Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMENT PROJECT DALAM APLIKASI DI INDUSTRI PT

HELIKOPTER NUSANTARA

Tugas Ini Untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah Manajemen Proyek

Disusun Oleh :

Sahryan Fajrin Karim

021323049

UNIVERSITAS WIDYATAMA

FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN

BANDUNG

2018
DAFTAR ISI

1. Scope project ........................................................................................................................... 3

2. Perencanaan proyek ................................................................................................................. 3

3. Penjadwalan sumber Daya....................................................................................................... 5

4. Estimasi Waktu Proyek ........................................................................................................... 6

5. Estimasi Biaya Proyek ............................................................................................................. 7

6. Kualitas Proyek........................................................................................................................ 9

7. Kemitraan Proyek .................................................................................................................... 9

8. Budaya Organisasi dan Struktur Manajemen Proyek ............................................................ 10

9. Mengelola resiko ................................................................................................................... 12

10. Audit dan Penutupan Proyek ............................................................................................. 13


Soal UAS :

Buatlah Manajement Project dalam aplikasi di Industri yang berisi hal-hal berikut ini :

1. Scope project

Project Scope Management adalah suatu kegiatan untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan
yang dilakukan telah mencakupi semua kebutuhan yang telah didefinisikan, dan tidak terdapat kegiatan
tambahan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan. Scope dapat juga diartikan sebagai semua
pekerjaan yang dikembangkan dalam menghasilkan produk dari proyek dan proses yang digunakan untuk
menbentuk kedemuanya (Schwalbe, 2006) ( https://www.dictio.id/t/project-scope-management/3173)
PT Helikopter Nusantara merupakn perusahan yang bergerak di bidang Re- Assembly Helikopter.
Perusahaan ini di percaya menjadi rekan bisnis sebuah perusahan terbesar penerbangan di dunia.

PT helicopter Nusantara ini memiliki Scope Proyek, Sebagai berikut :


a. Melakukan Penjulaan Helikopter di Indonesia
b. Pembuatan Pra kontrak dengan calon pembeli
c. Pembuatan Kontrak Jual beli
d. Menjamin semua kegiatan teknis maupun non teknis dengan pelanggan, sebagai contoh kegiatan
pelatihan helicopter untuk mekanik, basic knowledge tetang helicopter, dan lain sebaginya.
e. Melakukan Re – Assembly helicopter dan melakukan painting helicopter.
f. Melakukan beberapa test Uji kelayakan helicopter bersama lembaga yang berwenang
g. Melakukan uji kelayakan terbangdengan customer
h. Mengirim Helikopter.

2. Perencanaan proyek

Proses perencanaan ( planning ) proyek dapat dikelompokkan menjadi dua tahap, yaitu yang
pertama planning dalam garis manajemen konsultan dan yang kedua dalam garis manajemen kontraktor.
Perencanaan yang ditangani oleh konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai
pada perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan. Perencanaan yang ditangani oleh kontraktor
mencakup perencanaan metode kontraktor, rencana anggaran dalam pelaksanaan dan
perencanaan administrasi lapangan maupun perusahaan.
Pada PT Helukopter Nusantara kedua tugas ini di kerjakan semua oleh perusahan ini.
Dari mulai perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai pada perencanaan anggaran biaya
dan durasi pekerjaan. Sampai dengan perencanaan rencana anggaran dalam pelaksanaan dan
perencanaan administrasi lapangan maupun perusahaan.

Metode manajemen proyek yang digunakan oleh pelaksana proyek (kontraktor) baik
manajemen pelaksana, manajemen pengawasan, serta manajemen dari organisasi pemilik proyek
pada umumnya adalah sama yaitu dengan berpatokan pada laporan-laporan tertulis yang
disesuaikan dengan keadaan nyata di PT Helikopter Nusantara. Laporan-laporan tertulis tersebut
bisa berupa laporan harian, laporan mingguan dan lain-lain.

Menurut R. Sutjipto (1985), sebuah proyek dapat didefenisikan sebagai suatu usaha
dalam jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah
dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai.

Sepanjang Tahun 2018 PT Helikopter Nusantara ini akan memperoduksi :

a. 12 (Dua Belas) Helikopter AS 565


b. 11 (Sebelas) Helikopter AS555
3. Penjadwalan sumber Daya
Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap
penggunaan sumber daya proyek.

SPV Perencanaan

Manager Program
SPV ADministrasi
Helikopter

SPV Realisasi Proyelk

SPV liaison engineering

SPV tools dan GSE

Kepala Divisi
Manager Engineering
Helikopter Nusantara

SPV Engineering Planning

SPV konfigurasi dan


dokumen helikopter

SPV mekanik

Manager Line Assembly SPV Elektrik

SPV Fligth Line


4. Estimasi Waktu Proyek

Setelah selurh aktivitas, waktu dan sumber daya proye terdefinisi dengan jelas, maka seorang
manajer proyek akan membuat jadwal proyek. Jadwal proyek ini nantinya dapat digunakan untuk
menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas proyek dari awal pengerjaan proyek
hingga proyek diselesaikan.
Definisi Aktivitas
Aktivitas atau tugas adlah elemen pekerjaan yang biasanya ditemukan pada WBS yang
membutuhkan durasi, biaya, dan sumber daya. Jadwal proyek juga menjadi dokumen mendasar
yang mengawali proyek yang mencakup tanggal mulai dan berakhirnya proyek tersebut, juga
mengenai informasi anggaran. Definisi aktivitas juga mencakup pengembangan WBS yang lebih
rinci dan penjelasan yang mendukung pengertian tentang bagaimana pekerjaan akan dilakukan,
sehingga dapat di buat estimasi biaya dan durasi pekerjaan yang realistis.

Daftar Aktivitas
Daftar aktivitas adalah tabulasi aktivitas yang akan dimasukkan ke jadwal proyek, dan
daftar aktivitas ini harus mencakup :
a. Nama aktivitas
b. Nomor atau identitas aktivitas
c. Deskripsi singkat tentang aktivitas
Attribut aktivitas menyediakan informasi yang lebih banya tentang setiap aktivitas, misalnya
tentang aktivitas sebelumnya, aktivitas sesudahnya, relasi logis, kebutuhan sumber daya,
hambatan-hambatan, tanggal final, dan asumsi-asumsi terkait aktivitas.

Milestone
Milestone adalah kejadian penting yang biasanya tidak mempunya durasi dan seringkali
dibutuhkan beberapa aktivitas dan banyak pekerjaan untuk menyelesaikan sebuah milestone,
milestone merupakan tool yang sangat berjuna untuk membuat tujuan jadwal dan memantau
perkembangan (progress) misalnya :
a. Penyelesaian penandatanganan dokumen-dokumen penting oleh customer
b. Penyelesaian produk-produk spesifik
Urutan aktivitas
Mencakup peninjauan kembali aktivitas-aktivitas yang harus dikerjakan dan menentukan
ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya, ketergantungan atau hubungan antar
aktivitas terkait dengan pengurutan aktivitas atau tugas-tugas proyek. Urutan proyek dapat
digambarkan dengan berbagai diagram, antara lain :
a. Network Diagram & Critical Path Analysis
b. Predecence Diagram

5. Estimasi Biaya Proyek

Estimasi, dalam arti umum merupakan usaha untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai
melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada pengalaman. Demikian halnya dengan
estimasi biaya dalam pada suatu proyek kontruksi, tentunya dimaksudkan guna memperkirakan
nilai pembiayaan suatu proyek. Menurut Istimawan Dipohusodo, estimasi pada pada proyek
konstruksi merupakan upaya penerapan konsep rekayasa berlandaskan pada dokumen
pelelangan, kondisi lapangan dan sumber daya kontraktor.

Estimasi biaya proyek adalah nilai prediksi yang didasarkan pada faktor-faktor utama yaitu
keadaan proyek, rencana kontrak, jadwal konstruksi, teknologi yang digunakan, dasar
produksivitas tenaga kerja, metode estimasi biaya.

Seorang manajer proyek, yang bertanggung jawab atas pengelolaan proyek dari awal sampai
akhir, sangat penting untuk mengetahui lebih banyak segi-segi penentuan biaya dari suatu
proyek, sesuai dengan tahapan-tahapan awal dan akhir dari proyek.

Pada tahap awal penentuan biaya sangat diperlukan dalam mengambil keputusan dengan
estimator proyek. Pada tahap akhir penentuan biaya diperlukan untuk mengendalikan besarnya
biaya proyek. Penentuan biaya juga berguna untuk menerbitkan biaya laporan bulanan. Tujuan
akhirnya yakni menyelesaikan proyek sesuai kwalitas, pada jadwal yang ditentukan didalam
rencana anggaran.

Imam Soeharto menyatakan bahwa biaya memegang peranan penting dalam


penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama digunakan untuk mengetahui berapa besar yang
diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya memiliki fungsi dengan
spektrum yang luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya.

Oleh karenanya secara mendasar, kegunaan estimasi biaya ini dapat menyentuh beberapa
pihak yang terlibat dalam suatu proyek, yakni bagi pemilik adalah untuk mempelajari kelayakan
proyek, kelanjutan investasi, mendapatkan nilai ekonomis dari proyek dan kebutuhan untuk
menetapkan arus kas masuk maupun arus kas keluar.

Kegunaan bagi perencana adalah berpengaruh pada pelaksanaan desain atau penerapan
desain terhadap investasi proyek. Merupakan hal yang penting bagi perencana untuk memilih
material dan menetapkan besar kecilnya proyek yang berada di dalam batas anggaran dari
pemilik, dan menetapkan alternatif terbaik untuk penghematan biaya bagi pemilik. Dibawah ini
merupakn cuplikan dari estimasi biaya Re – Assembly
6. Kualitas Proyek

Tujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua rangkaian kegiatan
tersebut :

a. Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek
b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari perencanaan biaya
yang telah dianggarkan
c. Kualitas yang sesuai dengan persyaratan
d. Proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar

Kualitas proyek yang dihasilkan oleh PT Helikopter Nusantara ini di uji terlebih
dahulu dengan adanya departemen khusus mengenai Quality. Selain itu kami mengadakan
kegiatan dengan cara mengundang pihak yang berwenang memberikan sertifikat uji layak
terbang untuk menilai dan melihat sejauh mana kuliatas barang yang di peroduksi oleh PT
helikopter Nsuantara.

7. Kemitraan Proyek

Proyek yang dilakukan di semua tingkat organisasi, mungkin melibatkan tunggal orang
atau ribuan orang. Proyek mungkin melibatkan satu unit satu organisasi atau mungkin organisasi
lintas batas seperti dalam joint venture dan kemitraan. Proyek sering komponen penting dari
strategi bisnis organisasi melakukan itu. Contoh proyek meliputi:

a. Mengembangkan suatu produk atau jasa baru.


b. Mempengaruhi perubahan dalam struktur, staf, atau gaya dari sebuah organisasi.
c. Merancang sebuah kendaraan transportasi baru.
d. Mengembangkan atau memperoleh suatu sistem informasi yang baru atau diubah.
e. Membangun sebuah bangunan atau fasilitas.
f. Menjalankan kampanye untuk jabatan politik.
g. Melaksanakan prosedur bisnis baru atau proses.

PT. Helikopter Nusantara merupakan perusahaan yang bekerjasama dengan Airbus


Helikopter di Prancis. PT Helikopter Nusantara di beriwewenang untuk merakit helikopter yang
sebelumnya di buat oleh airbus helikopter.

8. Budaya Organisasi dan Struktur Manajemen Proyek

Hodge, Anthony dan Gales mendefinisikan budaya adalah konstruksi yang mencakup
karakteristik organisasi yang tampak dan tidak tampak. Budaya yang tampak meliputi aspek
organisasi seperti arsitektur, pakaian, pola perilaku, peraturan, legenda, mitos, bahasa dan
seremonial. Sedangkan yang tidak tampak mencakup share value, norma-norma, keyakinan dan
asumsi-asumsi anggota organisasi.

Mereka menyimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan pola karakteristik organisasi


yang mengarahkan anggota organisasi untuk mengelola masalah dan keadaan sekitarnya. Budaya
organisasi dianggap sebagai alat untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan apa yang
boleh dilakukan, mengarahkan bagaimana mengalokasikan sumber dayanya, mengelola sumber
daya organisasi dan SDM, dan sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari
lingkungan (Petrock, 1990).

Miller menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan kumpulan nilai yang dianut
dalam perusahaan dan mendasari bagaimana mengelola dan mengorganisasi perusahaan tersebut.
Pada umumnya budaya dibangun atau diciptakan oleh pendiri atau lapisan pimpinan atas
yang mendirikan atau merintis perusahaan. Falsafah atau strategi yang ditetapkan oleh mereka
lalu menjadi petunjuk dan pedoman bawahan mereka dalam melaksanakan tugas. Bila
implementasi strategi ini ternyata berhasil dan dapat bertahan bertahun-tahun, maka filosofi atau
visi yang diyakini tersebut akan berkembang menjadi budaya organisasi. Jika budaya organisasi
tersebut dibakukan maka dalam implementasinya harus berfungsi sebagai alat ukur dari setiap
kegiatan organisasi.

Karakteristik Budaya Organisasi

Miller menyatakan bahwa ada delapan karakteristik dari budaya organisasi, yaitu:

a. Asas Tujuan, adalah seberapa besar anggotanya memahami tujuan yang hendak dicapai oleh
organisasi.
b. Asas Konsensus, yaitu seberapa besar organisasi memberikan kesempatan kepada
anggotanya untuk turut serta dalam proses mengambil keputusan.
c. Asas Keunggulan, adalah kemampuan perusahaan menumbuhkan sikap untuk selalu menjadi
yang terbaik dan berprestasi yang lebih baik dari yang sudah pernah dicapai sebelumnya
d. Asas Kesatuan, yaitu suatu sikap terhadap keadilan dan pemihakan terhadap anggota
organisasi dan kelokmpok yang ada dalam organisasi tersebut.
e. Asas Prestasi, yaitu sikap organisasi terhadap prestasi yang dicapai oleh anggotanya.
f. Asas Empirik adalah sejauh mana organisasi mau menggunakan bukti-bukti empirik dalam
mengambil keputusan
g. Asas Keakraban adalah kondisi pergaulan social antar karyawan dalam organisasi.
h. Asas Integritas yaitu sejauh mana organisasi mau bekerja dengan sungguh-sungguh dalam
mencapai tujuan organisasi.
SPV
Perencanaan

Manager
Program SPV ADministrasi
Helikopter

SPV Realisasi
Proyelk

SPV liaison
engineering

SPV tools dan


Kepala Divisi GSE
Manager
Helikopter Engineering
Nusantara SPV Engineering
Planning

SPV konfigurasi
dan dokumen
helikopter

SPV mekanik

Manager Line
SPV Elektrik
Assembly

SPV Fligth Line

9. Mengelola resiko

Manajemen risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah
potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi, memonitoring dan menangani risiko. Manajemen
risiko yang proaktif artinya menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi risiko
serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek.

Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian
tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin
terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang daru perspektif negatif,
seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada
prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif
sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.Per definisi risiko merupakan suatu
kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
10.Audit dan Penutupan Proyek

Audit proyek bukan sekedar laporan status yang memeriksa kinerja proyek. Audit proyek
lebih inklusif, audit meninjau ulang mengapa proyek dipilih, menilai kembali peranan proyek
dalam prioritas organisasi, meninjau budaya organisasi apakah budaya tersebut memfasilitasi
proyek, menilai apakah tim proyek berfungsi dengan baik dan apakah diorganisasi dengan tepat,
bagaimana pengaruh faktor lingkungan, peninjauan ulang terhadap semua faktor yang relevan
pada proyek dan untuk mengelola proyek di masa depan
Audit Proyek bisa dilakukan sementara proyek sedang dikerjakan ataupun saat proyek
telah diselesaikan Faktor yang mempengaruhi kedalaman dan detail audit : ukuran organisasi,
nilai penting proyek, jenis proyek, resiko proyek, ukuran proyek, masalah-masalah proyek
Rencanakan dan batasi waktu untuk audit.
Penutupan Proyek
Pada penutupan proyek Pimpro menghadapi tugas yang bersifat teknis dan nonteknis.
Tugas nonteknis mencakup masalah yang berkaitan dengan sikap, perasaan, dan harapan
personel proyek sebagai akibat selesainya proyek, karena sangat mempengaruhi motivasi kerja.
Hal yang perlu diperhatikan antara lain : Pelepasan sesuai dengan tingkat kebutuhan proyek
Perencanaan penugasan secara terbuka / fair Pimpro terlibat aktif dalam perencanaan penugasan

Anda mungkin juga menyukai