Anda di halaman 1dari 12

Oleh :

Noorfuadi, S.Pd, S Kep

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas


Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
2002
2

PENDAHULUAN

Masalah penyalah gunaan narkotika dan zat adiktif lainnya (selanjutnya


disebut NAPZA) merupakan masalah yang sangat kompleks, memerlukan
penanggulangan secara menyeluruh yang multidisipliner, multisektoral ; mengikut
sertakan masayarakat secara aktif ; dilaksanakan oleh semua pihak secara
berkesinambungan dan konsisten. Masalah ini di masyarakat pada umumnya dan
khususnya generasi muda telah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan.
Penyalahgunaan zat psikoaktif tidak hanya merugikan ditinjau dari segi
kesehatan, tetapi juga mempunyai dampak ekonomi. Disamping kerugian tidak
langsung akibat kecelakaan yang ditimbulkan oleh intoksikasi; demikian juga
penurunan produktivitas kerja termasuk tidak masuk kerja atau sekolah, pemutusan
hubungan kerja, berhenti dari sekolah serta demoralisasi.
Zat psikoaktif adalah zat /bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia
berkhasiat mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat, sehingga
menyebabkan perubahan aktivitas mental emosional dan perilaku pengguna dan
seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan terhadap zat tersebut.
Meskipun NAPZA tertentu bermanfaat bagi pengobatan, namun apabila
disalah gunakan atau tidak digunakan sesuai dengan standar pengobatan akan
berakibat sangat merugikan si pemakai maupun orang lain di sekitarnya atau
masyarakat umum khususnya generasi muda, bahkan akan menimbulkan bahaya yang
lebih besar bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya akan
melemahkan ketahanan nasional. Untuk mencegah hal tersebut di atas, penggunaka
dan peredarannya diatur dalam dan ditetapkan undang-undang RI yaitu No. 22 tahun
1977 tentang narkotika dan UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika.
Menurut UU RI No. 22/1997 tentang narkotika, yang dimaksud dengan
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman ataun bukan tanaman baik
yang sentetis maupun semi sentitis yang dapat menyebabkan menurunan atau
perubahan kesadaran, kehilangan rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dapat digolongkan dalan 3
golongan sbb:
Narkotika golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
3

Contohnya : heroin, kokain, ganja.


Narkotika golongan II
Narkotika yang berkhasiat sebagai pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalan terapi dan /atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya : morfin, pitidin, turunan/garam dalam golongan tersebut.
Narkotika golongan III
Narkotika yang berkhasiat sebagai pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya : kodein, garam-garam narkotika dalam pengobatan tersebut.

Menurut UU RI No. 5/1997 tentang psikotropika, yang dimaksud dengan


psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika
dibedakan dalam 4 golongan sbb:
Psikotropika golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kiuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
Contoh : MDMA, ekstasi, LSD, STP.

Psikotropika golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : ampetamin, fensiklidin, sekobarbital,metakualon, metilfenidat.

Psikotropika golongan III


Psikotropika yang berkhasiat sebagai pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengathuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Fenobarbital, flunitrazepam.
4

Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan atau untuk tukuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : diazepam, klobazam, bromazepam, khlordiazepoxie, nitrazepam.

FAKTOR PREDISPOSISI
Alasan /latar belakang penggunaan NAPZA ini berbeda-beda, namun biasanya
akibat interaksi beberapa faktor. Beberapa orang mempunyai resiko lebih besar
menggunakannya karena sifat atau latar belakangnya yang disebut faktor resiko tinggi
atau faktor kontributif yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu individu dan
faktor lingkungan.

Faktor individu
Faktor individu, meliputi :
Rasa ingin tahu yang kuat dan ingin mencoba
Tidak bersikap tegas terhadap tawaran/pengaruh teman sebaya.
Penilaian diri yang negatif ( Low Self Esteem) seperti merasa kurang mampu
dalam pelajaran, pergaulan, penampilan diri atau tingkat status sosial ekonomi
yang rendah.
Kurang rasa percaya diri ( Low Self Comfidence ) dalam menghadapi tugas.
Mengurangi rasa tidak enak, ingin menambah prestasi.
Tidak tekun dan cepat jenuh.
Sikap memberontak terhadap peraturan/tata tertib.
Pernyataan diri sudah dewasa.
Identitas diri yang kabur akibat proses identifikasi dengan orang tua
/penggantinya yang kurang berjalan dengan baik, atau gangguan identitas jenis
kelamin, merasa diri kurang jantan.
Depresi, cemas, hiperkinetik.
Persepsi yang tidak realistis.
Kepribadian dissosial (perilaku menyimpang dari norma yang belaku).
Penghargaan sosial yang kurang
Keyakinan penggunaan zat sebagai lambang keperkasaan atau modernan
(anticipatory belief)
Kurang menghayati ajaran agama.
5

Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, meliputi :
Mudah diperolehnya zat NAPZA
Komunikasi orang tua dan anak yang kurang efektif
Hubungan antar orang tua (ayah dan Ibu ) yang kurang harmonis.
Orang tua dan anggota keluarga lainnya menggunakan zat NAPZA.
Lingkungan keluarga yang terlalu permisif atau bahkan terlalu ketat dalam
disiplin.
Orang tua yang otoriter atau dominan.
Berteman dengan mengguna zat NAPZA
Tekanan teman sebaya yang sangat kuat.
Ancaman fisik dari teman atau pengedar.
Lingkungan sekolah yang tidak tertib.
Lingkungan sekolah yang tidak memberi fasilitas bagi penyaluran minat dan
bakat para siswanya.

TINGKAT PEMAKAIAN ZAT NAPZA


Terdapat beberapa tingkat pemakaian zat NAPZA, yaitu :
a. Pemakai coba-coba (experimen use), yang bertujuan hanya ingin mencoba
memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian berhenti menggunakannya dan sebagian lain
meneruskan.
b. Pemakaian sosial (Social use) yang bertujuan hanya untuk bersenang-senang (saat
rekriasi atau santai) sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini, namun
sebagian lagi meningkatkan ketahap selanjutnya.
c. Pemakaian situasional (situational use), pemakaian pada saat mengalami keadaan
tertentu (ketegangan, kesedihan, kekecewaan) dengan maksud menghilangkan
perasaan tersebut.
d. Penyalahgunaan (abuse), pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang besifat
patologis/klinis (menyimpang), minimal 1 bulan lamanya, dan telah terjadi
gangguan fungsi sosial atau pekerjaan.
e. Ketergantungan (dependence), telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila
pemakai zat dihentikan atau dikurangi atau tidak ditambah dosisnya.
6

KOMPLIKASI
Sering terjadi komplikasi akibat pengunaan NAPZA yang bisa disebabkan karena :
Kelebihan dosis yang dapat berakibat fatal
Bahan pencampur atau elarut yang bersifat racun bagi tubuh pada pemakaian
secara parenteral.
Prosedur menyuntik yang tidak steril dapat menyebabkan sepsis, abses, hepatitis
dan infeksi HIV/AIDS.
Pola hidup yang kurang menjaga kebersihan diri dan tidak mempertahankan gizi
antara lain : karies dentis, anemia.

Komplikasi yang khas untuk setiap jenis zat


a. Opioida : obstipasi kronis, gangguan menstruasi, impotensi.
b. Ganja : bronkhitis, imunitas seluler menurun sehingga mudah terserang penyakit
infeksi, aliran darah koroner diperburuk, fungsi kognitif terganggu.
c. Kokain : Ulserasi/perforasi septum nasal, aritmia kordis, malnutrisi, anemia.
d. Alkohol : gastritis, perlemakan hati, sirosis hepatis, kanker saluran cerna,
kardiomiopati, gangguan metabolisme lemak, karbohidrat dan protein, cacat
bawaan pada janin.
e. Inhalasi : toksis terhadap hati, otak, sumsum tulang, ginja dan otot jantung.

ZAT/ OBAT YANG SERING DISALAH GUNAKAN


1. Narkotika:
- Zat : heroin (putauw)
Ganja (Cimeng)
Kokain
- Obat : Morfin, Kodein
2. Alkohol :
- Zat : Bir, Legan
Vodka, Johny Walker
3. Psikotropika :
- Zat : Sabu (SS, amfetamin)
Ineks (XTC, amfetamin)
- Obat : Sedatif/Hipnotik : pil koplo (valium, nipam, lexo, magadon,
double L).
4. Zat Adiktif : Bensin, cat, tiner, lem, dll
7

BENTUK DAN CARA PEMAKAIAN ZAT NAPZA


1. Heroin (putauw)
- Bubuk kristal putih
- Cara pemakaiannya hirup/hisap, dragon, suntik
2. Ganja (cimeng)
- Daun ganja kering
- Cara pemakaiannnya dihirup/hisap (dilinting seperti rokok)
3. Ampetamin
* Ekstasi
- Berupa pil, tablet
- Cara pemakaiannya dengan ditelan
* Sabu
- Bentuk berupa kristal putih
- Cara pemakaian dengan dihirup (dengan botol khusus)

TANDA-TANDA UMUM PENYALAH GUNAAN ZAT/OBAT


1. Perubahan Fisik
- Badan kurus
- Tampak mengantuk
- Mata merah, cekung
- Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki
2. Perubahan Perilaku
- Emosi labil
- Takut sinar/air
- Menyendiri
- Bohong/mencuri.
- Menjual barang
- Pergi tanpa pamit
- Halusinasi
- Paranoid
8

TANDA-TANDA KLINIS YANG DITIMBULKAN


DARI PENGGUNAAN NAPZA

a. Yang berfek depresan (menghambat fungsi syaraf)


3. Berbicara kacau
4. Tidak dapat mengendalikan diri
5. Tingkah laku seperti mabuk, tetapi tanpa berbau minuman
beralkohol.
6. Akibat kelebihan pemakaian akan menyebabkan :
Napas tersengal-sengal
Kulit lembab dan dingin
Pupil mata mengecil
Denyut nadi cepat dan lemah
Kesadaran menurun dan bisa berakibat lebih parah sampai meninggal
dunia.
7. Gejala putus obat.
Gelisah
Sukar tidur
Mengigau
Tertawa tidak wajar
Bisa menimbulkan kematian

b. Penyalahgunaan yang berefek stimultan (mengaktifkan fungsi saraf)


Lebih waspada
Bergairah
Rasa senang
Pupil mata melebar
Denyut nadi meningkat
Susah tidur
Nafsu makan hilang
Akibat kelebihan pemakaian akan mengakibatkan :
Gelisah
Suhu badan naik
Suka berkhayal
Tertawa tidak wajar
9

Bisa menimbulkan kematian

c. Penyalahgunaan yang berefek halusinasi (menimbulkan rasa


berhalusinasi/berkhayal)
 Suka berkhayal
 Tidak punya gambaran ruang dan waktu
 Bila overdosis dapat menimbulkan kematian.

DAMPAK PENYALAH GUNAAN NAPZA TERHADAP GENERASI MUDA


1. Terhadap pribadi
Dampak NAPZA yang mampu merubah kepribadian pemakaiannya secara drastis,
misalnya :
a. Fisik :
- Kematian (OD/Withdrawl)
- Keradarangan pada organ tubuh
- Kelumpuhan/stroke
- Kerusakaran organ tubuh
- impotensi
- Tidak segan-segan menyiksa diri sendiri karena ingin
menghilangkan rasa nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan
b. Psikis
- Pemurung
- Pemarah bahkan melawan terhadap apa atau siapapun.
- Menimbulkan sifat masa bodoh sekalipun terhadap dirinya sendiri,
seperti tidak lagi memperhatikan, sekolah rumah, pakaian, dll.
- Semangat belajar menjadi menurun dan suatu ketika bisa saja si
korban bersikap seperti orang gila karena reaksi dari penggunaan NAPZA.
- Tidak ragu lagi untuk melakukan hubungan seks secara
sembarangan karena pandangan terhadap norma-norma masyarakat, hukum,
agama sudah tidak diperhatikan lagi.
- Menjadi pemalas.
- Gangguan tingkah laku
- Halusinasi/ waham “gila”
10

2. Terhadap keluarga
Tidak lagi segan mencuri uang atau bahkan menjual barang-barang yang
ada di rumah yang bisa diuangkan untuk menbeli zat NAPZA.
Tidak lagi menjaga sopan santun di rumah bahkan terhadap orang tua.
Kurang menghargai harta milik yang ada di rumah, seperti mengendarai
kendaraan tanpa perhitungan rusak atau menjadi hancur.
Mencemarkan nama baik keluarga.

3. Terhadap kehidupan sosial


Berbuat tidak senonoh (mesum) dengan orang lain.
Melanggar aturan-aturan /norma yang ada dimasyarakat
Menggangu ketertiban umum/ menggangu lingkungan
Perkelahian
Kriminalistas
Kecelakaan lalu lintas, dll.

4. Terhadap negara dan bangsa


Merusak generasi muda pewaris bangsa yang seyogyanya siap menerima tongkat
estafet generasi. Hilangnya rasa patriotisme cinta dan bangga terhadap bangsa dan
negara Indonesia, yang pada gilirannya akan memudahkan pihak-pihak lain
mempengaruhinya untuk menghancurkan negara.

BAGAIMANA SIKAP TERBAIK MENGHADAPI PENYALAHGUNAAN ZAT/


OBAT ?
Sikap yang terbaik yaitu :
Memberikan dukungan secara realistis, tidak mendikte,
“cur - hat “
Terimalah sebagai individu yang dewasa.
Beri kesempatan memecahkan masalah
Beri “reward yang positif”
Beri kepercayaan
Proses kesembuhan pasang surut sehingga memerlukan
waktu
Berusaha menerima lembaran hitam.
11
12

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.(1981) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan
Obat. Jilid I (Umum dan Ganja). Depkes RI. Jakarta

Depkes RI.(1982) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan
Obat. Jilid II (Opiat). Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI.(1984) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan
Obat. Jilid I (Psikotropika dan minuman keras). Depkes RI. Jakarta

Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif
Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.

Hadiman. (1996). Perlakukanlah Barang Haram Ectasy, Narkotika, dll Seperti


Barang Haram Lainnya, Yayasan Al Washilah. Jakarta.

Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat


Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai