Abstrak
Peran seorang Public Relations (PR) sangat penting dalam dunia bisnis tidak
terkecuali dalam Institusi Pendidikan, hal ini disebabkan oleh ketatnya persaingan
dalam dunia pendidikan, masing – masing institusi berlomba memasarkan
keunggulan yang dimilikinya guna menarik minat calon mahasiswanya, terkait
dengan hal itu kredibilitas dan kehandalan seorang Public Relations sangat
diperlukan agar institusi tersebut tetap menjadi pilihan utama. Dalam
mengaplikasikan strategi komunikasi, Integrated Marketing Communication
(IMC) merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan karena didalamnya
terdapat unsur unsur pemasaran terpadu yang dikemas dalam satu strategi
sehingga keberhasilan sebuah pemasaran dari seorang Public Relations memiliki
kemungkinan yang besar. Oleh karena itu peran yang dinamis antara Public
Relations dalam menerapkan Integrated Marketing Communication merupakan
bagian penting dari proses keberhasilan pemasaran dari praktisi komunikasi.
Seorang Public Relations memiliki kapasitas dan tugas dalam mengaplikasikan
Integrated Marketing Communication agar berjalan secara efektif dan efisien
serta keberhasilan sebuah komunikasi pemasaran dapat berjalan dengan baik
pada hal ini dalam memasarkan sebuah Institusi Pendidikan
Pendahuluan
memasarkan setiap keunggulan yang dimilikinya, selain penerapan IMC yang baik harus
didukung oleh kerjasama dari berbagai pihak dalam Institusi Pendidikan tersebut, dari
mulai Manajemen tingkat atas hingga bawah, sehingga strategi IMC dapat bersinergi dan
mendapatkan hasil maksimal.
Mutu dari institusi pendidikan seakan menjadi produk yang langka dan ekskusif
karena semua lembaga-lembaga pendidikan, para pendidik hanya mengutamakan barang
dan jasa. Tak jarang seorang praktisi pemasaran dijadikan tameng untuk memasarkan
segala keunggulan yang dimiliki institusi pendidikan tersebut dengan berbekal kemahiran
dalam berkomunikasi, tapi pada pelaksanaannya ketika sasaran telah menjadi mahasiswa
pada institusi tersebut, para pelaksana administrasi maupun akademik terkadang tidak
lagi menarapkan strategi komunikasi yang awalnya telah dilakukan dengan susah payah
oleh praktisi pemasaran demi menarik minat calon mahasiswa, untuk itu diperlukannya
Integrated Marketing Communication yang dinamis dan diterapkan oleh setiap elemen
dalam institusi pendidikan agar keberhasilan komunikasi pemasaran berjalan dengan
baik.
Pada penulisan karya ilmiah ini, Penulis berusaha untuk menjelaskan bahwa
Komunikasi yang bermutu yang dijalankan oleh seorang Public Relations yang menjadi
fasilitator dalam menerapkan Integrated Marketing Communication disetiap elemen
institusi pendidikan dapat menghasilkan sebuah keberhasilan komunikasi pemasaran
yang dapat meningkatkan kepuasan Materil dan Non Materil bagi Institus Pendidikan
tersebut. Sebagai bahan untuk perbadingan dalam penulisan karya ilmiah ini juga penulis
memakai dua buku dengan judul Komunikasi Profesional dan Integrated Marketing
Communications.
Sebagaimana kita ketahui bahwa peran seorang Public Relations dalam komunikasi
pemasaran sangat besar, mengingat seorang Public Relations dapat berperan sebagai
communication technician, expert prescriber, communication facilitator dan problem
solving facilitator bagi sebuah organisasi.
Penulis berusaha membatasi latar belakang masalah dalam penulisan karya ilmiah
ini, yaitu : dengan meyebutkan peran Public Relations dalam menerapkan Integrated
Marketing Communication demi terwujudnya keberhasilan sebuah strategi pemasaran.
5
Setelah ini penulis akan membahas lebih mengenai hal tersebut di atas, dan diharapkan
ada kesimpulan yang berupa saran dan kritik bagaimana hal tersebut di atas dapat
terwujud sesuai dengan tujuan akhirnya yaitu keberhasilan seorang Public Relations
dalam menerapkan Integrated Marketing Communication pada Institusi Pendidikan
STIKes PERTAMEDIKA.
Dengan pembahasan karya tulis ilmiah ini, secara otomatis kualitas serta keunggulan
institusi pendidikan akan meningkat, sehingga bermanfaat untuk para mahasiswa jurusan
komunikasi dan juga para elemen institusi pendidikan yang peduli akan keberhasilan
sebuah komunikasi pemasaran. Pembahasan yang tidak terlalu luas memang tidak
dilakukan oleh penulis, karena didalam dua buku yang penulis jadikan sebagai referensi
hampir diulas secara detil, walaupun masih ada yang menurut penulis belum ada
kolerasinya diantara beberapa halaman. Sebagai contoh, dalam Buku Pengantar Public
Relations; teori dan praktik sang penulis aslinya tidak banyak menyinggung korelasi
antara PR dan IMC, namun penulis dalam penulisan karya ilmiah ini berusaha
menjelaskan sedikit dari kedua buku yang diambilnya sebagai referensi.
Isi
Public Relations didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang unik yang membantu
dan memelihara jalur komunikasi, memunculkan pemahaman, kerjasama antara
organisasi dan publiknya; melibatkan manajemen permasalahan dan isu; membantu
manajemen untuk terus menginformasikan dan tanggap terhadap opini public;
mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani
kepentingan umum; membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan
perubahan secara efektif, melayani sebagai sistem peringatan dini untuk membantu
mencegah kecenderungan negatif; dan menggunakan penelitian yang sehat dan etika
komunikasi sebagai alat utamanya. (Harlow, 1976 : 36 dalam Keith Butterick 2013 : 7)
Public Relations diperkenalkan pertama kali oleh Ivy Lee, yang kemudian dianggap
sebagai bapak Public Relations, pada masa itu peran Public Relations adalah
menyelesaikan masalah atau krisis, karena itu menempati posisi strategis dalam struktur
manajemen. Kebijakan atau keputusan perushaan ditentukan dengan mempertimbangkan
6
pandangan para ahli Public Relations (A.G Eka Wenats, Totok Amin Soefijanto 2012 :
107).
Berdasarkan kedua definisi tentang Public Relations diatas, menurut penulis, Public
Relations adalah salah satu departemen di sebuah organisasi yang bertanggung jawab
terhadap hal – hal yang berkaitan dengan hubungan masyarakat, dan juga bertanggung
jawab dalam menjaga dan meningkatkan kualitas image perusahaan di tengah masyarakat
Don Schutz menyatakan bahwa IMC merupakan teori pemasaran yang
mencerminkan era baru, di mana keseimbangan kekuatan telah bergeser dari produsen ke
konsumen. IMC merupakan pendekatan holistic pada komunikasi pemasaran yang
menggunakan sejumlah elemen yang tepat di antaranya periklanan, PR, sponsorship, atau
brand management, ke dalam satu kampanye terpadu. (Butterick, Keith, 2013 : 55)
Teori Integrated Marketing awalnya dikembangkan oleh penulis berkebangsaan
Amerika bernama Don Schutz pada tahun 1993. Ia mengatakan bahwa IMC merupakan
teori pemasaran yang menggunakan sejumlah elemen yang tepat di antaranya periklanan,
PR, Sponsorship, atau brand management ke dalam kampanye terpadu. Hasil praktiknya
adalah ketika PR dikombinasikan dengan IMC akan menghasilkan sebuah layanan yang
dibutuhkan para klien dalam satu atap.
Definisi Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication/
IMC) menurut penulis adalah upaya perusahaan memadukan dan mengkoordinasikan
semua saluran komunikasi untuk menyampaikan pesannya secara jelas, konsisten dan
berpengaruh kuat tentang organisasi dan produk-produknya.
fungsi untuk mencapai banyak tujuan. Yang paling utama adalah menimbulkan
kesadaran, menginformasikan dan mengedukasi, menimbulkan pengertian, membangun
kepercayaan, menjadi kawan, memberikan alasan mengapa orang mesti membeli produk
dan pada akhirnya membentuk iklim penerimaan public (A.G Eka Wenats, Totok Amin
Soefijanto 2012 : 112)
Seperti terkandung dari kedua buku yang telah di gagas oleh penulis bahwa PR dan
IMC memiliki sebuah relationship yang dinamis yang dapat memecahkan masalah yang
sedang dialami klien / customernya. tentunya PR berperan penting dalam menjalankan
strategi Integrated Marketing Communication agar tercapai tujuan pemasaran.
Kesimpulan
IMC mempunyai manfaat yang cukup banyak bagi sebuah perusahaan, antara lain
ialah Membentuk identitas merk yang kuat di pasar dengan mengikat bersama dan
memperkuat semua citra dan pesan komunikasi perusahaan, lalu Mengkoordinasikan
semua pesan, positioning dan citra, serta identitas perusahaan melalui semua komponen
8
Saran
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah positioning produk agar diingat terus dengan
konsumen maka positioning harus dibuat unik atau suatu hal yang ingin dibuat untuk
9
Menurut penulis, Tata telak fasilitas juga tak luput dari perhatian, untuk itu
khususnya STIKes PERTAMEDIKA agar memperhatikan ATK dan Meja Pendaftaran
harus terlihat efektif, sehingga brand positioning tentang STIKes PERTAMEDIKA
adalah pelayanan yang sigap dan cepat, karena segala fasilitas saat melayani pendaftar
ada di lokasi, sehingga memudahkan proses pendaftaran
Daftar Pustaka
Butterick, Keith.(2013), Pengantar Public Relationss : Teori dan Praktik, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta