Anda di halaman 1dari 13

1

MAKALAH KELOMPOK

METODOLOGI PENELITIAN

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN 4D

Oleh:

KELOMPOK 7

FARADILLAH (17175011)
FEBY AULYANA (17175012)
TRI ANIDYA PUTRI (17175030)

Dosen:

Dr. H. Ahmad Fauzi, M. Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Metodologi Penelitian dengan judul “Model Desain
Pembelajaran 4D “

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun


berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Metodologi
Penelitian Bapak Dr. H. Ahmad Fauzi, M. Si

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat


kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, November 2017

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN ..........................................................................................4

2.1 Model Pengembangan 4D...........................................................................4

2.1.1 Pengertian Model Pengembangan 4D ..............................................4

2.1.2 Langkah-Langkah Model Pengembangan 4D ..................................4

2.1.2.1. Define ..................................................................................4

2.1.2.2. Design .................................................................................5

2.1.2.3. Develop ...............................................................................6

2.1.2.4. Disseminate .........................................................................7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................9

3.1 Kesimpulan .................................................................................................9

3.2 Saran ...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................10


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan


untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Jika arti
penelitian dan pengembangan dijadikan satu yaitu penelitian pengembangan, maka dapat
diartikan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangkan
suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian pengembangan dalam pendidikan bertujuan untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran, seperti silabus, bahan ajar, media, modul praktikum, lembar
kerja siswa, dsb. Adapun yang melatarbelakangi perlunya dilakukan penelitian
pengembangan adalah masalah yang terkait dengan perangkat pembelajaran yang kurang
tepat. Masalah ini ditemukan saat melakukan proses pembelajaran di lapangan.
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli. Model-model tersebut antara lain model 4D Thiagarajan, Hannafin dan Peck, Gagne
and Briggs, Borg and Gall serta Dick and Carry. Dari beberapa model tersebut tentu
memiliki karakteristik masing-masing. Namun pada makalah ini hanya akan membahas
model desain pembelajaran 4D yang disarankan oleh Thiagarajan.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk memperjelas arah kajian dalam makalah ini, maka disusun rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana langkah-langkah dalam model desain pembelajaran 4D ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari model desain pembelajaran 4D ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan tujuan dalam pembuatan
makalah ini adalah:
1. Mengetahui langkah-langkah dalam model desain pembelajaran 4D.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model desain pembelajaran 4D.
2

1.4 Manfaat penulisan


1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya
tenaga pendidik

2. Membantu mahasiswa memahami konsep pengembangan bahan ajar dengan


menggunakan model 4D.
3

BAB I
PEMBAHASAN

2.1 Model Pengembangan 4D


2.1.1. Pengertian Model Pengembangan 4D
Model pengembangan 4-D merupakan salah satu model pengembangan
perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh Sivasailam Thiagarajan,
Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas
empat tahap utama yaitu: Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop
(pengembangan), dan Disseminate (penyebaran) atau diadaptasikan menjadi model 4-
D (Thiagarajan, 1974: 5).
2.1.2 Langkah-Langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4D

Adapun langkah pengembangan perangkat pembelajaran 4D seperti pada gambar


berikut ini.

Gambar 1. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D


(Sumber: Trianto.2012: 190)
4

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan dapat


dijelaskan sebagai berikut:
a. Define (Pendefinisian)
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini sering dinamakan
analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-
beda. Secara umum, dalam pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis
kebutuhan pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model R
& D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan produk. Analisis bisa
dilakukan melalui studi literature atau penelitian pendahuluan.
Thiagarajan, menganalisis lima kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu:
analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis),
analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan
tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives) (Rochmad, 2012: 61).
1) Front-end analysis (analisis awal dan akhir).
Pada tahap ini, guru melakukan diagnosis awal untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
2) Learner analysis ( analisis siswa).
Pada tahap ini dipelajari karakteristik peserta didik, misalnya:
kemampuan, motivasi belajar, latar belakang pengalaman, dsb.
3) Task analysis (analisis tugas).
Pada tahap iniguru menganalisis tugas-tugas pokok yang harus
dikuasai peserta didik agar peserta didik dapat mencapai kompetensi
minimal.
4) Concept analysis (analisis konsep).
Menganalisis konsep yang akan diajarkan, menyusun langkah-langkah
yang akan dilakukan secara rasional.
5) Specifying instructional objective (tujuan instruksional khusus).
Menulis tujuan pembelajaran, perubahan perilaku yang diharapkan
setelah belajar dengan kata kerja operasional (Rochmad, 2012: 61).
5

b. Design (Perancangan)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran.
Thiagarajan (1974) membagi perancangan menjadi empat langkah yang harus
dilakukan pada tahap ini, yaitu:
1) Penyusunan tes acuan patokan (constructing criterion-referenced test)
Penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah yang
menghubungkan antara tahap pendefinisian (define) dengan tahap
perancangan (design) (Thiagarajan, 1974: 7). Tes acuan patokan disusun
berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa, kemudian
selanjutnya disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang dikembangkan
disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif.
2) Pemilihan media (media selection)
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media
pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi. Lebih dari itu,
media dipilih untuk menyesuaikan dengan analisis konsep dan analisis
tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran dengan
atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal ini berguna
untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar.
3) Pemilihan format (format selection)
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini
dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan
strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Format
yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan
membantu dalam pembelajaran.
4) Rancangan awal (initial design)
Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat
pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum ujicoba dilaksanakan. Hal ini
juga meliputi berbagai aktivitas pembelajaran yang terstruktur seperti
membaca teks, wawancara, dan praktek kemampuan pembelajaran yang
berbeda melalui praktek mengajar (Rochman, 2012: 63).
Dalam tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal
(prototype) atau rancangan produk. Pada konteks pengembangan bahan
ajar, tahap ini dilakukan untuk membuat modul atau buku ajar sesuai
6

dengan kerangka isi hasil analisis kurikulum dan materi. Dalam konteks
pengembangan model pembelajaran, tahap ini diisi dengan kegiatan
menyiapkan kerangka konseptual model dan perangkat pembelajaran
(materi, media, alat evaluasi) dan mensimulasikan penggunaan model dan
perangkat pembelajaran tersebut dalam lingkup kecil. Sebelum rancangan
(design) produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka rancangan produk
(model, buku ajar, dsb) tersebut perlu divalidasi. Validasi rancangan produk
dilakukan oleh teman sejawat seperti dosen atau guru dari bidang
studi/bidang keahlian yang sama. Berdasarkan hasil validasi teman sejawat
tersebut, ada kemungkinan rancangan produk masih perlu diperbaiki sesuai
dengan saran validator.
c. Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan terbagi atas dua kegiatan yaitu: expert appraisal
(penilaian ahli) dan developmental testing (uji pengembangan) (Thiagarajan,
1974: 8). Expert appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai
kelayakan rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli
dalam bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki
materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing
merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang
sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data respon, reaksi atau komentar dari
sasaran penggunakan produk. Hasil uji coba digunakan memperbaiki produk.
Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan kembali sampai memperoleh hasil
yang efektif.
Pada kegiatan pengembangan bahan ajar (buku atau modul), tahap
pengembangan dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul atau
buku ajar tersebut kepada pakar yang terlibat pada saat validasi rancangan dan
peserta didik yang akan menggunakan modul atau buku ajar tersebut. Hasil
pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga modul atau buku ajar
tersebut benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk mengetahui
efektivitas modul atau buku ajar tersebut dalam meningkatkan hasil belajar,
kegiatan dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil
dari modul atau buku ajar yang dikembangkan.
7

Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang


sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Dalam konteks pengembangan
model pembelajaran, kegiatan pengembangan (develop) dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Validasi model oleh ahli/pakar.
2. Revisi berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi
3. Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai situasi nyata yang akan
dihadapi.
4. Revisi model berdasarkan hasil uji coba
5. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas. Selama proses
implementasi tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat model yang
dikembangkan. Pengujian efektivitas dapat dilakukan dengan eksperimen
atau Penelitian Tindakan Kelas. Cara pengujian efektivitas pembelajaran
dapat dilakukan dengan cara mengukur kompetensi sebelum dan sesudah
pembelajaran. Apabila kompetensi sesudah pembelajaran lebih baik dari
sebelumnya, maka model pembelajaran yang dikembangkan juga dinyatakan
efektif.
d. Disseminate (Penyebarluasan)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tahap ini terbagi atas 4 fase yaitu:
validation testing, packaging, diffusion and adoption (Thiagarajan, 1974: 9). Pada
tahap validation testing, produk yang sudah direvisi pada tahap pengembangan
kemudian diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. Pada saat
implementasi dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan. Pengukuran ini
dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan. Setelah
produk diimplementasikan, pengembang perlu melihat hasil pencapaian tujuan.
Tujuan yang belum dapat tercapai perlu dijelaskan solusinya sehingga tidak
terulang kesalahan yang sama setelah produk disebarluaskan. Kegiatan terakhir
dari tahap pengembangan adalah melakukan packaging (pengemasan), diffusion
and adoption. Tahap ini dilakukan supaya produk dapat dimanfaatkan oleh orang
lain. Pengemasan model pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku
panduan penerapan model pembelajaran. Setelah buku dicetak, buku tersebut
disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan
8

digunakan (diadopsi) pada kelas mereka. Pada konteks pengembangan bahan ajar,
tahap dissemination dilakukan dengan cara sosialisasi bahan ajar melalui
pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada guru dan peserta didik.
Pendistribusian ini dimaksudkan untuk memperoleh respons, umpan balik
terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan. Apabila respon sasaran pengguna
bahan ajar sudah baik maka baru dilakukan pencetakan dalam jumlah banyak dan
pemasaran supaya bahan ajar itu digunakan oleh sasaran yang lebih luas.
Model 4-D memiliki kelebihan atau keunggullan. Kelebihan dari model 4-D
antara lain:
1) Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran
2) Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis
3) Dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum
dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan
revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.
Namun demikian pada model 4-D ini juga terdapat kekurangan, salah
satunya adalah tidak ada kejelasan mana yang harus didahulukan antara analisis
konsep dan analisis tugas.
9

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Model pengembangan 4D terdiri atas empat tahap utama yaitu: Define


(pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), dan Disseminate
(penyebaran).
2. Kelebihan dari model 4-D antara lain:
a. Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran
b. Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis
c. Dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum
dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan revisi
berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.
3. Pada model 4-D ini juga terdapat kekurangan, salah satunya adalah tidak ada
kejelasan mana yang harus didahulukan antara analisis konsep dan analisis tugas.
B. Saran
1. Dari bermacam-macam model dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model
yang dikemukakan oleh para ahli, diharapkan pendidik/guru hendaknya mampu
melakukan penelitian pengembangan dengan menerapkan model dalam penelitian
pengembangan yang sesuai dengan masalah pada perangkat pembelajaran.
10

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, A. 2015. Riset Dan Pengembangan Dalam Pembelajaran Fisika : Padang

Sadjati, Ida Malati. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta

Rochmad. 2012. Desain Model Perangkat Pembelajaran. Jurnal Kreano, ISSN : 2086-2334.
Volume 3 Nomor 1, Juni 2012. FMIPA UNNES

Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for


Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership
Training Institute/Special Education, University of Minnesota.

Anda mungkin juga menyukai

  • Abstrak Vera
    Abstrak Vera
    Dokumen1 halaman
    Abstrak Vera
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Dan Jawaban Evaluasi A K1
    Pertanyaan Dan Jawaban Evaluasi A K1
    Dokumen7 halaman
    Pertanyaan Dan Jawaban Evaluasi A K1
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Vera
    Abstrak Vera
    Dokumen1 halaman
    Abstrak Vera
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Rubrik Penilaian Landasan Ilmu Pend
    Rubrik Penilaian Landasan Ilmu Pend
    Dokumen4 halaman
    Rubrik Penilaian Landasan Ilmu Pend
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Do'a
    Do'a
    Dokumen2 halaman
    Do'a
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Analisis KD Media Vera
    Analisis KD Media Vera
    Dokumen4 halaman
    Analisis KD Media Vera
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Do'a
    Do'a
    Dokumen2 halaman
    Do'a
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Pemetaan Tujuan Pembelajaran
    Pemetaan Tujuan Pembelajaran
    Dokumen4 halaman
    Pemetaan Tujuan Pembelajaran
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kelompok 4
    Makalah Kelompok 4
    Dokumen15 halaman
    Makalah Kelompok 4
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi A K1
    Evaluasi A K1
    Dokumen37 halaman
    Evaluasi A K1
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Isi Makalah K5
    Isi Makalah K5
    Dokumen20 halaman
    Isi Makalah K5
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Arus Laut K2
    Arus Laut K2
    Dokumen18 halaman
    Arus Laut K2
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Assesment Radiasi EM
    Assesment Radiasi EM
    Dokumen8 halaman
    Assesment Radiasi EM
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • Instrumen GHS
    Instrumen GHS
    Dokumen14 halaman
    Instrumen GHS
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • RPP KD 3.4 GHS
    RPP KD 3.4 GHS
    Dokumen17 halaman
    RPP KD 3.4 GHS
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat
  • LKS GHS
    LKS GHS
    Dokumen8 halaman
    LKS GHS
    Vera Yunita Nasution
    Belum ada peringkat