KLINIS
PERKEMBANGAN TEORI, PRAKTEK,
dan BUDAYA
EKO YULIANTO, CHt, CI, S.Psi,MKM
PSIKOLOGI KLINIS
Perkembangan Teori, Praktek dan Budaya
Jakarta 2017
2
Penulis
Eko Yulianto, CHt, CI, S.Psi,MKM
Editor
Ali Nurdiman
Albifa Naparinas
Deden Kurniawan
Elok Faiqoh
Desain
Galih Rakasiwi
Fadhilatul M
Reni Yulianti
Priyadi
Setting
Rika Oktaviani
Linda Panjilie
Fildzah Irsalina
Agung Saputra
3
PSIKOLOGI KLINIS
Perkembangan Teori, Praktek dan Budaya
EKO YULIANTO, CHt, CI, S.Psi,MKM
4
DAFTAR isi
Penyusun ........................................................................................... 3
Daftar isi ....................... .................................................................... 5
Kata Pengantar ................................................................................ 9
5
BAB II PSIKOLOGI KLINIS ANAK/PEDIATRIK ................... 72
A. Definisi ......................................................................... 73
6
1. Suasana Terapi .................................... 135
7
5. Isu- isu yang Terkait dengan Kematian
8
KATA PENGANTAR
9
Akhir kata, penyusun berharap semoga buku
ini dapat bermanfaat terutama bagi mahasiswa
Fakultas Psikologi dimana penyusun menempuh
pendidikan dan bagi pembaca sekalian yang
budiman.
10
BAB I
PSIKOLOGI KLINIS
11
A. Definisi dan Ruang Lingkup Psikologi Klinis
12
penyesuaian diri individu secara tepat. Psikologi
pengetahuan klinis.
13
untuk dapat memahami dan memberi bantuan bagi
14
untuk dapat memahami masalah-masalah
laku abnormal.
15
Kizlik, Bob (2009): Assessment is a process by
16
Overton, Terry (2008): Assesment is a process
17
Asesmen merupakan cara salah satu kegiatan
18
ini sesuai dengan tujuan asesmen dalam bimbingan
konselee.
19
Hood & Johnson (1993) menjelaskan ada beberapa
diambil keputusan
20
umpan balik tentang seberapa baik siswa
belajar.
sedang berlangsung.
pengambilan keputusan.
21
Tujuan Assesmen
secara mendetil
22
3. Memilih alternatif solusi dari berbagai
23
menjadi dasar untuk mendesain dan mengelola
bertujuan untuk:
24
1. Mengembangkan cara konselee merespon
BK.
dalam konseling
25
6. Membina kerjasama yang baik dalam
26
a. Membantu sekolah dan guru dalam
dalam konseling
27
informasi studi, pekerjaan, dan
28
Fase Pertanyaan yang ditujukan bagi
tritmen assesmen
berlangsung?
29
membuat lingkungan konselee
nyaman?
konselee?
dipercaya?
tritmen?
30
untuk tritmen?
biayanya?
atau dilanjutkan?
Proses Assesmen
31
dalam mengukur apa yang seharusnya diukur.
Perencanaan
asesmen adalah:
32
bukan pengambil keputusan mengenai apa
33
memfokuskan pada salah satu aspek dalam
34
kemampuan konselee dalam memecahkan
tes psikologis.
Penetapan waktu
35
engan persiapan pelaksanaan asesmen.
36
validitas dan reliabilitasnya. Karena validitas
Asesmen Kepribadian
37
dua, yakni Projective Assessement dan Objective
Assessement.
a) Projective Assessement
dirinya.
b) Objective Assessement
38
dinamika intraphisik sedangkan asesmen objektif
i. Asesmen Perilaku
39
pendekatan situasi spesifik, di mana variasi spesifik
i. Asesmen Intelektual
40
mengarahkan individu tersebut. Contohnya, tes TPA
41
Test of Sensomotor Construction Skill
Tests of Memory
Tests of Verbal
manusia.
proses mental.
ditafsirkan (kesimpulan).
42
D. Clinical Attitude
mengalami tekanan.
43
Lightner Witmer. Dia merupakan alumni
Universitas Leipzig.
44
ia memulai usaha untuk mendirikan klinik
45
Tidak semua yang dilakukan oleh Witmer
46
dari berbagai profesi, saling berkonsultasi dan
pengobatan awal.
47
1904-1905, Universitas Pensylvnia menawarkan
Witmer.
48
mental yang rumit, bukan untuk mengukur mental
49
melampaui popularitas tes-tes intelijensi lain,
50
terganggu mentalnya atau merencanakan program
rehabilitasi.
51
yang paling menonjol. Dengan sokongan dana dari
52
pendekatan yang diambil oleh staf di klinik
53
bimbingan anak. Fakta ini sejalan dengan
psikologi klinis.
54
digunakan untuk melakukan hal ini. Kemudian
55
kepribadian, minat, kemampuan khusus, emosi, dan
Scale (1939).
56
bimbingan anak di AS. Psikolog klinis dalam seting
57
psikologi abnormal, perkembangan anak, dan juga
mahal.
58
setting lainnya. Parktisinya pun pada saat itu
keahlian.
59
ketidakmanfaatan tes kepribadian, nilai keputusan
dan behavioral.
60
tentang pendekatan teori dan alat-alat praktek
prilaku manusia.
gangguan psikologis.
61
I. Perkembangan Psikologi Klinis
umum.
XIX
1879
62
· Sigmund Freud berpraktek di ina dan
psikologi pertama.
Alpha, dll.
63
2. Periode II (Waktu Konsolidasi)
dewasa.
64
3. Periode III (Pertumbuhan Pesat)
disorder).
assessment.
65
4. Periode IV (Perkembangan yang Campur Aduk)
Psikologi komunitas.
kesehatan independen.
psikologi klinis.
66
5. Periode V (Perkembangan Mutakhir & Masa
Depan)
kedokteran.
internet.
67
J. Profesi dalam Psikologi Klinis
Psikolog Psikiater
Konsultan Pengajaran
Terapis Eksekutif
68
pemeriksaan klinis yang biasanya dilakukan di
rumah sakit.
69
3. Research, psikologi klinis berorientasi pada
organisasionalnya.
70
Bidang-bidang Terkait
kejiwaan.
kedokteran.
71
BAB II
PSIKOLOGI KLINIS
ANAK/PEDIATRIK
72
A. Definisi
73
psikologis dasar anak dan konteks-konteks sosial
2007).
74
dalam kerangka-kerangka kerja yang sudah ada (
1. Perspektif perkembangan
75
masalah medis memengaruhi anak-anak selama
76
yang mendeskripsikan tahap kualitatif
kefungsian kognitif.
77
Karakterisktik utama dalam pemikiran
memahami konservasi.
78
anak-anak memiliki pemahaman yang lebih
:Perkembangan Ingatan
informasi.
79
jangka panjang. Berbeda dengan orang dewasa
80
memproses meningkat, yang kemudian mengarah
3. Pendekatan Psikometrik
81
memperkitasakan kinerja individu di masa
mendatang.
perorangan.
82
4. Pendekatan Keseluruhan Bahasa
5. Pendekatan Sosial-Kultural
83
6. Pendekatan Neurosains Kognitif
dengan bahasa.
7. Pendekatan Behaviorisme
8. Metode Assesmen
84
Asesman klinis merupakan sebuah proses yang
85
depresi nyaris setiap hari ?” pertanyaan tersebut
menegakkan diagnosis.
86
bantu dalam berbagai diagnosis gangguan pada
masa kanak-kanak.
87
memiliki kesulitan kognitif, pengidentifikasian
88
menjadi instrument popular yang diterapkan orang
dengan merasakannya).
89
Bagi anak-anak, pengukuran prestasi sekolah
D. METODE PENANGANAN
90
symptom (gejala, masalah tertentu) dan syndrome (
jarang terlihat.
91
dengan mempertimbangkan seberapa baik orang
a) Metode Intervensi
92
merasakan dan bertindak. Psikolog menggunakan
3. Psikoterapi kelompok
4. Terapi bermain
93
6. Latihan keterampilan
7. Psikofarmakologi
9. Latihan pendidikan
94
emosional, atau belajarnya sendiri. Orangtualah
dari profesional.
95
b) Isu-Isu Perkembangan
sistem keluarganya.
96
Faktor-faktor perkembangan, seperti umur,
97
berdampak pada kemampuan anak dalam
98
BAB III
PSIKOLOGI KLINIS
REMAJA
99
A. Definisi
100
Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat
orang.
101
identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah
dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
orang tua.
102
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan
semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
bualan.
103
beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan
remaja.
104
terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya
105
berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya
berskplorasi.
106
C. Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan
Terlarang
107
Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk
108
Permasalahan Seksual
109
tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan
110
dibandingkan dengan permasalahan dengan
teman.
percintaan remaja.
111
seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan
kebebasan.
112
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara
D. PENANGANAN
113
mereka terutama remaja mengalami degradasi
114
pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat
115
untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita
116
BAB IV
PSIKOLOGI klinis
DEWASA
117
A. Definisi
118
perkembangan fase dewasa yaitu salah satu bidang
dan sebagainya.
119
maka istilah kedewasaan lebih menunjuk pada
120
masa yang panjang ini, perubahan fisik dan
121
a) Kognitif : masa dewasa produktifitasnya tinggi
kaotis ini.
122
c) Bahasa : orang yang menginjak masa dewasa
123
terhadap kepercayaan tersebut. Pengalaman
kebutuhan biologis.
124
2. Masa Dewasa Madya (Dewasa Pertengahan)
madya yaitu:
125
a) Kognitif : secara kognitif, orang-orang paruh
126
mereka sendiri, dan mereka cenderung
dewasa.
127
mereka bina, namun pada akhir masa madya
128
kesadaran akan keterbatasan dan pembatasan
seseorang.
maskulin).
129
3. Masa Dewasa Akhir
lanjut yaitu:
130
bidang tertentu. Pada usia dewasa akhir
pelatihan.
131
dikarenakan telah menanggalnya beberapa
masyarakat.
132
terjadi kemunduran dalam fisiknya yang
133
lain yang masuk dalam jangkauan universal
134
maju mayoritas lansia tinggal bersama
pasangan.
C. Cara Penanganan
1. Suasana Terapi
135
Hubungan ini sangat berbeda sekai antara
penting ialah:
136
o Keinginan dan harapannya untuk masa
depan;
a) Somatoterapi
137
menjadi : farmakologi, pembadahan dan
138
penggunaan alat tersebut berkisar 100-150
Therapy).
139
Pada tahun 1933, M.J Sakel dia menggunakan
140
membuat pasien lebih mudah diberi
psikoterapi.
Farmakologi)
141
dalam hubungan pasien dan dokter supaya
tidak terputus .
142
disebabkan oleh suatu masalah psikologik
143
serta efek aktivasi dan efek
menghilangkan hambatan.
b) Terapi Psiko-edukatif
144
berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu
psikisnya.
145
penelitian, dan teori-teori psikologis serta
146
Behavioral Therapy (Terapi Perilaku)
147
Indikasi utama dari terapi perilaku ialah
mania.
148
Terapi ini bersifat selektif, dan mengambil
149
bukannya perilaku disfungsi yang
didorong
Behavioural Therapy)
perilaku meliputi:
150
a. Respons pasien lebih berdasarkan kepada
c) Sosioterapi
Terapi Lingkungan
151
kehidupan dan lingkungan dengan cara yang akan
152
yang kondusif untuk perkembangan proses
pengobatan pasien.
Terapi Keluarga
153
karenanya perlu bergabung dalam sesi keluarga
154
BAB V
PSIKOLOGI klinis
LANSIA
155
A. Definisi
156
sama dan yang berbeda dengan kelompok-
157
psikologis secara umum tentang hidup juga
158
kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar
159
sendiri dan dengan demikian semakin cepat proses
160
obat dan merasa terstigmatisasi bila diberi
161
3. Aspek-aspek sosial psikologis penuaan
9. Penanganan lansia
pada lansia
11. Konsultasi
162
C. Psikopatologi Pada Lansia
1. Depresi
163
tetapi durasi “feeling blue” yang lebih panjang
dalam kehidupan.
2. Kecemasan
164
menjadi focus perhatian pada lansia didefinisikan
1994):
bahaya riilnya.
165
4. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
3. Demensia
166
dibawah rata-rata untuk umur dan pendidikan
167
1. Kesulitan dalam mempelajari dan mengingat
informasi baru.
yang terhendaya.
yang kompleks.
kata.
168
8. Perubahan perilaku (apati, disengagement,
meningkat).
Fokus Penanganan
1. Kesehatan
169
mengelola rasa sakit, termasuk teknik-teknik
2. Penganiayaan Lansia
adalah:
170
Penganiayaan dan penelantaran secara
fisik.
Penganiayaan finansial.
atau conserfatorships).
Penganiayaan psikologis.
3. Insomnia
Hazelwood).
171
Dalam sleep education, terapis mengajari klien
kekhawatiran-kekhawatiran disfungsionalnya.
172
kehilangan jam tidur pada fungsinya disiang
hari.
4. Masalah-masalah Seksual
173
seharusnya menggunakan intervensi-intervensi
174
menyentuh sebagai tindakan yang sangat
rewarding.
Menjelang Ajal
175
menjelang ajal semakin dapat dikontrol dan
nasib.
176
6. Intervensi psikologis
Penuaan
177
Untuk pasien-pasien yang memperlihatkan
dan Efektifitas
1996).
178
Cognitive and Behavioral Therapies (CBT)/Terapi
1994).
179
tentang presenting complaint, tetapi juga berbagai
180
Menunjukkan respek dan minat yang tulus
mendukung terapi.
lansia, yakni:
clearly).
terkait-penuaan.
181
e) Menyuguhkan materi terapi dengan lebih
Tim Interdisipliner
182
memiliki latar belakang pendidikan dan
secara tertulis.
d) Keterampilan kepemimpinan.
183
BAB VI
PSIKOLOGI KESEHATAN
184
A. Definisi
kesehatannnya.
185
Sesuai dengan Matarazzo, psikologi kesehatan
terkait dengannya.
186
B. PENGERTIAN NEUROPSIKOLOGI
187
posisi tugas berkaitan dengan Neuropsikologi di
perbandingan.
188
mendeteksi dan mendiagnosis proses
neurology adalah,
maupun penyembuhannya
189
C. JENIS TANAMAN OBAT DAN MANFAATNYA
manfaatnya.
190
Tanaman Obat atau yang biasa kita sebut
dirumah.
191
karena kaya akan kalsium, fosfor dll.
192
jantung koroner. Caranya sangat mudah cukup jus
makan.
193
4. Belimbing (Averrhoa Carambola)
194
mengobati Penyakit Hepatitis B yang berperan
proses hukum.
sebagainya.
195
untuk membantu menyelidiki dan melakukan
196
bertujuan untuk mengetahui karateristik dasar
hukum.
hukum.
197
berkaitan dengan sejarah awal psikologi forensik
pada hukum.
198
praktek psikologi ke dalam bidang hukum
hukum.
199
samping itu, para ahli di bidang psikologi forensik
HUKUM DI INDONESIA
200
industri dan organisasi. Pada kenyataannya di
satunya
forensik ?
201
Wrightsman, 2001) menyatakan psikologi hukum
perilaku kriminal)
202
penyebab kematian seseorang karena
203
adalah seorang ahli rehabilitasi
narapidana.
204
law, meliputi bidang psycho-legal research yaitu
205
mengandung unsur pemaksaan, atau kekerasan
206
berplat BM. Begitu berhenti di parkiran, beberapa
207
mengalami peristiwa tersebut.
208
sebelumnya yang terkait dengan perilaku kriminal,
209
syaraf, dan Mesoderm yang terdiri dari tulang
tipe.
sociabal.
210
bold.
211
hair), dan rahang tidak menonjol keluar
itudisimpulkan.
212
kepribadian tertentu berhubungan dengan
213
power yang lebih, ekstravert, cenderung
3. Pendekatan Psikoanalisis
214
terkendalikan oleh ego dan super ego. Id ini
215
pendekatan psikoanalis yaitu bahwa
216
dalam melakukan penyimpangan yang
217
manusia dipelajari melalui observasi
218
seseorang untuk menjadi kriminal atau
bukan.
219
orang melakukan tindakan kriminal. Berikut ini
Klasik Lain).
220
Kiranya tidak ada satupun faktor tunggal yang
berikut:
221
V = (Vsu X SPsu) – (Vf X SPf)
Dimana:
SP=SubjectiveProbability
222
tidak terencana dapat dijelaskan dengan
223
bahwa kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari
tindakan-tindakan pencegahan.
224
c) Membatasi Kesempatan Seseorang bisa
masyarakat.
Umum :
225
(1) Penelitian adalah suatu rangkaian proses
226
sesuai dengan standar atau kompetensi ilmiah dan
etika penelitian. .
227
PENUTUP
228
Pada umumnya ilmu pengetahuan merupakan
229
pemahaman tentang tanggung jawab manajerial
manajemen konflik.
230
memenuhi berbagai macam kebutuhan dan
231
segmen besar dalam populasi, seperti diperlihatkan
232
DAFTAR PUSTAKA
233
Ahmed, S. & Amer, M. M.(Penyunting).(2012).
Routledge.
306). Boston:Pearson.
Erlbaum.
234
The Telehealth World:Navigating Legal,
346.
235
American Psychological Association.
236
Psychotherapy, 48, 103-108.
Psychological Association.
237
Of DSM-IV And DSM-5 Panel Member’s
238
M. A. (2011). Using Everyday Technology To
Publishing.
239
Story: Ethical Quandries, Challenges, And Best
Hoboken, NJ:Wiley.
240
Grus, C. L. (2011). Training, Credentialing, And
(Hlm. 150-168).
241
Behavior, 20, 482-496.
101.
242
Slamet, S. I. S. & Markam, S. 2005. Pengantar
Thomson Learning.
Publishing.
243
Forensic Science International, 209, 160-165.
J. Wiley.
244
Shifting To A Dimensional Model. American
245
Tentang Penulis
S.Psi,MKM lahir di
memiliki sertifikasi
246
pendidikan, manufacture, jasa, trading, maupun
dan lain-lainnya.
247
Manajemen Perumahsakitan (2010-2012). Beliau
(1995-2003).
1994).
248
“Analisa Beban Kerja”(2012), dan Pegawai terbaik 1
249
PSIKOLOGI KLINIS
PERKEMBANGAN TEORI,
PRAKTEK, dan BUDAYA
EKO YULIANTO, CHt, CI, S.Psi,MKM
250