Modul Bangunan Irigasi 2015 PDF
Modul Bangunan Irigasi 2015 PDF
BANGUNAN IRIGASI
OLEH :
ZULIS ERWANTO, ST., MT
Salah satu metode yang umum digunakan untuk memperkirakan laju aliran
puncak (debit banjir atau debit rencana) yaitu Metode Rasional USSCS (1973). Metode
ini digunakan untuk daerah yang luas pengalirannya kurang dari 300 ha (Goldman
et.al., 1986, dalam Suripin, 2004). Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi
bahwa curah hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh
daerah pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (tc).
Persamaan matematik Metode Rasional adalah sebagai berikut :
1
Q=0,278.C.I.A (1)
dengan :
Q = Debit (m3/detik)
0,278 = Konstanta, digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2
C = Koefisien aliran
I = Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah aliran (km2)
Q = Cj . I . Aj (2)
dengan :
Q = Debit (m3/detik)
Cj = Koefisien aliran subarea
I = Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
Aj = Luas daerah subarea (km2)
(3)
dengan :
P = peluang (%)
m = nomor urut data
n = jumlah data
2
Keterangan Tabel :
• Penyusunan pola tata tanam didasarkan pada tengah bulanan atau tiap 15
harian, artinya besaran-besaran yang ikut di dalam perhitungan (seperti besaran
Eto, Pd, P & I) dihitung selama 15 harian (bukan bulanan atau bukan harian)
yaitu ditandai dengan adanya angka 1 dan 2.
• Baris ke 1 : Pola Tanam.
Penyusunan pola tata tanam dilakukan selama 1 tahun dengan disisipi 1 musim
untuk tanaman palawija (tanaman jagung, kacang, kedele, singkong atau ubi),
misalnya pola tata tanam : padi pertama, sesudah padi pertama maka
dilanjutkan dengan pengolahan tanah untuk persiapan tanam padi kedua,
sesudah padi kedua panen, maka lahan ditanami dengan palawija, tidak dengan
padi lagi. Hal ini dimaksudkan untuk memutus rantai serangan hama pada
4
• Baris ke 3 :
Koefisien tanaman k rata-rata adalah : harga rata-rata dari k1, k2 dan k3.
• Baris ke 4 :
Evapotranspirasi potensial (ETo) adalah hasil perhitungan dari tabel
sebelumnya (tabel evapotranspirasi metode Penman Modifikasi) yaitu hasil
perkalian antara faktor koreksi c dengan evapotranspirasi sebenarnya ETo*.
• Baris ke 5 :
Kebutuhan Air tanaman ET adalah hasil perkalian antara koefisien tanaman
rata-rata k pada baris ke 3 dengan Evapotranspirtasi potensial Eto pada baris ke
4.
5
• Baris ke 6 :
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (Pd) adalah hasil perhitungan harga Pd
berdasarkan rumus Van de Goor – Zijlstra.
• Baris ke 7 :
Ratio penyiapan lahan adalah perbandingan antara total penyiapan lahan (2
bulan) dengan angka 4 (yang merupakan periode 15 harian).
• Baris ke 8 :
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dengan ratio merupakan perkalian antara
kebutuhan air untuk penyiapan lahan (baris ke 6) dengan ratio penyiapan lahan
(baris ke 7).
• Baris ke 9 :
Perkolasi adalah air yang hilang akibat proses perkolasi, besarnya 1,5 mm/hari.
• Baris ke 10 :
Penggantian lapisan air WLR1, WLR2 dan WLR3 adalah sejumlah air yang
diperlukan untuk mengganti lapisan air di sawah sesudah 1.5 bulan dan 2 bulan
dari penyiapan lahan, besarannya adalah 50 mm per 15 hari atau 3.3 mm per
hari. Sedangkan harga rata-rata WLR adalah rata-rata dari WLR1, WLR2 dan
WLR3.
• Baris ke 11 :
Ratio luas tanaman adalah perbandingan antara luas lahan yang sudah ditanami
dengan luas total. Untuk warna hijau yang penuh, nilainya adalah 1, yang tidak
penuh mungkin 0.75, atau 0.25.
• Baris ke 12 :
Kebutuhan air untuk ET + P + WLR, merupakan perkalian antara ratio luas
tanaman (baris ke 11) dengan penjumlahan baris ke 5, baris ke 9 dan baris ke
10.
• Baris ke 13 :
Curah Hujan Efektif adalah curah hujan yang dimanfaatkan oleh tanaman untuk
memenuhi kebutuhannya. Dihitung dengan rumus Re = 0,7 x R80 .
N
• Baris ke 14 :
Total ratio adalah penjumlahan antara ratio penyiapan lahan (baris ke 7) dengan
ratio luas tanaman (baris ke 11).
• Baris ke 15 :
Curah hujan efektif dengan ratio adalah perkalian antara ratio total (baris ke 14)
dengan curah hujan efektif (baris ke 13).
• Baris ke 16 :
Kebutuhan air di sawah netto NFR (Net Field Requirement) adalah :
- Jika besar curah hujan efektif dengan ratio (baris ke 15) lebih besar dari
penjumlahan kebutuhan air untuk pengolahan lahan dengan ratio (baris ke
8) dengan kebutuhan air untuk (ET+P+WLR) pada baris ke 12, maka
6
Keterangan tambahan :
a) Penyiapan lahan
Penyiapan lahan adalah merupakan pekerjaan pengolahan tanah secara
basah mulai dari pemberian air yang pertama, membersihkan jerami dan akar-
akar sisa tanaman padi yang lalu sampai siap ditanami. Tanah permukaan
dibajak atau dicangkul sedalam 20 – 30 cm agar tanah menjadi lunak dan
membalikkan permukaan, kemudian digemburkan lalu dibuat rata dan siap
untuk ditanami bibit padi yang diambil dari tempat persemaian.
Lama pekerjaan penyiapan lahan tergantung jumlah tenaga kerja, hewan
dan peralatan yang digunakan serta faktor-faktor sosial setempat. Biasanya
Pengolahan lahan dilakukan sebelum masa tanam padi dan berlangsung selama
30 – 45 hari.
Untuk penyiapan lahan digunakan rumus empiris Van de Goor dan
Zijlstra.
M .e k
Pd =
(
ek −1) (4)
Dengan :
Pd = Kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan pada saat pengolahan
lahan (mm/hari)
M = Kebutuhan air untuk mengganti/mengkompensasi air yang hilang
akibat evaporasi air terbuka selama penyiapan lahan (1.1 x ETo) dan
akibat perkolasi, atau M = (1.1 x ETo) + P, dalam mm/hari.
K = MT/S
T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm
7
1 ETo mm/hari 3.67 3.85 3.78 3.54 3.66 3.92 3.86 4.69 4.60 4.41 4.27 3.35 - Perhitungan kebutuhan air
2 1,1 . Eo mm/hari 4.03 4.23 4.15 3.90 4.03 4.32 4.24 5.16 5.06 4.85 4.70 3.68 untuk penyiapan lahan
3 P mm/hari 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 dengan metode :
4 M = 1.1. ETo + P mm/hari 5.53 5.73 5.65 5.40 5.53 5.82 5.74 6.66 6.56 6.35 6.20 5.18 V d Goor dan Zijlstra
5 T hari 31.00 28.00 31.00 30.00 31.00 30.00 31.00 31.00 30.00 31.00 30.00 31.00
6 S mm/hari 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 - e = 2.7183
7 k = M.T - 0.86 0.80 0.88 0.81 0.86 0.87 0.89 1.03 0.98 0.98 0.93 0.80
S - Pd = Kebutuhan air untuk
8 ek - 2.33 2.18 2.38 2.20 2.33 2.37 2.42 2.81 2.68 2.67 2.53 2.18 penyiapan lahan.
9 ek - 1 - 1.33 1.18 1.38 1.20 1.33 1.37 1.42 1.81 1.68 1.67 1.53 1.18
10 Pd = M . ek mm/hari 9.69 10.58 9.74 9.89 9.69 10.06 9.79 10.35 10.48 10.14 10.26 9.56
ek - 1
Keterangan :
- ETo = Evapotranspirasi Potensial yang dihitung dengan metode Penman
- 1.1. ETo = Evaporasi pada permukaan air bebas, diambil 1.1 x Eto.
- P = Perkolasi
- M = Kebutuhan air sebagai pengganti akibat evaporasi dan perkolasi
- T = Waktu Penyiapan Lahan
- S = Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm
b) Perkolasi
Kehilangan air di sawah diperhitungkan karena adanya rembesan air
dari daerah tidak jenuh ke daerah jenuh air (perkolasi). Besarnya perkolasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Tekstur tanah
Makin besar tektur tanah makin besar angka perkolasinya dan sebaliknya.
2. Permeabilitas tanah, makin besar permeabilitasnya, makin kecil perkolasi
yang terjadi.
3. Tebal lapisan tanah bagian atas
Makin tipis lapisan tanah bagian atas makin kecil angka perkolasinya.
4. Letak permukaan air tanah
Makin dangkal air tanah makin kecil angka perkolasinya. Perkolasi dapat
mencapai 1–3 mm per hari.
d) Efisiensi Irigasi
Efisiensi irigasi (e) adalah angka perbandingan jumlah debit air irigasi
terpakai dengan debit yang dialirkan; dan dinyatakan dalam prosen (%). Untuk
tujuan perencanaan, dianggap seperempat atau sepertiga dari jumlah air yang
8
diambil akan hilang sebelum air itu sampai di sawah. Kehilangan ini
disebabkan oleh kegiatan eksploitasi, evaporasi dan rembesan. Efisiensi irigasi
keseluruhan rata-rata berkisar antara 59% - 73%. Oleh karena itu kebutuhan
bersih air di sawah (NFR) harus dibagi efisiensi irigasi untuk memperoleh
jumlah air yang dibutuhkan di intake.
1. Saluran tersier, kehilangan air 20%, sehingga efisiensi ≈ 80 %
2. Saluran sekunder, kehilangan air 10 %, sehingga efisiensi ≈ 90 %
3. Saluran utama, kehilangan air 10 %, sehingga efiseiensi ≈ 90 %
Efisiensi secara keseluruhan dihitung sebagai berikut = efisiensi
jaringan tersier (60%) x efisiensi jaringan sekunder (90%) x efisiensi jaringan
primer (90%), sehingga efisiensi irigasi secara keseluruhan ≈ 65 %.
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Tujuan Instruksional Umum :
By :
Zulis Erwanto,
Erwanto, ST., MT.
Pola Tata Tanam Dan Sistem Golongan Faktor kebutuhan air disawah untuk padi :
z Pola tata tanam adalah jadwal tanam dan jenis z Penyiapan lahan
tanaman yang diberikan pada suatu jaringan
z Penggunaan konsumtif
irigasi untuk memenuhi kebutuhan air bagi
tanaman. z Perkolasi dan rembesan
z Pergantian lapisan air
Ketersediaan air untuk jaringan irigasi Pola tanam dalam satu tahun
1. Tersedia air cukup banyak Padi – Padi – Palawija
z Curah hujan efektif
2. Tersedia air dalam jumlah cukup Padi – Padi – Bera
Padi – Palawija – Palawija
3. Daerah yang cenderung kekurangan air Padi – Padi – Bera
Kebutuhan air disawah dinyatakan dalam mm/hari
Palawija – Padi – Bera atau lt/dt/ha
Contoh Analisis Kebutuhan Air Di Intake SALURAN IRIGASI
z Untuk pengaliran air irigasi saluran berpenampung
Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Untuk Daerah Kampung Baru. trapesium adalah bangunan pembawa yang umum dipakai
NO URAIAN SATUAN
1
Agustus
2
September
1 2 1
Oktober
2
November
1 2
Desember
1 2 1
Januari
2 1
Pebruari
2 1
Maret
2 1
April
2 1
Mei
2 1
Juni
2 1
Juli
2 dan ekonomis. Saluran tanah lebih umum dipakai dan lebih
LP LP
1 Pola Tanam WIJA LP
LP
PADI I LP
LP
PADI II PALA -
murah dari pada saluran pasangan.
z Untuk keperluan irigasi dipakai :
2 Koefisien Tanaman (k)
k1 0.820 0.450 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 0.500 0.750 1.000 1.000
k2 1.000 0.820 0.450 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 0.500 0.750 1.000
{
k3 1.000 1.000 0.820 0.450 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 0.500 0.750
3 Rerata koefisien tanaman
4 Evapotranpirasi Potensial (Eto) mm/hr
0.940
4.694
0.757
4.694
0.635
4.601
0.450
4.601
1.080
4.406
1.075
4.406
1.057
4.273
0.920
4.273
0.670
3.349
0.495
3.349
0.320
3.665
LP
3.665
LP
3.850
1.080
3.850
1.075
3.775
1.057
3.775
0.920
3.544
0.670
3.544
0.495
3.663
0.320
3.663
0.500
3.924
0.625
3.924
0.750
3.856
0.917
3.856
Kecepatan minimum (V) = 0,25 m/dt
5 Ekebutuhan air bagi tanaman (ET)
6 Keb. Air untuk penyiapan lahan (Pd)
mm/hr
mm/hr
4.413 3.552 2.922
10.478
2.071
10.478
4.759
10.138
4.737
10.138
4.516 3.932 2.244 1.658 1.173 0.000
9.689
0.000
10.585
4.158
10.585
4.058
9.744
3.989 3.261 2.375 1.813 1.172 1.962 2.453 2.892 3.535
{ Lebar dasar minimal (b) = 0,30 m
7 Ratio penyiapan lahan 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250
8 Keb. Air untuk penyiapan lahan dengan ratio
9 Perkolasi (P)
mm/hr
mm/hr
2.619 2.619 2.535
1.500
2.535
1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
2.422
1.500
2.646
1.500
2.646
1.500
2.436
1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 { Tinggi jagaan (F), tergantung dari debit
10 Penggantian lapisan genangan (WLR) mm/hr
WLR1
WLR2
3.300
3.300
3.300
3.300
3.300
3.300
3.300
3.300
{ Jari-jari belokan pada As saluran adalah 3 - 7 kali lebar
WLR3 3.300 3.300 3.300 3.300
Rerata WLR
11 Ratio luas tanaman 1.000 1.000 0.750 0.250 0.250
1.100
0.750
1.100
1.000
2.200
1.000
1.100
1.000
1.100
1.000 0.750 0.250 0.000 0.250
1.100
0.750
1.100
1.000
2.200
1.000
1.100
1.000
1.100
1.000 0.750 0.500 0.750 1.000 1.000
muka air
12 Kebutuhan air untuk (ETc + P + WLR)
13 Curah hujan efektif (Re)
mm/hr
mm/hr
4.413
5.507
3.552
0.000
2.191
1.307
0.518
0.747
1.565
1.073
5.503
0.219
7.116
0.700
7.632
1.540
4.844
0.700
4.258
0.263
2.005
5.180
0.375
4.988
0.000
4.650
1.414
3.750
4.994
7.793
6.589
2.756
6.961
1.587
4.975
1.353
4.413
2.053
2.004
0.613
1.731
0.000
1.840
0.000
2.892
2.707
3.535
2.100 { Lebar tanggul (w) tergantung dari jenis saluran
14 Ratio luas hujan efektif (Total ratio) 1.000 1.000 1.000 0.500 0.500 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.750 0.500 0.250 0.500 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.750 0.500 0.750 1.000 1.000
15
16
Curah hujan efektif dengan ratio
Kebutuhan air netto di sawah (NFR)
mm/hr
mm/hr
5.507
0.000
0.000
3.552
1.307
3.504
0.373
2.764
0.537
3.563
0.219
7.818
0.700
6.416
1.540
6.092
0.700
4.144
0.263
3.995
3.885
0.000
2.494
0.303
1.163
1.484
1.875
2.186
7.793
0.000
2.756
3.833
1.587
5.374
1.353
3.621
2.053
2.360
0.459
1.545
0.000
1.731
0.000
1.840
2.707
0.186
2.100
1.435
{ Puncak tanggul minimal 0,30 m diatas muka tanah
17 Kebutuhan air netto di sawah dalam l/dt/ha l/dt/ha 0.000 0.411 0.405 0.320 0.412 0.905 0.742 0.705 0.479 0.462 0.000 0.035 0.172 0.253 0.000 0.443 0.622 0.419 0.273 0.179 0.200 0.213 0.021 0.166
18 Efisiensi Irigasi (e)
19 Kebutuhan air irigasi di intake (Dr) l/dt/ha
0.650
0.000
0.650
0.632
0.650
0.624
0.650
0.492
0.650
0.634
0.650
1.392
0.650
1.142
0.650
1.084
0.650
0.738
0.650
0.711
0.650
0.000
0.650
0.054
0.650
0.264
0.650
0.389
0.650
0.000
0.650
0.682
0.650
0.957
0.650
0.645
0.650
0.420
0.650
0.275
0.650
0.308
0.650
0.327
0.650
0.033
0.650
0.255
persawahan
{ Kapasitas saluran ditentukan oleh luas areal, angka
pengaliran dan koefisien lengkung Tegal.
1:5000 atau 1:2000 yang disebut menjadi “Peta Petak” 1 Bangunan utama Bangunan
permanen
Bangunan
permanen atau
Bangunan
sementara
yang tergambar petak tersier, petak sekunder, dan petak semi permanen
primer. 2 Kemampuan bangunan dalam mengukur Baik Sedang Jelek
dan mengatur debit
z Layout jaringan irigasi adalah suatu cara yang 3 Jaringan saluran Sal. Irigasi dan Sal. Irigasi dan Sal. Irigasi dan
membeda-bedakan bagian-bagian yang terdapat dalam pembuang pembuang tidak pembuang jadi
terpisah sepenuhnya satu
irigasi, bentuknya serupa layout map. terpisah
z Layout Map berisi skema jaringan irigasi. Tujuan 4 Petak tersier Dikembangkan Belum Belum ada
sepenuhnya dikembangkan jaringan
pembuatan skema jaringan irigasi adalah mengetahui atau densitas terpisah yang di
jaringan irigasi, bangunan irigasi, serta daerah-daerah bangunan kembangkan
tersier jarang
yang diairi meliputi luas, nama, dan debit.
5 Efisiensi secara keseluruhan 50 – 60% 40 – 50% < 40%
6 Ukuran Tak ada Sampai 2000 < 500 ha
batasan ha
Standar Sistem Tata Nama Skema Irigasi Standar Sistem Tata Nama Bangunan Irigasi
Sistem Tata Nama Petak Rotasi dan Kuarter Sistem Tata Nama Jaringan Pembuang
Bangunan Utama
Bangunan Pengelak
Bangunan Pengambilan (Intake)
Bangunan Pembilas / Penguras
Kantong Lumpur
Pekerjaan Pengaturan Sungai (Jika
Diperlukan)
1
Debit Maksimum Periode Ulang T Bangunan Pengelak
2
Kantong Lumpur
Kantong Lumpur
Bangunan Pelindung
Bangunan krib, matras batu, pasangan batu
kosong dan/atau dinding pengarah guna melindungi
bangunan terhadap kerusakan akibat penggerusan
dan sedimentasi.
Bangunan tanggul banjir untuk melindungi lahan
yang berdekatan terhadap genangan akibat banjir.
Bangunan saringan bongkah untuk melindungi
pengambilan / pembilas bawah agar bongkah tidak
menyumbat bangunan selama terjadi banjir.
Bangunan tanggul penutup, untuk menutup
bagian sungai lama atau bila bangunan pengelak
dibuat di kapur, untuk mengelakkan sungai melalui
bangunan tersebut.
3
Bangunan Pelengkap Pengertian Bendung (Weir)
Bangunan pengukuran debit dan Bendung @> suatu bangunan air dengan kelengkapan
yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang
tinggi muka air di sungai maupun di sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau
saluran. untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air dapat
disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang
membutuhkannya.
Jembatan di atas bendung, agar Bendung Tetap @> bendung yang terdiri dari ambang
seluruh bagian bangunan utama tetap, sehingga muka air banjir tidak dapat diatur
elevasinya. Umumnya dibangun disungai-sungai ruas
mudah dijangkau, agar bagian-bagian hulu dan tengah.
itu terbuka untuk umum.
Bangunan Air @> setiap pekerjaan sipil yang dibangun
di badan sungai untuk berbagai keperluan.
4
Bendung Dari Sifatnya : Bendung Berdasarkan Tipe Struktur
5
Bendung Karet Menturus Jombang
Bendung
Bottom Intake
6
Komponen Utama Bendung
Tubuh bendung, antara lain terdiri dari ambang tetap dan
mercu bendung dengan bangunan peredam energinya.
Bangunan intake, antara lain terdiri lantai / ambang dasar,
pintu, dinding banjir, pilar, penempatan pintu, saringan
sampah, jembatan pelayan, rumah pintu, dan perlengkapan
lainnya.
Bangunan pembilas, dengan undersluice atau tanpa
undersluice, pilar penempatan pintu, pintu bilas, jembatan
pelayan, rumah pintu, saringan batu, dan perlengkapan
lainnya.
Bangunan pelengkap yang harus ada pada bendung
antara lain yaitu bangunan pelimpah, tembok pangkal,
sayap bendung, lantai udik dan dinding tirai, pengarah arus
tanggul banjir dan tanggul penutup atau tanpa tanggul,
penangkap sediment atau tanpa penangkap sediment,
tangga, penduga muka air, dan sebagainya.
7
Mercu Bendung Jalur Rembesan
8
Faktor Penentuan Panjang
Mercu Bendung :
9
Bentuk Mercu Ogee
10
11
Pangkal Bendung
Bangunan Intake
12
Komponen Intake
13
Pintu Intake Mrican Kediri Jenis Intake
Intake biasa, yang umum direncanakan
yaitu intake dengan pintu berlubang satu
atau lebih dan dilengkapi dengan pintu
dinding banjir.
Intake gorong-gorong, tanpa pintu di
bagian udik. Pintu diletakkan di bagian hilir
gorong-gorong.
Intake frontal, intake diletakkan di tembok
pangkal, jauh dari bangunan pembilas atau
bendung.
Lantai Intake
Lantai intake dirancang datar, tanpa kemiringan. Di hilir
pintu lantai dapat berbentuk kemiringan dan dengan
bentuk terjunan sekitar 0,5 m. Lantai intake bila di awal
kantong sediment biasa berbentuk datar dan dengan
kemiringan tertentu.
14
Lubang Intake
Dua intake
di satu sisi
Dimensi Lubang Intake
15
Bangunan Pembilas
16
Jenis Bangunan
Dimensi Pembilas Undersluice Lurus
Pembilas/Penggelontor
Mulut undersluice diletakkan di udik mulut intake dengan arah
Bangunan pembilas konvensional, terdiri dari satu tegak lurus aliran menuju intake atau menyudut 45º terhadap tembok
atau dua lubang pintu. Umumnya dibangun pada pangkal. Lebar mulut harus lebih besar daripada 1,2 kali lebar intake.
bendung kecil dengan bentang berkisar 20 meter dan Lebar pembilas total diambil 1/6-1/10 dari lebar bentang bendung
banyak terdapat pada bendung tua warisan Belanda di untuk sungai-sungai yang lebarnya kurang dari 100 meter. Lebar satu
lubang maksimum 2,5 m untuk kemudahan operasi pintu,dan jumlah
Indonesia. lubang tidak lebih dari tiga buah.
Bangunan pembilas dengan undersluice, banyak Tinggi lubang undersluice diambil 1,5 m, usahakan lebih tinggi dari
dijumpai pada bendung yang dibangun sesudah tahun 1 m tetepi tidak lebih tnggi dari 2 m.
1970-an, untuk bendung irigasi teknis. Ditempatkan { Elevasi lantai lubang direncanakan:
pada bentang bagian sisi yang arahnya tegak lurus Sama tinggi dengan lantai udik bendung
Lebih rendah dari lantai udik bendung
sumbu bendung. Lebih tnggi dari lantai udik bendung
Bangunan pembilas shunt undersluice, digunakan Pintu pembilas.
pada bendung di sungai ruas hulu untuk { Fungsi pintu bawah untuk pembilasan sediment yang terdapat di dalam,
menghindarkan benturan batu dan benda padat lainnya di udik dan di sekitar muluit underesluice. Jenis pintu umumnya pitu
terhadap bangunan. sorong, untuk satu lubang pintu sorong lebar maksimum 2,5 m.
Sedangkan untuk pintu yang dioperasikan dengan mesin dibuat antara
2,5 – 5 m.
Pembilas
17
Pembilas dengan Undersluice
Pilar Pembilas
Bentuk Pilar
Pembilas
18
Bangunan Peredam Energi /
Kolam Olak
Salah satu struktur dari bangunan di hilir
tubuh bendung yang terdiri dari berbagai
tipe, bentuk. Di kanan kirinya dibatasi oleh
tembok pangkal bendung, dilanjutkan
dengan tembok sayap hilir dengan bentuk
tertentu.
Berfungsi untuk meredam energi akibat
pembendungan agar air di hilir tidak
menimbulkan penggerusan setempat yang
membahayakan struktur.
19
Tipe USBR Kolam Olak Datar Kolam Olakan Datar Type I USBR
20
Kolam Olak Datar USBR Type III
21
Tipe Bak Pusaran
(Roller Bucket Type)
22
Bangunan Pelengkap
Bendung Pelimpah (Spillway)
{ Bangunan untuk membuang air kelebihan dari
saluran irigasi ke sungai atau saluran pembuang.
Macam pelimpah :
{ Pelimpah samping; dengan struktur merendahkan
ketinggian mercu tanggul saluran sampai pada
ketinggian muka air rencana.
{ Pelimpah hevel; bangunan yang dapat bekerja secara
penuh sebelum air banjir mencapai puncaknya dan
bekerja secara otomatis.
{ Bangunan pembuang; bangunan pembuang yang
dilengkapi dengan pintu-pintu yang bekerja dengan
pengoperasian oleh operator pintu.
23
Bangunan Pelengkap
Bangunan Jembatan
{ Jembatan bila melintasi saluran irigasi disebut jembatan jalan
inspeksi yang digunakan untuk keperluan inspeksi baik saluran
maupun bangunan-bangunannya.
{ Untuk perlintasan saluran irigasi dengan jembatan kereta api,
bentuk dan tipenya dibuat dengan wewenang PJKA.
{ Untuk perlintasan saluran irigasi dengan jalan desa, bentuk dan
keadaannya dibuat dengan kondisi jalan desa dan sebagainya.
Jalan inspeksi
{ Dibuat untuk melintasi saluran irigasi melalui jembatan jalan
inspeksi. Struktur jembatan jalan inspeksi umumnya dari
jembatan pelat beton persegi satu bentang atau lebih dan
jembatan dengan bentuk gorong-gorong bulat.
24
Penggambaran Desain
Ketentuan Desain Hidraulik
Pada bangunan bagi digunakan bangunan peninggi elevasi muka air Penggambaran dilakukan berdasarkan tata letak yang sudah di
sehingga air dapat disadap menurut kebutuhan. sket sebelumnya dan berdasarkan perhitungan yang telah
Bila elevasi muka air masih cukup tinggi untuk dapat disadap dikerjakan dan aturan-aturan yang terkait.
sepenuhnya disebabkan adanya bangunan peninggi taraf muka air di Gambar dibuat di kertas gambar yang memuat antara lain
sebelah hilirnya, maka pada penyadapan ini tidak diperlukan lagi denah, potongan-potongan memanjang bangunan dan
bangunan peninggi elevasi muka air. Jadi langsung bisa didesain potongan melintang, serta detail potongan.
bangunan sadap tersier.
Gambar sumbu percabangan saluran dengan arah aliran
Bila saluran percabangan harus melalui gorong-gorong karena medan saluran dari arah kiri ke kanan.
yang ada terbatas atau dibawah jalan maka dapat dipakai gorong-
gorong dengan bentuk persegi dengan pengaliran terbuka atau Gambarlah bangunan dalam bentuk denah dengan membaca
dengan pipa bundar dengan garis tengah sebesar 50, 60, 70 cm, dan data ukuran saluran dan perhitungan yang telah dilakukan.
kehilangan tekanannya dihitung dengan pengaliran di bawah tekanan. Tuliskan semua elevasi ketinggian bangunan dan tanah asli ke
Bila terdapat selisih muka air yang cukup besar (± 2 m) antara cabang dalam gambar denah tersebut.
yang satu dengan cabang yang lainnya atau ke saluran bagian yang Sempurnakan gambar denah dengan menggambar semua
lurus maka bangunan harus dilengkapi dengan bangunan terjun. perlengkapan bangunan.
Pada penyadapan ke cabang saluran tersier ataupun pengambilan air Lanjutkan penggambaran dengan gambar potongan
ke cabang sekunder bangunan haruslah dilengkapi dengan bangunan memanjang dan kemudian gambar potongan melintang.
ukur, yang bisa dibuat dari tipe Romijn atau tipe Crump de Gruyter dan
sebagainya.
25
BANGUNAN DISTRIBUSI
BANGUNAN DISTRIBUSI BANGUNAN BAGI
IRIGASI BANGUNAN BAGI-SADAP
BANGUNAN SADAP
BOX TERSIER DAN KWARTER
BANGUNAN PENGONTROL TARAF MUKA
By :
Zulis Erwanto, ST., MT. AIR DAN PENGUKUR DEBIT YANG
DILETAKKAN PADA BANGUNAN BAGI,
SADAP DAN BAGI-SADAP.
Bangunan Bagi
Bangunan yang berfungsi untuk membagi air dari
saluran primer atau saluran sekunder ke dua
buah saluran atau lebih yang masing-masing
debitnya lebih kecil.
Apabila air irigasi dibagi dari saluran primer
sekunder, maka akan dibuat bangunan bagi.
Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang
dengan teliti mengukur dan mengatur air yang
mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari
pintu-pintu bangunan bagi berfungsi sebagai
pintu pengatur muka air, sedangkan pintu-pintu
sadap lainnya mengukur debit.
1
Bangunan Bagi-Sadap
Bangunan yang berfungsi membagikan air dan
menyabang dari :
{ Saluran primer ke saluran primer yang lain dan atau dari
saluran primer ke saluran tersier
{ Saluran primer ke saluran sekunder dan atau saluran
sekunder ke saluran tersier
{ Saluran sekunder yang satu ke saluran sekunder yang
lain dan atau dari saluran sekunder ke saluran tersier.
Letak bangunan bagi-sadap di saluran primer dan
atau sekunder. Bangunan bagi dan sadap dapat
digabung menjadi satu rangkaian.
Contoh
Desain
Bangunan
Sadap
2
Bangunan Sadap Pipa Sederhana
Bangunan Sadap dan
Bangunan Sadap Akhir (End Struktur)
3
Bangunan Box Tersier dan Kuarter
4
Bangunan Pengatur dan Sadap
Bangunan Pengatur
• Bangunan pengatur akan mengatur
debit dan tinggi muka air saluran di
tempat-tempat di mana terletak
bangunan sadap dan bagi.
