Anda di halaman 1dari 25

I.

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas penulis kepada Dosen bidang studi Bahasa Indonesia
2 . Selain itu mengingat tentang pentingnya materi ini dengan Ringkasan tentang Mata Kuliah
Perpajakan. Pajak merupakan iuran rakyat terhadap negara terhadap UU sehingga dapat
dipaksakan dengan tidak mendapat imbalan secara langsung. Pajak diambil berdasarkan
penguasa yang mempunyai norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang
dan jasa kolektif demi mencapai kesejahteraan umum.

Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau
badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukan progresif, proporsional, atau regresif.
Obyek Pajak Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan
dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Pajak pertambahan nilai (PPN) yaitu pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari
barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. PPN termasuk jenis pajak tak
langsung, yang artinya bahwa pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan
penanggung pajak, atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir) tidak
menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung. Dalam perhitungan PPN yang harus disetor oleh
PKP dikenal istilah Pajak Keluaran dan Pajak Masukan. Pajak Keluaran adalah PPN yang dipungut
ketika PKP menjual produknya, sedangkan Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar ketika PKP
membeli/memperoleh/membuat produknya. Utang pajak adalah tanggungan yang masih harus
dibayar, termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau kenaikan tarif yang tercantum
dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan peraturan perundang –
undangan perpajakan.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam hal ini adalah bagaimanakah pajak bisa mengatasi harga
pasar yang tidak stabil ?.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini bertujuan menganalisa peran pajak dalam menjaga stabilitas perekonomian.

II. PEMBAHASAN
Pajak merupakan iuran rakyat terhadap negara terhadap UU sehingga dapat dipaksakan dengan
tidak mendapat imbalan secara langsung. Pajak diambil berdasarkan penguasa yang mempunyai
norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif demi
mencapai kesejahteraan umum.

Pajak-pajak Pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi :

1. Pajak Penghasilan (PPh)

PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adlah
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama
dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan
usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di
dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa
adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang
PPN. Tarif PPN adalah tunggal yaitu sebesar 10%. Dalam hal ekspor, tarif PPN adalah 0%. Yang
dimaksud Dengan Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
peraian, dan ruang udara diatasnya.

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)

Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga
dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah :

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau

b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau


c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; atau

d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau

e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu
ketertiban masyarakat.

4. Bea Meterai

Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris,
serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal
diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.

5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan.
PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan PBB
diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Seperti
halnya PBB, walaupun BPHTB dikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi penerimaan
BPHTB seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota
sesuai dengan ketentuan.

Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota
antara lain meliputi :

1. Pajak Propinsi

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

2. Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;

g. Pajak Parkir.

Unsur Pajak

Pajak diambil berdasarkan UU. Aturan ini berdasarkan dengan Undang Undang Dasar 1945
yang menyatakan pajak bersifat memaksa untuk keperluan dan berlangsungnya kehidupan
bernegara.

Tidak mendapatkan timbal balik secara langsung melainkan bertahap demi kepentingan
bersama.

Pengambilan pajak untuk membiaya pembangunan infrastruktur pemerintahan dan demi


berlangsungnya kesehjateraan rakyat banyak, bukan untuk pemerintah tetapi dikembalikan
kepada rakyat

Pembayaran pajak merupakan hal yang wajib dan mutlak serta harus dilakukan dan jika tidak
membayar atau membohongi pemerintah akan dikenakan sanksi yang besar.

Pajak juga berfungsi untuk membiaya pekerjaan di lapangan, bukan hanya untuk anggaran
belanja negara tetapi untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi dari segala sektor..

