Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

“PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI


MASYARAKAT”

Disusun Oleh :
Hasniar
Nurmadyah
Imamustaqwa
Faisal
Putri Handayani
Siti Anita Amri
Ernita Putri Ukkas

UNIVERSITAS PANCASAKTI
FAKULTAS MIPA
JURUSAN FARMASI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang

Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pertentangan Sosial dan Integrasi

Masyarakat”. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah ILMU SOSIAL DASAR.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 1

Bab II Pembahasan ....................................................................................................... 2


A. Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat ................................................. 2
B. Perbedaan Kepentingan .................................................................................... 4
C. Prasangka dan Diskriminasi ............................................................................. 4
D. Etnhosentrisme Stereotype ............................................................................... 6
E. Konflik Dalam Masyarakat .............................................................................. 6
F. Integrasi Masyarakat dan Nasional................................................................... 7
Bab III Penutup ............................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 9
B. Saran…………………………………………………………………….. ....... 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu
bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila
gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi
dirinya maupun bagi lingkungannya. Dan suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang
individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-
bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada
kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau
kekerasan.
Di dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor
harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau sikap,
perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan (politik, ekonomi, kekuasaan). Adat
kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan
perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konflik yang
berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu
melalui integrasi masyarakat. Integrasi dapat berlangsung cepat atau lambat karena
dipengaruhi oleh faktor homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas
geografis, dan efektifitas komunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang terjadi di dalam masyarakat?
2. Mengapa permasalahan itu terjadi?
3. Apa yang bisa mengendalikan sehingga permasalahan bisa selesai?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui masalah apa saja yang terjadi di dalam masyarakat.
2. Mengetahui yang melatarbelakangi permasalahan itu muncul.
3. Masyarakat bisa menghindari terjadinya permasalahan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat


Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar individu-individu maupun
antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hidup bermasyarakat
juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap anggota masyarakat salaing berinteraksi.
Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai
yang telah dibuat bersama para anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat
pengendali agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah
disepakati itu. Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu.
Sakit salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya.
Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi.
Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan.
Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam
masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial dan integrita masyarakat
pertentang sosial menurut saya adalah suatu konflik yang terjadi didalam suatu
lingkungan masyarakat. Dimana ada suatu kelompok yang tidak menyukai kelompok
lain, sehingga menimbulkan suatu perselisihan diantara mereka. Banyak sekali
pertentangan sosial yang terjadi di Dunia ini. Seperti contohnya perak Irak yang kunjung
selesai, dan kalau menusuri indonesia contohnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka),
PT.freepot yang terjadi di Papua.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial:
1. Rasa Iri antara individu,negara, dan masyarakat
2. Adanya rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan
3. Banyak adu domba antara politik,agama,suku serta budaya
Integrasi Masyarakat
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-
kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas
masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial
tertentu. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan,
atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun
menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem
sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus
(kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar) Masyarakat terintegrasi karena
berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial
(cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan
kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting
loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan
karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki
kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata
social
A. Faktor Internal :
- kesadaran diri sebagai makhluk sosial
- tuntutan kebutuhan
- jiwa dan semangat gotong royong
B. Faktor External :
- tuntutan perkembangan zaman
- persamaan kebudayaan
- terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
- persaman visi, misi, dan tujuan
- sikap toleransi
- adanya kosensus nilai
- adanya tantangan dari luar
B. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Tingkah laku
individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kepentingannya. Ada 2 jenis
kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis
dan sosial/psikologis. Perbedaan kepentingan itu antara lain:
1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4. Kepentingan individu untuk memperoleh potensi dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk membutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
C. Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut
dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan, dan bahkan integrasi masyarakat.
Kerugian prasangka melalui hubungan pribadi dan akan menjalar bahkan melembaga
(turun-temurun). Jadi prasangka dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Perbedaan
terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah prasangka menunjukkan pada aspek
sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Sikap adalah kecenderungan untuk
berespons baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi.
Dalam konteks realitas, prasangka diartikan: “Suatu sikap terhadap anggota
kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi.
Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis”. Dapat disimpulkan bahwa prasangka
itu muncul sebagai akibat kurangnya pengetahuan, pengertian dan fakta kehidupan,
adanya dominasi kepentingan golongan atau pribadi, dan tidak menyadari atau insyaf
akan kerugian yang bakal terjadi. Tingkat prasangka itu menumbuhkan jarak sosial
tertentu di antara anggota sendiri dengan anggota kelompok luar.
Sebab-sebab terjadinya prasangka:
1. Pendekatan Historis
Pendekatan ini berdasarkan teori pertentangan kelas, menyalahkan kelas rendah di mana
mereka yang tergolong kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas
rendah
2. Pendekatan Sosiokultural dan Situasional
a. Mobilitas sosial: gerak perpindahan dari strata satu ke strata sosial lainnya. Artinya
kelompok orang yang mengalami penurunan status akan terus mencari alasan
mengenai nasib buruknya.
b. Konflik antara kelompok: prasangka sebagai realitas dari dua kelompok yang
bersaing.
c. Stagma perkantoran: ketidakamanan atau ketidakpastian di kota disebabkan oleh
“noda” yang dilakukan oleh kelompok tertentu.
d. Sosialisasi: prasangka muncul sebagai hasil dari proses pendidikan, melalui proses
sosialisasi mulai kecil hingga dewasa.
3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan pada faktor kepribadian sebagai penyebab prasangka, disebut
dengan frustasi agresi. Menurut teori ini keadaan frustasi merupakan kondisi yang cukup
untuk timbulnya tingkah laku agresif.
4. Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan ini ditekankan pada bagian individu memandang atau mempersepsikan
lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan Naïve
Bahwa prasangka lebih menyoroti obyek prasangka tidak menyoroti individu yang
berprasangka.
Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa
berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah dan dibarengi proses
simplifikasi (terlalu menyederhanakan terhadap suatu realita). Sikap berprasangka jelas
tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang
di dengar.
D. Etnhosentrisme Stereotype
Ethnosentrisme yaitu sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain
dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Sikap ini dianggap bahwa
kebudayaan dirinya lebih unggul dari kebudayaan lainnya.
Stereotype yaitu gambaran dan ajakan ejek. Stereotype diartikan sebagai
tanggapan mengenai sifat-sifat dan waktu pribadi orang atau golongan lain yang bercorak
negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya yang subyektif
E. Konflik dalam Masyarakat
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu
yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau permusuhan. Konflik dapat
terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup yang
luas, yakni masyarakat:
1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk pada adanya pertentangan atau
emosi-emosi dan dorongan-dorongan antagonistic di dalam diri seseorang.
2. Pada taraf kelompok, konflik-konflik ditimbulkan dari konflik-konflik yang terjadi
dalam diri individu dari perbedaan-perbedaan anggota kelompok dalam tujuan, nilai,
norma serta minat untuk menjadi anggota kelompok.
3. Pada taraf masyarakat, konflik bersumber pada perbedaan nilai dan norma kelompok
dengan nilai dan norma kelompok lain.
Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik selalu timbul
selama berlangsungnya kehidupan suatu kelompok, namun terdapat perbedaan-
perbedaan di dalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai tahap perkembangan
kelompok. Adapun cara-cara pemecahan konflik sebagai berikut:
1. Elimination: Pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik.
2. Subjugation atau Domination: Orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar
dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule: Suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent: Kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak
merasa dikalahkan, dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
5. Compromise (Kompromi): Kedua atau semua sub kelompok yang terlibat di dalam
konflik, berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration: Pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan
ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak.
Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan dan untuk memendam
konflik-konflik, tidak pernah berhasil dalam waktu yang lama. Kesatupaduan di dalam
perbedaan-perbedaan merupakan suatu nilai yang menghargai perbedaan, yang
menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk memperkuat kelompok.
F. Integrasi Masyarakat dan Nasional
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota
masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga, dan masyarakat secara
keseluruhan Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan
prasangka yang ada di dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik.
Dalam memahami integrasi masyarakat, kita juga mengenal integrasi nasional, yaitu
organisasi-organisasi formal yang melalui mana masyarakat menjalankan keputusan-
keputusan yang berwenang. Untuk terciptanya integrasi nasional, perlu adanya suatu
jiwa, asas spiritual, solidaritas yang besar. Perlu dicari bentuk-bentuk akomodatif yang
dapat mengurangi konflik sebagai akibat dari prasangka, yaitu melalui 4 sistem:ss
1. Sistem budaya seperti nilai-nilai Pancasila dan UUD 45.
2. Sistem sosial seperti kolektiva-kolektiva sosial dalam segala bidang.
3. Sistem kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola penglihatan, perasaan, pola-pola
penilaian yang dianggap pola keindonesiaan.
4. Sistem organik jasmaniah, di mana nasion tidak didasarkan atas persamaan ras.
Untuk mengurangi prasangka ke-4 sistem itu harus dibina, dikembangkan dan
memperkuatnya sehingga perwujudan nasional Indonesia tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di setiap masyarakat pasti muncul pertentangan-pertentangan atau permasalahan
permasalahan, di antaranya:
1. Perbedaan Kepentingan: ada 2 kepentingan dalam diri individu, yakni kepentingan
biologis dan kepentingan sosial/psikologis.
2. Prasangka dan Diskriminatif: prasangka yang menunjukkan aspek sikap sedangkan
diskriminatif pada tindakan.
3. Ethnosentrisme dan StereotypeEthnosentrisme : kebudayaan dirinya lebih unggul
dari kebudayaan lainnya.
4. Stereotype : gambaran dan anggapan jelek.
5. Konflik dalam kelompok: Suatu tingkah laku yang dibedakan emosi tertentu yang sering
dihubungkan dengannya.
Cara pengendalian dari permasalahan-permasalahan di atas, yaitu melalui integrasi
masyarakat dan nasional, yang mengandung pengertian:
1. Integrasi Masyarakat : adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat.
2. Integrasi Nasional : organisasi-organisasi formal melalui mana masyarakat
menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang.

B. Saran
Makalah yang ditulis ini tentunya sangat jauh dari nilai kesempurnaan. Meskipun
demikian penulis tetap menyarankan kepada para pembaca, agar dalam menjalani
kehidupan sehari-hari selalu melihat konflik maupun pertentangan-pertentangan yang
bersumber dari perbedaan secara logis dan realistis, sehingga tidak menimbulkan konflik
yang lebih besar yang dapat mengarahkan kita pada perpecahan dalam berbangsa.
Semoga makalah yang sederhana ini memiliki manfaat bagi penulis khususnya dan
seluruh pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai