Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting

bagi perusahaan untuk menghasilkan produktifitas kinerja yang baik dan

mencapai tujuan organisasi secara efektif sehingga mampu mendudukan

perusahaan pada posisi persaingan pasar yang kuat dibanding perusahaan lain.

Tanpa adanya sumber daya manusia yang terampil dan berkompeten maka

perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik. Kinerja karyawan yang tinggi

sudah menjadi salah satu sasaran semua perusahaan, karena peningkatan kinerja

karyawan secara perorangan akan mendorong kinerja karyawan secara

keseluruhan yang direflesikan dalam kenaikan produktivitas. Sumber daya

manusia juga menjadi acuan untuk tercapainya suatu organisasi, untuk itu

perusahaan harus mampu memperhatikan karyawan, mengarahkan dan serta

memotivasi untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Menurut Sedarmayanti (2011:260) definisi kinerja merupakan terjemahan dari

hasil kerja seorang pekerja berdasarkan kualitas dan kuantitas, sebuah proses

manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut

harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan

dengan standar yang telah ditentukan).


Karyawan yang memiliki kinerja yang baik akan dapat menjalankan pekerjaan

sesuai dengan tugas yang dibebankan padanya, mengerti kaitan pekerjaannya

dengan tugas orang lain, mengerti target perusahaan, serta mampu mengatasi

kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya. Perusahaan disatu sisi

harus dapat meningkatkan kinerja karyawannya, disisi lain karyawan adalah

manusia yang mempunyai perbedaan diantaranya sikap, perilaku, motivasi,

pendidikan, kemampuan, jenis kelamin, peran ganda dan pengalaman antara satu

individu dengan individu lainnya. Adanya perbedaan tesebut menyebabkan tiap

individu yang melakukan kegiatan dalam suatu organisasi mempunyai kinerja

yang masing-masing berbeda pula.

Faktor yang berpengaruh salah satunya adalah peran ganda dimana maksud

peran ganda ini adalah bertemunya dua peran sekaligus yang terjadi pada

karyawan wanita dimana yang berprofesi sebagai wanita karir sekaligus sebagai

ibu rumah tangga. Peran ganda ini akanmenciptakan tekanan-tekana fisiologis

yang akan berpengaruh terhadap kinerjanya, apabila tekanan ini terjadi secara

terus menerus maka akan menganggu kinerja karyawan wanita tersebut dalam

sebuah perusahaan.

Kesejajaran kedudukan wanita dengan lelaki bukanlah kendala bagi wanita

melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh laki-laki, wanita juga ikut

menyumbang dalam pembangunan ekonomi. Pada jaman sekarang tidak hanya

laki-laki yang menjadi pencari nafkah dan bertanggung jawab memenuhi

kebutuhan hidup keluarganya, wanita juga ikut berperan dan bersaing dalam
dunia kerja meskipun seorang wanita memiliki tanggung jawab yang lain dalam

mengurus rumah tangga dan anak-anak mereka. Wanita mulai dipercaya

menduduki posisi yang berpartisipasi penting dalam pekerjaannya hal ini

terkadang akan menjadi masalah ketika ia sudah menikah dan memiliki anak.

Wanita bekerja juga akan berbenturan dengan adanya budaya tradisional

dimasyarakat pada umunya, yang menganggap bahwa wanita atau seorang istri

tidak bias menempati posisi yang lebih tinggi dari pria atau suami dan

seharusnya istri bertugas dirumah untuk melayani suami dan mengurus anak.

Wanita yang berkerja namun belum memiliki anak belum tentu tidak memiliki

konflik karena dalam rumah tangga konflik tidak hanya disebabkan atau selalu

tentang anak seperti masalah sekolah sehingga membuat orangtua khawatir dan

terganggu dalam melakukan pekerjaan kantor, namun konflik juga bisa muncul

karena pasangan itu sendiri ataupun keluarga besar terkait bapak, ibu, mertua,

tekanan-tekanan yang diterima secara negatif oleh istri dapat mengganggu

pekerjaannya dikantor sebagai karyawati.

Wanita dalam menjalani pekerjaannya tidak jarang mengalami stres,

dikarenakan mereka yang memegang banyak peran dan tuntutan menghadapi

tekanan jiwa dan ketegangan yang berujung pada menurunnya tingkat kinerja

wanita tersebut.

Ketidakseimbangan pemenuhan kedua peran tersebut dapat mendorong

munculnya konflik peran ganda. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah

pekerja wanita di Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat dibandingkan


dengan pekerja lelaki, selama Agustus 2006 – 2007 jumlah pekerja perempuan

bertambah 3,3 juta orang banyaknya jumlah perempuan yang bekerja meningkat

seccara signifikan, sementara itu prtambahan jumlah pekerja laki-laki hanya

sebesar 1,1 juta orang jumalh pekerja laki-laki itu terserap disektor jasa dan

kontruksi.

Tingginya peningkatan jumlah pekerja wanita disebabkan adanya dorongan

faktor ekonomi, yaitu tuntutan kebtuhan keluarga untuk menambah penghasilan.

Motif pendorong lainnya adalah yang memutuskan wanita untuk bekerja antara

lain bekerja memungkinkan wanita seorang wanita mengekspresikan dirinya

sendiri dengan cara yang kreatif dan produktif untuk menghasilkan suatu yang

mendatangkan kebanggaan terhadap diri sendiri. Greenhaus dan Beutell (1985)

memberikan pengertiaan konflik peran ganda sebagai suatu bentuk konflik antar

peran dimana tekanan-tekanan dari pekerjaan dan keluarga saling tidak cocok

satu sama lain.

Penelitian-penelitian terdahulu telah menemukakan beberapa kesimpulan

mengenai hubungan faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan salah satunya pada wanita karir yang sudah menikah. Sry Rosita

(2012) menemukan dalam penelitiannya bahwa adanya hhubungan positif yang

signifikan antara konflik peran ganda dan kinerja dosen.

Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Habibullah (2010) menemukan

bahwa tidak berpengaruh secara signifikan antara konflik peran ganda dan

kinerja karyawati perbankan di Bandar Lampung, disebabkan karena karyawati


perbankan di Bandar Lampung telah dapat meminimalisir potensi terjadinya

konflik peran ganda, telah dapat bersikap profesional ditempat kerja dengan tidak

mencampuradukan antara urusan rumah tangga dengan urusan pekerjaan.

Penelitian ini dilakukan di PT Indomarco Prismatama cabang Purwakarta

tepatnya di Kabupaten Purwakarta, PT Indomarco Prismatama merupakan salah

satu perusahaan yang bergerak dibidang retail. PT Indomarco Prismatama

memiliki karyawan sebanyak 5,297 orang, dan ada sebagian diantaranya pekerja

wanita yang sudah berumah tangga baik yang belum memiliki anak dan yang

sudah memiliki anak, sebagai salah satu perusahaan retail yang terus menerus

berkembang tentunya ada target yang harus dicapai maka diharuskan para

pekerja harus memiliki komitmen yang baik untuk perusahaan terutama bagi

pekerja wanita yang sudah berumah tangga karena tentunya memegang dua

tanggungjawab dan peran yang harus dijalani. PT Indomarco juga menempatkan

pekerja wanita dibanyak posisi, dimulai dari sekretaris, trainer, adm hrd, adm

maintenance, admproject hingga kasir.

Penilaian kerja dilakukan secara langsung setiap tahunnya yang melibatkan

pekerja wanita, atasan, bawahan, dan rekan kerja adapun data yang didapat dari

PT Indomaro Prismatama cabang Purwakarta dari hasil kerja karyawan wanita

setap harinya yang dilakukan dalam skala pertahun. Nilai hasil kerja (NKI)

adalah suatu pernyataan hasil kerja dalam skala tertentu guna untuk menyikapi

tindakan atasan dalam mengambil keputusan dalam jenjang karir untuk karyawati

tersebut. Adapun batasan nilai dari data yang ditetapkan adalah A untuk kinerja
sangat baik, B untuk kinerja baik. C untuk kinerja cukup, D untuk kinerja kurang

baik dan E untuk kinerja buruk. Penginputan NKI ini dikontrol dan

dikoordinasikan langsung oleh pihak Human Resources Manager (HRM).

Tabel 1.1
Nilai Kerja Individu
PT. Indomarco Prismatama Cabang Purwakarta
Tahun 2014-2016

Sumber PT Indomarco Prismatama cabang Purwakarta

Kinerja karyawan yang baik dihasilakan dalam komitmennya yang mengikuti

aturan suatu perusahaan, namun pada kenyataannya banyak karyawan yang tidak

mengikuti suatu aturan sehingga kinerja yang dihasilkan tidak maksimal seperti

seorang karyawan yang tidak bisa datang tepat waktu dikarenakan sebelum

berangkat kerja harus mengantarkan anaknya berangkat sekolah, adapun

karyawan yang tidak bisa menjaga emosinya dalam ruang lingkup kerja

dikarenakan ada masalah dalam rumah tangganya, hal tersebut menunjukan

bahwa memang konflik peran ganda berpengaruh terhadap kinerja yang

dihasilkan.
Menurut penuturan salah satu seorang karyawati yang bekerja di PT

Indomarco Prismatama pada bagian administrasi office yang pernah

diwawancarai pada tanggal 09 Oktober 2017, sebagai karyawati mereka dituntut

untuk selalu bertindak profesional dalam pekerjaannya, mereka dituntut untuk

tidak mencampuradukan konflik keluarga dengan pekerjaannya. Sementara

sebagai seorang istri mereka juga mendapat permintaan dari pihak keluarga

untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri. Karyawati di perusahaan

PT Indomarco Prismatama cabang Purwakarta melakukan aktifitasnya kerjanya

mulai pukul 08:00 WIB sampai pukul 17:00 WIB, ini adalah jam kerja normal

namun pada kenyataannya karyawati harus bekerja melebihi batas jam kerja

normal sampai dengan batas waktu yang dibutuhkan.

Objek penelitian ini adalah karyawati yang sudah menikah dalam posisi atau

bidang apapun pada perusahaan PT Indomarcco Prismatama cabang Purwakarta,

sehingga peneliti bermaksud untuk mengetahui beberapa faktor yang akan

mempengaruhi kinerja karyawan wanita yang memiliki peran ganda dalam

menjalankan tugas-tugasnya yaitu professional dalam pekerjaan dan tugas

sebagai ibu rumah tangga. Dimana kita ketahui umumnya wanita yang bekerja

lebih cenderung memiliki tingkat pemicu stres yang tinggi akibat tekanan atau

beban yang didapatnya.

Setelah dilakukan prasurvey terhadap 20 orang karyawan wanita terhadap

faktor konflik peran ganda yang dianggap mempengaruhi kinerja karayawan

didapati hasil sebagai berikut


Tabel 1.2
Hasil Prasurvey Mengenai Konflik Peran Ganda yang dianggap
Mempengaruhi Kinerja Karyawan Wanita pada
PT Indomarco Prismatama Cab Purwakarta

Di dalam prasurvei yang dilakukan setiap responden diberikan kesempatan

untuk memilih 1 dari 4 pilihan yang diberikan oleh peneliti mengenai faktor-

faktor yang dianggap menghambat pengembangan karir karyawan di PT

Indomarco Prismatama cabang Purwakarta, responden dalam prasurvey hanya

diberikan 1 pilihan karena peneliti memfokuskan pada faktor yang responden

anggap paling berpengaruh dalam pelaksanaan kinerja mereka. Dalam hasil pra

survey tersebut
pada tabel 1.2 terlihat bahwa faktor yang paling dominan yaitu sebesar 60%

atau sebanyak 12 jawaban adalah faktor kesulitan untuk menyeimbangkan waktu

antara urusan keluarga dan urusan pekerjaan, sehingga timbulah konflik.

Sedangkan faktor pasangan kurang mengizinkan dan mendukung penuh untuk

bekerja dan faktor tuntutan pekerjaan mengharuskan mengesampingkan

kepentingan keluarga menempati diurutan kedua dengan 15% atau sebanyak 3

jawaban, lalu faktor konflik keluarga tidak terlalu berpengaruh didalam kinerja,

dimana hanya terdapat 10% atau 2 jawaban saja. Berdasarkan hasil prasurvey

yang didapat peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat masalah konflik peran

ganda di PT Indomarco Prismatama cabang Purwakarta.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan di suatu perusahaan

yaitu kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ). kecerdasaan

emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola

emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan

kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

Kecerdasan emosional juga dtuntut digunakan dalam situasi-situasi tugas yang

membutuhkan tingkat pengetahuan dan ketermpilan yang biasanya didasarkan

berdasarkan pengalaman. Dengan pengelolan kecerdasaan emosional secara lebih

baik, akan dapat meminimalisasikan hamabatan yang akan dihadapi oleh

karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Pentingnya kecerdasan emosional yang dimiliki pekerja wanita untuk

mengatasai berbagai kendala yang dihadapi agar dapat berjalan dengan baik dan
bersikap dengan professional, sehingga diharapkan tidak melibatkan masalah

keluarga maupun masalah pekerjaan yang mungkin akan berimbas pada kinerja

yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan oleh Lisda Rahmasari (2012)

menyimpulkan bahwa ternyata kecerdasan emosi memiliki pengaruh yang paling

tinggi dan yang paling dominan memiliki hubungan positif secara signifikan

terhadap kinerja.

Joan Beck (dalam Mangkunegara, 2006:93) menyimpulkan bahwa IQ sudah

berkembang 50% sebelum usia 5 tahun, 80% berkembangnya sebelum 8 tahun

dan hanya berkembang 20% sampai akhir masa remaja, sedangkan kecerdasan

emosional (EQ) dapat dikembangkan tanpa batas waktu.

Peningkatan SDM melalui faktor internal (individu) karyawan adalah

berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan seseorang diantaranya

ditentukan oleh kecerdasaan yang dimilikinya, menurut Hawari dalam Wijaya

(2014:1) terdapat beberapa kecerdasan pada diri manusia diantaranya :

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan kreatifitas dan

kecerdasan spiritual.

Kecerdasaan emosional dalam Martin (2003:41) ialah kemampuan untuk

memahami diri sendiri, untuk berempati terhadap perasaan orang lain dan untuk

megatur emosi yang secara bersama berperan dalam peningkatan taraf hidup

seseorang.
Setelah dilakukan prasurvei di PT Indomarco Prismatama cabang Purwakarta

terhadap faktor kecerdasan emosional yang dianggap mempengaruhi kinerja

karyawan didapati hasil sebagai berikut

Tabel 1.3
Hasil Pra Survei 20 Responden Mengenai Faktor Kecerdasaan
Emosional yang Dianggap Mempengaruhi Kinerja Karyawan
PT Indomarco Prismatama Cab Purwakarta

Di dalam prasurvei yang dilakukan setiap responden diberikan kesempatan

untuk memilih 1 dari 4 pilihan yang diberikan oleh peneliti mengenai faktor-

faktor kecerdasan emosional yang dianggap menghambat kinerja karyawan di PT

Indomarco Prismatama cabang Purwakarta, responden dalam prasurvey hanya

diberikan 1 pilihan karena peneliti memfokuskan pada faktor yang responden

anggap paling berpengaruh dalam melakukan pekerjaan.


Dalam hasil pra survey tersebut pada tabel 1.3 terlihat bahwa faktor yang

paling dominan, yaitu sebesar 50% atau sebanyak 10 jawaban adalah faktor

inisiatif yang dianggap masih kurang dirasakan oleh karyawan dalam melakukan

pekerjaan ataupun mengambil keputusan. Sedangkan faktor ketidakmampuan

beradaptasi dengan baik menempati diurutan kedua dengan jumlah 25% atau

sebanyak 5 jawaban, hal ini menjadi perhatian dari peneliti bahwasanya terdapat

masalah mengenai kecerdasan emosional karyawan dalam bekerja di PT

Indomarco Prismatama cabang Purwakarta.

Berdasarkan hasil prasurvey dari kedua faktor yang dijelaskan juga pendapat

ahli yang telah dibahas dalam latar belakang ini dapat disimpulkan bahwa

memang ada pengaruh yang signifikan antara konflik peran ganda dan

kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan, maka perlu dilakukan

penellitian yang lebih jelas dalam hal ini, maka dari itu judul penelitian ini adalah

“PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN

EMOSIONAL TERHADAPA KINERJA KARYAWAN DI PT

INDOMARCO PRISMATAMA CABANG PURWAKARTA”


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan

masalah yang dapat diambil adalah:

1. Bagaimana konflik peran ganda berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan di PT Indomarco Prismatama cabang Purwakarta?

2. Bagaiman kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan di PT Indomarco Prismatama cabang Purwakarta?

3. Bagaimana konflik peran ganda dan kecerdasan emosional berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Indomarco Prismatama cabang

Purwakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penulis

melakukan penelitian dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh konflik peran ganda

terhadapa kinerja karyawati di PT Indoomarco Prismatama cabang

Purwakarta.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kecerdasaan emosional

terhadapa kinerja karyawati di PT Indomarco Prismatama cabang

Purwakarta
D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Kecerdasan

Emosional terhadap Kinerja Karyawan di PT Indomarco Prismatama Cabang

Purwakarta” diharapkan memiliki manfaat bagi bebebrapa pihak, yaitu sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

pengalaman dalam bidang sumber daya manusia khususnya faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan.

2. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi masukan yang bermanfaat yang

berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.

3. Bagi akademik/pihak kampus

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak

lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya yang akan mengambil topik

sejenis.

Anda mungkin juga menyukai