Berdasarkan lembaga yang memungut pajak, maka pajak dibagi menjadi dua jenis yaitu:

Pajak Negara

Biasa disebut dengan Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yang terdiri
dari:

Pajak Penghasilan
Pajak yang diambil dari penghasilan rakyat untuk kepentingan negara

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah biasa disebut PPN

Pajak yang menambahkan nilai jual seperti ketika Anda membeli makanan di restoran akan
terkena biaya tambahan 10%

Bea Masuk

Cukai

Pajak Daerah

Sesuai UU 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah:

Pajak Provinsi terdiri dari:

Pajak Kendaraan yang setiap tahun dibayarkan

Bea Balik Nama Kendaraan untuk pemindahan tangan kendaraan

dan lain lain

Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

dan lain lain


Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara yaitu bahwa di
dalam pelaksanaan pembangunan mempunyai satu kebutuhan penting yaitu dana yang didapat
dari, pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran dalam
kehidupan berpemerintahan termasuk pengeluaran pembangunan. Oleh sebab itu maka pajak
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

Fungsi anggaran mempunyai tugas yaitu memberikan sumber pendapatan negara pajak yang
mempunyai fungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Oleh sebab itu untuk
menjalankan kewajiban rutin negara dan melaksanakan pembangunan dan bernegara
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya yang besar ini tentu saja dapat diperoleh dari
penerimaan pajak. Zaman ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti pembayaran gaji
pegawai, membeli barang seperti peralatan, pemeliharaan, dan lain lain. Untuk pembiayaan
pembangunan yang begitu besar, uang dicairkan dari tabungan pemerintah melewati
penerimaan internal bangsa ini dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah yang sangat
besar ini ini dari tahun ke tahun semakin membesar sesuai kebutuhan pembiayaan
pembangunan yang semakin membesar oleh sebab itu yang paling utama diharapkan dari sektor
pajak.

Fungsi mengatur yaitu pemerintah bisa mengatur secara leluasa pertumbuhan ekonomi
melalui pajak. Dengan kebebasan yang mempunyai suatu fungsi mengatur pajak diperbolehkan
digunakan sebagai alat untuk mencapai hasil yang jelas. Seperti dalam rangka membantu
investor dalam penanaman modal maupun di negeri sendiri maupun di luar negeri dengan
memberikan berbagai macam fasilitas keringanan pembayaran pajak untuk menarik investor
asing. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri makan pemerintah mempunyai aturan
untuk pemerintah berhak menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

Fungsi stabilitas yang sangat membantu untuk menjaga kestabilan pajak, pemerintah
mempunyai dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan terhadap stabilitas harga
yang memungkinkan inflasi dapat dikendalikan secara utuh, Oleh sebab itu hal ini bisa dilakukan
antara lain dengan cara menjaga dan mengatur peredaran uang di masyarakat, pengambilan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

Fungsi redistribusi pendapatan Pajak yang telah dipungut oleh negara tidak serta merta hanya
demi kepentingan sedikit orang, tetapi digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum
termasuk untuk pembangunan untuk itu dapat membuka kesempatan kerja yang pada akhirnya
akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Tetapi dengan banyaknya korupsi di pemerintahan banyak orang yang tidak percaya jika pajak
disalurkan dengan benar, semoga pemerintah dapat membuat rakyat kembali percaya kepada
instansi pajak terkait. Apakah Anda sudah membayar pajak?

Ada bermacam-macam batasan atau definisi tentang pajak menurut para ahli diantaranya adalah
:

1. Prof. Dr. P. J. A. Adriani = pajak adalah iuran masrayakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayararnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas-tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

2. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. = pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung
dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

3. Sommerfeld Ray M. Anderson Herschel M. & Brock Horace R. = Pajak adalah suatu pengalihan
sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib
dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang sudah ditentukan dan tanpa mendapat imbalan yang
langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk
menjalankan pemerintahan.

4. Smeets = Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalui norma-norma
umum dan dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hak
individual untuk membiayai pengeluaran pemerintah

5. Suparman Sumawidjaya = pajak adalah iuran wajib berupa barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif
dalam mencapai kesejahteraan umum.
Lima unsur pokok dalam definisi pajak pajak adalah :

1. Iuran/pungutan dari rakyat kepada Negara

2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang

3. Pajak dapat dipaksakan

4. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi

5. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (pengeluaran umum pemerintah)

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah pajak atas penghasilan tertentu di mana mekanisme
pemajakannya telah dianggap selesai pada saat dilakukan pemotongan, pemungutan atau
penyetoran sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. Pertimbangan-pertimbangan yang
mendasari diberikannya perlakuan khusus ini adalah demi kesederhanaan dalam pemungutan
pajak, keadilan, serta pemerataan dalam pengenaan pajaknya agar tidak menambah beban
administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak, serta memperhatikan
perkembangan ekonomi dan moneter.

Buku ini berisikan penjelasan secara komperehensif atas 23 jenis penghasilan yang dikenakan
Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana yang diatur dalam pasal 4 ayat (2), pasal 15,
pasal 17 ayat (2d), pasal 19, pasal 21 dan pasal 22 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan. Penghasilan tersebut diantaranya adalah: Penghasilan dari Hadiah Undian,
Bunga Deposito dan Tabungan, Penghasilan Hak atas Tanah dan Bangunan, Penjualan Saham di
Bursa Efek, Diskonto Surat Perbendaharaan Negara, Usaha Jasa Konstruksi, Uang Pesangon yang
dibayarkan sekaligus, Selisih Lebih dari Revaluasi Aktiva Tetap, serta jenis-jenis penghasilan
lainnya.

Macam-macam Pajak Penghasilan yang diatur dalam Undang-undang Pajak Penghasilan antara
lain:

Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (1) adalah pajak penghasilan atas setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak.
Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) merupakan pajak yang bersifat final, dikenakan atas
penghasilan antara lain:

Bunga deposito, tabungan, bunga obligasi, bunga simpanan anggota koperasi

Hadiah undian

Penghasilan dari transaksi saham

Pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa kontruksi, usaha real estate,
dan persewaan tanah dan/ atau bangunan

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan yang diterima Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri

Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh:

Bendahara yang memungut pajak sehubungan dengan Pembayaran atas penyerahan barang

Badan-badan tertentu yang memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di
bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain

Wajib Pajak badan tertentu yang memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang
tergolong sangat mewah

Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pemotongan pajak kepada Wajib Pajak dalam negeri atas
penghasilan:

Dividen, bunga, royalty serta

hadiah, penghargaan bonus, dan sejenisnya

sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta

imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan,dan jasa lain.

Pajak Penghasilan Pasal 24 adalah pajak penghasilan yang dibayar di luar negeri boleh
dikreditkan terhadap pajak yang terutang dalam tahun pajak yang sama.

Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran pajak dalam tahun berjalan

Pajak Penghasilan Pasal 26 adalah pemotongan pajak kepada Wajib Pajak luar negeri atas
penghasilan dividen, bunga, royalty, imbalan sehubungan jasa, pekerjaan dan kegiatan, hadiah
dan penghargaan, pensiun, premi swap, keungtungan karena pembebasan utang, yang
dibayarkan kepada Wajib Pajak luar negeri.

Pajak Penghasilan Pasal 29 adalah kekurangan pembayaran pajak yang terutang pada SPT
Tahunan Pajak Penghasilan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung, yang dikenakan atas transaksi
penyerahan Barang Kena Pajak maupun penmanfaatan Jasa Kena Pajak. Pada dasarnya
pengenaan Pajak Pertambahan Nilai akan dibebankan kepada konsumen akhir.

Karena merupakan pajak tidak langsung, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Kena
Pajak yang sama dapat dikenakan berkali-kali. Namun demikian, Pajak Pertambahan Nilai yang
harus dibayar setiap pengenaan PPN tersebut, terlebih dahulu harus diperhitungkan dengan
pajak masukan yang berkaitan dengan pengadaan Barang Kena Pajak tersebut. Ini mengandung
arti bahwa PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak pada setiap transaksi tersebut dikenakan
atas nilai tambah dari Dasar Pengenaan Pajak setiap transaksi.

ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum, keadilan, dan kesederhaan, arah dan
tujuan perubahan Undang-Undang tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ini
mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut:

a. Meningkatkan efesiensi pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan Negara.

b. Menigkatakan pelayanan, kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat guna meningkatkan
daya saing dalam bidang penanaman modal, dengan tetap mendukung pengembangan usaha
kecil dan menengah.

c. Menyesuaikan tuntutan perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta perkembangan di


bidang teknologi informasi.

d. Meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban

e. Menyederhanakan prosedur administrasi perpajakan

f. Meningkatakan penerapan prinsip self assement secara akuntabel dan konsisten, dan;

g. Mendukung iklim usaha kea rah yang lebih kondusif dan kompetitif.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajaknnya.

Fungsi NPWP Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dan Untuk menjaga
ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pelaksaan administrasi perpajakan.

Sanksi

Setiap orang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajin Pajak ,
atau menyalah gunakan atau menggunakan tabpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan Negara dipidana penjar apaling sedikit enam bulan dan paling lama
enam tahun dan denda paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau tidak kurang
dibayar dan paling banyak empat kali jumlah pajak terutang yang tidak dibayar.

Penghapusan NPWP apabila:

1. Dilakukan permohonan pengapusan NPWP oleh Wajib Pajak dan/atau ahli ahli waris nya
apabila wajib Pajak sudah tiada memenuhi persyaratan subyektif dan atau obyektif sesuai
dengan ketentuan undang-undang perpajakan

2. Wajib pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha

3. Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia

Surat Pemberitahuan (SPT)

a. Pengertian SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan
dan/ atau harta pembayran pajak , objek pajak dan/atau bukan oleh objek pajak , dan/atau harta
dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.

b. Fungsi SPT Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atua
melalui pemotongan atau pemungutan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau
bagian tahun pajak.

c. Jenis SPT Secara garis besar dibedakan menjadi dua,yaitu surat Pemberitahuan untuk suatu
Masa Pajak dan Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak
atau Bagian Tahun Pajak.

Surat Setoran Pajak (SSP) dan Pembayaran Pajak

Surat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan
dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Negara melalui
tempat pembayararan yang ditunjuk oleh Mentri Keuangan.

Fungsi SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor
penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi.

Surat Ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang bayar ,
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat ketetapan
Pajak lebih Bayar.

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pengertian ‘’surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak , jumlah kredit pajak , jumlah kekeurangan pajak,
besarnya sanksi administrasi , dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

III. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dari pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal dan dapat juga disimpulkan peran pajak
khususnya dalam kestabilan harga pasar dan umumnya kestabilan pasar adalah sebagai berikut:

a. Pajak merupakan campur tangan pemerintah dalam perekonomian

b. Pemerintah mengatur perekonomian Negara dengan pajak dan subsidi yang didapat dari pajak

c. Pajak berfungsi sebagai Pengatur pertumbuhan ekonomi

d. Didalam ilmu ekonomi harga adalah factor utama yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran suatu barang yang akan membentuk pola kegiatan perekonomian

e. Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan
f. Kestabilan harga dapat diajaga dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat dengan
pajak, pemungutan pajak untuk dana subsidi dan pembangunan, penggunaan pajak yang efektif
dan efisien.

g. Subsidi adalah bantuan dari pemerintah untuk menekan harga. Subsidi juga bisa diartikan
pengurangan persenan pajak dalam suatu produk atau barang.

h. Harga yang tidak stabil dapat diatasi dengan kebijakkan pajak dengan menaikkan persentase
pajak dan menurunkan persentase pajak pada bidang-bidang yang berkaitan dengan harga pasar
dalam perekonomian

Dengan referensi yang ada, waktu dan semangat yang masih tersisa di raga dan di pikiran
makalah ini bisa terselesaikan. Karena dengan modal seperti itu, makalah ini masih banyak
kekurangan dan diharapkan dapat diperbaiki kedepannya. Diharapkan makalah ini juga dapat
membantu pembaca baik dari inspirasi, maupun sebagai bahan kajian atau pembelajaran.
Makalah ini adalah bukti dari kemampuan penulis yang masih banyak perlu belajar. Bagi
pembaca di ucapakan terimakasih. Tetap semangat jalani hari-hari dan hadapilah dengan
senyuman dan berpikir positif di setiap inchi masalah. Salam Mahasiwi Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

SITI RESMI, PERPAJAKAN Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1, Penerbit Salemba 4

http://baskom2.blogspot.com/2011/12/makalah-perpajakan.html

http://www.ortax.org/ortax/?mod=buku&page=show&id=52&q=&hlm=1

http://pajakonline.net/macam-macam-pajak-penghasilan/

http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2009/08/jenis-dan-macam-pajak-di-indonesia.html

http://www.pajak.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail&id=5257

http://maksumpriangga.com/pengertian-dasar-dan-ciri-ciri-pajak-definisi-pajak.html

http://9triliun.com/artikel/2108/pengertian-pajak.html
rangkuman 2

PERPAJAKAN

Pajak merupakan iuran rakyat terhadap negara terhadap UU sehingga dapat dipaksakan dengan
tidak mendapat imbalan secara langsung. Pajak diambil berdasarkan penguasa yang mempunyai
norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif demi
mencapai kesejahteraan umum.

Pajak-pajak Pusat tang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi :

1. Pajak Penghasilan (PPh)

PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama
dan dalan bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan
usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di
dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa
adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang
PPN. Tarif PPN adalah tunggal yaitu sebesar 10%. Dalam har ekspor, tarif PPN adalah 0%. Yang
dimaksud dengan Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
perairan, dan ruang uadara diatasnya.

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)


Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga
dikenakan PPnBM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah :

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau

b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau

c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; atau

d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau

e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu
ketertiban masyarakat.

4. Bea Materai

Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris,
serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek yang memuat jumlah uang atau nominal
diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.

5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan.
PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan PBB
diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Seperti
halnya PBB, walaupun BPHTB dikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi penerimaan
BPHTB seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota
sesuai dengan ketentuan.
Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota
antara lain meliputi :

1. Pajak Provinsi

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan;

2. Pajak Kabupaten/Kota

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;

g. Pajak Parkir.

Unsur Pajak :

1. Pajak diambil berdasarkan UU. Aturan ini berdasarkan dengan Undang-Undang Dasar 1995
yang menyatakan pajak bersifat memaksa untuk keperluan dan berlangsungnyaa kehidupan
bernegara.

2. Tidak mendapatkan timbal balik secara langsung melainkan bertahap demi kepentingan
bersama.

3. Pengambilan pajak untuk membiaya pembangunan infrastuktur pemerintahan dan demi


berlangsungnya kesejahteraan rakyaat banyak, bukan untuk pemerintah tetapi dikembalikan
kepada rakyat.

4. Pembayaran pajak merupakan haal yang wajib dan mutlak serta harus dilakukan dan jika
tidak membayar atau membohongi pemerintah akan dikenakan sanksi yang besar.

5. Pajak juga berfungsi untuk membiaya pekerjaan di lapangan, bukan hanya untuk anggaran
belanja negara tetapi untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi dari segala sektor.

Berdasarkan lembaga yang memungut pajak, maka pajak dibagi menjadi dua jenis yaitu :

1. Pajak Negara

Biasa disebut dengan pajak pusat yait pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yaitu terdiri
dari :

• Pajak Pengahsilan

Pajak yang diambil dari penghasilan rakyat untuk kepentingan negara.

• Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah biasa disebut PPN

Pajak yang menambah nilai jual seperti ketika Anda membeli makanan di restoran akan terkena
biaya tambahan 10%.

• Bea Masuk
• Cukai

2. Pajak Daerah

Sesuai UU 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah :

a. Pajak Provinsi terdiri dari :

• Pajak Kendaraan yang setiap tahun dibayarkan;

• Bea Balik Nama Kendaraan untuk pemindahan tangan kendaraan;

• Dan lain-lain.

b. Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas :

• Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan

• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;

• Dan lain-lain.

Fungsu Pajak :

• Fungsi anggaran mempunyai tugas yaitu memberikan sumber pendapatan negara pajak yang
mempunyai fungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Oleh sebab itu untuk
menjalankan kewajiban rutin negara dan melaksanakan pembangunan dan bernegara
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya yang besar ini tentu saja dapat diperoleh dari
penerimaan pajak. Zaman ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti pembayaran gaji
pegawai, membeli barang seperti peralatan, pemeliharaan, dan lain-lain. Untuk pembiayaan
pembangunan yang begitu besar, uang dicairkan dari tabungan pemerintah melewati
penerimaan internal bangsa ini dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah yang sangat
besar ini dari tahun ke tahun semakin membesar sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan
yang semakin membesar oleh sebab itu, yang paling utama diharapkan dari sektor pajak.
• Fungsu mengatur yaitu pemerintah bisa mengatur secara leluasa pertumbuhan ekonomi
melalui pajak. Dengan kebebasan yang mempunyai suatu fungsi mengatur pajak diperolehkan
digunakan sebagai alat untuk mencapai hasil yang jelas. Seperti dalam rangka membantu
investor dalam penanaman modal maupun di negeri sendiri maupun di luar negeri dengan
memberikan berbagai macam fasilitas keringanan pembayaran pajak untuk menarik investor
asing. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri maka pemerintah mempunyai aturan
untuk pemerintah berhak menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

• Fungsu stabilitas yang sangat membantu untuk menjaga kestabilan pajak, pemerintah
mempunyai dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan terhadap stabilitas harga
yang memungkinkan inflasi dapat dikendalikan secara utuh. Oleh sebab itu hal ini bisa dilakukan
antara lain dengan cara menjaga dan mengatur peredaran uang di masyarakat, pengambilan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

• Fungsi retribusi pendapatan Pajak yang telah dipungut oleh negara tidak serta mrta hanya
demi kepentingan sedikit orang, tetapi digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum
termasuk untuk pembangunan untuk itu dapat membuaka kesempatan kerja yang pada akhirnya
akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Ada bermacam-macam batasan atau definisi tentang pajak menurut para ahli diantaranya adalah
:

1. Prof. Dr. P. J. A. Adriani = pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditujukan dan
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan tugas-
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

2. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. = pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang
langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

3. Sommerfeld Ray M. Anderson Herschel M. & Brock Horace R. = Pajak adalah suatu
pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum,
namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang sudah ditentukan dan tanpa mendapat
imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya
untuk menjalankan pemerintahan.

4. Smeets = Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalui norma-norma
umum dan dapat dipaksakan tanpa adanya hak individual untuk membiayai pengeluaran
pemerintah.

5. Suparman Sumawidjaya = pajak adalah iuran wajib verupa barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif
dalam mencapai kesejahteraan umum.

Lima unsur pokok dalam definisi pajak adalah :

1. Iuran/pungutan dari rakyat kepada Negara;

2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang;

3. Pajak dapat dipaksakan;

4. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi;

5. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (pengeluaran umum pemerintah).

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

Pajak penghasilan yang bersifat final adalah pajak atas penghasilan tertentu di mana mekanisme
pemajakannya telah dianggap selesai pada saat dilakukan pemotongan, pemungutan atau
penyetoran sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. Pertimbangan-pertimbangan yang
mendasari diberikannya perlakuan khusus ini adalah demi kesederhanaan dalam pemungutan
pajak, keadilan, serta pemerataan dalam pengenaan pajaknya agar tidak menambah beban
administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak, serta memperhatikan
perkembangan ekonomi dan moneter.

23 penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana yang diatur
dalam pasal 4 ayat (2), pasal 15, pasal 17 ayat (2d), pasal 19, pasal 21 dan pasal 22 Undang-
Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Penghasilan tersebut diantaranya adalah :
penghasilan dari Hadiah Undian, Bunga Deposito dan Tabungan, Penghasilan Hak atas Tanah dan
Bangunan, Penjualan Saham di Bursa Efek, Diskonto Surat Perbendaharaan Negara, Usaha Jasa
Konstruksi, Uang Pesangon yang dibayarkan sekaligus, Selisih Lebih dari Revaluasi Aktiva Tetap,
serta jenis-jenis penghasilan lainnya.

Macam-macam Pajak Penghasilan yang diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan antara
lain :

1. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (1) adalah pajak penghasilan atas setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak.

2. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) merupakan pajak yang bersifat final, dikenakan atas
penghasilan antara lain :

• Bunga deposito, tabungan, bunga obligasi, bunga simpanan anggota koperasi;

• Hadiah undian;

• Penghasilan dari transaksi saham;

• Pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa kontruksi, usaha real estate,
dan persewaan tanah dan/atau bangunan.

3. Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan


pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang diterima Wajib Pajak orang pribadi dalan negeri.

4. Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh :

• Bendahara yang memungut pajak sehubungan dengan Pembayaran atas penyerahan barang;

• Badan-badan tertentu yang memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di
bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain;

• Wajib Pajak badan tertentu yang memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang
tergolong sangat mewah.
5. Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pemotongan pajak kepada Wajib Pajak dalam begeri atas
penghasilan :

• Dividen, bunga, royality serta

• Hadiah, penghargaan bonus, dan sejenisnya

• Sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta

• Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan,
jasa lain.

6. Pajak Penghasilan Pasal 24 adalah pajak penghasilan yang dibayar di luar negeri boleh
dikreditkan terhadap pajak yang terutang dalam tahun pajak yang sama.

7. Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran pajak dalam tahun berjalan.

8. Pajak Penghasilan Pasal 26 adalah pemotongan pajak kepada Wajib Pajak luar negeri atas
penghasilan dividen, bunga, royalty, imbalan sehubungan jasa, pekerjaan dan kegiatan, hadiah
dan penghargaan, pensiun, premi swap, keuntungan karena pembebasan utang, yang
dibayarkan kepada Wajib Pajak luar negeri.

9. Pajak Penghasilan Pasal 29 adalah kekurangan pembayaran pajak yang terutang pada SPT
Tahunan Pajak Penghasilan.

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung, yang dikenakan atas transaksi
penyerahan Barang Kena Pajak maupun pemanfaatan Jasa Kena Pajak. Pada dasarnya pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai akan dibebankan kepada konsumen akhir.

Karena merupakan pajak tidak langsung, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Kena
Pajak yang sama dapat dikenakan berkali-kali. Namun demikian, Pajak Pertambahan Nilai yang
harus dibayar setiap pengenaan PPN tersebut, terlebih dahulu harus diperhitungkan dengan
pajak masukan yang berkaitan dengan pengadaan Barang Kena Pajak tersebut. Ini mengandung
arti bahwa PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak pada setiap transaksi tersebut dikenakan
aras niali tambah dari Dasar Pengenaan Pajak setiap transaksi.

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian
hukum, keadilan, dan kesederhanaan, arah dan tujuan perubahan Undang-Undang terntang
ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ini mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut :

a. Meningkatkan efesien pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan Negara.

b. Meningkatkan pelayanan, kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat guna


meningkatkan daya saing dalam bidang penanaman modal, dengan tetap mendukung
pengembangan usaha kecil dan menengah.

c. Menyesuaikan tuntutan perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta perkembangan di


bidang teknologi informasi.

d. Meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban.

e. Menyederhanakan prosedur administrasi perpajakan.

f. Meningkatkan penerapan prinsip self assesmenst secara akuntabel dan konsisten, dan;

g. Mendukung iklim usaha kearah yang lebih konduktif dan kompetitif.

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Fungsi NPWP sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dan untuk menjaga
ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pelaksanaan administrasi perpajakan.

Sanksi. Setiap orang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak, atau menyalah gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara dipidana penjara paling sedikit enam bulan dan
paling lama enam tahun dan denda paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
tidak kurang dibayar dan paling banyak empat kali jumlah pajak terutang yang tidak dibayar.

Penghapusan NPWP apabila :

1. Dilakukan permohonan penghapusan NPWP oleh Wajib Pajak dan/atau ahli-ahli warisnya
apabila Wajib Pajak sudah tiada memenuhi persyaratan subyektif dan atau obyektif sesuai
dengan ketentuan undang-undang perpajakan

2. Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha

3. Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia.

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

a. Pengertian SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan
dan/atau harta pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan atau/ harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

b. Fungsu SPT : pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau
melalui pemotongan atau pemungutan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau
bagian tahun pajak.

c. Jenis SPT : secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu : Surat Pemberitahuan untuk
suatu Masa Pajak dan Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Pemberitahuan untuk suatu Tahun
Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

SURAT SETORAN PAJAK (SSP) DAN PEMBAYARAN PAJAK


Surat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan
dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Negara melalui
tempat pembayaran yang ditujukan oleh Mentri Keuangan.

Fungsi SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor
penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi.

Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil atau Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar,

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pengertian “surat ketetapan pajak yang menentukan
besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pajak, besarnya sanksi
administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

Anda mungkin juga menyukai