Disusun oleh :
1. Amareta Frida Pratiwi (H0914004)
2. Cynthia Yunidya Arivia (H0914017)
3. Isti Mudalifah (H0914044)
4. Kartika Kusuma Wardani (H0914046)
A. Definisi Produk
Flouvera merupakan tepung produksi PT. Empat Pilar Sejahtera (EPS)
Squad Company yang diolah dari Aloe vera atau lidah buaya dan telah
mengalami penguapan serta pengeringan sehingga sebagian besar air berkurang
yang dapat memperpanjang umur simpan dan dikemas menggunakan kemasan
alumunium foil.
Menurut Akbar (2015), tepung adalah partikel padat yang berbentuk
butiran halus atau sangat halus tergantung proses penggilingannya. Tepung
dapat berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka
dari singkong, maizena dari jagung atau hewani misalnya tepung tulang dan
tepung ikan. Tepung digolongkan menjadi dua, yaitu tepung tunggal adalah
tepung yang dibuat dari satu jenis bahan pangan, misalnya tepung beras,
tepung kasava, tepung ubi jalar dan sebagainya, dan tepung komposit yaitu
tepung yang dibuat dari dua atau lebih bahan pangan. Misalnya tepung
komposit kasava-terigu-kedelai, tepung komposit jagung-beras, atau tepung
komposit kasava-terigu-pisang. Teknologi tepung merupakan salah satu proses
alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan,
mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk,
dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang ingin serba
praktis (Widowati, 2009).
Keunggulan dari Flouvera jika dibandingkan dengan tepung pada
umumnya yaitu terletak pada kandungan nutrisinya. Unsur utama dari cairan
lidah buaya adalah aloin, emodin, resin, gum dan unsur lainnya seperti minyak
atsiri yang tidak terdapat pada gandum, jagung, dan singkong. Dari segi
kandungan nutrisi, gel atau lendir daun lidah buaya mengandung beberapa
mineral seperti Zn, K, Fe, dan vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B12, C, E,
inositol, asam folat, dan kholin. Gel lidah buaya mengandung 17 jenis asam
amino penting. Lidah buaya terbukti dapat menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes (Winarti dan Nurdjanah, 2005). Karakteristik Flouvera yang
tidak jauh berbeda dari tepung terigu dengan kandungan gulanya yang tidak
terlalu tinggi dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu bagi penderita
diabetes atau konsumen yang ingin mengurangi kadar gula pada makanan.
B. Sejarah dan Perkembangan Produk
Makanan berbasis gandum atau tepung terigu telah menjadi makanan
pokok banyak Negara. Ketersediaannya yang melimpah di pasaran dunia,
proteinnya yang tinggi, harganya yang relatif tidak mahal dan pengolahannya
yang praktis mudah telah menjadikan makanan berbasis tepung terigu
merambah cepat keberbagai Negara. Negara-negara pengekspor gandum juga
cukup banyak antara lain, Australia, Kanada, Amerika, Rusia, Cina, dan masih
banyak lagi.
Makanan berbasis tepung terigu telah dikonsumsi mayarakat diseluruh
dunia. Harga yang relatif murah dan penggunaannya yang mudah menjadikan
tepung terigu menjadi produk yang banyak dicari dan digunakan. Kata terigu
berasal dari kata serapan bahasa Portugis, trigo, yang berarti gandum. Secara
singkat, pembuatan tepung terigu diawali dari pembersihan, penggilingan, dan
pengayakan menjadi bubuk halus.
Tepung yang biasa beredar dipasaran umumnya terbuat dari biji
gandum yang biasa disebut tepung terigu. Tepung terigu adalah bubuk halus
yang berasal dari biji gandum yang mengalami proses penggilingan dan
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue kering, mie ataupun roti
Dewasa ini banyak dikembangkan tepung yang berasal dari hasil tanaman yang
banyak tumbuh di Indonesia. Bagian yang digunakan untuk dijadikan tepung
bisa berasal dari daging buah, biji buah, maupun kulit buah itu sendiri.
Contohnya tepung labu kuning, tepung kacang hijau, tepung biji nangka,
tepung ubi jalar, dan tepung pisang Raja (Supriyadi dan Pangesthi, 2014).
