Anda di halaman 1dari 6

Pasien Tidak Langsung Dirujuk ke Rumah

Sakit Jiwa, Berikut Prosesnya


Orang-orang yang memiliki gangguan jiwa dengan kondisi yang berat dan sering
mengalami kambuh membutuhkan rehabilitasi. Proses rehabilitasi secara terpadu untuk
orang-orang yang berkebutuhan khusus tersebut pada umumnya dijalani di fasilitas
rumah sakit jiwa.

Layanan rehabilitasi ini diperlukan agar pasien penderita penyakit jiwa dapat memiliki
keterampilan emosional, sosial, dan intelektual. Tujuan dari penanganan ketiga keterampilan
tersebut ditujukan agar pasien bisa berbaur dan belajar di tengah masyarakat secara mandiri
seperti orang berkondisi normal pada umumnya. Namun dalam hal ini, penanganan juga
difokuskan agar pasien bisa melepaskan diri dari bimbingan ahli medis secara bertahap.

Sebelum Dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa, Ada Prosedur Ini

Dalam menyatakan apakah seseorang mengalami gangguan mental atau tidak harus ditentukan
oleh seorang dokter ahli kejiwaan. Jangan pernah mendiagnosis seseorang terkena penyakit
tersebut tanpa sebelumnya melakukan pemeriksaan medis. Adapun pemeriksaan mental
seseorang harus melewati beberapa tahap berikut.
 Wawancara dengan dokter ahli

Selama melakukan proses interview, dokter akan mengamati seseorang dari berbagai sudut.
Dokter akan memerhatikan bagaimana sikap, suasana hati, dan perilaku pasien. Pengamatan oleh
dokter ini akan dilakukan serinci mungkin untuk menghindari adanya kesalahan diagnosis. Jika
seseorang memiliki catatan mengenai adanya gejala-gejala terkait, membaginya dengan dokter
akan menambah akurasi perkiraan tentang kondisi pasien tersebut.

Saat mewawancarai pasien, dokter kemungkinan akan mengajukan aneka pertanyaan mengenai
kemampuan pasien dalam berpikir, mengemukakan alasan, dan mengingat (fungsi kognitif
pasien). Pertanyaan yang diajukan kemungkinan juga berkaitan dengan perasaan pasien tentang
kehidupan pribadinya dan apakah dia berniat untuk melakukan bunuh diri.

 Pemeriksaan fisik

Untuk memberikan diagnosis mengenai kondisi kesehatan mental seseorang, pemeriksaan fisik
juga perlu dilakukan. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan meninjau riwayat kesehatan di masa
lalu baik diri sendiri maupun anggota keluarga dan obat-obatan apa saja yang telah dan sedang
dikonsumsi. Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa ujian fisik terhadap kelima indera,
mencakup penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan sentuhan. Selain itu, masih ada
pemeriksaan kemampuan refleks dan keseimbangan pasien.

 Tes laboratorium

Agar penilaian yang dilakukan dokter makin akurat, maka terkadang diperlukan tes
laboratorium. Tes ini biasanya membutuhkan sampel darah atau urine pasien. Jika terdapat
kecurigaan adanya gangguan pada sistem saraf, maka dokter akan menyarankan pasien untuk
menjalani tes MRI, EEG, atau CT scan. Tes lainnya yang mungkin diperlukan untuk mendeteksi
masalah pada tubuh adalah:

1. Tes fungsi tiroid

2. Kadar elektrolit tubuh

3. Skrining toksikologi.

Pengujian toksikologi dilakukan untuk mendeteksi apakah pasien memiliki riwayat


penyalahgunaan obat-obatan atau konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

Kriteria Pasien yang Harus Dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa

Rumah sakit jiwa sendiri memiliki stigma negatif dalam pandangan masyarakat. Namun,
sebenarnya tidak serta merta yang mengalami kelainan jiwa harus masuk ke tempat rehabilitasi
tersebut. Ada beberapa kriteria pasien yang diharuskan menjalani perawatan di rumah sakit jiwa
sebagaimana di bawah ini.
 Pasien menunjukkan gejala dan niat melakukan bunuh diri. Termasuk kecenderungan
untuk melukai diri sendiri atau orang lain.
 Pasien memerlukan pantauan saat mencoba pengobatan baru.
 Pasien memerlukan perawatan yang hanya bisa dilakukan di rumah sakit.
 Pasien tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik secara mandiri.

Meski kriteria di atas menjadi semacam pertanda bahwa penderita gangguan mental sebaiknya
dirawat di rumah sakit jiwa, namun kesediaan secara sukarela dari pasien bisa menjadi langkah
awal yang lebih baik. Di lain sisi, saat pasien tidak bisa diajak menjalani rehabilitasi mental,
maka Anda disarankan untuk meminta bantuan paramedis.

Melihat banyaknya tahap dan ciri-ciri dari seseorang yang diharuskan menjalani rehabilitasi di
rumah sakit jiwa, maka sejatinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Karena
pada dasarnya, upaya rehabilitasi penyakit mental bertujuan positif, baik bagi pasien maupun
orang-orang di sekitarnya.

Artikel Terkait

Kesehatan

Seperti Ini Karakter Sosiopat yang Sebenarnya


Keluarga

Bayi Menangis Terus? Tenangkan Dia dengan Cara Ini

Kesehatan

Sakit Jiwa Ternyata Ada Banyak

Hidup Sehat

Tipe Kepribadian Introvert Bukan Berarti Buruk


Kesehatan

Gangguan Psikosomatis, Ketika Pikiran Menyebabkan Penyakit Fisik

Lebih Lanjut

Ingin bertanya kepada dokter?

Atau ingin berbagi pengalamanmu?

Tanya
Diskusi Terkait

Ingin bertanya kepada dokter? Atau ingin berbagi pengalamanmu?

Tanya Dokter

Perubahan mood menjadi lebih sensitif saat kehamilan

By Citra Handini

Dok, saya hamil usia 20week saya sering baper kadang untuk hal sepele pun bahkan
sampai suka nangis sendiri apakah itu tidak akan

 1 Balasan

5 hari yang lalu

Dijawab oleh Dokter


Penyebab tidak hafal arah mata angin di tempat baru

By Ihya

Dok, Sepertinya tidak hanya saya yang pernah mengalami kejadian seperti saya, Saya
keluar kota lalu menginap di rumah teman, rumah teman saya

 1 Balasan

6 hari yang lalu

Dijawab oleh Dokter

Pemeriksaan gangguan kecemasan

By Hendry Subagja

Dok saya mau tanya. Saya memiliki sifat Perfeksionis. Dan yang saya rasakan saat ini
mempunyai Gangguan Kecemasan, OCD, PTSD, Rendah Diri. Sebelumnya

 1 Balasan

10 hari yang lalu

Dijawab oleh Dokter

Lebih Lanjut

 Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai