Anda di halaman 1dari 10

Testing 1212367 yo

5
PEMERIKSAAN dan vagina terlihat tali

pusat bayi pertama

Pemeriksaan penunjang:

Hb Sahli : 9 g/dl Lab. Rutin: Hb = 9,7 g/dl Lekosit = 16.500/mm3

Deep Stick : + 3 Ht = 31 vol% Trom = 209.000/mm3

PT = 14,7’ APTT = 37,7’

IV. Diagnosis

G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu inpartu kala II dengan gemelli anak kedua belum lahir + PEB + Letak
Lintang JTHIU

V. Penatalaksanaan

IVFD RL 20 tetes/menit

Cefotaxim 3 x 1 g IV

Pasang Cateter

Regimen MgSO4 40 % 8 g boka-boki diteruskan MgSO4 40 % 4 g/4 jam

Antihipertensi

Cek Darah Rutin dan Kimia darah

Observasi persalinan
Laporan partus:

13.00 Ibu dipimpin mengedan, tampak bokong berada di depan vulva sesuai dengan his. Dilakukan
episiotomi mediolateralis. Lahir bokong spontan, kemudian bokong dipegang dengan dua
tangan dengan kedua ibu jari pada permukaan belakang pangkal paha dan 4 jari-jari lainnya
pada permukaan bokong. Kemudian dilahirkan kaki, bokong kemudian dipegang dengan
kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan jari lainnya menggenggam bokong. Bokong di bawa
ke atas ke arah perut ibu sampai kepala lahir.

14.00 diilahirkan bayi secara spontan bokong, tidak segera menangis, perempuan, BB = 1800 g, PB =
42 cm, AS = 4-5-6. Anus (+), kelainan kongenital (-). Tali pusat diklem di 2 tempat ± 5 cm dari
pangkalnya, dipotong di antara 2 klem tersebut dan diikat. Tali pusat agak pucat.

14.05 disuntikkan oksitosin 10 IU IM, dilakukan peregangan tali pusat terkendali. Plasenta lahir
spontan, lengkap, insersio lateralis, infark/hematom (-/-). Evaluasi perdarahan ± 200 cc.

Lama persalinan:

Kala I : – = 0 menit

Kala II : 13.00 – 14.00 = 60 menit

Kala III : 14.00 – 14.05 = 5 menit

65 menit

14.00 O: TD = 150/100 mmHg N = 86 x/menit

R = 22 x/menit T = 36,5 0C

FU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik

Hb postpartum = 9,8 g/dl

A: P3 A0 postpartum spontan bokong (hari 0)

P: Cefadroxyl 3 x 500 mg tab


Asam Mefenamat 3 x 1 tab

Vit C 1 x 1 tab

B comp 1 x 1 tab

Follow Up

Tanggal 6 Maret 2008

S : Perdarahan post partum (+), nyeri post partum (+), makan (+), minum (+), BAB (-), BAK (+)

O: Tanda vital

Tekanan darah : 150/90 mmHg

Nadi : 88x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,10C

A: P1A0 post partum spontan bokong hari I

P : Cefadroxyl 3 x 500 mg tab

Asam Mefenamat 3 x 1 tab

Vit C 1 x 1 tab

B comp 1 x 1 tab

Tanggal 7 Maret 2008

S : Perdarahan post partum (+), nyeri post partum (+), makan (+), minum (+), BAB (-), BAK (+)

O: Tanda vital

Tekanan darah : 150/90 mmHg


Nadi : 88x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,70C

A: P1A0 post partum spontan bokong kepala hari II

P : Cefadroxyl 3 x 500 mg tab

Asam Mefenamat 3 x 1 tab

Vit C 1 x 1 tab

B comp 1 x 1 tab, Pasien diijinkan pulang dalam kondisi baik.

PEMBAHASAN

Dalam menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus obstetri yang harus dilakukan
terhadap pasien adalah anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

Pada kasus ini, seorang wanita berusia 35 tahun didiagnosis dengan G 2P1A0 hamil 33 – 34 minggu
inpartu kala II dengan gemelli anak kedua belum lahir + Letak lintang + PEB. Diagnosa gemelli pada
penderita ini didapatkan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang menyatakan bahwa penderita
dirujuk ke RS Ulin karena bayi pertama lahir di rumah sakit Kapuas namun bayi kedua belum lahir
karena letaknya melintang serta dari pemeriksaan fisik didapatkan tali pusat bayi pertama masih
berada di vulva dan vagina.

Faktor predisposisi yang mungkin menjadi pemicu terjadinya kehamilan kembar pada kasus ini adalah
usia ibu yang sudah 35 tahun, serta riwayat pemakaian kontrasepsi dalam waktu lama.

Terjadinya persalinan preterm dan preeklamsia berat pada penderita ini merupakan komplikasi
dari kehamilan kembar. Persalinan preterm pada kehamilan kembar terjadi akibat regangan yang
berlebihan pada uterus sehingga menimbulkan dilatasi servik sebelum waktunya yang akhirnya akan
menimbulkan persalinan sebelum waktunya. Persalinan preterm pada kehamilan kembar dapat
dicegah dengan ANC yang lebih cermat sehingga diagnosa kehamilan kembar dapat tercipta lebih dini.
Setelah diagnosa ditegakkan, Ibu harus datang untuk memeriksakan kehamilannya setiap dua minggu
dari saat ditegakkan diagnosis. Kebutuhan akan kalori, protein, dan asam lemak esensial jauh lebih
meningkat pada ibu dengan kehamilan kembar. Konsumsi energi harus ditingkatkan 300 kkal/hari.
Dianjurkan suplementasi besi 60 sampai 100 mg per hari, juga diberikan asam folat 1 mg per hari.
Apabila seorang ibu hamil kembar memasuki persalinan preterm, harus diambil keputusan apakah ia
akan melahirkan kembar tersebut dengan seksio sesarea atau akan dicoba persalinan
pervaginam. 1,5,11

Seorang wanita dengan kehamilan multipel mempunyai volume darah yang lebih besar dan
mendapatkan beban ekstra pada sistem kardiovaskuler. Biasanya dokter menganjurkan ibu dengan
kehamilan multipel beristirahat lebih banyak, diharapkan dengan demikian dapat mengurangi risiko
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan dan persalinan preterm.5

Diagnosa preeklamsia berat pada penderita ini ditegakkan berdasarkan anamnesa,


pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang, dimana dari anamnesa diperoleh keterangan berupa
sejak 2 minggu terakhir ini tekanan darahnya selalu tinggi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD =
160/120 mmHg, dan dari pemeriksaan urin didapatkan Proteinuria (+++). Peningkatan tekanan darah
selama kehamilan yang dapat menyebabkan preeklampsia dikarenakan peningkatan tekanan perifer
untuk perbaikan oksigenasi jaringan dan juga peningkatan cairan ekstraseluler yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan arteri. Selain itu, dengan adanya regangan uterus yang berlebihan
akan menyebabkan iskemia uteri yang akan menyebabkan arteri spirales cenderung vasokonstriksi
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan perfusi uteroplasenter yang selanjutnya akan
menimbulkan maladaptasi plasenta. Hipoksia/anoksia jaringan merupakan sumber reaksi
hiperoksidase lemak, sedangkan proses hiperoksidasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi
oksigen, sehingga dengan demikian akan mengganggu metabolisme di dalam sel. Peroksidase lemak
adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase lemak
jenuh. Peroksidase lemak merupakan radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase
terganggu, dimana peroksidase dan oksidan lebih dominan, maka akan timbul keadaan yang disebut
stess oksidatif. Pada PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber
terjadinya peroksidase lemak. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan
lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-
sel endotel yang akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel
tersebut akan mengakibatkan antara lain :

a) adhesi dan agregasi trombosit.


b) gangguan permeabilitas lapisan e

DIAGNOSA KERJA
Ibu : G
3
P
2
A
0
umur 24 tahun Hamil 37
minggu dengan inpartu kala 1
fase
laten
Bayi : Janin kembar hidup intr
dan vagina terlihat tali pusat bayi pertama

Pemeriksaan penunjang:

Hb Sahli : 9 g/dl Lab. Rutin: Hb = 9,7 g/dl Lekosit = 16.500/mm3

Deep Stick : + 3 Ht = 31 vol% Trom = 209.000/mm3

PT = 14,7’ APTT = 37,7’


IV. Diagnosis

G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu inpartu kala II dengan gemelli anak kedua belum lahir + PEB + Letak Lintang
JTHIU

V. Penatalaksanaan

IVFD RL 20 tetes/menit

Cefotaxim 3 x 1 g IV

Pasang Cateter

Regimen MgSO4 40 % 8 g boka-boki diteruskan MgSO4 40 % 4 g/4 jam

Antihipertensi

Cek Darah Rutin dan Kimia darah

Observasi persalinan

Laporan partus:

13.00 Ibu dipimpin mengedan, tampak bokong berada di depan vulva sesuai dengan his. Dilakukan
episiotomi mediolateralis. Lahir bokong spontan, kemudian bokong dipegang dengan dua tangan
dengan kedua ibu jari pada permukaan belakang pangkal paha dan 4 jari-jari lainnya pada permukaan
bokong. Kemudian dilahirkan kaki, bokong kemudian dipegang dengan kedua ibu jari terletak pada lipat
paha dan jari lainnya menggenggam bokong. Bokong di bawa ke atas ke arah perut ibu sampai kepala
lahir.

14.00 diilahirkan bayi secara spontan bokong, tidak segera menangis, perempuan, BB = 1800 g, PB = 42
cm, AS = 4-5-6. Anus (+), kelainan kongenital (-). Tali pusat diklem di 2 tempat ± 5 cm dari pangkalnya,
dipotong di antara 2 klem tersebut dan diikat. Tali pusat agak pucat.

14.05 disuntikkan oksitosin 10 IU IM, dilakukan peregangan tali pusat terkendali. Plasenta lahir spontan,
lengkap, insersio lateralis, infark/hematom (-/-). Evaluasi perdarahan ± 200 cc.

Lama persalinan:

Kala I : – = 0 menit

Kala II : 13.00 – 14.00 = 60 menit

Kala III : 14.00 – 14.05 = 5 menit

65 menit

14.00 O: TD = 150/100 mmHg N = 86 x/menit

R = 22 x/menit T = 36,5 0C

FU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik

Hb postpartum = 9,8 g/dl


A: P3 A0 postpartum spontan bokong (hari 0)

P: Cefadroxyl 3 x 500 mg tab

Asam Mefenamat 3 x 1 tab

Vit C 1 x 1 tab

B comp 1 x 1 tab

Follow Up

Tanggal 6 Maret 2008

S : Perdarahan post partum (+), nyeri post partum (+), makan (+), minum (+), BAB (-), BAK (+)

O: Tanda vital

Tekanan darah : 150/90 mmHg

Nadi : 88x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,10C

A: P1A0 post partum spontan bokong hari I

P : Cefadroxyl 3 x 500 mg tab

Asam Mefenamat 3 x 1 tab

Vit C 1 x 1 tab

B comp 1 x 1 tab

Tanggal 7 Maret 2008

S : Perdarahan post partum (+), nyeri post partum (+), makan (+), minum (+), BAB (-), BAK (+)

O: Tanda vital

Tekanan darah : 150/90 mmHg

Nadi : 88x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,70C

A: P1A0 post partum spontan bokong kepala hari II

P : Cefadroxyl 3 x 500 mg tab

Asam Mefenamat 3 x 1 tab

Vit C 1 x 1 tab
B comp 1 x 1 tab, Pasien diijinkan pulang dalam kondisi baik.

PEMBAHASAN

Dalam menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus obstetri yang harus dilakukan terhadap pasien
adalah anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

Pada kasus ini, seorang wanita berusia 35 tahun didiagnosis dengan G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu inpartu
kala II dengan gemelli anak kedua belum lahir + Letak lintang + PEB. Diagnosa gemelli pada penderita ini
didapatkan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang menyatakan bahwa penderita dirujuk ke RS Ulin
karena bayi pertama lahir di rumah sakit Kapuas namun bayi kedua belum lahir karena letaknya
melintang serta dari pemeriksaan fisik didapatkan tali pusat bayi pertama masih berada di vulva dan
vagina.

Faktor predisposisi yang mungkin menjadi pemicu terjadinya kehamilan kembar pada kasus ini adalah
usia ibu yang sudah 35 tahun, serta riwayat pemakaian kontrasepsi dalam waktu lama.

Terjadinya persalinan preterm dan preeklamsia berat pada penderita ini merupakan komplikasi dari
kehamilan kembar. Persalinan preterm pada kehamilan kembar terjadi akibat regangan yang berlebihan
pada uterus sehingga menimbulkan dilatasi servik sebelum waktunya yang akhirnya akan menimbulkan
persalinan sebelum waktunya. Persalinan preterm pada kehamilan kembar dapat dicegah dengan ANC
yang lebih cermat sehingga diagnosa kehamilan kembar dapat tercipta lebih dini. Setelah diagnosa
ditegakkan, Ibu harus datang untuk memeriksakan kehamilannya setiap dua minggu dari saat ditegakkan
diagnosis. Kebutuhan akan kalori, protein, dan asam lemak esensial jauh lebih meningkat pada ibu
dengan kehamilan kembar. Konsumsi energi harus ditingkatkan 300 kkal/hari. Dianjurkan suplementasi
besi 60 sampai 100 mg per hari, juga diberikan asam folat 1 mg per hari. Apabila seorang ibu hamil
kembar memasuki persalinan preterm, harus diambil keputusan apakah ia akan melahirkan kembar
tersebut dengan seksio sesarea atau akan dicoba persalinan pervaginam. 1,5,11

Seorang wanita dengan kehamilan multipel mempunyai volume darah yang lebih besar dan
mendapatkan beban ekstra pada sistem kardiovaskuler. Biasanya dokter menganjurkan ibu dengan
kehamilan multipel beristirahat lebih banyak, diharapkan dengan demikian dapat mengurangi risiko
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan dan persalinan preterm.5

Diagnosa preeklamsia berat pada penderita ini ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik
serta pemeriksaan penunjang, dimana dari anamnesa diperoleh keterangan berupa sejak 2 minggu
terakhir ini tekanan darahnya selalu tinggi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD = 160/120 mmHg, dan
dari pemeriksaan urin didapatkan Proteinuria (+++). Peningkatan tekanan darah selama kehamilan yang
dapat menyebabkan preeklampsia dikarenakan peningkatan tekanan perifer untuk perbaikan oksigenasi
jaringan dan juga peningkatan cairan ekstraseluler yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
arteri. Selain itu, dengan adanya regangan uterus yang berlebihan akan menyebabkan iskemia uteri yang
akan menyebabkan arteri spirales cenderung vasokonstriksi sehingga menyebabkan terjadinya
penurunan perfusi uteroplasenter yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta.
Hipoksia/anoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan proses
hiperoksidasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen, sehingga dengan demikian akan
mengganggu metabolisme di dalam sel. Peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh
yang menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan radikal bebas. Apabila
keseimbangan antara peroksidase terganggu, dimana peroksidase dan oksidan lebih dominan, maka
akan timbul keadaan yang disebut stess oksidatif. Pada PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan
plasenta menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah
melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati
termasuk sel-sel endotel yang akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel
endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain :

a) adhesi dan agregasi trombosit.

b) gangguan permeabilitas lapisan e

Anda mungkin juga menyukai