Anda di halaman 1dari 3

2.

2Rencana Kegiatan Pelayanan Home Care


Rencana kegiatan meliputi beberapa fase (Ferry Efendi- Makhfudli,2009), sebagai berikut :
1. Fase persiapan
Pada Fase pertama ini,perawat mendapatkan data tentang keluarga yang akan dikunjungi dari
Puskesmas atau Ibu Kader.Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan yang
akan dilakukan.Kontrak waktu kunjungan perlu dilakukan pada fase ini.
2. Fase Inisiasi (perkenalan) :
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini,perawat dan keluarga
berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan.
3. Fase implementasi :
Pada Fase ini,Perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dimiliki oleh klien dan keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana. Eksplorasi
Nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan
sesuai tingkat Pendidikan Klien dan keluarga serta sediakan pula informasi tertulis.
4. Fase terminasi :
Fase ini perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang
ditetapkan bersama keluarga.Menyusun rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang
sekarang di tangani dan masalah kesehatan yang mungkin di alami oleh keluarga sangat penting
dilakukan pada fase terminasi.
5. Fase pasca kunjungan :
Sebagai fase terakhir hendaknya perawat membuat dokomentasi lengkap tentang hasil kunjungan
untuk disimpan di pelayanan kesehatan ,dokumentasi tersebut harus memenuhi aspek
lengkap(komplit),jelas(clear),dan dapat dibaca(legible). Adapun cara untuk melakukan kunjungan
yaitu:
- angket
- pertelepon
- lewat email
- Kunjungan
·Penjadwalan Kunjungan
Penjadwalan kegiatan ditetapkan berdasarakan kesepakatan bersama dengan klien. Jadwala
pelaksanaan kegiatan ini bisanya lebih sering dilakuakn pada saat pertama kemudian secara
bertahap akan berkurang seiring dengan kemajuan klien. Akan tetapi pemantau perkembangan
klien tidak dibiarka begitu saja melainkan melalui via telepon dan kunjungan bulanan saja.
Mengenai jadwal kunjungan kami cantumkan padalampiran.
2.3Mekanisme Perawatan Kesehatan Di Rumah
Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari
klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas . namun pasien/ klien dapat
langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per
orangan untuk memperoleh pelayanan.
Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di
lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi
perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan
masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai
pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis
peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan dirumah
baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola
perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap
kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator
kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan
yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
2.4 Kelembagaan Home Care
Secara kelembagaan, home care melekat dengan Rawat Inap (Palaran) sebagai salah satu bentuk
layanan medis yakni Rawat Inap yang memiliki hirarki baku. Dalam institusi layanan kesehatan
(dalam hal ini milik pemerintah) semua sistem ada aturannya, dan sudah tentu kompetensi medis
diserahkan kepada dokter. Selanjutnya dokter dapat mendelegasikan tindakan medis kepada
paramedis berdasarkan indikasi dan protap (prosedur tetap). Ini dimaksudkan untuk melindungi
pasien dan petugas, sehingga jika terjadi sesuatu berkenaan dengan tindakan medis, dapat
dipertanggung jawabkan sesuai undang-undang dan kompetensi. Kecuali jika Homecare tidak ada
tindakan medis, maka perawatan bersifat follow up, bisa jadi tidak diperlukan penanggung jawab
dokter.
Adanya kelembagaan Home Care mengacu pada UU No. 12 Tahun 1992 dan UU No. 29 tahun
2004, kompetensi tindakan medis (praktek, homecare, klinik, balai pengobatan, RS dan lain-lain)
adalah seorang dokter sesuai Ketentuan Konsil Kedokteran Indonesia. Artinya penanggung
jawabnya seorang dokter atau dokter gigi (dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut).
Health home care dilakukan oleh tiga kelompok lembaga berwenang, yaitu:
Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (certified home health agency / CHHA); Program
Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (the long-term home health care program
(LTHHCP); dan Lembaga Berlisensi. Rinciannya adalah sebagai berikut:
1). Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (CHHA)
Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi individu yang mengalami penyakit akut
untuk menerima perawatan terampil yang dibutuhkan di rumah mereka sendiri. CHHA memenuhi
kebutuhan individu dengan memberi berbagai jenis pelayanan, termasuk pelayanan keperawatan
terampil, terapi wicara, terapi fisik dan terapi okupasi, pelayanan sosial medis, asisten perawatan
kesehatan di rumah (HHA), konseling nutrisi, transportasi, peralatan, dan terapi pernapasan.
CHHA juga memiliki program khusus, seperti pelayanan kesehatan mental, pelayanan pediatrik,
program untuk anak dan ibu, dan program AIDS, terdapat juga pelayanan berteknologi tinggi
seperti terapi intravena, kemoterapi di rumah, dan penatalaksanaan nyeri. CHHA dikenal sebagai
program jangka pendek karena pelayanan yang diberikan biasanya singkat.
2). Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (LTHHCP)
Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
individu yang menderita penyakit kronis di rumah. Merupakan program yang memberikan
pelayanan sosial dan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan di
rumah dalam waktu yang lama. Biaya pelayanan kesehatan pasien tidak boleh lebih dari 75%
biaya rata-rata perawatan institusional jangka panjang di wilayah setempat. Pelayanan
keperawatan yang diberikan meliputi terapi fisik, okupasi, dan wicara, pelayanan sosial medis,
dukungan nutrisi serta pelayanan perawatan personal.

Anda mungkin juga menyukai