Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS MANDIRI MAGANG KERUMAHSAKITAN

MAKASSAR PET CLINIC

“TUMOR MAMMAE PADA ANJING”

Sri Rahayu

O121 016 014

Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan


Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2017
Pendahuluan

1.1 Tumor mammae pada anjing

Secara harfiah neoplasia berarti pertumbuhan baru, abnormal dari sel-sel


yang mengalami proliferasi. Sel-sel neoplasia berasal dari sel-sel yang
sebelumnya adalah sel-sel normal. Namun, ketika sel-sel yang normal mengalami
perubahan neoplastik, sel-sel tersebut memperoleh derajat otonomi tertentu untuk
tumbuh dengan kecepatan yang tidak terkoordinasi (Wilson, 2006).
Proses dasar yang sering terdapat pada semua neoplasia adalah perubahan
gen yang disebabkan oleh mutasi pada sel somatik. Perubahan ini dapat terjadi
karena adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi DNA dalam sel. Sel akan
menjadi normal kembali apabila kerusakan pada susunan DNA di dalam sel dapat
diperbaiki, akan tetapi apabila kerusakan susunan DNA tersebut tidak dapat
diperbaiki maka sel tersebut akan mengalami perubahan yang pada akhirnya akan
membentuk neoplasma. Karsinogen merupakan salah satu agen yang mengandung
mutagenik (agen yang mampu menyebabkan mutasi gen) sehingga karsinogen
dapat menginduksi pertumbuhan neoplasia (Wilson, 2006).
Tumor ada yang bersifat jinak (benign) dan ada yang bersifat ganas
(malignant) (Spector dan Spector, 1993). Tumor jinak hanya bersifat lokal, sel
yang berproliferasi cenderung bersifat kohesif sehingga saat massa neoplastik
tersebut mengalami perluasan akan terlihat batas yang nyata. Tumor jinak
memiliki kapsul jaringan ikat yang membatasi tumor dengan jaringan sekitarnya.
Pertumbuhan tumor jinak cukup lambat dan bahkan beberapa tumor tidak terlihat
berubah ukurannya (Wilson, 2006).
Sel tumor ganas yang berproliferasi dapat melepaskan diri dari tumor
induk dan masuk ke sirkulasi untuk menyebar ke tempat lain (metastase) (Wilson,
2006). Tumor jinak atau tumor ganas dapat dibedakan dengan melihat
kemampuan sel tumor dalam menginvasi jaringan normal dan kemampuan
bermetastasis. Tumor jinak sama sekali tidak dapat menginvasi jaringan normal
dan tidak memiliki kemampuan bermetastasis (Wilson, 2006). Perbedaan tumor
jinak dan tumor ganas antara lain tumor jinak memiliki pertumbuhan yang lambat,
tidak menginfiltrasi jaringan lain, menyerupai jaringan asal, ukuran dan bentuk sel
normal, tidak bermetastase dan hanya membunuh inang jika memasuki organ
vital. Tumor ganas memiliki sifat pertumbuhan cepat, menginfiltrasi jaringan lain,
berbeda dengan jaringan asal, bermetastase, ukuran dan bentuk sel abnormal dan
selalu membunuh inang jika tidak ditangani (Spector dan Spector, 1993).
Penyebab neoplasia kelenjar mammae belum diketahui dengan pasti walaupun
banyak yang berkaitan dengan hormon (Fossum, 2002). Penyebab terjadinya
kanker sangat kompleks. Resiko terhadap kanker berkaitan dengan paparan
karsinogen dan faktor individu. Secara umum, faktor penyebab kanker dibagi
menjadi dua, yaitu penyebab ekstrinsik dan intrinsik. Yang termasuk penyebab
ekstrinsik, yaitu virus, unsur fisik (lingkungan) dan bahan-bahan kimia tertentu
(Madewell dan Theilen, 1987).
1.2 Penyebaran
Mekanisme penyebaran sel-sel neoplasma ke bagian tubuh yang lain yaitu
dengan cara infiltrasi, implantasi, dan metastase. Infiltrasi merupakan mekanisme
yang paling umum, dimana sel sel mempunyai kecendrungan tumbuh pada
bagian-bagian tubuh yang paling rendah resistensinya diantaranya dalam jaringan
ikat longgar dan bercampur dengan bagian parenkim dan jaringan interstitium.
Neoplasma juga dapat memasuki saluran limfe dan pembuluh darah, menuju ke
predileksinya.
Implantasi atau transplantasi neoplasma adalah pemindahan sel-sel
neoplasma dari satu permukaan serosa atau mukosa ke permukaan serosa atau
mukosa yang lain dengan cara kontak langsung, seperti sel-sel neoplasma dari
ovarium yang berkontak dengan permukaan serosa usus, beberapa sel terlepas dan
tertransplantasi ke permukaan usus. Sel-sel yang dipindah ini tumbuh serta
memperbanyak diri, dan oleh pergerakan usus sendiri, maka seluruh viscera dan
peritoneum parietalis akan ditutupi oleh sel-sel neoplasma. Metastase adalah
mekanisme penyebaran sel neoplasma dari satu bagian tubuh ke bagian yang lain
melalui saluran limfe dan pembuluh darah (Berata et al, 2011).
Tumor mammae menyebar ke seluruh tubuh melalui pelepasan sel-sel
kanker individu dari berbagai tumor ke sistem limfatik termasuk pembuluh darah
dan kelenjar getah bening. Terdapat kelenjar getah bening regional di kedua sisi
tubuh yaitu pada bagian kanan dan kiri sisi tubuh yang terletak di bawah kaki
depan serta kaki belakang yang disebut aksilaris dan inguinalis. Kelenjar mammae
1, 2, dan 3 meneruskan penyebaran sel-sel tumor ke bagian kelanjar getah bening
aksila, sementara kelenjar mammae 3, 4 dan 5 meneruskan penyebaran ke daerah
kelenjar getah bening inguinalis. Tumor yang baru terbentuk di daerah kelenjar
getah bening tersebut kemudian melepaskan sel-sel tumor lainnya ke organ lain
seperti paru-paru, hati atau ginjal (Foster dan Nash, 2013).
1.3 Pengobatan
Ketika menemukan massa-massa berupa benjolan di mammae anjing,
operasi pengangkatan sangat di rekomendasikan kecuali pasien telah terlalu tua.
Apabila operasi dilakukan pada tahap awal dari tumor, kanker akan dapat dengan
total di sembuhkan di lebih dari 50% kasus yang mengalami kanker ganas. Area
yang akan di operasi tergantung dari saran para ahli. Beberapa dari ahli
merekomndasikan massanya itu sendiri. Yang lainnya, mempertimbangkan
seberapa banyak kanker telah menyebar, pengangkatan massa dan sisa-sisa dari
jaringan-jaringan mammae dan limponodus yang mngering bersamaan dengan
galndula itu sendiri
1.4 Pencegahan
Ada beberapa jenis kanker yang dapat dengan mudah di cegah.ada
hubungan yang jelas dan di ketahui antara hubungan sterilisasi awal dan
pengurangan pada kasus tumor mammae. Anjing yang di sterilisasi pada masa
sebelum berahi pertama terbukti sangat menurunkan frekuensi kejadian tumor
mammae. Anjing yang di sterilisasi setelah berahi pertama namun berumur
kurang dari 2.5 tahun berada pada resiko yang cukup, namun anjign yang tidak
pernah di sterilisasi atau di sterilisasi kemudian hari mempunyai resiko terbesar
terserang tumor mammae. Pensterilisasian awal adalah langkah terbaik dalam
mencegah terjadinya tumor mammae (Fossum, 2002).
Tinjauan Kasus
2.1 Signalement
Nama : mie mie
Jenis Hewan/spesies: anjing
Ras : dalmation
Warna rambut : Hitam putih
Jenis kelamin : Betina
Berat badan : 24 kg
Umur : 10 tahun

2.2 Anamnesa
Bermasalah sejak 2 tahun sebelumnya bermula dari pincang dan tidak bisa berdiri.
Mammae bagian kanan bengkak dan membesar, ukuran kurang lebih 4 cm,
serous.

2.3 Status Present


Perawatan : Baik
Gizi : Baik
Pertumbuhan badan: Baik
Suhu tubuh : 39.0 °C

2.4 Temuan Klinis


Pemeriksaan fisik: kelenjar mammary secara inspeksi terlihat kelenjar yang
membesar tidak beraturan kurang lebih 4 cm serous, teraba batas jelas dengan
jaringan, sakit saaat disentuh, musculus atropi, anemia, dehidrasi, tidak bisa
berdiri , CRT 2 s.
Pemeriksaan lanjutan :
Tabel 1 Hasil pemeriksaan hematologi lengkap
Parameter Hasil Satuan Nilai normal Intepretasi
WBC 41 H 103/µl 6.0-17.0 ↑ (leukositosis)
RBC 5.05L 6
10 /µl 5.50-8.50 ↓
HGB 10.6L g/dL 12.0-18.0 ↓
HCT 33.2L % 37.0-55.0 ↓
MCV 65.8 fL 60.0-77.0 Normal
MCH 21 Pg 19.5-24.5 Normal
MCHC 31.9 g/dL 32.0-36.0 Normal
PLT 595 103/µl 200-500 ↑
3
(%) (10 /µl) (%)
Limfosit 3.7L 2.4 12.0-30.0 ↓ (limfopenia)
Granulosit 94.3H 19.0H 60.0-80.0 ↑ (neutrofilia)
Keterangan: WBC: white blood cell, sel darah putih; RBC: red blood cell, sel
darah merah; HGB: hemoglobin, HCT: hematocrit, hematokrit;
MCV: mean corpuscular volume; MCH: mean corpuscular
haemoglobin; MCHC: mean corpuscular haemoglobin
concentration; PLT: platelet.

2.5 Diagnosa
Tumor mammae
Diferensial diagnosa
Mastitis
2.6 Prognosa
Dubius-infausta
2.7 Terapi
Operasi angkat tumor (mastektomy) dan OH
Marbocyl
Fufang (Obat Herbal)
Geryatrix (suplemen vitamin)
PEMBAHASAN
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada anjing miemie ditemukan adanya
massa di sekitar puting kelenjar mammary. Menurut Shender (2000), kelenjar
mammary anjing dan kucing dapat terkena berbagai macam gangguan, antara lain
feline mammary hyperthrophy, mastitis, dan neoplasia (tumor mammary). Feline
mammary hyperthrophy merupakan kondisi noninflamasi yang ditandai dengan
pertumbuhan cepat yang abnormal dari satu atau lebih kelenjar mammary
Gangguan kedua yang sering terjadi ialah mastitis yang umum terjadi pada
masa laktasi, dengan gejala klinis demam, kelemahan, mammary membengkak,
hangat, dan nyeri apabila dipalpasi. Susu dari mammary yang terkena mastitis
dapat bercampur dengan darah atau nanah, dan konsistensinya lebih kental dari
susu normal (Shender 2000). Gangguan lain yang terjadi ialah tumor mammary.
Gejala klinis tumor mammary ialah munculnya nodul dengan ukuran yang
bervariasi di sekeliling puting, konsistensi kenyal dan dapat digerakkan di antara
kulit dan otot, dapat menimbulkan ulkus pada kulit, bengkak, dan puting
meradang dengan atau tanpa discharge (Cassali et al. 2011; Vetstreet 2011).
Sebelum dilakukan operasi terlebih dahulu dilakukan pengecekan darah
pada pasien yang menunjukan sel darah merah menurun yang menandakan
anemia, dan peningkatan leukosit menunjukan adanya infeksi dalam tubuh karena
dalam keadaan normal kadar leukosit khususx neutrofil sedikit dalam tubuh.
Diagnosa tumor mammary dapat dilakukan dengan beberapa tahapan
pemeriksaan, yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan
pemeriksaan radiografi serta USG. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan
mempalpasi nodul atau massa pada kelenjar mammary, melihat adanya ulkus, dan
mempalpasi limfonodus lokal, terutama pada limfonodus inguinal, axillary, dan
prescapular. Pemeriksaan laboratorium dilakukan melalui biopsi, pemeriksaan
complete blood count (CBC), analisis kimia darah/serum, dan urinalisis.
Pemeriksaan radiografi dilakukan dengan mengambil tiga sudut pandang regio
thoraks (Bergman 2001; Murphy 2009; Overley 2010).
Menurut Murphy (2009) terapi dengan operasi menjadi pilihan utama,
sekurang-kurangnya mastektomi untuk mengangkat kelenjar mammary yang
terkena, atau lumpectomy untuk menghilangkan seluruh kelenjar mammary, selain
dilakukan mastektomi juga dilakukan ovarihisteretomi, setelah dilakukan USG
ditemukan akumualsi cairan di uetrus namun setelah uterus dibuka ada kista
terdapat di uterus yang akhirnya diputuskan untuk dilakukannya OH. Berdasarkan
beberapa hasil penelitian, OH yang dilakukan bersamaan dengan atau setelah
pengangkatan tumor mammary tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan
terhadap keberlangsungan hidup pasien. Namun, peneliti lain menyebutkan bahwa
OH dan mastektomi dapat menjadi salah satu terapi efektif untuk mengurangi
pertumbuhan massa tumor (Reichler 2009).
Pada anjing mie mie, luka bekas pengangkatan tumor sudah kering namun
pada kelenjar mammae yang lain mengalami atropi. Pengobatan yang dilakukan
setelah operasi dengan pemberian antibiotik dan kombinasi obat herbal yang
membantu persembuhan luka serta pemberian vitamin untuk membantu perbaikan
keadaan pasien, perban luka diganti setiap hari untuk menghindari infeksi.
Tinjauan Pustaka
Bergman PJ. 2001. Mammary gland tumors . New York: BrightHeart Veterinary
Centers.

Cassali GD et al. 2011. Consensus for the diagnosis, prognosis and treatment of
canine mammary tumors. Braz J. vet Pathol 4(2): 153-180.

Fossum, T. W, (2002), Small Animal Surgery, 2nd, Mosby Inc

Murphy S. 2009. Mammary tumors in cats-causes and practical management.


European Society Feline medicine: Feline Symposium, Birmingham April
1.

Overley B. 2010. Feline mammary gland tumors. The Cancer Centers at CARES.

Plumb DC. 1999. Veterinary Drug Handbook. Third Edition. Ames: Iowa State
University Press.

Reichler IM. 2009. Gonadectomy in cats and dogs: a review of risks and benefits.
Zurich Open Repository and Archive. University if Zurich.

Shender L. 2000. Mammary masses-What do they mean in your cat or dog?


[terhubung berkala]. http://dx.doi.org/10.5772/54324. [26 Sept 2013].

Vetstreet. 2011. Bresast cancer in dogs and cats. [terhubung berkala].


http://vetlearn.com. [26 Sept 2013].
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai