KILAS INFO MANAGEMENT MECHANICAL AND EQUIPMENT SIZING AND COSTING ANALYSIS MANAGEMENT CASE STUDY : ENERGY AND INDUSTRY (ASME BPVC
(https://pii.or.id/)
Iskendar
Ketua BK Teknik Kelautan PII
Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia sangat relevan dengan kondisi geogra s Indonesia yang
berbentuk negara kepulauan, serta mempunyai letak strategis di antara dua benua: Asia dan Australia, dan di antara
dua samudera: Hindia dan Pasi k. Posisi Indonesia dilalui oleh 5 jalur alur laut kepulauan Indonesia (ALKI), menjadikan
alur pelayaran Indonesia sangat diperlukan bagi alur pelayaran internasional. Sehingga sudah semestinya industri
maritim Indonesia, seperti industri galangan kapal, berkembang sebagaimana dibutuhkan.
Sayangnya, untuk pembangunan kapal baru di Indonesia, komponen kapal untuk konstruksi lambung, perlengkapan
lambung dan dek, mesin penggerak , peralatan listrik, peralatan navigasi dan komunikasi, peralatan keselamatan dan
pencegah pencemaran lingkungan, serta akomodasi dan perlengkapan lainnya, hampir 65 % dari total kebutuhan
komponen masih diimpor dari luar negeri. Komponen kapal yang telah mampu diproduksi di dalam negeri masih
terbatas pada komponen kerja desain dan pengujian model kapal; Approval & Klasi kasi BKI; Fabricated Material;
Consumable Material; Pompa; dan Peralatan Electric Out tting (IPERINDO, 2015).
Dari berbagai diskusi upaya pengembangan industri komponen kapal, dihasilkan pemikiran seperti perlunya: Kebijakan
investasi dan modal kerja; Kajian skala ekonomi produksi; Kajian daya serap pasar yang harus memperhitungkan pasar
global; Penciptaan kualitas produk yang berdaya saing; Serti kasi; Kerjasama sinergitas antara pihak-pihak terkait
sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya untuk saling mendukung; serta Penyelenggaraan alih teknologi. Hal-hal
tersebut yang dibutuhkan menjadi langkah-langkah nyata untuk mewujudkan peningkatan peran industri komponen
kapal dalam negeri, sehingga menjadi peluang berkembangnya industri penunjang galangan kapal di Indonesia.
Program Tol Laut, mendorong kebutuhan kapal baru. Kebutuhan untuk kurun waktu 2015-2019 sebanyak 83 kapal
petikemas berbagai ukuran; 500 unit kapal pelayaran rakyat; 26 unit kapal perintis (Bappenas, 2015); 73 unit kapal
penjaga pantai, 60 unit kapal barang, 15 unit kapal semi peti kemas, 20 unit kapal rede, 5 unit kapal ternak, 20 unit
kapal kenavigasian (Kemenhub, 2015); 1 unit FLNG, 4 unit FPU, 3 unit FPSO, dan 1 unit FSO (SKK Migas, 2015); kurang
lebih 3280 unit kapal ikan, 9 unit kapal pengangkut ikan, dan 1 unit kapal riset perikanan (KKP, 2015); 30 unit kapal
patroli (Bakamla RI); 13 unit kapal patroli (Dit. POLAIR POLRI). Kapal juga dibutuhkan untuk pelayaran sungai, danau dan
penyeberangan, untuk keperluan Hankam dalam bentuk kapal perang, kapal selam, dan lainnya. Sektor wisata bahari
juga terus membutuhkan kapal di dalam kegiatannya. Kondisi ini akan memerlukan komponen kapal yang tidak kecil
jumlahnya dan menjadikan peluang bagi pengembangan Industri Komponen Bangunan Kapal Dalam Negeri.***
baca juga
ingin komentar
Sekretariat PII
Jl. Bandung No. 1, Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telp : (021) 31904251-52
Fax : (021) 31904657
Email : info@pii.or.id
Website: www.pii.or.id
Facebook
Persatuan Insinyur Indonesia
6,382 likes
Media Sosial
0 0 0
Fans Followers Followers