Anda di halaman 1dari 1

Bubar

Bubar. Satu kata yang menunjukkan perpisahan terpaksa karena bedanya tujuan, visi, dan
misi. Dalam organisasi, wajar adanya kata ‘bubar’ bila pendapat antar orang tidak lagi seiya-
sekata. Atau mungkin saja, kita merasa lelah dan ‘udahan’ adalah keputusan yang tepat
daripada mempertahankan sesuatu yang berada di ambang kehancuran.

Tapi, apa kaitannya dalam tulis-menulis?

Kita seringkali, tanpa sadar bubar di tengah jalan. Dalam menulis, mungkin lumrah adanya
pergi saat naskah sudah separuh tertulis karena berbagai faktor: ide baru, mood tidak ada,
sibuk, bukan prioritas, dan jenuh. Padahal, menelantarkan naskah setengah matang bukanlah
tindakan bagus melainkan kesia-siaan.

Kita terlalu sering berandai-andai memiliki cerita yang fenomenal, cetar, dan membahana.
Lalu saat tulisan kita berada di bawah ekspektasi, kita kecewa, dan meninggalkan naskah
tersebut tanpa kejelasan. Lalu lingkaran ini akan berulang di naskah berikutnya dan menjadi
kebiasaan.

Padahal menulis sampai selesai, meski isinya tidak sesuai keinginan, sudah menjadi satu
prestasi yang membanggakan. Kita tidak akan mendapat naskah cetar-membahana jika tidak
punya draft pertama sebagai landasan revisi.

Apa, revisi? Iya, revisi. Menulis itu bukan kita mengetik lalu langsung jadi karya
luwarbiyasah. Bukan. Menulis itu ya, menulis lagi dan menulis lagi. Sudah menjadi takdirnya
kalau draft pertama itu busuk. Lalu takdir pula kalau revisi itu wajib dan ‘ain hukumnya.

Sebab, terlalu berandai-andai dan meninggalkan naskah karena kecewa, bisa membuat kita
terbiasa tidak bertanggung jawab dan hanya jadi pemimpi belaka. Selesaikanlah naskahmu!
Jangan bubar di tengah jalan.

Meski semua tidak berjalan sesuai ekspektasi. Sadar, inilah realita. Kau harus berjuang keras
untuk mendapatkan naskah bagus. Kau harus rela melakukan revisi, revisi, dan revisi.

Jadi, menulis itu berjuang. Bertahan dalam satu organisasi, juga perjuangan. Jangan sampai
ada kata ‘bubar’ hanya karena keegoisan kita semata. Jangan sampai kita mundur hanya
karena masalah satu-dua sahaja.

Anda mungkin juga menyukai