Anda di halaman 1dari 9

Vitamin A merupakan vitamin larut dalam lemak atau minyak dan mempunyai

beberapa fungsi dalam tubuh manusia. Terdapat sejumlah ikatan organik yang
mempunyai aktivitas vitamin A, yang semuanya mengandung gelang beta ion-ion di
dalam struktur molekulnya.

Ikatan kimia yang mempunyai aktivitas vitamin ini disebut preformed vitamin A,
sebagai lawannya adalah provitamin A, yang terdiri atas ikatan karoten. Deretan
homolog preformed vitamin A adalah vitamin A alkohol, vitamin A aldehid, dan
vitamin A asam. Preformed vitamin A sekarang diberi nama retinol, dan homolognya
retinal dan retinoic acid.

Ada dua jenis vitamin ini, vitamin A1 dan vitamin A2. Perbedaan struktur keduanya
adalah adanya dua ikatan tak jenuh dalam cincin beta ion-ion pada vitamin A2,
sedangkan vitamin A1 hanya mengandung satu ikatan kembar pada cincin tersebut.
Bila menyebut vitamin A saja, biasanya yang dimaksud adalah vitamin A alkohol.

Preformed vitamin A terdapat khusus dalam bahan makanan hewani, sedangkan


bahan makanan nabati hanya mengandung provitamin A yang disebut karoten.
Sumber vitamin A preformed adalah hati, ginjal, dan minyak ikan.

Preformed vitamin A dalam bahan makanan hewani terdapat dalam bentuk ester
lemak, terutama asam stearat, asam palmitat, dan asam oleat. Di dalam bahan
makanan, tidak terdapat asam vitamin A (retinoic acid) secara alamiah. Di dalam
saluran pencernaan, ester vitamin A dihidrolisis dan retinol yang terbebas diserap
dengan proses penyerapan aktif melalui epitel dinding saluran usus halus.

Provitamin A diserap sambil diubah menajdi vitamin A (retinol) di dalam epitelsel


usus halus. Untuk menghidrolisis ester vitamin A, diperlukan enzim hidrolase, dan
untuk mengubah karoten menjadi vitamin A diperlukan enzim 5,5 dioksihidrolase.
Enzim ini terdapat terutama di mukosa sel epitel usus dan sel hati.

Untuk penyerapan karoten diperlukan adanya empedu, sedangkan empedu tidak


esensial bagi penyerapan preformed vitamin A, tetapi adanya empedu meningkatkan
penyerapan preformed vitamin A ini. Setelah diabsorbsi vitamin A dijadikan ester
kembali dan ditransport oleh kilomikron melalui duktus thoracicus, masuk ke aliran
darah di angulus venosus.

Vitamin A kemudian ditangkap oleh sel-sel parenkim hati. Sebagian vitamin A


disimpan di sel hati, dan sebagian lagi dihidrolisis menjadi retinol dan dikonjugasikan
dengan pRBP (Plasma Retinol Binding Protein) dan dikeluarkan lagi dari sel hati ke
dalam aliran darah. Di dalam plasma diikat lagi oleh prealbumin dan sebagian
komplek retinol- pRBPPA vitamin A ini ditransport dari tempat penimbunan di hati ke
sel-sel target yang memerlukan vitamin A di seluruh jaringan tubuh.

Untuk keperluan penyerapan karoten maupun vitamin A melalui saluran pencernaan


dibutuhkan lemak atau minyak. Setelah diserap, karoten dan vitamin A disalurkan ke
jaringan hati untuk disimpan sebagai cadangan. Bila cadangan hati itu rendah dan
masukan melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari akan ada bahaya
timbul gejala kekurangan. Dari jaringan hati, vitamin A disalurkan ke dalam darah
yang selanjutnya membawa ke organ tubuh yang memerlukan. Untuk pengangkutan
ini diperlukan suatu protein pengikat yang disebut retinol-binding protein.

Penyerapan dan penyimpanan vitamin A


- Penyerapan vitamin A terjadi di usus bagian atas
- Proses perubahan zat karoten menjadi vitamin A juga terjadi di usus bagian atas.
- Enzim pemecah lemak dan empedu dari hati mengubah karoten menjadi vitamin A
- Pembuatan vitamin A dari karoten dirangsang oleh hormon thyroxin dari kelenjar
gondok
- Penyerapan vitamin A dari hewan terjadi 3 sampai 5 jam setelah dimakan
- Penyerapan vitamin A dari tumbuh-tumbuhan terjadi 6-7 jam setelah dimakan
- Hanya kira-kira sepertiga dari karoten yang ditelan berubah menjadi vitamin A, yang
lainnya dibuang melalui dubur.

Beberapa faktor yang menghalangi penyerapan vitamin A


- Olahraga yang intensif dalam waktu 4 jam setelah makan
- Minum alkohol
- Pemakaian obat kortison dan obat lain
- Makan makanan yang mengandung zat besi
- Udara dingin
- Penyakit Diabetes

Vitamin A diekskresikan dalam bentuk metabolit, hasil pemecahan di dalam sel.


Sebagian vitamin A dioksidasi menjadi CO2 dan H2O yang diekskresikan di dalam
udara pernafasan. Urine juga mengandung beberapa metabolit yang berasal dari
katabolisme vitamin A, sebagian vitamin A mengalami siklus enterohepatis yaitu
diekskresikan di dalam cairan empedu namun diserap kembali melalui usus halus.

Vitamin A di dalam tubuh manusia berasal dari bahan makanan hewani dan nabati.
Dalam bahan makanan, umumnya vitamin A berbentuk ester palmitat. Pada
keadaan normal, 80-90% vitamin A dan 40-60% beta karoten makanan diserap dari
usus. Dalam usus vitamin A dan karoten diproses seperti halnya lipid.
Ada beberapa hal khusus: Pertama, retinol diserap lebih efisien dibanding dengan
karoten. Kedua, absorbsi retinol tetap tinggi pada kondisi yang meningkat. Ketiga,
retinol diabsorbsi dengan baik dalam bentuk misela. Keempat, retinol diangkut
melalui dinding sel dengan proses aktif pada tingkat konsumsi rendah, tetapi dengan
proses difusi pada tingkat konsumsi yang tinggi. Sedang karoten diproses dengan
difusi pada semua tingkat konsumsi.

Setelah diserap, vitamin A diangkut dalam kilomikron masuk ke dalam sirkulasi limfe
menuju hati. Di hati, vitamin A ester dihidrolisis menjadi retinol serta diesterkan lagi
menjadi palmitat, selanjutnya disimpan dalam lemak hati, sedang sebagian kecil
mengalami metabolisme lebih lanjut.

Dua jenis sel yang berperan penting dalam penyimpanan vitamin A dalam hati yaitu
hepatosit dan limfosit. Pada keadaan normal limfosit dapat menyimpan 80% vitamin
A hati. Sekeluarnya dari hati, vitamin A retinol dalam sirkulasi diikat oleh Holo-RBP.
Di sel target bersatu dengan Celluler-RBP. Tiap molekul CRBP mengikat satu
molekul all-trans retinol.

Senyawa CRBP terdapat pada jaringan seperti: otak, mukosa, usus, mata, ginjal,
testis, hati, dan paru-paru. Selain CRBP juga terdapat CRABP (Celluler Retinoic
Acid Binding Protein), yang mengikat asam retinoat all trans, dan tidak terdapat
dalam ginjal, hati, dan paru. Ada lagi CRALBP (Cellullar Retinal Binding Protein)
khususnya mengikat retinal serta 11-cis retinol. Senyawa CRALBP terdapat di dalam
jaringan mata.

Fungsi Vitamin
Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metbolisme energy, pertumbuhan, dan
pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim
terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terkait dengan protein. Hingga sekarang
fungsi biokimia beberapa jenis vitamin belum diketahui dengan pasti.

Vitamin Larut Lemak


Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu di dalam tubuh.
Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorpsi bersama lipida lain. Absorpsi membutuhkan
cairan empedu dan pancreas. Vitamin larut lemak diangkat ke hati melalui system limfe
sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak
dikeluarkan melalui urin.
1. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A
merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan precursor/provitamin A/
karotenoid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol.
a. Sifat kimia
Vitamin A adalah suatu Kristal alcohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau
pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil,
yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, viamin A berfungsi dalam
beberapa bentuk ikatan aktif, yaitu : retinol (bentuk alcohol), retinol (aldehida), dan asam
retinoar (bentuk asam).
b. Absorpsi, Transportasi, dan Metabolisme
Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk ester retinil,
bersama karotenoid bercampur dengan lipidia lain di dalam lambung. DI dalam sel-sel
mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pancreas esterase menjadi
retinol yang lebih efisien diabsorpsi daripada ester retinil. Sebagian dari karotenoid,
terutama beta-karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Retinol didalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan emmbentuk ester
dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk
kemudian diangkut oleh kilmikron melalui system limfe ke dalam aliran darah menuju
hati. Dengan konsumsi lemak yang cukup, sekitar 80 – 90% ester retinil dan hanya 40-
60% karotenoid yang diabsorpsi. Hati berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A
utama di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati dapat
bertahan hingga enam bulan . Bila tubuh mengalami kekurangan konsumsi vitamin A,
asam retinoat diabsorpsi tanpa perubahan . Asam retinoat merupakan sebagian kecil
vitamin A dalam darah yang aktif dalam deferensiasi sel dan pertumbuhan.
Bila tubuh emmerlukan, vitamin A dimobilisasi dari hati dalam bentuk retinol yang
diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBP) yang disintesis di dalam hati. Pengambilan
retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada reseptor pada permukaan membrane yang
spesifik untuk RBP retinol kemudian diangkut melalui membrane sel untuk kemudian
diikatkan pada Gellular retinol Binding-Protein (CRBP) dan RBP kemudian dilepaskan.
Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagain retinol dan di dalam sel epitel sebagai asam
retioat.
c. Fungsi
Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh
1. Penglihatan
2. Fungsi Kekebalan
3. Pertumbuhan dan Perkembangan
4. Reproduksi
5. Pencegahan Kanker dan Penyakit Jantung
d. Sumber
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di dalam
pangan nabati.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (didalam lemaknya) dan mentega.
Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A. Karena vitamin A tidak berwarna, warna
kuning adalah kuning telur adalah karoten yang tidak diubah menjadi vitamin A. Minyak
hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk keperluan
penyembuhan.
e. Akibat Kekurangan
Kekurangan (defisiensi) vitamin A terutama terdapat pada anak-anak balita. Tanda-tanda
kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan vitamin A dapat
merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder karena
gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat,
ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin
A sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati, alfa,
bet-lippoproteinemia, atau gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu.
1. Buta Senja
2. Perubahan Pada Mata
3. Perubahan pada Kulit
4. Gangguan pertumbuhan
f. Akibat Kelebihan
Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai suplemen dalam
takaran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16.000 RE untuk jangka waktu lama
atau 40.000 – 50.000 RE/hari.
Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit
mongering, tidak ada nafsu makan atau anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita
menstruasi berhenti.
Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A. Karoten tidak
dapat menimbulkan gejala kelebihan, karena absorpsi karoten menurun bila konsumsi
tinggi. Di samping itu sebagian dari karoten yang diserap tidak diubah menjadi vitamin
A, akan tetapi disimpan di dalam lemak. Bila lemak dibawah kulit mengandung banyak
karoten , warna kulit akan terlihat kekuningan.
2. Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang tidak
mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar
matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar Matahari konsumsi vitamin D melalui
makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suati prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar
matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Terminology, Transportasi, dan Penyimpangan
Terminologi
Asal Hewan Asal Tumbuh tumbuhan
` Ergosterol (precursor D2)
7-dehidrokolesterol (Prekursor D3) Sumber : tumbuh-tumbuhan
Sumber : Epidermis Hewan Vitamin D2
Vitamin D3 Ergokalsiferol
Kolekalsiferol Sumber : radiasi precursor
25 (OH)D3 25-hidroksi ergokalsiferol
Sumber : perubahan did alam hati Ergikalsiferol
25 – Hidroksi kolekalsiferol 25 (OH) D2
Kolekalsiferol Sumber : perubahan di dalam hati
25 (OH)D3 Vitamin D2 (bentuk aktif)*
Sumber : perubahan di dalam hati 1,25 dihidroksi ergokalsiferol
Vitamin D3 (bentuk aktif) Erkalsitriol
1,25 – dihidroksi kolekalsiferol 1,25 (OH) 2D2
Kalsitriol Sumber : perubahan di dalam ginjal