C. Pemanfaatan Produk
Terigu merupakan hasil pengolahan biji gandum yang umum digunakan
sebagai bahan baku berbagai produk pangan. Pemanfaatan terigu di Indonesia
oleh industri pengolahan pangan meliputi bahan untuk pembuat roti, mie, cakes,
cookies, chips, keperluan rumah tangga, dan industri kayu lapis
(Yuliatmoko, 2012). Tepung yang biasa digunakan dalam produk olahan
pangan saat ini adalah tepung terigu, hal tersebut disebabkan karena tepung
terigu itu sendiri memiliki kandungan protein berkisar 12-14% yang ideal dan
untuk pembuatan roti dan mi, 10,5-11,5% untuk biskuit, pastry/pie dan donat
sedangkan untuk gorengan, cake dan wafer menggunakan terigu yang
berprotein 8-9%. Jadi suatu tepung terigu belum tentu sesuai dengan semua
makanan (Prabowo, 2010).
Lidah buaya (Aloe vera Linn.) merupakan tanaman suku Liliaceae asli
Afrika yang dapat tumbuh dengan mudah di daerah tropis dengan lahan
berpasir dan sedikit air serta memiliki pertumbuhan yang mudah dan cepat. Gel
atau daging daun Aloe verra Linn. mengandung 18 jenis asam amino terutama
leusin, lisin, valin, dan histidin; enzim-enzim sepertienzim proteolitik,
karboksipeptidase, katalase, dan oksidase; vitamin-vitamin berupa vitamin
C,vitamin B12, vitamin B6, vitamin A, niasin, dan kholin; mineral-mineral
berupa kalsium, besi, belerang, fosfor, mangan, alumunium, silika, boron, dan
barium; karbohidrat berupa glukomanan, arabinan, galaktan, D-glukosa, D-
manosa, arabinosa, galaktosa, dan xylosa; dan komponen spesifik senyawa
glikosida antrakinon berupa aloin, barbaloin, asam aloetat, dan emodin dalam
kadar yang sangat kecil. Bahkan beberapa peneliti lain meyakini bahwa gel ini
mengandung stimulator biogenik untuk epitelisasi berupa heteroauksin, asam
fenilindoasetat, glioksidiuresida, dan alantoin. Khasiat dan penggunaan Aloe
vera Linn. sangat bervariasi yaitu sebagai laksatif, biogenic stimulator yang
mempercepat proses reepitelisasi jaringan, penyubur rambut, antibakteri,
antiviral, dan antifungi, arthritis dan rematik, tukak lambung dan gangguan
pencernaan, hepatoprotektor, menurunkan kadar lemak dalam darah dan
imunomodulator (Padmadisastra, 2003).
Selain itu, lidah buaya juga dapat menurunkan kolestrol LDL dan
meningkatkan kolesterol HDL. Penelitian yang dilakukan oleh Subbiah
Rajasekaran dkk di India menunjukkan bahwa lidah buaya dapat menurunkan
profi lipid dalam darah dan menurunkan kadar glukosa dalam darah secara
signifikan. Kandungan Aloe vera yang dapat menurunkan kolesterol LDL dan
meningkatkan kolestrol HDL adalah serat larutair yaitu glukomanan,
antioksidan, flavonoid, niasin, vitamin C, magnesium, selenium, dan zinc
(Sianipar, 2012).
Penggunaan lidah buaya (Aloe vera Linn.) dalam bidang pangan antara
lain digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan puding, jus, nata de aloe,
edibel film, dan komposit pati (Maghfur, 2015). Penelitian pada tikus yang
dilakukan oleh Hermawan Istiadi, jus Aloe vera menunjukkan terjadinya
penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 11,85% (2ml/hari) dan peningkatan
kadar kolesterol HDL sebesar 32,95 % (2 ml/hari).Penelitian yang sama juga
dilakukan Umi Kotiah pada tahun 2007 yang juga menunjukkan terjadinya
penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 73,1% (1ml/hari) dan peningkatan
kadar kolesterol HDL sebesar 21,68 % (1 ml/hari) dengan pemberian ekstrak
lidah buaya (Sianipar, 2012).
D. Perkiraan Kebutuhan Produk dan Penentuan Kapasitas Pabrik
Berikut ini merupakan data produksi, konsumsi tepung terigu dari tahun
2011 sampai tahun 2015 di Indonesia :
Tabel 1.1 Perkembangan Konsumsi Tepung Terigu di Indonesia
Tahun Konsumsi (kg)
2011 271.254.000
2012 222.888.900
2013 232.613.100
2014 251.805.600
2015 397.156.800
Sumber : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tahun 2015
Konsumsi Tepung Terigu di Indonesia
450000000
400000000
350000000 397156800
Konsumsi (Kg)
300000000
250000000
271254000
200000000 251805600
222888900 232613100
150000000
100000000 y = 28,072,230.000x + 190,926,990.000
50000000 R² = 0.394
0
0 1 2 3 4 5 6
Tahun ke-
10000000
8000000
6000000 y = 1,998,539.400x + 4,147,629.800
4000000 R² = 0.612
2000000
0
0 1 2 3 4 5 6
Tahun ke-
Gambar 1.2 Grafik Data Produksi Lidah Buaya di Indonesia Tahun 2011-2015
Berdasarkan Tabel 1.2 data produksi lidah buaya selama 5 tahun
terakhir diperoleh analisa produksi menggunakan metode regresi linier dengan
persamaan y = 1998539,4x + 4147629,8 dan R2 = 0,612. Pembuatan pabrik
tepung lidah buaya direncanakan pada tahun 2017, sehingga dengan persamaan
y = 1998539,4x + 4147629,8 diperkirakan pada tahun 2017 produksi lidah
buaya di Indonesia sebesar 24.133.023,8 kg, dengan error sebesar 0.
Berikut ini adalah data kapasitas produksi perusahaan-perusahaan
tepung di Indonesia :
Tabel 1.3 Kapasitas Produksi Perusahaan Tepung di Indonesia
No. Nama Perusahaan Kapasitas Produksi (ton)
1. Bogasari Flour Mills 11.766.000
2. Eastern Pearl Flour Mills 2.146.000
3. Sriboga Ratu Raya 1.110.000
4. Panganmas Inti Persada 740.000
5. Lain-lain 238.000
Total 16.000.000
Sumber : Bogasari Flour Mills
Data Kapasitas Produksi Perusahaan
Tepung di Indonesia
5% 1%
7%
Bogasari Flour Mills
13%
Eastern Pearl Flour Mills
Sriboga Ratu Raya
74%
Panganmas Inti Persada
Lain-lain
= 5.036.623,8 kg/tahun
= 20.985,9325 kg/hari
Penyimpanan
Lidah buaya
Pensortiran cacat dan busuk
Pencucian
Kulit lidah
Pengupasan
buaya
CaCl2 Penambahan
Penghancuran
Dekstrin Penambahan
Pasteurisasi
Pengeringan
Tabel 2.3 Perbandingan Sistem Operasi Susu Bubuk dari Aspek Ekonomis
Faktor Spray Dryer Freeze Dryer
Kebutuhan uap panas Lebih banyak Lebih sedikit
Biaya peralatan Lebih murah Lebih mahal
Biaya Operasional Lebih rendah Lebih tinggi
Waktu Lebih cepat Lebih lama
Energi Lebih tinggi Lebih rendah
Efisiensi energi Lebih efisien Kurang efisien
Dari Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 dapat diketahui perbandingan antara kedua
sistem, sistem pengeringan dengan spray dryer dari aspek teknis
pengoperasiannya lebih mudah dibandingkan dengan freeze dryer yang
pengoperasiannya lebih kompleks. Dalam sistem pengeringan dengan spray dryer
kapasitasnya lebih banyak dibandingkan dengan freeze dryer. Namun pada
pengeringan spray dryer terjadi kehilangan senyawa volatile dalam jumlah yang
lebih besar yang dapat berpengaruh pada aroma produk (Hariadi, 2013).
Kemudian untuk aspek ekonomis, pada sistem pengeringan dengan spray dryer
memiliki efisiensi lebih tinggi dengan waktu pengoperasian yang cepat karena
menggunakan suhu dan tekanan yang tinggi. Selain itu, biaya peralatan dan biaya
operasional dengan menggunakan spray dryer lebih murah dibandingkan dengan
freeze dryer. Berdasarkan perbandingan sistem operasi baik dari aspek teknis
maupun aspek ekonomis antara metode spray drying dengan freeze drying pada
pengeringan tepung Aloe Vera produk Flouvera akan diproses dengan
menggunakan metode spray drying.
DAFTAR PUSTAKA