5
Perbandingan Bangunan Pengatur Muka Air
6
Bangunan Gorong
- Gorong
• Salah satu bangunan air pada persilangan
untuk menyalurkan air yang lewat dari
satu sisi jalan ke sisi jalan yang lain atau
untuk mengalirkan air pada persilangan
dua buah saluran dengan tinggi muka air
yang berbeda pada kedua saluran
BANGUNAN AIR tersebut.
• Lubang gorong-gorong dihitung
By : berdasarkan debit banjir Q20 th.
Zulis Erwanto,
Erwanto, ST., MT. • Kecepatan aliran di gorong-gorong diambil
1,5 s/d 2,0 m/dt.
Bangunan Gorong-
Gorong-Gorong
1
Bangunan Sipon
Bangunan Sipon
• Bangunan silang untuk melintaskan saluran
irigasi di bawah dasar sungai atau jalan. Dibuat
apabila muka air saluran irigasi hanya sedikit
lebih tinggi daripada muka air banjir sungai yang
dilewati.
• Kecepatan air dalam pipa sipon sebesar 1,5 s/d
2,5 m/dt.
• Untuk kepentingan inspeksi dan pembersihan,
ukuran pipa sipon diambil minimum 0,7 m.
• Agar sipon berfungsi dengan baik, bangunan ini
tidak boleh dimasuki udara. Mulut sipon
sebaiknya di bawah permukaan air udik.
2
Bangunan Talang
Bangunan Talang
• Bangunan persilangan yang dibuat
untuk melintaskan saluran irigasi
dengan saluran pembuangan alam,
sungai, cekungan, jalan, dan lain-
lain.
Bangunan Terjun
• Bangunan yang digunakan di tempat-
tempat dimana kemiringan medan lebih
besar dari kemiringan saluran irigasi dan
diperlukan penurunan elevasi muka air.
• Bangunan terjun dapat dibuat :
– Terjunan miring, dibuat bila perbedaan dasar
saluran ≥ 1,5 m; biasanya digunakan pada
saluran sekunder.
– Terjunan tegak, dibuat bila perbedaan dasar
saluran ≤ 1,5 m; biasanya digunakan pada
saluran tersier.
3
• Bangunan terjunan
Bangunan Terjun / Flum miring di saluran
irigasi Way Meten
P. Buru Maluku.
Terjunan aliran 4,0
m Yang dapat
dimanfaatkan untuk
PLTM.
4
• Bangunan terjunan
tegak di saluran irigasi
Way Samal P. Seram
Maluku. Teriunan aliran
2,0 m yang dapat
dimanfaatkan untuk
PLTM.
5
CONTOH D€SAIN HIDRAULIK
2. Data
Data yang diperlukan sehubungan dengan desain ini dan telah tersedia,
yaitu:
o Peta topografi.
l- r31 I
Desnin Hidraulik BENDUNG TETAP
o Peta sitr-rasi sungai, skala 1:2000. dimana diketahui:
- lebar palung sungai antzrra 50 m - 60 m
- E,levasi dasar sungai rata-rata disekitar rencana bendun-_e + 82,70
o Peta daerah irigasi dimana diketahui:
- Luas daerah iligasi yang akan diaii 6.229 hektar.
- Elevasi lahan yang tertinggi yang akan diairi + 84,80.
. Debit banjir desain sungai dan elevasi muka air hilir (tail water) pada
Qi,,,= + 85,56
e Debit desain intake = 7.70 m3/dt
t\.r,dKL trF,i.91 16
\7 e/.
lr'i
--&'I -*
*iYljg*
B{\GT-\ {N [:KTrR
T\'IAI(E S.{LIi
SAWAII
u\.'qCY
Gbr. J.L Sketna Pettentuutr Elet'usi Mercu Bendtmg
dimana:
Qa = 700 m3/s
B" = 62-0,24H"
C = 2,19
Perhitungan dilakukan dengan cara ti ial & error.
. Langkah pertama diasumsikan nilai B" = 61,50 m
Qo = c .Bo'H"t"
g. = 1 Oo_)23
(c.8")
g =1 700 )2^,
(2,19 x 61,50 )
H. = 3'oo m
I '3d
Bendung Tetap untuk
Langkah kedua diasumsikan nilai B. = 61,28 m
Qo = C.B..H3
H" = L !.-J*
c-B. \;
H-=( 7fi) )m
( 2.19 x 6l2E )
H. = 3.07m-3.fi)m
Nilai H. diambil 3,fi) m- selringga B. dapat dihitung:
B. = 62-024H.
B. = 62-O24 -3
.8. = 6128m
Tinggi tekanan (desain head)
Tinggi tekerran- Ha ditentukan dengan persamaan:
H. = Il._v"rzg
vt2g - O (diabaitan)
Ht = 3,tlh
Kesimpulan:
- Tingr rilrka air banjir di udik bendung - Ho = 3,00m
- Elevasi muta air banjir = +86,50 + 3,0 = +89,50 r,
I ',s-l
Hillmrlik BENDUNG TE'IAP
*t' ,., 1
MUKA AIR UDIK
+ 99,50 MERCU BENDUNG
Flq
Hd:Ha:3.00'
>{rt
+ 93,50 (.
r: 2,50
:/
//t
Gbr. 4.2 Benttrk clon [Jkuran Mercu BenclLrng
[-'3b I
Bendung Tetap untuk Irigasi
. Tinggi ambang akhir dihitung dengan rumus:
a = (O,2aO3) Dz
. kbarambengal*rirdihiuutg dengan rumus:
b=2xa
Keterangan:
E = pranretereffigi
q = d€tit.lFsrin perstruan lebar pelimpah bendung mr/dt/m'
z = pe*eCaan tinggi muka air udik dan hilir, m
-g = peGpmgravitasi m/dt2
Ds = kedalanrur lantai peledam energi, m
a = tiqgi ambang akhir' m
b = lebiledarg alihir. m
D, = bddaman air di hilir' m
4.3. Ileseh fuf pcrsAan energi
Detitrkin pefsaman lebar
e= ,?ffi *= !t,42rdldt/m'
61:t
z= 496m
9=9,81n/dd
Kedelm eirdi hilic D2 = Y
Q=c-L-Yat
Q = 7tI) d/d
C= l-7(diperkirakan)
L = beurng sun-qai rata-rata di hilir = 70 m
y = (__e_Pt
(C-L1
Y = nX) :3-26 m
1"7 x 70
Fa-arrxle.effigi
E= o = ll-42 =0,33
rgd 19.81 x 4,963
Panjanglantai dan kedalaman lantai peredam energi:
U'Dr = lfi '- t-/Dz diperoleh dari gratik MDO
L =125X7 =8,28 - 8,00 m
Kedarrrnm lmtai peredam energi:
D/D = lJ8 rDlDl diperoleh dari grafik MDO
D = lJ8 x3"26=4-l'73 -4,20m
Ttttgg ambang akhic
a =0Jx316=O.97-1,0m
l',-
Hklraulik BENDUNG TE'IAP
Lebar ambang akhir:
b = 2a = 2xl,O =2,0m
+89,50
Q,=$b.aWgz
dimana:
Qi = debit intake = 7 .70 msldt
p = koefisien debit = 0,85
b - lebar bukaan, m
a = tinggi bukaan' m
g - Percepatan gravitasi = 9,8 m2ldt
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan, m
Perbandingan antara lebar bukaan dan tinggi bukaan ditetapkan 2 : I
(pendekatan). Tinggi bukaan dihitung dari gambar 4.4 sehingga diperoleh nilai
sebesar 1,20m.
Perhitunean:
Q,= pi ." W
'7,70=0,85.b.1,20 \1, . \B rz
I ',8 I
Bendung Tetap untuk
b -- 7,7 = 3,81 m
LVz
b diambil4,Om; dibuat 2 bukaan sehingga lebar pintu 2 x2,00 m.
Kesimpulan:
Lebar bukaan 1inm intake: 2 x 2,00 m
Tingr bukaan luban-e intake: 1,20 m
1
tl.
MERCU BENDUNG
UNDERSLUICE PEMBILAS
PILAR
\\)a9
-J-
2,50
!
1,50
2,50
o
c)
co
il
INTAKE tr
Q = co.B'Y' Jzg@:fl
K = Y/H atau Y=0,63H
Keterangan :
f 14o_-l
Bendung Tetap untuk
Q = debit intake nf/dt = 7,70 m3ldt
Ca = koefisien debit, diambil 0'94
B = l.ebar bukaan pintu, m
Y = bukaan pintu
H = tingg energi total diatas amban-e di udik pintu
Q=o,94Bx0,63H@
Q,,*. =l594BHn
,-,0
R- Q-, : ===4.g3m=4.g0m
159+ Hlc | 59,1 x l-vr
Qo _.,_,
Ang;e4an
e_ -t -'
& =0-495 + diperoleh dari grafik
H
Y*'-0.1{o + diperoleh dari grafik
H
Jadi Ah =O.4!15 x lJO = 0-594 m - 0'60 m
Bukaan flmminimum: (Ymin)
Ymin = 0-140 x l-20 = 0.17 m
Bukaan fiffil nnksimum: (Ymax)
Yrnax =O-63 xI ?0 = 0.756 m - 0,76 m
I '41
Dcsin Hidrailik BENDUNC TETAP
- Tentukan dengan cara perkiraan awal bentuk fundasi bendung cran
penjang lantai udik.
- Gambarkan bentuk fundasi bendung dan panjan-e lantai udik tersebur
(Gambar 4.7).
- Hitung panjang lantai udik yang dibutuhkan.
- Jika panjang lantai udik hasil perhitungan lebih panjang dari padayang
dibutuhkan maka hasil perhitungan sudah memadai.
- Jika diperoleh sebaliknya maka ulangi perhitungan.
6.2 Perhitungan panjang lantai udik
Rumus yang digunakan berdasarkan teori Lane's:
L=Lu + %Ln
dimana:
L - panjang total rayapan
Ln = panjang vertikal rayapan
Ln = panjang horizontal rayapan
dalam desain ini diambil nilai:
L
=Q
AH
dimana:
| = panjang rayapan
AH = kehilangan tekanan
Perhitungan:
Perhitungan dilakukan dengan kondisi tidak ada aliran dari udik sehingga
Q = 0 jadi:
AH = 86,50 - 79,50 = 7,00 m
Panjang rayapan seharusnya:
La>4x7,00m=28,00m
Berdasarkan gambar 4.7 diperoleh:
L,=2,5 + 6x1,5 + 3,80 + 1,5 + 2x2,00+4,25 + 1,98
L' = 28,57
Ls = 35,42 m
Lp=Lv=l/3Lu
Lp =28,57 + l/3 35,42
Lp = 40,38 m
Jadi : Lu yang dibutuhkan = 28,0 m
Lp, hasil perhitungan = 40,38 m
Lp = 40,38 > Lr - 28,00 OK
Panjang lantai udik cukup memadai.
@
Bendung Tetap untuk
7. Penerfrnn llinssi Tenrbol Pangkal dan
TentokW
7.1 Tembot hdH
a) Ujung terfrot trlrEld
bdq egrr ke adr hilir ditempatkan di tengah- .
pniry hi perfu crggi- Ddiln desain ini. panjan-e dari mercu
tengah
bendung sqd fugil qiry amben-s akhir yaitu 18.0O m. Jadi ujung
tembot mGld |pllT E* te mh hilir panjangnya 9,0O m.
b) Panjang rct{ dd lldry regak bagian udik dihitung dari mercu
bentrry; ddil mrhgr piarg lantai peredam energi yaitu I 0,00m.
c) Elevasi apr-rrttlbotEtd filrrkis mercu:
Elevasi lrgcflrrhg+Ile+iegaan=+86,50+ 3,0 m +1.50 m =+91,00
d) Elevmi drlzlttFdtlpglat hilir mercu:
Elevasi da: + IIt + j4aan = + 82,7 5 + 3,26 m + 1,50 m = +87,5 I
-l
7.2 TemhdSr5l?
a) Panjamg tdot ryql Hfin
Lsi = l5 Ls = l5r t&Om = l5.O m
b) ElevasiilFhatrr$otsry4hilir : + 87,51
- lo5'
-
I 'o,-l
HtoInylik BENDUNG TETAP
3 EA\CUN..\N L'TA}I.-\
Gantbar 3J Bangwan Utann
-'\.1 L:rrrtnl
- :.-d',a1...-.r'lr't'
u.r rr_<uir-.
- I-)rirgunlnpenganibilan
- l)rngunr.: i..:"rb,ii3s
'--.nr,1.,r !,'rtr:
i.l
g V)i
(i':\-<'
YA,I
I
Ta5:! 3.i-De'oii tttoksin:tn dengcn perio'le ulang T I
I 3J2 Lci:asi BenCung
Q [ms/dtl
I
1C0 600 Ii4uka air normal 1'ang diperiukan (+ 1557) untuk irigasi pada banguna
I
2i 68i ; sadap didapat dari perhitungan saluran pendahuluan (Bab 4). Kerniringa
2 4i0 saluran primer adalah 0,00013. Antara bangunan sadap dan pengambila
i 275 kehilangan tinggi energi i'ang ciiperkirakan pada alar ukur (% 0,40 ni) da
1t -) 1_50 pada bangunan'pengambilan itu sendiri go A20 m} Untuk kanton
iumDul tidak ada kehilangan tinggi er,ergi yang perlu ciihitung.
! _l_
IJ lo
AS Btll D0.\.rZ+
( (oiasi.
H- 4A
"uaL) 1<
5c( ZG
<o/
Jd
<r !rl
,'l o rI +.
EA pa
,z
s4d
og;
6
+i3
.:{
=L
I 1y{
*1..o.399i3 I
- o\c
.t'' i 6/1
Q,
| .' '''-t
f----=--.-_*____!::r7r n
--------------- I
tsendung haius c{ibuai pada bagian sungai yang iurus karena banjir
Gitnbcr -?
7 Ltr,lcsi lar;J'rrnan ulanii mengangkut sedimen berat oan batu-batu Longkah-
untuk memilih iokasi awal diadakan penyelidikan di sepanjang as sungai
untuk raengetehui keadaan pondasi. penyelidikan ini bisa berupa
pemboian cian sebagain).a. Seteiah pei.-iboraa penjajaka: (rough f
grii) I
(oeir.boran I - vi) dila.tukan pei-nboran vang rebih c:lail di I
Muka air rencana BB 1 1<O?
ie<ar rokasi
bendung pada lokasi ,r.ang pa.ling menguntungkan (lil a - b - c). f Kehilangan tinggi energi oada alat ukur 0,40 m
Darr
pemboian-peinboran re rsebur kemuciian dipilih loka;i ce finiiif (rII _ I Kehilangan tinggi energi pada pengambilan sa-
b)
Lckasi definitif ini diprlih 37j n di hulu bangunan sacap BG1. I
luran primer 0J0 m
I
L.u.1. F...1,,--
T.-!-r: ucrr_:i^-{ ailrara
^^r- tui:tpti_iumDun.;a haruS san: d:1.;al iibar raia_ Elevasi mercu bendung + 15,70
rlir. si:nq:i sclr"'a cr'bir sctinggi tcbing tang_q'i (baiiiLrii ci-icharge) arau
s:llrna Qi, Lebar bendurs dite ntukan 71,4C m (eambe;-3.-1).
K:miiing.rr sui;ai ad:!ah sr.C:rr..ki:n :upt si-ii:lqa s:-!::.: :.::ji:. s::;t3:. 32 Kantung Lumpur
te islr oi.r i nc iga nql: u I baha-b:i:an kasar Ca n be ra ngkal_
Tipe bcaCung harus be:upa lile peiinprh dari c:sai:rr o::,_:.,::q koloh 32-1 Langkah-lanqkah r.r.n.rrrrt
d:ngai brl.: to.ggellin karcna seiana banjir su:_;ri i:r n:lq::;kut b:iu_
b:tu boigl-laa. Untuk merencanakan kantung lumpur, diambil langkahJangkah berikut :
Aqar batu-b:iu bongkah ini capat icrangl:ui lcrrat i: ar:. b::Junq ntak:r L Menentukan ukuran partikel rencana yang akan terangkut kr
cio:''iai mLika hu!u,l'arg iniring- unruk mencegah kerusakan paia piniu jaringan irigasL
bengunan peetbilas, diperlukan bangunan pembilas dc-n(a: brgi:n depan Z Menentukan volume (V) kantung lumpur yang diperlukan.
tcrtutuP. 3. Membuat perkiraan awal luas rata-rata permukaan kantung lumpur
dengan menggunakan rumus berikut :
c k.cll ; o b€sor :
b te dong
Ll \' rr i-r L nlirti ::ii reQ!3i3 o tigc sufllbu yc.E rcling
legck lu.ct
0./.0
\folrr rna kaniclq l'-tmn'-tl E
8l
menga::C""-* 0i:1::
E
e 0-20
ll:
qt
ir
Asuinsi lrinn.''a a.dalah bahrr.a air vang dielakkan
o
o
!
sciintcn 1'ang harus diendapkan dalan kantong lurnpui' .go ol0
Voluntc kantcn3 lun,lur (v) hanla berglniung kepada Jtttl- llii:11 -x 0.08
o
(i elcrr :ri) Pernbi lrsan'
d
L
o,
\':0,COl5xQnxT o,
E
o
€
Cr mrna T adelah jarak *:kiu pembilasan' detik o.02
Pcn::irrai.. i: (:1.:sllcitasi noin:1, kanicnE ssci:rin hai:l:ir pcrua) io dapat ditentukan sebagai berikut:
in = vn2(R2isxks)2
Biasanl'a vn Ciar:il r'rici untuk meacegah tuintr,:;ni'a veg3tasi dan
0,40
= 0,4f/(12-32ts x 45)2
aga: paiiikel-pa:iil:el yang lebih besar tida!: langsunE;::eneenCao di ....
nllr:
= 0,6 x 10-{
oenganbilan. H::qa k, ciapat diambil .ii. Untuk nier:niukal Ro, luas
harus diperkiral<:i dulu. Sebenarnl'a io ini tidak sahih untuk seluruh panjang kantung lump'
karen-a iuasnl'a akan bertambah ke arah hilir-
rn n
Perbeciaan eievasi yang dihasilkan sangar kecii cian boleh ciiabaikan.
/ i .'\ m'
-vn nin
Penentuan is (pembilasan, kantung lumpur kosong)
r-.,.r{elrmar
Deagan harg:. 13:3-:3i3 R ll <l - :i- L,
q:i r!Il rt1!.r/Jur
-.-^:-r;
Sedimen di dalam kantung berupa pasir kasar. Untuk asumsi a\Yal dala
a 11 1< menentukan io kecepatan aliran untuk pembilasan diambil u m/dl Det
h. : ),4t- l;L. untuk pembilasan diambil Q, :1,2 x Qn :13J m2ldr
ts 1Sj0
ikuti prosedur di atas
O. lJJ
As:T:t't =8'73m'
c.c6
03
Gcrr:bar -1.7 Patcr.lan tnelinrang kar:.tun3 lun:pur CcJinz keade.n kcscn3 pclc Q, c.cl
032
A. s,7-l e'
R
! i I irroax
' o, 15,5o+2xo;6 € o.Ccd
o.o,
- c.G
'tJo c.ccs
Uiriuk p:irbilasan, ko:f isien ke kaseran k, iianbii 40 nn:/:iii' Lo oor
r 0.m.3
\'- : l-i :
i-J : ' =
w.w.
33.5::10-i f
n ?/3 I<-
tts n
u.-i?:,'3
14
NS -
0.001.
O01 : I { 56 !Ol
d o* -.,,*-
Agar pcrnbilasan dapar dilakukan de ngair baik, kecela!an aiiran harus
dijaga agar tetap subkritis atau Fr < 1. Gantbar 38 Tegangan geser kritis dan kecepatan peser kritis sebagai
fung:
ukuran bwir uruu* pr= 2650 kglnf (pasir)
v1j
Fr =-=0,5-1 oK
t: pg h, i, = 1"000 x 9,8 x 056 x 33,6 x 10-{ = 1g,g N/In2
r'Ch v4,S x O.t'
Drri ciiagran shielcs (ganbar 33) dapat diperoleh diarne ter p?riisel. Partikel-partikel 1'ang lebih kecil d:ri 2C mm akan terbilas.
Paniane Kantung-
].ll
21
V = 0j0.\bxL+0J(ir-in)L:b
3i00 :1'13L+0,m5L2
L = 2-i0 ro
Gan'-bcr 3Jl Mu*a air pada wcltu Cilahtl.an pnbilasan pada gl/5.
.:,,
Cek rencrna muka aii sungai Orr;
Pencekan efisiensi.
di
Bcrd:rsarkan Potongao memaniang dan melioiatrg seria Pengukuran
tempat, dapa'i ciigainbar hubungan antara Q-h Pada lokasi \oaPieks Dari diagram Canp (Gambar 3J2) efisiensi kanrung lumpur un1
^ - - l-..i I r c
berbagai diameter sedimea dapat ditentukaa Dengan panjang (L)
240
dan kedaiaman air retcaDa (ho) LaZ m serta .kecepatan (Vtr) 0,4
m.
kecepaian endap rencana (w) dapat disesuaikan-
ho'to
-
L
147 x 0,40
= 0,0025 m/dt
240
penbilat'
Diamete r vang sesuai d0 :0.055 mn dapar diperoleh dari Gambar 35.
Gt:tber 3.10 Kurve sttn<ai Q-h pa'de kompleks
dceroh sedimenlosi I
Gcntbar 3J2 Craltk penbilasan seCitrrcn Catrtp untuk aliren turbulen (Cctrtp. i9
332 Brngunaa Jembjlas
3,4 T\rbuh Bendung
Karena sungai diperkirakan mengangkut batu-batu bongkah, diperlu]:an
bangunap pembilas dengaa bagian depan tertutup- I-ebar bersih banguran 14J Mercu Bendung
pembilas (B5J adalah 0,6 x tebar total pcngambilan- _
Q = ca 2n.,ffiib"F.rt,'
di mana: .
..
t :-
800 = ]'3 x 2n {ffi xgdx 6140 x Hr'*r.,S'l .
Gatnbar 3J7 Dersh ba".gwan yngambilan dan yn'biJos rJ1l : <?o
^ ^i
Hl :322m
l5 6- Duit I C:!!tjLi4
1.(
tl tohih jiko ) ,.
cl.o I i
?h.oE
ll c.99_>--i:
1.0
tt 3.0 4.0 so 50 1'o 8'o
c
-l
I
Gatttbttr 3.lE KocJisicrt Co untuk bendung ntercu
C
a WJvC.Ci.l
banding H /r CJL
o n
o*
Co dapat dipcrkirakan dari gambar 3J& vl
;c 'o
O 1.0 20
Ht 3'22 perbsrdiilccn P/U,
- : i,E4 --> co:1j
r 1''75 Gan'tbar 3J9 Koefi.sien C
1 sebdgai nilai bar"::,-.g fungsi plH 1.
P/H'
: 0,46 --? Ct:0'91
o
C ..'iz-j----l----I>i
.9
u
o
Ganbcr 320 Koefien C1 untuk p'elintpaT Cgee dengan nuka hulu miring
(neraru USBR. l96U).
p/Hr:0,46 -+ C,:1,CO6
Ca : Co x C, x Cr:lj x 0,91 x 1,CO6 = U9. Cd berbeda dari 3..;: Kolain olek
dari ru;nus (2.1) harus dikoreksi.
Denga:r cara melakukan perhitungan ulang diperoleh Karena banjir diperkirakan akan mengangkut baru-batu bongkah,
akan
berikui: dipakai peredam energi iipe bak (bucket type)
' H' = 3'40 rn Untuk nienentukaa.dircensi diperlukan datadata berikut
.harga-harga :
Se tela,i mencek Co, C, jangan mengadakan peruba
tr'rlalu banyak. debit saruan (Q166) , q = O,,U. : E00/62,a = 12,80 -yai-
kedalaman kritis (e19d: hc :
"G/E = tr/Eg/g$: 2j5 m
Dcnga:i H, :3,40 rn dan radius 1,75 m, tekanan negatii yang bekerja pad tinggi energi hulu : Elevasi mercu + H1 : 16,70 + 3,aO : + 20JO
nercu Capat dicek. Unruk ini dapat dipakai Gambar 3?L
muka air hilir setelah terjadi degqadasi ;
Karena bendungnya terbuat dari pasangaa batu, besar tekanan. ha
kurang Cari 1,0 m.
Dcngan H1/r = 3,4011,75 = 1B4 besar tekanan adalah: Lebar dasar 1 m : +16a5
(pirg)/H1 : -0,2 jadi plry = 4) x 194 : {J9 > -1.0 OK tinggi energi hilir : +16,55 (diandaikan v2lZg : g1g1
/.>, \
L:t:///\
ltt/,//zX\
(/.2///x'
L/,/,/,/,/././,/./,\
I////////../x
-t--_].
oerCCiCriSCn Y,rft
r.56
Ca'tbar 3)l Tekaun yeng beker ja pada nercu bendung bulot sebagai
fungsi
dari nilei bectiing H 1/r.
cl
€l;
FI
^H
H-
5 7 I910
Ganbar 322 Jari-jari bak ninjnlrutt yang diizin|<cn (Ro.in) Ganbai 323 Ba:as nirimtun naka air hilir
r////////z .J;i;
elevcsi'///z ,:j:;.:
.: -
Grznbar 324 Eie'vasi rentana-
3.4-3 Rembesan dan tekanan air tanah
Untuk muka air hulu +16,70 sama dengan elevasi mercu bendung
dan
muka air hilir +11,60 dengan bak yang dipocrpa sarnpai kering,
rembesan
di bawah bendung dicek dengan teori Lane guna meayelidiki adanya ti
bahaya erosi bawah tanah (hanyutaya bahan_bahan halus! ol- 9l
Dengan tcori yang sama dihitung tekanan air di bawa: bendung.
.:l
Untuk
keperluan perhitungan tersebut diasumsikan lantai lincung (apron) i
huiu ol
I
1
Tabel 3r ningacu kepada Gambar ll
325 dan nenperlihai!.::r panjang jalur oi
rembesan L, pengurangan tekanan air I ei
c
aH dan jumlah teka"an air. !n T
b
i
Untuk perhitungan rernbesan, panjang jalur rembesan seoaiknya diambil ^t
:i
sampai ke pangkai hilir koperan (titik ncil)- panjang rerx.Desan
9i
ol ;
o1
i
I
sanpai titik ci
ol
ini(L*) adarah 3i,28 m (g$! 12 c I
1
I
Angka le rnbesan msnurut Lane adalah : T
3l "l
ol
-t
Lv + D y3 Hv 24,40 + gN 33:.S
I
ri
il
Rl
L* : K(2 + ;l !1
. Hw 5j0 5J0 + 3i- 1
!l
"l
ol
Harga aman untuk cw adalah 6 untuk campura' pasir, kerikil cian batu. a
"i
-.1
3t
I
ta)
Tekanan air tanah P, harus dihitung dengan rumus N dl C!
LJ.
..;
k\<
trr\se-
t.\\.\i
< t\ "l
P. = H*-AH = Hx-lxHw./L :t -:J
f-*il.7
rr
di rnana :
Tabel 32 Jalur Rcnbesan lanTckanan Air (tnne)
Px : tekanan air pada titik X, kN/m?
Lx : jarak jalur rembesan pada titik X, m
TITIK I GAEIS PANJAFJG R.EHE,E5AN L : panjang total jalur rembesan, m
PoriT I LrH. P.H-all Hw : beda tinggi energi, rn.
kNl-r l kH/-'I kN/m!
A
,Lc olo 310 !1.C '
Ao-Ar 1.80
re5 | 3.4.4 Stabiiitas bendung
2a 5t9 48.7
Ar-Ar
r,7 At-41 1.40
0.50
t:s7 I |, ,t9 1.S.q
A: \.\7 I !.r4 t7p t7,6.. Bagian hulu bendung dibuat pada endapan sungai.
Ar-Al 7.75 o.92
129 I s.a J7p Ji-t
A+A5 0 Karakteristik tanah diperkirakan dari hasil tes di laboratorium- Untuk
i-
nl
1.4
5 i'9 I 7.4 5tp 41,6
4.5-A6 0.50 endapan sungai (pasir, kerikil, bongkah) diambil harga ae 35o dan kohesi C
: 5.56 I 7.6 5to 4t,t1
Ai-aa i.4c I - aa < : 5 kN/m2. lermeabilitas adalah 10-s cm/dr
A7 7.26 I 95 t1,o
A7.A8 - I 3.oo I,CO
e.26 I ta.8 )7,0 26,2
^\e
Ac A&A9 t.40 I -
9.66 | 12.6 5.t9 33.{r
Ato
As-Aro - I o5o 0.16
9 e2- I t7.8 s19
Aro-Art t_40 I - Stabilitas bendung dapat dicek :
Att ll.?') I lrt..5 t79 ?2,t<
Atl-At2 - I 3.oo l. c0
L Selama debit sungai rendah, pada waktu muka air hulu hanya
A11
Ar2-Ar3 1.40
r2.12| t19 ) lu 2l,l
Aa-AA 0.50
tt.62I r7.3 srp mencapai elevasi rnercu *16,70 m dan pada u'aktu bak dikeringkan,
1179 I l6.c stp 33,0
dan
At+At5 r.4 0
Ar5
A Ar5-A 1a' lc0
,?'!1
t519 l
I le8
2l l
3'rp
37p
It
i;.e '
r
o
460
70.57 | 26.3 5rp 2q.7' Stabilitas selama debit suneai rendah (1ihat gambar 3..26)
o-E r.eo
'u.t2 I .11.6
E 5.ro 21.4
tr-s L; -
F 1)a1 ao 69p 79.t
t.80 a& Muka air hulu adalah
G
r'{
l-- H r.80
zrsz I bl 6+3 353 +16,70 (elevasi mercu) darr muka air hilir +11,60
l{
l.Bo 9-OU
2s1? I 33a 67,o ,q.c (elevasi ambang kolam olak)
h-t (a
I I-J zlo
1<a1 I 11Q R1. 4
j _ I zE t2 | 36.7
K
I.K l.0o 0.3i
2B.qs I !7.1 r0 9p 1ta Gaya-ga_r'a yang bekerja pada bendung (Ganbar 3.26) adalah :
t ca I
L
K-L
2395 | 3e,i )1" 5\9 - tekanai air (Wl - W20)
H
L-M
FrN t .5C
i u-' r Fr
r' ,.s I qt.c A1^
Jly - rekanan tarah (Sl,)
l'1
t\ -L/ l.oo 01)
r?.etI 43,c l0 qc 66a - bebai r:rati bendurg (G1 - G1i).
o
o-?
3irs I u)l< i0 qc 656
P \5tob I tr.c 5lP o'
Ga1'a-ga1'a yang bekerja pada bendung ciiringkas dalam Tabel 3 - j
)oi} I 266t A 4,Q