MAKALAH KELOMPOK
METODOLOGI PENELITIAN
Oleh:
KELOMPOK 7
FARADILLAH (17175011)
FEBY AULYANA (17175012)
TRI ANIDYA PUTRI (17175030)
Dosen:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Metodologi Penelitian dengan judul “Model Desain
Pembelajaran 4D “
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan tujuan dalam pembuatan
makalah ini adalah:
1. Mengetahui langkah-langkah dalam model desain pembelajaran 4D.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model desain pembelajaran 4D.
2
BAB I
PEMBAHASAN
b. Design (Perancangan)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran.
Thiagarajan (1974) membagi perancangan menjadi empat langkah yang harus
dilakukan pada tahap ini, yaitu:
1) Penyusunan tes acuan patokan (constructing criterion-referenced test)
Penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah yang
menghubungkan antara tahap pendefinisian (define) dengan tahap
perancangan (design) (Thiagarajan, 1974: 7). Tes acuan patokan disusun
berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa, kemudian
selanjutnya disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang dikembangkan
disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif.
2) Pemilihan media (media selection)
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media
pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi. Lebih dari itu,
media dipilih untuk menyesuaikan dengan analisis konsep dan analisis
tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran dengan
atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal ini berguna
untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar.
3) Pemilihan format (format selection)
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini
dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan
strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Format
yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan
membantu dalam pembelajaran.
4) Rancangan awal (initial design)
Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat
pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum ujicoba dilaksanakan. Hal ini
juga meliputi berbagai aktivitas pembelajaran yang terstruktur seperti
membaca teks, wawancara, dan praktek kemampuan pembelajaran yang
berbeda melalui praktek mengajar (Rochman, 2012: 63).
Dalam tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal
(prototype) atau rancangan produk. Pada konteks pengembangan bahan
ajar, tahap ini dilakukan untuk membuat modul atau buku ajar sesuai
6
dengan kerangka isi hasil analisis kurikulum dan materi. Dalam konteks
pengembangan model pembelajaran, tahap ini diisi dengan kegiatan
menyiapkan kerangka konseptual model dan perangkat pembelajaran
(materi, media, alat evaluasi) dan mensimulasikan penggunaan model dan
perangkat pembelajaran tersebut dalam lingkup kecil. Sebelum rancangan
(design) produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka rancangan produk
(model, buku ajar, dsb) tersebut perlu divalidasi. Validasi rancangan produk
dilakukan oleh teman sejawat seperti dosen atau guru dari bidang
studi/bidang keahlian yang sama. Berdasarkan hasil validasi teman sejawat
tersebut, ada kemungkinan rancangan produk masih perlu diperbaiki sesuai
dengan saran validator.
c. Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan terbagi atas dua kegiatan yaitu: expert appraisal
(penilaian ahli) dan developmental testing (uji pengembangan) (Thiagarajan,
1974: 8). Expert appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai
kelayakan rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli
dalam bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki
materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing
merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang
sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data respon, reaksi atau komentar dari
sasaran penggunakan produk. Hasil uji coba digunakan memperbaiki produk.
Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan kembali sampai memperoleh hasil
yang efektif.
Pada kegiatan pengembangan bahan ajar (buku atau modul), tahap
pengembangan dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul atau
buku ajar tersebut kepada pakar yang terlibat pada saat validasi rancangan dan
peserta didik yang akan menggunakan modul atau buku ajar tersebut. Hasil
pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga modul atau buku ajar
tersebut benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk mengetahui
efektivitas modul atau buku ajar tersebut dalam meningkatkan hasil belajar,
kegiatan dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil
dari modul atau buku ajar yang dikembangkan.
7
digunakan (diadopsi) pada kelas mereka. Pada konteks pengembangan bahan ajar,
tahap dissemination dilakukan dengan cara sosialisasi bahan ajar melalui
pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada guru dan peserta didik.
Pendistribusian ini dimaksudkan untuk memperoleh respons, umpan balik
terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan. Apabila respon sasaran pengguna
bahan ajar sudah baik maka baru dilakukan pencetakan dalam jumlah banyak dan
pemasaran supaya bahan ajar itu digunakan oleh sasaran yang lebih luas.
Model 4-D memiliki kelebihan atau keunggullan. Kelebihan dari model 4-D
antara lain:
1) Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran
2) Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis
3) Dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum
dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan
revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.
Namun demikian pada model 4-D ini juga terdapat kekurangan, salah
satunya adalah tidak ada kejelasan mana yang harus didahulukan antara analisis
konsep dan analisis tugas.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Rochmad. 2012. Desain Model Perangkat Pembelajaran. Jurnal Kreano, ISSN : 2086-2334.
Volume 3 Nomor 1, Juni 2012. FMIPA UNNES