Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR PENYAKIT

HIPERTENSI

I. PENGERTIAN
Tekanan mempunyai dua komponen, yaitu kekuatan pendorong
(disebut tekanan sistolik), yang berpengaruh pada darah karena kontraksi otot
jantung. Dan kekuatan penahan atau ketegangan (disebut tekanan diastolik).
Tekanan darah adalah ukuran dari kedua kekuatan ini. Tekanan sistolik selalu
lebih tinggi daripada tekanan diastolik, dan tekanan darah naik atau turun
sejalan dengan detak jantung masing-masing.
Tekanan darah normal adalah refleksi dari cor dengan resistensi
peripheral. Tingginya tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg).
Pada orang dewasa biasanya tingginya 130–140 sistolik, 70-90 diastolik. Pada
anak-anak biasanya agak lebih rendah, biasanya sekitar 90/60 mmHg.
Tekanan darah tinggi diakibatkan perubahan dalam mekanisme tekanan darah
normal, yaitu:
 Jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka sistolik.
 Apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga
memperbesar tahanan.
Terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan
diastolik. Dalam kasus tekanan darah tinggi, biasanya kedua tekanan itu naik
secara keseluruhan. Suatu peningkatan dalam tekanan diastolik jauh lebih
sering daripada suatu peningkatan tekanan sistolik. Tekanan darah tinggi
(hipertensi) dapat diartikan peningkatan dari sistolik tekanan standar yang
dihubungkan dengan usia. Ada dua tipe hipertensi
1. Primary (essensial) hypertension. Adalah hipertensi paling umum dan
termasuk 25-29 % individu menderita penyakit ini. Hipertensi primer,
terbagi atas :
 Benigna hipertensi : serangan secara berangsur-angsur dan waktunya
lama
 Maligna hipertensi : serangan secara tiba-tiba dan cepat
2. Secondary hypertension. Adalah atribut dari kondisi yang patologi, jika
pengobatan akan menyebabkan tekanan darah kembali normal dan
terhitung 5-15 % nya dari populasi jenis ini. Tipe ini timbul dari suatu
penyakit sistem kardiovaskular, sistem ginjal atau sistem neurologis.

II. ETIOLOGI.
Hipertensi adalah penyakit dari tengah mas dewasa. Diperkirakan satu
dalam enam individu mempunyai tekanan darah tinggi. Jarang terjadi pada
anak-anak. Faktor-faktor penyebab antara lain:
1. Age (usia)
Paling sering/tinggi pada usia 30-40 tahun

2. Jenis kelamin
Komplikasi hipertensi meningkat pada laki-laki

3. Riwayat keluarga
75% klien menderita hipertensi mempunyai riwayat keluarga hipertensi

4. Obesitas
Meningkatnya berat badan pada masa anak-anak atau usia pertengahan,
resiko hipertensi meningkat.

5. Serum lipid
Meningkatnya trygliserida atau cholesterol meningkatkan resiko hipertensi

6. Diet
Meningkatnya resiko hipertensi pada diet tinggi sodium, tinggi lemak dan
tinggi kalori.

7. Merokok
Resiko dihubungkan dengan jumlah rokok, lamanya merokok
III. PATOFISIOLOGI.
Baroreseptor mengontrol peregangan dinding arteri dengan
menghalang-halangi pusat vasokonstriksi medulla. Hipotesa ini berpengaruh
dengan mekanisme untuk meningkatkan tekanan darah. Patofisiologi
hipertensi lain dapat diakibatkan faktor:
 Ketidakcocokan sekresi renin
 Pengaruh ginjal
 Peranan vasokonstriksi subtance, prostaglandin dan kalikrein

IV. TANDA DAN GEJALA


1. Tekanan darah systole di atas 140 mmHg dan diastole di atas 90 mmHg.
2. Pada mata, pembuluh darah retina menjadi tipis, licin atau bisa hemorragi
(pada pemeriksaan opthalmoskop)
3. Sakit kepala, nause, vomitus pada pagi hari
4. Terdapat sesak nafas pada klien yang mengalami gagal jantung
5. Oedema perifer jika terdapat pada gagal jantung kanan
6. Pasien mengeluh palpitasi
7. Pasien menjadi pelupa dan lekas marah
8. Bisa terjadi epistaksis, akibat penambahan tekanan pada sistem sirkulasi

V. PEMBERIAN TERAPI OBAT.


1. Obat yang bekerja cepat
a. Natrium Nitroprusid. 6-200 mg/menit dengan infus IV. Tujuannya
menurunkan tekanan darah diastole sampai 110 mmHg dalam 1 jam
b. Diazoksid (hiperstat). 75-300 mg IV. Dipakai pada preeklamsi atau
hipertensi kehamilan.
c. Trimetafan (Arfonad). Yaitu obat penghambat ganglion, 1 amp 500 mg
dalam 1 dextrose 5% dan air diberi IV dengan kecepatan 1-4 ml/menit

2. Obat yang bekerja cukup berat


a. Reserpik 1-2,5 mg IM tiap 8 jam
b. Hidralazin (apresolin) 5-20 mg IM setiap 2-4 jam
c. Metildopa (aldomet) 500 mg IV setiap 2-4 jam. Efeknya lambat,
berlangsung selama 8-12 jam. Bila tekanan darah terkontrol,
minoksidit + diuretik diberikan per oral dan obat anti hipertensi oral
lain ditambah bila perlu. Obat parenteral diturunkan secara perlahan-
perlahan dalam periode 2-3 hari.

VI. KOMPLIKASI PENYAKIT


Peningkatan tekanan arterial dapat menyebabkan hal-hal berikut ini:
1. Kegagalan jantung sekunder terhadap peningkatan kerja jantung dan
isufisiensi koroner relatif atau absolut.
2. Timbulnya atheroma, terutama di dalam arteri serebral atau koroner
dengan sindrom-sindrom yang diakibatkan oleh oklusi vaskuler.
3. Nekrosis vaskuler akut yang diakibatkan oleh peninggian tekanan
diastolik yang cepat dan terus-menerus (biasanya lebih dari 130
mmHg) dapat menimbulkan komplikasi yang disebut sebagai fase
maligna dengan perdarahan, eksudat dan oedema papil didalam
fundus, gangguan visual dan gejala-gejala sistem saraf pusat dan
ensephalopati hipertensif (gagal ginjal)
4. Stroke hemorragik.
5. Dissecting aorta.
Daftar Pustaka:

- Doenges, Marlynn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC,


2000, Jakarta
- Siauw, Soen L, Hipertensi, Cet. I, Debora Publishers, 1994, Jakarta
- Smith, Tom, Dr, Tekanan Darah Tinggi, Arcan, 1991, Jakarta
- Watts, David H, Terapi Medik, Edisi 17, EGC, 1984, Jakarta.
PENGKAJIAN
I. BIODATA.

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / WNI
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Desa Mandingin
Tgl masuk RS / Pusk : Jum,at 09 September 2005
Tgl pengkajian : Jum,at 09 September 2005

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB.


Nama : Ny. H
Umur : 30 tahun
Hub. Dengan pasien : Anak
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Serjana
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Alamat : Desa Mandingin

Nomor register : 467/05


Dignosa medis : Hepatitis

II. Alasan Masuk Rumah Sakit


A. Alasan Dirawat :
Rasa pusing berputar, pegal di daerah tengkuk, mata berkunang-
kunang disertai muntah-muntah kurang lebih 4 kali.
B. Keluhan utama. : Pusing
1. Provocative / Palliative
Disebabkan oleh penyakit Hipertensinya yang kambuh, yang
diperberat oleh kerena melakukan aktivitas fisik yang terlalu
banyak.
2. Quality/Quantity
Klien mengatakan kepalanya terasa pusing berputar disertai
muntah-muntah 4 kali, pegal didaerah tengkuk dan mata
berkunang-kunang.
3. Regional
Pusing di daerah kepala bagian frontalis dan pegal di daerah
tengkuk.
4. Severity Scale
Klien merasa penyakit yang dideritanya begitu parah, kerena
sebelumnya pernah mengalami penyakit seperti ini, namun
tidak separah yang dideritanya saat ini. Dengan skala
keparahan 3.
Skla keparahan :
- 0 = tidak terdapat nyeri
- 1 = nyeri ringan
- 2 = nyeri sedang
- 3 = nyeri berat
- 4 = nyeri sangat berat
5. Timing
Menurut klien mulai muncul saat klien beraktivitas (menyapu),
sejak jam 14.00 wita, kerena terik matahari yang panas, tiba-
tiba kepalanya terasa pusing disertai muntah

III. RIWAYAT KESEHATAN

A. Riwayat Kesehatan Sebelum ini


Penyakit yang pernah dialami klien seperti demam, batuk, filek dan tidak
pernah masuk rumah sakit sebelum ini. Sebelumnya klien ada riwayat
hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, namun bila ada gejala hipertensi,
klien langsung kontrol ke dokter, tekanan darah tertinggi selama 1 tahun
terakhir ini 180/100 mmhg. Namun 1 kali pada 2 bulan yang lalu.

B. Riwayat penyakit sekarang


Rasa pusing hebat mulai dirasakan klien setelah selesai beraktivitas
menyapu sekitar jam 14.00 wita, kerena terik matahari yang panas, yang
di sertai muntah-muntah kurang lebih 4 kali dan pegal di daerah tengkuk
dan mata klien terasa berkunang-kunang. Kemudian atas inisiatif
keluarganya klien di bawa kerumah sakit H. Damanhuri Barabai pada
hari Jum’at tanggal 09 September 2005 jam 14.50 wita. Untuk
mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih intensif.

C. Riwayat penyakit Keluarga


Dalam keluarga Klien ada riwayat Hipertensi yaitu ayah klien dan
dalam keluarga Klien tidak terdapat riwayat penyakit keturunan seperti
Asma, Diabetis, atau penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dll.
Genogram :

Ket ;
Lk :
Pr :
Klien :
Ayah klien :
Suami klien :
Saudara :
Anak klien :
IV. INFORMASI KHUSUS
Klien sudah menopause sejak usia 50 tahun.

III. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL.

A. Makan dan Minum


1. Nutrisi.
Dirumah pola makan 3 kali sehari, dengan menu rutin nasi, sayur, ikan,
buah-buahan kadang-kadang. Nutrisi klien hanya 4 sehat kerena klien
tidak suka minum susu.
Di rumah sakit Klien belum bisa makan , nutrisi parentral D5/catopres
20 tts/mnt.
2. Minum
Di rumah jenis minuman air putih, banyaknya 4-5 gelas sehari dan
minuman kesukaan adalah kopi manis.
Di rumah sakit Klien hanya minum sedikit demi sedikit.

B. Eliminasi. ( BAB & BAK)


1. BAB
Di rumah Klien frekuensinya 1 kali sehari (biasanya pada pagi hari)
dengan warna kunung, dengan konsistensi padat, tidak ada kelainan
dan baunya khas.
Di rumah sakit klien belum pernah BAB
2. BAK
Di rumah frekuensinya 2-3 kali sehari dengan warna kuning muda, dan
tidak ada gangguan BAK.
Di rumah sakit klien terpasang kateter, jumlah urine sehari sekitar 250
cc, dengan warna kekuning-kuningan..

C. Istirahat & Tidur


1. Istirahat
Di rumah waktu istirahat siang sekitar pukul 14.00 – 15.00 wita. Pada
malam hari pukul 20.00 – 22.00 wita.
Di rumah sakit waktu pasien hanya digunakan untuk istirahat.
2. Tidur
Di rumah waktu siang hari klien jarang tidur dan hanya kalau tidur
waktu berbarengan dengan waktu istirahat yaitu pukul 14.00-15.00
wita. Dan pada malam hari pukul 22.00 – 05.00 wita.
Di rumah sakit semua waktu digunakan untuk istirahat dan tidur
kerena kondisi pasien sangat lemah.

D. Aktivitas
Di rumah pekerjaan yang dilakukan tiap hari yaitu pekerjaan rumah seperti
menyapu, memasak, dan lain-lain.
Di rumah sakit klien tidak bisa beraktivitas kerena masih terbaring lemah
di tempat tidur, dan dalam setiap melakukan aktivitas dibantu oleh orang
yang terdekat atau keluarganya.

E. Personal hygiene.
Di rumah klien mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sekali (bangun tidur
dan sehabis makan), cuci rambut 1 kali seminggu dan potong kuku 1 kali
seminggu.
Di rumah sakit klien tidak pernah mandi , hanya diseka saja oleh
keluarganya 2 kali sehari

F. Rekreasi
Di rumah apabila klien merasa suntuk, klien menghilangkannya dengan
menonton televisi atau pergi ketempat hiburan bersama keluarganya.

IV. PSIKOSOSIAL

A. Psikologis
Persepsi klien terhadap penyakitnya yaitu klien tidak begitu mengerti
tentang penyakitnya, tetapi mempunyai keinginan besar untuk sembuh.
Kemampuan adaftasi yaitu dapat beradaftasi dengan lingkungan rumah
sakit dengan menerima segala tindakan yang diberikan.
B. Sosial
Hubungan klien dengan klien lain baik (mereka saling mengerti dengan
kondisi yang dialaminya). Hubungan klien dengan keluarga baik (terlihat
kondisi selalu ada keluarga yang membesuknya dan menemaninya).
Hubungan klien dengan tenaga medis baik (klien dapat bekerja sama dan
menerima pengobatan yang diberikan).

C. Spritual
Di rumah klien selalu melaksanakan ibadah shalat 5 waktu dan shalat
sunat. Namun di rumah sakit klien tidak pernah melaksanakan shalat,
kerena kondisinya yang sangat lemah, klien hanya berdoa dan berzikir di
tempat tidur.

V. PEMERIKSAAN FISIK.
Tanggal 1 september 2005
A. Keadaan umum.
Kesadaran : Komposmentis. GCS : 4, 5, 6
Vital sign  TD 240/100 mmhg  Temp 37 ° C.
 Nadi : 80x / mt  Resp : 20 x / mt.
B. Head to Too
A. Kepala.
Bentuk kepala simetris, tidak ada ketombe, , tidak terdapat kutu
rambut, tidak terdapat benjolan ataupun lesi. bentuk rambut lurus,
berwarna hitam bercampu uban dan penyebaran merata.
B. Penglihatan.
Gerakan bola mata simetris, refleks pupil terhadap cahaya baik,
pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan (kaca mata),
C. Penciuman & Hidung.
Terlihat bersih, tidak terdapat serumen dan tidak terdapat cairan,
bentuk dan posisi simetris, fungsi penciuman normal, tidak
terdapat peradangan mukosa dan folip.
F. Pendengaran & Telinga.
Terlihat bersih, tidak terdapat serumen, tidak terdapat cairan,
bentuk dan posis simetris, fungsi pendengaran baik (dapat
menjawab pertanyaan perawat).
G. Mulut dan Gigi
Mukosa mulut lembab, lidah bersih. Tidak terdapat adanya
pembengkakan gusi, dan tidak terdapat gejala peradangan.
H. Leher.
Palpasi vena jugularis teraba kuat, tidak terdapat pembesaran
kelenjar getah bening, maupun kelenjar tyroid, terdapat kaku
kuduk/tengkuk (pegal-pegal di daerah tengkuk).
I. Thorax
Klien tidak memakai alat bantu pernapasan, gerakan dada simetris
dengan perkusi resonan. Tidak terdengar bunyi rochi dan whezing.
Frekuensi pernapasan 20 x/menit dan tidak ada nyeri tekan dan
jantung terasa berdebar-debar .
A. Abdomen.
Bentuk simeris, palpasi tidak teraba pembesaran hati atau lympa.
Pada perkusi terdengar bunyi timpani, dan pada
auskultasiterdengar bising usus 15 x/mnt.
B. Sistem reproduksi.
Klien berjenis kelamin perempuan
C. Ekstremitas atas & bawah.
Terlihat bersih (tidak terdapat kotoran kulit dilipatan kulit),
ekstremitas atas tidak dapat digerakan secara bebas, pada lengan
kiri terpasang infus D5/RL 30 tts/mnt, dan teraba hangat.
Ekstremitas bawah tidak dapat digerakan dengan bebas kerena
kondisi klien sangat lemah. Tonus otot lemah adanya kelemahan
dalam beraktivitas.
D. Integumen
Terlihat bersih (tidak terdapat kotoran kulit dilipatan kulit), warna
kulit agak gelap, kulit tampak lembab, kulit teraba hangat dan
turgor kulit baik (bila dicubit kembali dalam 2 detik).

VI. PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN.


A. Laboratorium.

N HARI & JENIS KATEGORI HASIL


O TANGGAL PEMERIKSAAN NORMAL PEMERIKSAAN

Tidak ada

B. Rontgen
Hasil :……………………..

C. EKG.
Hasil :…………………….

D. Pemeriksaan lain ( EEG, USG, CT Scan, dll )

E. Pengobatan : 09 September 2005


- Infv D5/catopres 20 tts/mnt
- Inj. Antrain ½ amp/8 jam (iv)
- Inj. vomidex 1 amp/8 jam (iv)
- Ulcerain 3x1 (p.o)
- Captopril 3x1 (p.o)
- Nifedin 3x1 (p.o)
Analisa Data

No Data Objektif &Subjektif Etiologi Masalah


1. Ds : Klien mengeluh rasa Peningkatan
pusing berputar,pegal tekanan vaskuler
didaerah tengkuk, mata serebral
tersa berkunag-kunag.
Do :
- Ekspresi / raut muka
tampak tegak
- Klien tampak lemak
- Skala nyeri 3 (0-5).

2 Ds : Gangguan Rasa
Intoleransi
- klien mengatakan merasa Penurunan dan Nyaman
aktivitas
lemah dan letih serta kelemahan fisik (pusing)
tidak begitu kuat sekunder terhadap
melakukan aktivitas patologis penyakit
Do :
- Adanya keterbatasan
aktivitas sehari-hari
- Ketergantungan klien
dalam melakukan
aktivitas yang dibantu
oleh orang terdekat atau
keluarganya.
- Terpasang infus
D5/Catopres 20 tts/mnt

3. DS : Klien mengatakan takut Kurangnya Cemas


terhadap Hipertensi yang pengetahuan
dideritanya jikalau sampai pada mengenai kondisi
fase stroke. dan rencana
DO: pengobatan
* ekspresi / raut muka klien
tampak tegang.
Daftar Masalah

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Tanggal Muncul Tanggal teratasi


1. Gangguan rasa nyaman (Pusing) sehubungan 09 september
2005
dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral, di
tandai dengan :
Ds : Klien mengeluh rasa pusing berputar,pegal
didaerah tengkuk, mata tersa berkunag-kunag.
Do :
- Ekspresi / raut muka tampak tegak
- Klien tampak lemak
- Skala nyeri 3 (0-5).

Intoleransi aktivitas sehubungan dengan penurunan


2.
09 september
dan kelemahan fisik sekunder terhadap patologis
2005
penyakit, di tandai dengan :
- klien mengatakan merasa lemah dan letih
serta tidak begitu kuat melakukan aktivitas
- Adanya keterbatasan aktivitas sehari-hari
- Ketergantungan klien dalam melakukan
aktivitas yang dibantu oleh orang terdekat
atau keluarganya.
- Terpasang infus RL/Catapres 30 tts/mnt

3. Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan


09 september
mengenai kondisi dan rencana pengobatan kerena 2005
kurangnya informasi yang diterima oleh klien , di
tandai dengan :
DS : Klien mengatakan takut terhadap Hipertensi
yang dideritanya jikalau sampai pada fase stroke.
DO:
* ekspresi / raut muka klien tampak tegang.
.
 RENCANA TINDAKAN

DX
NO Hari/tgl TUJUAN RENCANA KPRWTN RASIONAL
KPRWTN
1. Jum’at Jangka Pendek : 1. Pertahankan tirah 1. Untuk mengetahui
09-09-05
Melaporkan pusing baring selama fase jenis dan sifat dari
hilang/terkontrol akut. rasa nyeri sehingga
Rasa pusing berkurang 2. minimalkan aktivitas dapat diberikan
atau hilang dengan vasokontriksi yang keperawatan sesuai
kriteria: dapat meningkatkan dengan respon klien.
- Klien mengatakan pusing 2. Meningkatkan aliran
rasa pusing tidak 3. untuk mengurangi balik vena
terasa lagi. pusing dapat menurunkan odema
- Klien tidak tampak dilakukan teknik dan menurunkan rasa
tegang lagi. relaksasi di aktivitas nyeri.
Jangka Panjang : waktu senggang. 3. Obat analgetik
Menyatakan metode 4. Berikan analgetik mengurangi persepsi
yang memberikan rasa sesuai terapi dokter seseorang tentang rasa
pengurangan dan observasi nyeri terutama daya
nyeri/pusing. keefektifannya. Inj. kerjanya menekan
Antrain ½ amp/8 jam sistem syaraf sentral.
Jam 16.00 wita.

2. Jum’at Jangka Pendek : 1. Tingkatkan tirah 1. Meningkatkan


09-09-05
Menyatakan baring duduk, beri istirahat dan
pemahaman terhadap lingkungan tenang ketenangan ,
situasi serta faktor dan batasi jumlah menyediakan energi
resiko pengunjung yang digunakan
Jangka Panjang : 2. tingkatkan aktivitas untuk penyembuhan
Menunjukkan sesuai dengan posisi duduk tegak
teknik/perilaku yang toleransi, bantu dapat menurunkan
mampu kembali melakukan latihan aliran darah kekaki.
melakukan aktivitas rentang gerak sendi 2. Menganjurkan klien
pasif/aktif untuk dapat
3. Ubah posisi sesering menggerakkan
mungkin serta bagian tubuhnya
berikan perawatan sesering mungkin.
N DX
Hari/tgl IMPLEMENTASI EVALUASI
O KPRWTN
1. Kamis 1. Menganjurkan klien untuk S : Klien mengatakan
22-09-05
beristirahat/berbaring selama fase rasa pusing agak
pusing berlangsung berkurang
2. Menganjurkan klien untuk tidak O: TD 190/90 mmhg
terlalu beraktivitas selama pusing. A: Rasa nyeri teratasi
3. Memberikan analgetik, antibiotik sebagian.
sesuai terapi. P : Lanjutkan intervensi
1, 2, 3

2. Kamis 1. Menganjurkan klien untuk S = Klien mengatakan


22-09-05
istirahat di tempat tidur dan tidak bisa
duduk perlahan-lahan sesering beraktivitas kerena
mungkin. kondisinya sangat
2. Menganjurkan klien untuk dapat lemah
menggerakan bagian tubuhnya O = Klien terlihat
sesering mungkin. terbaring di tempat
3. Mengubah posisi tidur klien tidur dan dalam
(lateral atau faowler) sesering beraktivitas dibantu
mungkin serta memberikan oleh keluarganya
bedak di punggung klien. A= Masalah belum
teratasi
P = Intervensi di
lanjutkan

S : Klien mengatakan ia
1. Menanyakan pada klien apakah
3. Kamis
sudah mengerti
22-09-05 apakah ia menghadapai kesulitan
tentang penyakit HT.
dalam memahami penyakitnya
O: Raut muka sudah
2. Memberitahu klien batasan TD
tidak menampakkan
normal adalah tidak lebih dari kecemasan lagi.
A: Masalah dapat
140/90 mmhg.
teratasi
3. menganjurkan dan memberi P : Intervensi teruskan.
dorongan untuk mengubah posis
baring.
N
Hari/tgl DX KPRWTN PERKEMBANGAN
O
1. Sabtu S : Klien mengatakan rasa pusing agak berkurang
10-09-05
O: TD 190/90 mmhg
A: Rasa nyeri teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3

2. Sabtu S = Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas kerena


10-09-05
kondisinya sangat lemah
O = Klien terlihat terbaring di tempat tidur dan dalam
beraktivitas dibantu oleh keluarganya
A= Masalah belum teratasi
P = Intervensi di lanjutkan

1. Minggu S : Klien mengatakan rasa pusing agak berkurang


11-09-05
O: TD 180/90 mmhg
A: Rasa nyeri teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 (APS)

S = Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas kerena


2. Minggu
11-09-05 kondisinya sangat lemah
O = Klien terlihat terbaring di tempat tidur dan dalam
beraktivitas dibantu oleh keluarganya
A= Masalah belum teratasi
P = Intervensi di lanjutkan (APS)

.
INTERVENSI KEPERAWATAN
N Hari & Diagnosa Perencanaan Implementasi
O tanggal keperawatan Tujuan Tindakan Rasionalisasi

1 Selasa Intoleransi Jangka pendek : 1. Tingkatkan 1. Meningkatkan 1. Menganjurkan


18-9-01 aktifitas Menyatakan tirah baring istirahat dan pasien untuk
berhubungan pemahaman duduk beri ketenangan istirahat di tempat
dengan terhadap situasi lingkungan menyediakan energi tidur dan duduk
kelemahan umum serta faktor resiko tenang dan yang digunakan untuk perlahan-lahan
ditandai dengan : dan program ADL batasi jumlah penyembuhan.posisi sesering mungkin.
 Adanya pengunjung. duduk tegak dapat
keterbatasan Jangka panjang : menurunkan aliran
aktifitas. Menunjukan darah kekaki. 2. Menganjurkan
 Ketergantung tehnik / perilaku pasien untuk
an pasien yang memampukan 2. Tingkatkan 2. Tirah baring lama dapat
dengan kembali melakukan aktivitas sesuai dapat menurunkan menggerakan
istrinya dalam aktivitas. dengan toleansi, kemampuan karena bagian tubuhnya
melakukan bantu keterbatasan aktifitas sesering mungkin
aktifitas. melakukan yang mengganggu
latihan rentang
gerak sendi 3. Mengubah posisi
pasif / aktif. 3. Meningkatkan fungsi tidur px sesering
pernafasan dan mungkin, serta
3. Ubah posisi meminimalkan tekanan memberikan
sesering pada area tertentu bedak di
mungkin serta untuk menurunkan punggung pasien
berikan kerusakan jaringan.
Jangka panjang : perawatan kulit 4. Menganjurkan
Pasien dapat yang baik. 4. Meningkatkan pasien untuk tidur
menunjukan relaksasi & sambil membaca
perilaku untuk penghematan energi, buku / nonton TV
mempertahankan 4. Dorong memusatkan perhatian
berat badan. penggunaan dan dapat
tehnik meningkatkan koping
manajemen
2 Selasa stres, berikan
. 18-9-01 hiburan yang
Jangka pendek : tepat. 1. Menunjukan
Nutrisi kurang Tidak terjadi kurangnya resolusi / 1. Observasi
dari kebutuhan anorexia eksaserbasi penyakit keadaan umum
tubuh, ditandai berkepanjangan memerlukan istirahat pasien, dan saat
dengan : 1. Awasi lanjut. makan pasien.
 Penurunan terulangnya 2. Memberikan informasi Observasi derajat
3 nafsu makan. anorexia & tentang kebutuhan anorexia pasien.
 Porsi makan nyeri tekan pengganti / efek
Selasa sedikit, hanya pembesaran therapy. 2. Catat jumlah
18-9-01 ½ porsi saja. hati. 3. Sebagai indikator masukan dan
 Rasa mual. 2. Awasi masukan volume sirkulasi / haluaran pasien
dan perfusi. dalam lembar
Jangka pendek : haluaran,bandin 4. Dapat menunjukan BCP,
Resiko tinggi Menyatakan gkan dengan hidrasi dan
terhadap infeksi pemahaman BB harian, catat mengidentifikasikan
berhubungan terhadap faktor kehilangan retensi natrium / kadar
dengan kurang resiko. cairan baik protein yang dapat 3. Observasi tanda-
pengetahuan lewat oral – menimbulkan tanda vital setiap
untuk Jangka panjang : usus. pembentukan oedema. 6 jam sekali.
menghindari Menunjukan tehnik 3. Kaji tanda- Defisit pada
pemajanan pada & melakukan tanda vital, nadi pembekuan potensial
patogen. perubahan pola perifer, beresiko perdarahan 1. Lakukan cuci
hidup untuk pengisian 1. Mencegah transmisi tangan setelah
menghindari infeksi kapiler, turgor penyakit virus ke orang kontak dengan
ulang / transmisi kulit dan lain melalui cuci tangan pasien.
ke orang lain. membran efektif dapat mencegah
mukosa transmisi virus. 2. Mmbatasi jumlah
4. Kolaborasi ; 2. Pasien terpajan pengunjung
Observasi nilai terhadap proses infeksi dengan alasan
laboratorium ( khususnya yang tepat.
setiap hari respiratorius ) potensial 3. Menjelaskan pada
1. lakukan tehnik resiko kompliksi pasien mengenai
isolasi untuk sekunder. patofisiologi
infeksi enterik 3. Pemahaman alasan penyakitnya serta
dan pernafasn untuk perlindungan diri proses penyebaran
termasuk cuci dan orang lain dapat virusnya.
tangan efektif. mengurangi perasaan
2. Awasi / batasi isolasi dan stigma. 4. HE kepada pasien
jumlah 4. Efektif dalam dan keluarga
pengunjung mencegah Hepatitis tentang imunisasi
3. Jelaskan virus pada orang yang pencegahan
prosedur isolasi terpajan tipe hepatitis terhadap virus
pada pasien dan dan periode inkubasi. HB.
keluarga.
4. Berikan
informasi
tentang adanya
Gama Glabulin,
ISG HBIG.
Vaksin HB.
CATATAN PERKEMBANGAN
N HARI / TGL NO PERKEMBANGAN PARAF
O DIAGNOSA
1 Kamis No 1 S : Pasien mengatakan kelemahan
20 – 9 - 2001 tonus otot berkurang.
16.00 O : Pasien sudah mampu bangun
tidur / duduk sendiri tampa
bantuan orang lain.
A : Kelemahan tonus otot mulai
teratasi.
P : Pasien mampu melakukan
peningkatan toleransi aktivitas
serta tidak tergantung pada orang
lain.
I : Tingkatkan aktivitas sesuai
toleransi, bantu melakukan latihan
gerak sendi pasif dan aktif.
E : Pasien mampu bangun tidur dan
berdiri tanpa dibantu, tapi untuk
berjalan ke WC tetap dibantu.
R : Masalah teratasi.
2 Kamis
No 2
20 – 9 - 2001
17.00 S : Rasa mual mulai berkurang.
O: Nafsu makan tampak mulai
membaik
A: Masalah mulai teratasi.
P: Pertahankan intake nutrisi pasien.
I: Kolaborasi dengan tim medis
untuk meneruskan terafi dan
suport pasien untuk
mempertahankan intake yang
adekuat
3 Kamis E: Pasien mampu menunjukan bebas
No 3
20 – 9 - 2001 tanda malnutrisi.
17.30

S : Tidak ada keluhan dari gejala /


tanda tanda infeksi, contoh panas.
O : Tidak terdapat gejala infeksi
A : Tidak terjadi infeksi sekunder
P : Teriskan rencana dan tindakan
septik dan sterilisasi.

Anda mungkin juga menyukai