1,25 (OH) 2D3
Sumber : perubahan di dalam ginjal
Ekivalen :
1 Satuan Internasional (SI) – 0,025 µg kolekalsiferol (vitamin D3)
1 µg kolekalsiferol (vitamin D3) = 40 SI vitamin D
*Kedua bentuk aktif biasanya dinamakan vitamin D3
a. Absorpsi, Transportasi, dan Penyimpangan
Vitamin D diabsorpsi dalam usus halus bersama lipida dengan abntuan cairan empedu.
Vitamin D dari bagian atas usu halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke
tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulangd an jaringan lain. Absorpsi
vitamin D pada orang tua kurang efisien bila kandungan kalsium makanan rendah.
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolism vitamin D.
b. Metabolisme
Vitamin D3 (Kolekalsiferol) dibentuk di dalam kulit oleh sinar ultra violet dari 7-
dehidrokolesterol.
Sinar matahari juga dapat mengubah provitamin D3, menjadi bahan yang tidak aktif.
Banyaknya provitamin D dan bahan tidak aktif yang dibentuk bergantung pada intensitas
radiasi ultraviolet. Faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan provitamin D3,
adalah pigmentasi, penggunaan alas penahan matahari (sunscreen) dan lama waktu
penyingkapan terhadap matahari.
Vitamin D3 di dalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolekalsiferol {25
(OH)D3} yang lima kali lebih aktif daripada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah
bentuk vitamin D yang paling banyak di dalam darah dan banyaknya bergantung pada
konsumsi dan penyingkapan tubuh terdapat matahari. Bentuk paling aktif adalah kalsitriol
atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2 D2} yang 10 kali lebihaktif dari vitamin
D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh ginjal Kalsitrol pada usus halus meningkatkan absorpsi
kalsium dan fosfor pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
c. Fungsi
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan Vitamin C, hormone-hormoh paratiroid dan kalsitonin, protein
kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor. Fungsi khusus
vitamin D dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar
kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada pengerasan tulang.
d. Sumber
Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Penduduk daerah tropic
tidak perlu menghiraukan kemungkinan kekurangan vitamin D. Sumber utama vitamin D
di daerah nontropik adalah dari makanan. Makanan hewani merupakan sumber utama
vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega dan
minyak hati-ikan. Susu sapid an ASI bukan merupakan sumber vitamin Dyang baik.
Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan vitamin D dilakukan fortifikasi makanan,
terutama terhadap susu, mentega dan makanan untuk bayi dengan vitamin D2 (ergosterol
yang diradiasi).
e. Akibat Kekurangan
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada
anak-anak dan ostomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada orang dewasa juga
dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang dan pada anak-
anak terhambat sehingga menjadi lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung tulang
panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok , pembesaran
kepala karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak
teratur dan mudah rusak.
f. Akibat Kelebihan
Konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan mencapai lima kali AKG, yaitu lebih dari
25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan emnyebabkan keracunan. Gejalanya adalah
kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan kalsifikasi berlebihan
pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain. Tnda-
tanda khas adalah akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan,
diare, muntah-muntah, gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan.
3. Vitamin E (Tokoferol)
a. Sifat kimia
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik yang
dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E
larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut organic. Tetapi tidak larut dalam air.
Ada empat jenis tokoferol yang penting dalam makanan alfa-, beta-, gama, delta tokoferol
dan tokotreinol. Karakteristik kimia utamanya adalah bertindak sebagai antioksidan.
b. Fungsi
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang alrut dalam lemak dan mudah
memebrikan hydrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebas.
Radikal bebas adalah molekul-molekul reaktif dan dapat merusak, yang mempunyai
electron tidak berpasangan . Bila menerima hydrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif.
Pembentukan radikan bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolism aerobic normal
pada waktu oksigen secara bertahap direduksi menjadi air. Radikal bebas yang dapat
merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap rokok.
c. Fungsi lain
Vitamin E mungkin mempunyai fungsi penting lain yang tidak berkaitan dengan fungsi
sebagai antioksidan, yaitu :
1. Fungsi structural dalam memelihara integritas membrane sel.
2. Sintesis DNA
3. Merangsang reaksi kekebalan
4. Mencegah penyakit jantung koroner
5. Mencegah keguguran dan Sterilisasi
6. Mencegah gangguan menstruasi.
Fungsi-fungsi ini masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.
d. Absosi, Transportasi, dan Metabolisme
Sebanyak 20%-80% tokoferol diabsorpsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel
yang pembentukannya bergantung pada garam dan lipase pankreas. Absorpsi tokoferol
tampaknya dibantuk oleh trigliserida rantai sedang dan dihambat oleh asam lemak rantai
panjang tidak jenuh ganda. Mekanisme trasportasi vitamin E melintasi sel epitel usus
halus belum diketahui dengan pasti. Transportasi dari mukosa usus halus ke dalam system
limfe dilakukan oleh kilomokron untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokoferol
dinagkut oleh very low density /VLDL masuk kedalam flasa, sedangkan sebagian besar
gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol didalam plasma kemudian
diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density lipoprotein / LDL dan masuk membrane
sel. Tokoferol menumpuk dibagian-bagian sel di mana produksi radikal bebas paling
banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan reticulum endoplasma.
Belum banyak diketahui tentang metabolism vitamin E. vitamin E disimpan di dalam hati
dan jaringan lemak.
e. Sumber
Vitamin banyak terdapat lalam bahan makanan. Sumber utama vitamin E adalah minyak
tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Minyak kelapa
dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. sayuran dan buah-buahan juga
meupakan vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan dan kacang-kacangan mengandung
vitamin E dalam jumlah terbatas
f. Akibat kekurangan
Penyakit kekurangan vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena vitamin E terdapat
luas di dalam bahan makanan. Kekurangan biasanya terjadi adanya gangguan absorpsi
lemak seperti pada cystic fibrosis dan gangguan transport lipida seperti pada beta-
lipoproteinemia.
Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat
diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E. akibat lain adalah sindroma neurologic
sehingga terjadi fungsi tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina. Tanda-
tandanya adalah kehilangan koordinasi dan reflex otot serta gangguan penglihatan dan
berbicara. Vitamin E dapat memperbaiki kelainan ini.
g. Akibat kelebihan
Mengunakn vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Namun,
akibatnya tidak terlalu merugikan seperti halnya dengan kelebihan vitamin A. gangguan
pada saluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 miligram sehari (60-75 kali
kecukupan). Dosis tinggi juga dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang
digunakan untuk mencegah pengumpulan darah.
4. Vitamin K
a. Sifat kimia
Vitamin K terdapat dalam alam dalam dua bentuk, kedua terdiri atas cincin 2
metinaftakinon dengan rantai samping pada posisi tiga. Vitamin K mempunyai rantai
samping fitil dan hanya terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan berwarna hijau. Vitamin K
(menakinon) merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya terdiri atas beberapa
satuan isoprene. Menadion (vitamin K) adalah bentuk vitamin sintetik. Menadion terdiri
atas cincin naftakinon tanpa rantai samping. Oleh karena itu mempunyai sifat larut air.
Menadion baru aktif secara setelah mengalami alkilasi di dalam tubuh.
Vitamin K cukup tahan terhadap panas. Vitamin ini tidak rusak oleh cara memasak biasa,
termasuk memasak dengan air. Vitamin K tidak tahan terhadap alkali dan cahaya.
b. Absopasi dan Transportasi
Sebanyak 50%-80% vitamin K dalm usus halus diabsipsi denagn bantuan empedu dan
cairan pankreas. Setelah diabsorpsi di dalm usus halus bagian atas, vitamin K dikaitkan
dengan kilomikron untuk diangkut melalui system limfe ke hati. Hati merupakan tempat
simpanan vitamin K utama di dalam tubuh. Dari hati vitamin K diangkut terutama oleh
lipoprotein VLDL di dalam plasma ke sel-sel tubuh. Vitamin K terutama dihubungkan
denagn membrane sel, yaitu denagn reticulum endoplasma dan mitokondria. Taraf
vitamin K dalam serum menigkatkan pada hiperlipidemia, terutama pada trisliseridemia.
Hal-hal menghambat absorpsi lemak akan menurunkan absorpsi vitamin K.
Dalm bentuk normal, sebanyak 30-40% vitamin K yang diabsorpsi dikeluarkan melalui
empedu, dan 15% melalui uraian sebagai metabolit larut air.
c. Fungsi
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah pembekuan darah.
Vitamin K ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah sridu protein
berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-karboksiglutamat (gla). Protein-protein ini
dinamakan protein-tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim karboksilae 9yang
mengunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam membrane hati dan tulang dan
sedikit di lain jaringan.
d. Sumber
Kadar vitamin K bahan makanan belum diketahui dengan pasti, (1973) telah membuat
ringkasan kadar vitamin K bahan makanan yang dikumpulkan dari
beberapa bioassay. Sumber utama vitamin K adalah hati sayuran daun berwarna hijau,
kacang buncis, kacang plong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi
kandungan vitamin K-nya. Bahan makan lain yang mengandung vitamin K dalm jumlahg
lebih kecil adalah susu, daging, telur serealia, buah-buahan dan sayuran lain. Sumber
penting vitamin K lain adalah floran bakteri dalam usus halus (jejunum dan ileum).
Pengunaan menakinon yang disintesis oleh moikroorganisme usus halus belum diketahui
dengan pasti.
e. Akibat kekurang dan kelebihan
Kekurangn vitamin k menyebabkan darah tidak dapat mengumpal, sehingga bila ada luka
atau operasi terjadi pendarahan.
Kekurangn vitamin K karena makanan jarinagn terjadi, sebab vitamin K terdapat secara
luas dalam makanan. Kekurangn vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak (bila
produksi empedu kurang atau pada diare). Kekurangn vitamin K bisa juga terjadi bial
seseorang mendapat antibiotika sedangkan tubuhnya kurang mendapat vitamin K dari
makanan antibiotika membunuh kuman-kuman di dalam usus yang membentuk vitamin
K. oleh karena itu, sebelum operasi biasanya diperiksa terlebih dahulu kemampuan darah
untuk mengumpak dan sebagai pencegah diberi suntikan vitamin K biasanya diberikan
sebelum operasi untuk mencegah pendarahan berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai