PENDAHULUAN
Psikotropika golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : ampetamin, fensiklidin, sekobarbital,metakualon, metilfenidat.
Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan atau untuk tukuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : diazepam, klobazam, bromazepam, khlordiazepoxie, nitrazepam.
FAKTOR PREDISPOSISI
Alasan /latar belakang penggunaan NAPZA ini berbeda-beda, namun biasanya
akibat interaksi beberapa faktor. Beberapa orang mempunyai resiko lebih besar
menggunakannya karena sifat atau latar belakangnya yang disebut faktor resiko tinggi
atau faktor kontributif yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu individu dan
faktor lingkungan.
Faktor individu
Faktor individu, meliputi :
Rasa ingin tahu yang kuat dan ingin mencoba
Tidak bersikap tegas terhadap tawaran/pengaruh teman sebaya.
Penilaian diri yang negatif ( Low Self Esteem) seperti merasa kurang mampu
dalam pelajaran, pergaulan, penampilan diri atau tingkat status sosial ekonomi
yang rendah.
Kurang rasa percaya diri ( Low Self Comfidence ) dalam menghadapi tugas.
Mengurangi rasa tidak enak, ingin menambah prestasi.
Tidak tekun dan cepat jenuh.
Sikap memberontak terhadap peraturan/tata tertib.
Pernyataan diri sudah dewasa.
Identitas diri yang kabur akibat proses identifikasi dengan orang tua
/penggantinya yang kurang berjalan dengan baik, atau gangguan identitas jenis
kelamin, merasa diri kurang jantan.
Depresi, cemas, hiperkinetik.
Persepsi yang tidak realistis.
Kepribadian dissosial (perilaku menyimpang dari norma yang belaku).
Penghargaan sosial yang kurang
Keyakinan penggunaan zat sebagai lambang keperkasaan atau modernan
(anticipatory belief)
Kurang menghayati ajaran agama.
5
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, meliputi :
Mudah diperolehnya zat NAPZA
Komunikasi orang tua dan anak yang kurang efektif
Hubungan antar orang tua (ayah dan Ibu ) yang kurang harmonis.
Orang tua dan anggota keluarga lainnya menggunakan zat NAPZA.
Lingkungan keluarga yang terlalu permisif atau bahkan terlalu ketat dalam
disiplin.
Orang tua yang otoriter atau dominan.
Berteman dengan mengguna zat NAPZA
Tekanan teman sebaya yang sangat kuat.
Ancaman fisik dari teman atau pengedar.
Lingkungan sekolah yang tidak tertib.
Lingkungan sekolah yang tidak memberi fasilitas bagi penyaluran minat dan
bakat para siswanya.
KOMPLIKASI
Sering terjadi komplikasi akibat pengunaan NAPZA yang bisa disebabkan karena :
Kelebihan dosis yang dapat berakibat fatal
Bahan pencampur atau elarut yang bersifat racun bagi tubuh pada pemakaian
secara parenteral.
Prosedur menyuntik yang tidak steril dapat menyebabkan sepsis, abses, hepatitis
dan infeksi HIV/AIDS.
Pola hidup yang kurang menjaga kebersihan diri dan tidak mempertahankan gizi
antara lain : karies dentis, anemia.
2. Terhadap keluarga
Tidak lagi segan mencuri uang atau bahkan menjual barang-barang yang
ada di rumah yang bisa diuangkan untuk menbeli zat NAPZA.
Tidak lagi menjaga sopan santun di rumah bahkan terhadap orang tua.
Kurang menghargai harta milik yang ada di rumah, seperti mengendarai
kendaraan tanpa perhitungan rusak atau menjadi hancur.
Mencemarkan nama baik keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.(1981) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan
Obat. Jilid I (Umum dan Ganja). Depkes RI. Jakarta
Depkes RI.(1982) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan
Obat. Jilid II (Opiat). Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI.(1984) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan
Obat. Jilid I (Psikotropika dan minuman keras). Depkes RI. Jakarta
Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif
Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.