Anda di halaman 1dari 9

YAYASAN PERGURUAN ISLAM AL-ISHLAH (YAPIS)

SMK AL-ISHLAH

Mata Diklat : Aqidah Akhlak


Tema : Memperdalam Aqidah dan Meningkatkan Kualitas Aqidah
Nama : Novita Sari
Kelas : X ( Sepuluh )
Jurusan : Administrasi Perkantoran ( II )

Jalan Jendral Gatot Subroto No.39 Kp. Kaliulu Kecamatan Cikarang Utara
Kab. Bekasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kajian islam, akidah bearti tali pengikat batin manusia dengan yang diyakininya sebagai
tuhan yang esa yang patut disembah dan pencipta serta pengatur alam semesta ini. Akidah
sebagai sebuah kenyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan dan
bantahan. Apabila kepercayaan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan
kebimbangan, maka tidak disebut akidah. Jadi akidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan
yang membuka celah untuk dibantah.
Dalam Hadis Nabi Saw, menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai Iman Dengan
Mengatakan: “Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikatNya, kitab-
kitabNya, rasul-rasulNya dan hari Akhirat. Dan juga engkau beriman kepada qadar, yang baik
dan yang buruk.” (HR.Bukhari)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akidah?
2. Apa saja prinsip-prinsip akidah?
3. Apa saja metode-metode peningkatan kualitas akidah?
4. Apa saja manfaat mempelajari ilmu akidah?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian akidah
2. Menyebutkan beberap prinsip akidah
3. Menyebutkan dan menjelaskan metode peningkatan kualitas akidah
4. Menjelaskan beberapa manfaat mempelajari ilmu akidah
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Akidah
Dalam kamus Al-munawwir , secara etimologis , aqidah berasal dari kata berarti simpul ,
ikatan , perjanjian yang kokoh . Setelah di bentuk menjadi aqidah berarti keyakinan . Relevansi
antara arti kata ‫ َع ْقد‬dan ‫ َع ِق ْيدَة‬adalah keyakinan itu tersimpul dengan dengan kokoh dalam hati ,
bersifat mengikat dan mengandung perjanjian . Sedangkan menurut sumber lain , aqidah kata
yang kini sudah menjadi bagian dari kosakata bahasa Indonesia , berasal dari Bahasa Arab yang
memiliki arti yang di percayai hati Kata akidah berakar dari kata al-akdu yang bermakna
menghubungkan menjadi satu dari semua ujung benda sehingga menyatu dan menjadi kuat yang
sulit dibuka ikatan tersebut.
Berikut ini beberapa pendapat para ulama mengenai ilmu akidah:
1. Syekh Muhammad abduh mengungkapkan bahwa ilmu akidah adalah ilmu yang mempelajari
tenang wujud allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap ada padanya, juga membahas tentang
rasul-rasulnya, meyakinkan mereka, meyakinkan apa yanag wajib ada pada mereka, apa yang
boleh dihubungkan pada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkan pada mereka.

2. Menurut ibnu khaldun, ilmu akidah adalah ilmu yang mempelajari kepercayaan-kepercayaan
iman dengan dalil- dalil akal dan mengemukakan alasan- alasan untuk menolak kepercayaan
yang bertentangan dengan kepercayaan golongan salaf dan ahli sunnah

3. Syek husien menyatakan bahwa ilm akidah adalah ilmu yang membeirakan bagaimana
menetapkan kepercayaan –kepercayaan keagamaan (islam) dengan bukti- bukti yang yakin.

4. Menuru syekh hasan banna, ilmu akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keraguan- keraguan.

5. Menurut Mahmud syaltut, akidah adalah suatu system kepercayaan dalam islam, yakni sesuatu
ang harus diyakini sebelum apa- apa, dan sebelum melakukan apa-apa, tanpa ada keraguan
sedikitpun, dan tanpa ada unsure ang mengganggu kebersihan keyakinan.

Akidah berasal dari bahasa arab, yaitu ‘Aqada, Ya’qidu, Uqdatan dan ‘Aqidatan yang artinya
suatu ikatan dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika
masih dapat dipisahkan bearti belum ada pengikat dan sekaligus bearti belum ada akidahnya.
Dalam pembahasan yang masyhur akidah diartikan sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan.
Dalam kajian islam, akidah bearti tali pengikat batin manusia dengan yang diyakininya sebagai
tuhan yang esa yang patut disembah dan pencipta serta pengatur alam semesta ini.
Akidah sebagai sebuah kenyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan
dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan
kebimbangan, maka tidak disebut akidah. Jadi akidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan
yang membuka celah untuk dibantah.
Dalam Hadis Nabi Saw, menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai Iman Dengan
Mengatakan: “Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikatNya, kitab-
kitabNya, rasul-rasulNya dan hari Akhirat. Dan juga engkau beriman kepada qadar, yang baik
dan yang buruk.” (HR.Bukhari)

Berdasarkan hadis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rukun iman ada enam:
1. Iman Kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat Allah
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
4. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
5. Iman Kepada Hari Akhir
6. Iman Kepada Qada’ dan Qadar.

2. Prinsip-Prinsip Akidah
Akidah islam memiliki prinsip-prinsip dasar yang harus dijadikan pedoman bagi kaum
muslimin, diantaranya sebagai berikut:
a. Bersumber dari Alqur’an dan Al-Hadis
Akidah islam bukan hasil rekayasa perasaan dan pemikiran manusia, melaikan suatu ajaran
langsung dari Allah Swt. untuk diamalkan oleh manusia, sebagaimana dijelaskan dalam firman
Allah Swt Surat An-Najm ayat 3-4 yang arttinya :
“Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an
itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S.An-Najm:3-4)

b. Tidak berbeda atau menyimpang dengan akidah yang diajarkan oleh para nabi dan rasul Allah
terdahulu
Para nabi dan rasul Allah yang diutus oleh Allah Swt, sebelum nabi Muhammad Saw.
Mengajarkan Akidah yang sama dengan Akidah islam yang diajarkan Nabi Muhammad Saw
kepada umatnya, sumber ajaran mereka juga sama, yaitu wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt,
kepada mereka. Jadi isi ajaran (akidah) yang disampaikan oleh para nabi dan rasul sejak zaman
nabi Adam a.s. sampai dengan Nabi Muhammad Saw, juga sama, yaitu ajaran tauhidullah
(islam). Di antara mereka tidak ada perbedaan dalam menyampaikan dan mengajarkan akidah
kepada umatnya masing-masing.
c. Meluruskan Akidah-akidah yang telah diselewengkan
Akidah Islam yang diajarkan Nabi Muhammad Saw, bukan akidah yang baru atau merombak
akidah yang telah diajarkan oleh para nabi dan Rasul Allah terdahulu, melaikan hanya
meluruskan ajaran akidah yang telah diselewengkan oleh para umat nabi dan rasul sebelumnya.
Seperti usaha-usaha unat yahudi yang dengan sengaja bermaksud menyelewengkan akidah islam
yang diajarkan oleh Nabi Sulaiman bin Daud a.s. mereka (Yahudi) ilmu sihir kepada setiap orang
dan mengatakan bahwa ajaran sihir itu mereka terima dari Nabi Sulaiman a.s., yang dengan sihir
itu sulaiman mendapatkan takhta kerajaan seumur hidupnya.
Pernyataan umat yahudi tersebut jelas tidak benar, sebab, tidak mungkin Nabi Sulaiman a.s
mengajarkan sihir kepada umatnya. Beliau tahu bahwa sihir itu perbuatan setan dan orang
memiliki serta mempercayainya termasu orang yang mengingkari Tuhan.

d. Memupuk dan mengembangkan dasar-dasar fitrah ketuhanan yang telah ada sejak lahir
Manusia lahir di dunia ini dibekali dengan naruli ketuhanan. Naruli ketuhanan itu mendorong
seseorang untuk menemukan Tuhannya. Disamping itu, manusia juga dibekali akal pikiran, yang
dengannya mampu mencari hakikat Tuhannya sesuai dengan batas-batas kekuatan akalnya.
Tidak sedikit manusia yang tersesat jalan pikirannya sehingga tidak dapat menemukan hakikat
Tuhan yang dicarinya. Oleh sebab itu Akidah Islam diajarkan agar dapat membimbing manusia
menemukan hakikat Tuhannya dengan selamat dan penuh kenyakinan.

e. Menghindari Manusia dari kemusyrikan


Agar manusia tidak terjerumus ke dalam kemusyrikan, perlu adanya tuntunan yang jelas
tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia terjerumus pada
kemusyrikan selalu terbuka, pada setiap waktu dan di setiap tempat, baik secara terbuka maupun
tersembunyi. Jadi akidah islam diturunkan sebagai pedoman bagi manusia agar tidak tergelincir
ke jurang kemusyrikan tersebut, sebab perbuatan syirik sekecil apapun benar-benar dilarang oleh
Allah Swt.
3. Metode-metode peningkatan kualitas akidah
Berikut adalah beberapa cara atau metode meningkatkan akidah dan keimanan agar akidah
tetap kokoh dan tak tergoyahkan oleh suatu apapun.
a. Memperbanyak membaca dan memahami Alqur’an
Alqur’an diturunkan oleh allah swt. sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia, juga
sebagai obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Didalamnya terdapat banyak pelajaran
dan hikmah yang harus dipahami dan dihayati oleh manusia agar hati tetap bersih serta akidah
tetap kokoh dan tidak mudah tergoyahkan oleh berbagai godaan dan cobaan yang menimpa
hidupnya. Oleh karena itu, memperbanyak membaca alqur’an seraya memahami dan menghayati
makna yang terkandung didalam alqur’an merupakan keharusan bagi setiap muslim.
b. Menghayati keagungan Allah melalui ayat-ayatNya, baik ayat quraniyah maupun ayat kauniyah
Ayat-ayat Allah ada dua macam, yaitu ayat quraniyah dan ayat kauniyah. Adapun yang
dimaksud dengan ayat qur’aniyah ialah firman allah yang terdapat didalam Alqur’an, sedangkan
yang dimaksud ayat kauniyah ialah segala ciptaan Allah yang terdapat dialam semesta ini.
c. Memperdalam ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu yang dapat menghantarkan kita merasa takut
kepada Allah Swt
Ilmu agama merupakan cahaya yang dapat menghantarkan pemiliknya menuju kebenaran dan
ketaatan kepada Allah Sw. Memperdalam ilmu-ilmu Agama dan ilmu-ilmu lainnya merupakan
keharusan bagi setiap muslim sehingga ia dapat melakukan ibadah kepada Allah Swt. dengan
baik dan benar sesuai dengan tuntunan Allah dan rasulnya.
d. Memperbanyak dzikir kepada Allah baik Zikir qauliyah maupun zikir haliyah
Zikir artinya mengingat Allah, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Zikir juga dapat diartikan
sebagai suatu kondisi sadar tentang adanya Allah didalam dirinya zikir terbagi dua, yaitu zikir
qauliyah ialah segala ucapan yang dimaksudkan untuk mengagungkan Allah Swt. sedangkan
zikir haliyah ialah segala perbuatan yang dimaksudkan untuk beribadah kepada Allah Swt.
e. Perbanyak mengingat kematian agar tidak terlena oleh kehidupan duniawi
Mengingat ingat kematian dapat mendorong kita untuk menjauhi perbuatan maksiat kepada
Allah Swt., dapat pula membuat kita tidak terlena oleh kelezatan duniawi yang semakin
merangsang dan menggoda banyak hal yang dapat mengingat kita terhadap mati, misalnya
menjnguk orang sakit, ta’ziyah dan menghatanrkan keliang lahat.
f. Memperbanyak amal soleh sesuai tuntunan al-quran dan as-sunah
Amal soleh adalah perbuatan, ucapan, dan tindakan yang mengandung kebaikan, baik bagi
pelakunya maupun bagi orang lain. Dalam alqur’an, allah selalu menggandengkan amal soleh
dengan keimanan dalam setiap ayatnya. Hal itu menujukan betapa pentingnya kedudukan amal
soleh bagi peningkatan aqidah dan keimanan seseorang. Dalam ayat
g. Memperbanyak ibadah, baik mahdoh maupun ghair mahdoh
Ibadah banyak macamnya ada ibadah fisik seperti puasa, ibadah materi seperti zakat, ibadah
lisan seperti zikir dan do’a, serta ada pula yang merupakan gabungan dari semuanya yaitu ibadah
haji.
h. Perbanyak mengingat hari akhirat dengan meninggalkan angan-angan yang panjang tentang
kehidupan di dunia.
Kehidupan didunia ini ada batasannya tidak ada yang abadi selain allah swt. manusia harus ingat
dan sadar bahwa hari-hari yang dilaluinya akan berakhir dengan datangnya hari kiamat.
i. Memperbanyak mengisab diri sebelum diri dihisab oleh allah swt.
Kebanyakan manusia suka melihat kesalahan orang lain, tapi jarang mengitung kesalahan dan
do’a diri sendiri. Padahal, semakin sering menghisab diri, kita akan mengetahui seberapa banyak
amal soleh yang telah dilakukan dan seberapa besar dosa yang diperbuat. Ayat
j. Perbanyak berdo’a kepada allah agar diberi kekuatan akidah dan ketetapan iman
Doa adalah kekuatan yang luar biasa yang dimiliki oleh seorang hamba. Oleh sebab itu,
memperbanyak do’a kepada allah swt. sama dengan berbuat ibadah dan mendekatkan diri
kepadanya.
4. Manfaat mempelajari ilmu aqidah
a. Sebagai sumber dan motifator perbuatan kebajikan dan keutamaan.
b. Membimbing manusia kejalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan
ibadah penuh dengan keikhlasan.
c. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat
menyesatkan.
d. Menghantarkan manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.
e. Memupuk dan melahirkan kesehatan mental seseorang.
f. Memberikan pengajaran dan pendidikan ilmu tauhid.
g. Memupuk dan membentuk kepribadian manusia.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Akidah sebagai sebuah kenyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima
keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur
keraguan dan kebimbangan, maka tidak disebut akidah. Jadi akidah itu harus kuat dan tidak ada
kelemahan yang membuka celah untuk dibantah.
Akidah islam memiliki prinsip-prinsip dasar yang harus dijadikan pedoman bagi kaum
muslimin, diantaranya sebagai berikut:
a. Bersumber dari Alqur’an dan Al-Hadis
b. Tidak berbeda atau menyimpang dengan akidah yang diajarkan oleh para nabi dan rasul Allah
terdahulu
c. Meluruskan Akidah-akidah yang telah diselewengkan
Berikut adalah beberapa cara atau metode meningkatkan akidah dan keimanan agar akidah
tetap kokoh dan tak tergoyahkan oleh suatu apapun.
a. Memperbanyak membaca dan memahami Alqu’arn
b. Menghayati keagungan Allah melalui ayat-ayatNya, baik ayat quraniyah maupun ayat kauniyah
c. Memperdalam ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu yang dapat menghantarkan kita merasa takut
kepada Allah Swt
Sedangkan Manfaat mempelajari ilmu aqidah yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai sumber dan motifator perbuatan kebajikan dan keutamaan.
b. Membimbing manusia kejalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan
ibadah penuh dengan keikhlasan.
c. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat
menyesatkan.
d. Menghantarkan manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.
e. Memupuk dan melahirkan kesehatan mental seseorang.
f. Memberikan pengajaran dan pendidikan ilmu tauhid.
Memupuk dan membentuk kepribadian manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Hikmah Membina Kreatifitas dan Prestasi,Akik Pusaka.


Sy,Wahid. Akidah Akhlak Madrasah Aliya kelas x,Bandung: Armico 2010.
Thahari,fuad.Buku Siswa Akidah Akhlak Madrasah Aliyah.Jakarta:Kementrian Agama 2014.

Anda mungkin juga menyukai