelitian ini merupakan penelitian sekelompok orang tentang fenomena sosial
kuantitatif dengan menggunakan rancangan (Sugiyono, 2015).
study korelasional dan pendekatan pada
penelitian ini dilakukan secara cross Uji validitas
sectional karena pengumpulan data mengenai peneliti melakukan uji instrument di
pelaksanaan diet dan kualitas hidup penderita Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin pada
diabetes melitus dikumpulkan dalam waktu tanggal 7 Maret sampai 12 Maret 2015
yang bersama dan dilakukan secara sekaligus dengan 30 responden, pertanyaan dinyatakan
(Sugiyono, 2011). valid apabila hasil r hitung ≥ 0,361 sehingga
pertanyaan di ambil semua dan yang tidak
Variabel Penelitian valid dihilangkan karena karena sudah
Varibel independent memuat isi dipertanyaan lainnya. Kuesiner
variabel bebas (variabel independent) yaitu kualitas hidup semua valid karena lebih dari r
pelaksanaan diet. tabel 0,361.
Variabel dependent
Uji Reliabilitas
variabel terkait (variabel dependen) adalah
pengukuran reliabilitas data, untuk
kualitas hidup.
mengetahui apakah alat ukur dapat
Populasi Penelitian digunakan atau tidak. Untuk menguji
Berdasarkan data penderita diabetes melitus reliabilitas juga dengan bantuan aplikasi
pada Tahun 2015 sebanyak 2131 kasus dan statistik dengan metode Alpha Cronbach
rata-rata perbulan 177 kasus Pada saat dilakukan uji rebilitas pada
pelaksanaan diet didapatkan bahwa 24 soal
Sampel penelitian reliabel karena < dari 0,6 dan kualitas hidup
Sampel pada penelitian ini sebanyak 122 reliable semua, sehingga semua yang reliabel
sampel yang berada di Puskesmas Pekauman dapat digunakan seluruhnya untuk penelitian.
Bnjarmasin.
Teknik Analisa Data
Waktu dan Tempat Penelitian Analisis univariate
Penelitian ini telah dilakukan selama 24 hari pada penelitian ini dilakukan pada semua
pada tanggal 28 Maret sampai 20 April tahun variabel penelitian yaitu pelaksanaan diet dan
2016 di Puskesmas Pekauman Banjarmasin kualitas hidup dengan menghitung nilai
dengan didapatkan 122 responden. tengah (mean, median dan modus) dan dibuat
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
Alat Pengumpul Data narasi berdasarkan masing-masing kategori
Instrument yang digunakan pada penelitian variabel.
ini menggunakan dua instrument. Instrument
yang pertama berupa kuesioner yang berisi Analisis bivariate,
pertanyaan Favorabel dan Unfavorabel Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
untuk mengetahui pelaksanaan diet pasien atau untuk membuktikan Hubungan
diabetes melitus dan menggunakan skala pelaksanaan diet terhdap kualitas hidup
Guttman dengan 24 item pertanyaan. pasien diabetes melitus dilakukan teknik
Instrument yang kedua mengabdopsi analisis Spearman Rho dengan taraf
kuesioner dari WHOQOL-BREF sebagai signifikan (α) 0,05 atau tingkat kepercayaan
reagennya untuk mengumpulkan data 95%. Analisa data dianalisis melalui proses
mengenai kualitas hidup terdiri atas 26 item
pertanyaan yang menggunakan skala Likert
7

komputerisasi dengan bantuan aplikasi Sumber data : Primer


statistik.
Sumber data : Primer Berdasarkan data yang
diperoleh oleh peneliti terhadap tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN pendidikan pasien diabetes di Puskesmas
Karakteristik responden berdasarkan usia Pekauman dengan hasil bahwa pendidikan
No Usia (F) % sekolah dasar (SD) paling dominan atau
1 20 - 40 tahun 3 2,45 paling banyak dengan 66 orang (58,9%) dan
2 41 - 50 tahun 16 13,1 pendidikan S1 (sarjana) paling rendah
3 51 -60 tahun 53 43,4 sebanyak 13 orang (10,7%).
4 61 -70 tahun 34 27,8
5 > 70 tahun 16 13,1 Identifiksi Pelaksanaan Diet Pasien
Diabetes Melitus
No Kategori (F) %
Jumlah 122 100
1 Baik 58 47
Sumber data : Primer
2 Cukup 36 30
Berdasarkan penelitan yang sudah diteliti 3 Kurang 28 23
oleh peneliti, usia dari setiap responden Jumlah 122 100
sangat bervariasi dimana, usia dari 20–40 Sumber data : Primer
tahun didapatkan hasil terendah sebanyak 3
orang (2,45%), dan usia dari 51-60 tahun Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh
didapatkan hasil tertinggi sebanyak 53 orang peneliti dengan mengedarkan kuesioner
(43,9%). didapatkan hasil pelaksanaan diet yang baik
tertinggi sebanyak 58 orang (47%), dan
karakteristik responden berdasarkan jenis pelaksanaan diet kurang sampel terendah
sebanyak 28 orang (25,0%).
kelamin
NO Jenis Kelamin (F) %
Pelaksanaan diet baik sebanyak 58 (47%)
1 Laki-laki 34 27,9 yang mayoritas adalah responden yang sudah
2 Perempuan 88 72,1 mampu melaksanakan pelaksanaan diet
Jumlah 122 100 dengan baik khususnya untuk pelaksanaan
Sumber data : Primer tepat jadwal, dimana responden sudah
mampu mematuhi jadwal makan mereka
dengan baik. Hasil penelitian ini
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
menunjukkan bahwa secara umum responden
dilakukan oleh peneliti tentang jenis kelamin
sudah mampu memahami pentingnya
didapatkan hasil bahwa : laki-laki sebanyak
pelaksanaan diet diabetes melitus untuk
34 orang (27,9%) dan perempuan sebanyak
kesehatan dan mempertahankan fungsi tubuh
88 orang (72,1%).
mereka.
karakteristik responden berdasarkan
pendidikan Identifikasi Kualitas Hidup Pasien Diabetes
No Pendidikan Terakhir (F) % Melitus
1 SD 66 54,1 No Kategori Jumlah Presentasi
2 SMP 16 13,1 (F) %
3 SMA/SMK 27 22,13 1 Tinggi 75 61
4 DIII 0 0 2 Rendah 47 39
5 S1 13 10,7 Jumlah 122 100
Jumlah 122 100 Sumber data : Primer
8

Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh pelaksanaan diet cukup dan kualitas hidup
peneliti dengan menggunakan kuesioner rendah sebanyak 17 orang (47.2%),
didapatkan hasil untuk responden yang
memiliki kualitas hidup tinggi sebanyak 75 Hasil pelaksanaan diet kurang tetapi kualitas
orang (61%) dan dengan kualitas hidup hidup tinggi sebanyak 0 orang (0%) dan
rendah sebanyak 47 orang (39%). pelaksanaan diet kurang disertai kualitas
rendah sebanyak 28 orang (100%), yang
Dari hasil ini didapatkan bahwa sebagian dimana hasil ini sangat menunjukkan bahwa
besar responden memiliki kualitas hidup pelaksanaan diet juga sangat berpengaruh
tinggi yang dimana dari kualitas hidup itu terhadap kadar gula darah jadi apabila gula
sendiri terdiri atas beberapa faktor seperti darah tidak terkontol maka akan berdampak
dimensi fisik, psikologi, hubungan sosial dan pada kualitas hidup yang rendah, karena
lingkungan yang sudah menjadi satu- kualitas hidup adalah bagaimana seseorang
kesatuan dalam kuesioner kualitas hidup. mampu dalam melakukan aktivitas fisiknya,
Mereka yang memamiliki kualitas hidup psikologi, hubungan sosial dengan keluarga,
yang tinggi adalah mereka yang mampu masyarakat dan lingkungannya dan ini juga
mempertahankan fungsi fisik, psikologi, tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang
hubungan sosial dan lingkungan mereka. baik dan olahgara yang teratur, konsumsi
obat yang teratur.
Nilai Corelation coeffiencient (r) pada
analisis Spearman Rho adalah 0,645 sesuai Didukung oleh Masfufah, dkk (2014)
dengan tabel interprestasi kolerasi pada bab mengatakan bahwa kontrol gula darah
III maka hal ini menunjukkan adanya merupakan salah satu indikator kualitas
hubungan yang signifikan antara pelaksanaan hidup individu dengan diabetes melitus
diet dengan kulitas hidup pasien diabetes karena kontrol gula darah yang baik menjadi
melitus karena nilai signifikansi sebesar salah satu parameter kesuksesan penyesuaian
0,000 yang berarti kurang dari 0,05 sesuai pada pola hidup, karena apabila responden
dengan taraf α. Dengan mengetahui nilai mampu melaksanakan pelaksanakan diet
Correlation coefficient (r) yakni 0,645 maka dengan baik maka akan berpengaruh
dapat diketahui kekuatan dari hubungan dari terhadap kualitas hidup yang baik, baik
kedua variabel tersebut, dimana rentang nilai secara fisik, psikologi, hubungan sosial dan
kekuatan adalah 0,60 – 0,799 sehingga lingkungannya.
hubungan pelaksanaan diet dengan kualitas
hidup memiliki kekuatan yang tinggi atau Berdsarkan tabel tabulasi silang diatas juga
kuat dengan arah korelasi positif atau menunjukkan gambaran dari hubungan
korelasi searah. Korelasi positif atau searah pelaksanaan diet tehadap kualitas hidup
berarti menunjukkan bahwa pelaksanaan diet pasien diabetes melitus bahwa pelaksanaan
dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien diet dilaksanakan dengan baik dan cukup
diabetes melitus. akan memiliki kualitas hidup yang baik dan
sebaliknya apabila induvidu kurang mampu
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa melaksanakan diet dengan baik maka akan
responden yang melaksanakan diet dengan berdampak pula pada kualitas hidup yang
baik dan kualitas hidup tinggi sebanyak 56 rendah karena tidak diimbangi dengan
orang (96,6%), dan yang pelaksanaan baik akivitas fisik, olahraga dan konsumsi obat
tetapi kualitas hidup rendah sebanyak 2 yang teratur.
orang (3,4%). Sedangkan responden yang
melaksanakan diet cukup dan kualitas hidup Mutmainah, dkk (2010) mengemukakan
tinggi sebanyak 19 orang (52.8%) dan bahwa pengobatan diabetes melitus bertujuan
9

untuk mencegah komplikasi dan DM. Penderita yang senantiasa mengikuti


meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes pelaksanan diet yang anjuran dokter serta
melitus. Mencegah komplikasi dengan cara nasehat yang diberikan guna memperbaiki
menjaga kestabilan gula darah dengan kualitas hidup penderita tersebut (Dimas,
pengobatan secara rutin seumur hidup karena 2013).
diabetes melitus merupakan penyakit yang
diderita seumur hidup yang tidak dapat Keterbatasan Penelitian
disembuhkan secara permanen sehingga Hambatan dalam penelitian ini adalah
konsumsi obat adalah satu satu faktor yang pengukuran gula darah pasien dilakukan
penting untuk meningkatkan kualitas hidup hanya pada saat pasien puasa atau gula darah
pasien diabetes melitus. Pemberian obat puasa (GDP) seharusnya didukung dengan
adalah salah satu faktor yang mendukung hasil pemeriksaan gula darah sewaktu-waktu
selain diet karena pemberian obat dapat juga dan 2 jam setelah makan agar pengambilan
meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes sampel oleh peneliti lebih akurat dan tepat
melitus. Kualitas hidup menunjukkan hasil sampel. Pelaksanaan diet peneliti melakukan
kesehatan yang mempunyai nilai penting penelitian dengan membagikan kuesioner
dalam sebuah intervensi pengobatan untuk akan lebih baik apabila peneliti dapat
mengkontrol kadar gula darah. mengobservasi tetapi disini karena
keterbatasan waktu dan dana maka peneliti
Munculnya gejala yang diakibatkan karena hanya dapat membagikan kuesioner di
gula darah yang tidak terkontrol ini dapat Puskesmas apabila pasien diabetes kontrol
mengganggu aktivitas individu sehari-hari gula darah.
dan menurunkan fungsi tubuh secara
keseluruhan baik fisik, psikologi, hubungan Keterbatasan pada penelitian ini adalah
sosial. Individu dengan diabetes akan merasa peneliti hanya meneliti tentang pelaksanaan
engerginya berkurang sehingga mudah lelah diet terhadap kualitas hidup. Seharusnya
dalam melakukan aktivitasnya dan peneliti juga meneliti tentang faktor-faktor
menyebabkan aktivitas fisik serta peran dan yang lainnya yang juga mempengaruhi diet
tanggung jawab menjadi kurang. Selain dan kualitas hidup seperti aktivitas, olahraga,
fungsi fisik yang terganggu, perasaan cemas pengetahuan, kepatuhan berobat dan
dan mudah tersinggung juga menimbulkan dukungan keluarga yang juga berpengaruh
keterbatasan dalam aktivitas sosial. Hal terhadap kualitas hidup pasien diabetes
tersebut menyebabkan individu merasa melitus.
kurang sejahtera dan mengurangi kualitas
hidupnya. Pengaturan makanan yang
konsisten dari penderita diabetes sangat KESIMPULAN DAN SARAN
dibutuhkan. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dari pembahasan
Pengaturan pola makan suatu usaha pasien diatas yng telah diuraikan maka didapatkan
dalam menjaga pola makan sehingga kadar kesimpulan bahwa :
gula darah dalam pasien tersebut bisa stabil a. pada penelitian ini didapatkan responden
dan terkontrol dengan baik. Menu makanan yang pelaksanaan diet baik sebanyak 58
yang dikonsumsi penderita DM sesuai saran orang (47.5%), pelaksanaan diet cukup
serta anjuran tenaga medis, sehingga sebanyak 36 orang (29.5%) dan
konsumsi makanan pagi, siang, sore pelaksanaan diet kurang sebanyak 28
terkendali. Selain pengaturan pola makan, orang (23.0%).
olahraga juga merupakan kegiatan yang b. Pada penelitian ini didapatkan
dapat mengontrol kesehatan para penderita responden yang memiliki kualitas hidup
10

tinggi sebanyak 75 orang (61.5%) dan DAFTAR PUSTAKA


kualitas hidup rendah sebanyak 47 orang Ernawati. (2013). Pelaksanaan Keperawatan
(38.5%). Diabetes Melitus Terpadu dengan
c. Ada hubungan bermakna antara Penerapan Teori Keperawatan Self
pelaksanaan diet dengan kualitas hidup Care Orem. Jakarta : Mitra Wacana
pasien diabetes melitus di Puskesmas Media
Pekauman Banjarmasin. Mandagi, A.M. (2010). Faktor yang
Berhubungan dengan Status Kualitas
Saran Hidup Penderita Diabetes Melitus di
Bagi Pasien dan Keluarga Puskesmas Pakis Kecamatan
Diharapkan pasien mampu melaksanakan Sawahan kota Surabaya. Di akses
diet dengan baik baik pada tepat jenis pada tanggal 27 November 2015 dari
makanan, tepat jadwal makanan dan tepat http://www.alumni.unair.ac.id
jumlah makanan untuk menghindari Masfufah dkk, (2012). Pengetahuan kadar
komplikasi yang dapat memperparah Glukosa Darah dan Kualitas Hidup
penyakit diabetes melitus. Kepada keluarga Penderita Diabetes melitus Tipe 2
agar terus mendukung keluarga yang Rawat Jalan Di wilayah Kerja
mengalami diabetes melitus agar tetap Puskesmas Kota Makasar. Di akses
mematuhi dan melaksanakan diet dengan pada tanggal 24 Desember 2015 dari
baik dan mendukung dalam segala Http://Repository.unhar.ac.id/.../Masf
pengobatan yang dilaksanakan agar ufah%20k2111028
meningkatkan kualitas hidup dari anggota Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian
keluarga yang mengalami penyakit diabetes Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
melitus. Medika
Saifunurmazah, Dimas. (2013). Kepatuhan
Bagi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan Penderita Diabetes melitus Dalam
Dimana untuk tenaga kesehatan agar lebih menjalankan Terapi Olahraga Dan
melaksanakan tugasnya pada klien dan Diet. Di akses pada tanggal 24
keluarga, mampu mamfasilitasi atau Desember 2015 di
mendukung peningkatan kualitas hidup yang Http://lib.unnes.ac.id/17487/1/155040
baik bagi pasien diabetes melitus. Membuat 8022.pdf
program untuk pasien diabetes melitus, Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
misalnya senam bersama setiap satu minggu Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
sekali dan cek gula darah gratis setiap bulan. Bandung: IKAPI
Terus memotivasi pasien agar terus Tarwoto (2012). Keperawatan Medikal
melakukan pemeriksaan gula darah yang Bedah Gangguan Sistem Endokrin.
teratur dan konsumsi obat yang teratur juga Jakarta
Bagi peneliti selanjutnya. Unimus (2011). Gambaran Pelaksanaan Diit
Pada penderita Diabetes Melitus Tipe
Bagi Peneliti lain 2 di kelurahan Sendang Mulyo
Dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut Semarang. Di akses pada tanggal 21
lagi mengenai faktor-faktor yang November 2015 dari
mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes Http://Jurnal.unimus.ac.id//index.php/
melitus, baik dalam dukungan keluarganya, /perawat/artikel/.../209
kepatuhan berobat, kualitas tidurnya yang
juga salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup pasien diabetes melitus.

Anda mungkin juga menyukai