Anda di halaman 1dari 19

Apa itu Moving Average?

Moving average adalah suatu indikator yang cara kerjanya itu ngerata-ratain harga-harga penutupan
dari periode “x” sebelumnya. Tujuannya adalah untuk membuat chart bisa terlihat lebih rata tanpa ada
gronjalan.

Dapat kita lihat chart di atas sangat fluktuatif, nah untuk meratakan chart tersebut, alias mencari nilai
tengah dari chart di atas maka perlu dipakai yang namanya moving average.

Apa fungsi nilai tengah? Jadi gini, misal temen-temen beli saham di harga 100, dan temen-temen mau
jual saham kira-kira 10 hari ke depan, maka kalau pake MA 10, nanti indikator itu otomatis bakalan
ngambil 10 closing price pada periode sebelumnya, dan kalau MA ada di angka 120, sedangkan harga
saham pada saat itu 100, maka itu cukup worth to buy. Apakah penggunaan MA sepenuhnya begitu?
Tentu tidak. Masih banyak cara untuk menggunakan MA. Tadi cuma permisalan aja. Ini adalah hasil
ketika sebuah chart dismoothkan oleh MA.
Garis ungu adalah MA dengan period time 50, atau bisa disebut SMA 50 (simple moving average), perlu
diketahui ada 2 MA yang sering digunakan, yg pertama SMA dan kedua EMA (exponential moving avg).

Apa itu Simple Moving Average?


Simple moving average itu perata-rataan dari harga penutupan saham periode sebelumnya secara rata.
Jadi misalkan pakai SMA10, brarti harga penutupan 10 periode sebelumnya ditambahin trs dibagi 10.
Yang di atas tadi contoh dari SMA, dia tipenya lagging banget dan ga bisa ngehindarin spike. Nah spike
itu apa? Spike itu harga yang ngga normal, ngga wajar, dia naik turun seenaknya sendiri, lonjakan tinggi.
Bisa dilihat di atas ada lonjakan tinggi di bawah tulisan Date Range nah itu namanya spike. Spike sendiri
bakalan ngancuring perhitungan dari sma. Apalagi kalau pake SMA di period tinggi, dia bakalan
ngeganggu untuk ngasih sinyal positif ke kita. Kalau pake SMA sendiri mungkin bisa diakalin pake
periode yang lebih rendah.
Apa itu Exponential Moving Average?
Exponential moving average itu moving average yang lebih peka dengan aktualitas pasar dan lebih bisa
baca pasar yang bergejolak.

Bisa dilihat untuk exponential dia lebih mendekati harga asli pasar. Dia bisa berguna untuk ngehindarin
spike. Kenapa? Karena dia menitikberatkan pada closing price terakhir. Bukan secara rata setiap periode
yang ada. Jadi misal kalau moving average itu perhitungannya 100+100+120+100+160 secara rata, maka
kalau EMA bisa (100+100)*0.8+(120+100+160), jadi dia lebih membobotkan pada angka angka
penutupan terakhir. Untuk rumus yg lebih aktual silakan googling aja.

Gimana Cara Make MA?


Setiap charting pasti ada menu indikatornya. Kalau mau pake yang real-time gratis, mungkin salah
satunya ya pake yahoo finance. Kalau chartnexus kan dia ada delay 1 hari. Jadi kurang cocok kalau buat
aku sendiri, secara aku tipenya scalper dan daily.Buka aja websitenya yahoo finance.
Nah kalau udah di kolom searchnya ketik kode sahamnya, misal TRAM, jangan lupa tambahin dot JK, jadi
ngetiknya “TRAM.JK” nanti bakalan keluar.

Nah kalau uda itu nanti ada chart yang ijo itu, tinggal klik full screen dia bakalan kayak gambar gambar
yang sebelumnya.

Klik indicator.
Pilih aja Moving Average.

Di atas ada period time. Period time untuk apa? Dia berguna buat kebutuhan kita mau make MA kecil
atau besa, kita atur sendiri. Jadi dia bakalan ngerata ratain harga dari saham sesuai period yang kita
input.

Field itu gunanya untuk make harga acuan, acuannya berdasarkan closing price, atau opening price.
Type itu bisa diisi dengan jenis-jenis MA-nya, kalau saranku, mau make SMA aja udah cukup, kalau mau
nyoba nyoba MA ya silakan di pasar yang cukup fluktuatif.

Offset buat bikin garis MA-nya lebih naik ke atas atau lebih turun ke bawah daripada yang aslinya, aku
ngga pake ini sih.

Bagaimana Konfigurasi Period MA?


Gimana sih cara nyari period MA yang pas buat sebuah chart? Pada dasarnya, semakin pendek period
time MA, maka hal itu makin cocok digunain buat investasi/trading jangka yg pendek, dan semakin
panjang period timenya maka itu berlaku untuk investasi/trading jangka yg lebih panjang. Tapi apa
selalu mutlak seperti itu? Belum tentu, setiap sektor, setiap jenis saham, setiap jenis chart, ngga selalu
pake satu konfigurasi aja, bisa jadi antara saham sektor industri beda pakenya dengan sektor
transportasi dan banyak lainnya, atau untuk saham yang lagi strong downtrend strong uptrend mereka
bisa aja perlu penyesuaian MA yang khusus. Tapi kita di sini bicara dasar aja, jadi ga perlu mikir dalem
dalem, cukup pake SMA aja. Kalau mau pake EMA ya silakan, bereksperimenlah. 

Oke pada dasarnya period MA yang umum itu ada 20, 50, 100, 200. Silakan dipakai itu sebenernya udah
cukupan, tapi kalau mau nyoba trading yang lebih spesifik sesuai strategi / tipe tradernya bisa ngikutin
tips di bawah ini.

Secara kan trader itu ada yang namanya:

1. Scalper  trader yang mainnya dalam satu hari, dia bisa take profit dalam hitungan jam
2. Day trader  dia mainnya rentang 1 hari lebih, masih senada sama weekly
3. Swing trader  dia mainnya berbulan-bulan, maksimal 6 bulan, karena kalau udah lebih dari 6
bulan namanya investor
4. Ada lagi namanya position trader  dia cuma entry (masuk) pas lagi ada pola baru, trs exit pas
puncak pola berakhir.

Omong-omong soal pola, pada dasarnya pola itu ada di sideway  uptrend  uptrend/downtrend 
downtrend.

Tapi ada juga yang siklusnya lebih kompleks itu kayak yang diajarin Pak Andi
Atau pattern-pattern lain banyak banget.

Nah untuk tipe-tipe trader di atas, apa konfigurasi MA yang cocok?

Konfigurasi untuk Scalper


Salah satunya adalah konfigurasi 3, 8, 12
Contoh di atas adalah penggunaan konfigurasinya, dia bisa baca sinyal bullish dan bearish yang lebih
banyak ketimbang penggunaan MA yang lebih besar.

Dan yang gambar di atas pake MA 20, 50, 100. Bedanya apa sih? Mungkin sekilas temen-temen nyadarin
kalau dua gambar di atas lebih enakan ngelihat yang MA 20, 50, 100, ngga salah kok. Emang bener
enakan dilihat yang lebih smooth. Ketika ada golden cross di MA yang lebih besar maka dia bisa ngebaca
trend yang cukup kuat, biasanya sih begitu. Tapi ketika kita pake MA yang lebih kecil, maka kita bakalan
ningkatin kesempatan kita untuk nemuin golden cross yang lebih banyak, ngga menutup kemungkinan
juga buat kita untuk nemuin fake signal alias sinyal palsu di mana sering bikin kita terkecoh. Mana yang
lebih baik? Tergantung kalian sendiri.

Oke kita lihat untuk MA 20, 50, 100. Oh iya perlu diketahui untuk MA 20 itu yang UNGU, MA 50 MERAH,
MA 100 IJO. Di situ kita dapet dua sinyal golden cross dan dua sinyal dead cross. Pas MA kecil alias MA
20 yang warna ungu nembus ke atas MA 50 atau garis merah itu namanya golden cross, nah ada golden
cross lagi ketika MA 20 nembus MA 100, itu namanya strong uptrend. Kenapa? Karena di sini chart ada
di atas 3 level support.

Info sedikit. Ketika MA ada di bawah chart itu namanya support, ketika MA ada di atas chart itu
namanya resistance. Apa itu support? Support itu garis bantu yang mana menandakan suatu trend itu
lagi up atau downtrend. Kalau chart lagi jauh di bawah support maka itu namanya downtrend, kalau
chart lagi di atas MA itu namanya uptrend. Fungsi support itu untuk bantuin kita agar hati-hati sama
sahamnya dia bisa aja kalau nembus banyak support mengindikasikan adanya strong downtrend. Atau
bisa juga ketika saham ada di bawah support maka itu adalah waktu optimal untuk beli karena harganya
di bawah harga rata-rata atau nilai yang wajar. Dan fungsi resistance itu gunanya untuk bikin kita
waspada ketika saham itu udah nyentuh resistance bisa jadi itu sinyal jual buat kita. Tapi apa selalu
harus jual? Ngga juga. Ketika suatu saham bisa nembus resistance dan dia masih cukup kuat untuk
nembus resistance lainnya, maka dia bakalan ada kemungkinan untuk mengalami yang namanya strong
uptrend, pasarnya lagi optimis untuk naik.

Kemudian ada lagi yang berikutnya itu dead cross, dua lingkaran terakhir. Prinsipnya sama, ketika MA
kecil memotong MA yang lebih besar (MA 20 warna UNGU motong MA 50 warna MERAH) itu artinya
dead cross, kemudian MA 20 pun juga motong MA 50, itu artinya bakalan terjadi STRONG DOWNTREND.

Terus kalau dibandingin sama yang MA 3, 8, 12?


Bisa dilihat kita bakalan nemuin lebih banyak golden cross dan dead cross, mskipun yang tak tandain
cuman goldennya aja. Dan di atas bisa dilihat kita juga lebih bisa cepet untuk nentuin cutloss dan
nentuin entry point untuk beli saham. Ditambah untuk TRAM, pada penutupan 2 hari lalu dia seharga
189. Kalau kita pake MA kecil ini, kita udah bisa take profit sekitar 7%. Kalau kita pake MA gede 20, 50,
100 kita nggakkan nemuin momentum seperti ini. Penggunaan MA lebih besar akan mengurangi risiko.
Tapi belum tentu benar-benar nihil karena lihat kecocokan dari chartnya terlebih dahulu.

Selain itu untuk scalper bisa juga pakai:

1. 3, 5, 8
2. 10, 20
3. 8, 12, 20

Semua tergantung bagaimana kombinasi MA tersebut dapat membaca sinyal sinyal pada periode
periode sebelumnya. Maka perlu dilakukan eksperimen sehingga menemukan kombinasi yang cocok.

Konfigurasi untuk Day Trader


Untuk day trader, bisa juga menggunakan konfigurasi dari scalper, dan bisa juga menggunakan
konfigurasi dari swinger. Sama seperti penjelasan pada bagian scalper semua masih bergantungkan pada
pola dan jenis chartnya.
Di atas adalah penggunaan MA 10, 20, dan 50. MA 10  merah, MA 20  hijau, MA 50  ungu. MA
cukup smooth untuk membaca pergerakan trend. Kalau diperhatikan lebih detail.

Terdapat 4 sinyal major. Dead cross pada lingkaran pertama dari kiri, dia menandakan adanya strong
downtrend. Seperti yang udah dijelasin di atas karena MA kecil motong 2 MA besar. Kemudian ada
strong uptrend di lingkaran kedua karena MA kecil motong 2 MA besar ke atas. Ada lagi uptrend di
lingkaran ketiga. Kemudian ada deadcross di lingkaran keempat dan golden cross di lingkaran terakhir.
Nah perlu diketahui, garis MA 50 di sana berperan sebagai support.

Dia menahan harga yang hampir nembus ke bawah. Ada artian lagi untuk support dia juga ngebantu
untuk nyegah terjadinya trend pembalik, jadi ketika suatu harga sangat tinggi, kemudian dia drop, dan
dia nyentuh support, maka dia bisa jadi bakalan terjadi ang namanya reversal / pembalikan pola. Kalau
ternyata dia bisa nembus support cukup jauh, kemungkinan dia bakalan terus berusaha untuk semakin
menjauh, bukannya berbalik arah.

Itu juga berlaku ketika suatu harga saham menembus resistance atas. Ketika harga saham sudah berada
di puncak dan nyentuh resistance, kalau dia ngga bisa nembus garis resistance sampe cukup jauh/cukup
kuat maka dia bakalan berbalik arah untuk turun.

Konfigurasi lain untuk day trading ada:

1. 10, 20, 50
2. 8, 12, 20
3. 20, 50
4. 12, 20

Konfigurasi untuk Swing Trader


Konfigurasi untuk swinger, bisa menggunakan MA besar di atas 20, 50, 100. Untuk penentuan period
timenya tergantung berapa bulan kalian mau trading. Tapi pada dasarnya bisa pake yang sekitaran 20,
50, 100 atau bahkan ditambahin 200. Itu terserah kalian.
Ini adalah contoh pengguanaan MA yang 20, 50, 100. Kenapa dia tidak bisa membaca sinyal dengan
baik? Coba jawab. Yang benar adalah karena di sana sering sekali terjadi yang namanya spike. Apa itu
spike? Seperti yang aku jelasin tadi, harga yang ga normal. Dia naik terlalu tinggi atau turun terlalu
tinggi, ngacauin rumusnya MA. Terus kalau ada spike gimana ngatasinnya? Caranya ya dengan ngurangin
period time yang ada atau pake pembobotan yang berbeda. Atau bisa pake EMA.
Nah kita bisa dapet hasil yang lebih baik dengan make EMA. Di sana kita ngga bisa nemuin sinyal golden
cross. Nah untuk ngebantu kita bisa nambahin satu EMA kecil lagi.

Nah dengan adanya tambahan MA 12 yang warna kuning, kita bisa dapet sinyal major golden cross di
dua titik dan dua dead cross.

Silakan bereksperimen dengan konfigurasi kalian sendiri gengs.


Penggunaan MA Lebih dari Satu, Berapa Maksimal, dan Berapa Minimal?
Maksimal minimal? Tergantung selera kalian. Meskipun hanya satu MA pun sudah bisa untuk kita
ngelihat trend.

Itu adalah satu garis MA. Gimana bagi kita untuk nentuin titik beli dan jual? Kalau mau beli pastinya kita
pertimbangin. Pada posisi mana? Kita nggakkan milih suatu saham yang lagi di puncak untuk beli kan?
Kita cenderung milih beli saham ketika dia sedang naik atau malah ketika harganya lagi murah. Gimana
nentuin saham itu lagi naik? Untuk nentuin itu kita cukup lihat saham itu lagi di atas garis support apa
engga. Kalau dia di atas garis support maka dia lagi uptrend. Kita bisa beli saat harganya lagi di rata-rata.
Alias ketika garis chartnya samaan dengan garis MA yang kita bikin. Dan kita harus hindarin untuk beli
ketika support kita tembus jauh, bisa jadi dia bakalan reversal atau akhir dari yang namanya uptrend.

Kalau make 2 MA atau lebih kita bisa nentuin poin resistance dan support yang lebih banyak. Kayak bikin
rumah yang level keamanannya mau ada berapa banyak gitu, kalau satu tembus ya jangan sampe
lainnya ikutan tembus, kalau tembus semua kan rumahnya yaudah bobol aja. Jadi itu buat bikin
keamanan bagi kita. Pengaman lah. Its okay mau pake banyak, sebebas kalian sekreasi kalian. Mau
ngegabungin SMA dan EMA pun juga nggapapa.

Data Masukan MA
Data masukan? Untuk ngatur data masukan bisa di menu indikator yahoo finance yang bagian field.
Di situ ada banyak macemnya field.

Pada dasarnya, umumnya, standarnya, data masukan itu pake closing price. Dan secara umum bisa pake
open close dan ohlc (rata-rata dari open high low close) gimana sih cara pakenya? Ini juga bisa dipake
untuk ngenormalin / ngesmoothin chart yang ada spike spikenya, atau banyak shadownya. Lihat aja
ketika shadow open terlalu tinggi dalam posisi bullish maka kita lebih baik ngehindarin untuk make high,
karena bakalan ngerusak tatanan ketika terjadi downtrend, jadi penggunaan low/close lebih dianjurin
karena dia lebih bisa meprediksi yang namanya dead cross.

Terus ketika shadow close terlalu tinggi sedangkan itu lagi posisi downtrend, kita bakalan sulit nemuin
pembalik arah alias reversal. Kebalikannya yang tadi lah.
Terus ketika pada saat itu pasar terlalu kuat, lagi strong strongnya dan terdapat selisih antara open dan
close yang jauhan itu juga bisa bikin MA berantakan. Candlesticknya pun ngga nyisain shadow. Maka
dari itu mending kita make OHLC alias rata rata dari open high low close. Kenapa? Karena spike tadi
bakalan bikin harga berikutnya ngga ketebak alias dia bakalan lompat jauh misspredict.

Anda mungkin juga menyukai