OLEH :
Disusun oleh :
ANDREW BERKAT S. 1031511007
ARMANSYAH PUTRA S. 1031411008
HERMITA RAMADHINI 1031411027
RIKA FITRIANI 1031511044
Tanah Datar
Oktober 2016
KATA PENGANTAR
1 100 19 00 30
2 100 22 00 31
3 100 22 00 27
4 100 23 00 28
5 100 21 00 28
6 100 20 00 28
7 100 22 00 28
8 100 23 00 30
9 100 21 00 30
10 100 19 00 31
11 100 19 00 28
12 100 20 00 27
1 100 19 00 27
2 100 23 00 28
3 100 22 00 28
4 100 23 00 28
5 100 22 00 30
6 100 20 00 30
7 100 21 00 27
8 100 19 00 31
c. Sistem Penambangan
Sehubungan dengan bentuk dan karakteristik endapan batu besi yang
termasuk hasil intrusi yang muncul di lereng bukit, maka sistem
penambangan yang akan diterapkan adalah sistem tambang terbuka (open
pit). Ditinjau dari morfologinya, kegiatan penambangan akan dilakukan
dengan sistem contour mining. Teknik penggaliannya bertahap dari elevasi
yang paling tinggi ke elevasi yang rendah. Penambangan akan berhenti
sampai elevasi kontur yang terendah. Hal ini karena perhitungan cadangan
pada penyelidikan ini pada batu besi yang muncul di permukaan. Kemajuan
penambangan batu besi selanjutnya akan mengikuti arah penyebaran lapisan
batu besi pada setiap open cut yang akan ditambang.
d. Strategi Penambangan
Ditinjau dari sistem pembuangan over burden, maka sistem yang
dipakai adalah sistem infill dump dimana over burden untuk tahun 1
dibuang di penampungan top soil dan untuk tahun berikutnya dibuang di
open cut tahun 1 yang telah selesai (mine out), dan selanjutnya dilakukan
reklamasi. Over burden yang dihasilkan tidak terlalu banyak yaitu berupa
top soil dengan ketebalan rata-rata 0,3 meter. Karena bentuk design
tambang berupa open cut, jadi tidak perlu melakukan penimbunan untuk
menutup pit, tetapi langsung di-
ditebar top soil dan langsung dilakukan reklamasi.
Tabel 3.1 Rencana dan Jadwal Produksi Per Tahun PT. Maju Mundur
Tahun Ke
Parameter
1 2 3 4 5
3. Penimbunan
a. Di bekas tambang (ha) - 2,3 5,9 5,5 5,7
b. Di luar bekas tambang
1,98 2,8 - - -
(ha)
c. Volume yang ditimbun
- 25000 32000 30000 25500
dibekas tambang (m3)
d. Volume yang ditimbun
25000 5000
diluar bekas tambang (m3)
4. Reklamasi
- Penataan lahan (ha) - 2.3 5.9 5.5 5.7
- Revegetasi (ha) - 2.3 5.9 5.5 5.7
5. Pencegahan dan
penanggulangan air asam 3418 3418 3418 3418 3418
tambang (m3)
4.4 Revegetasi
Kendala utama dalam melakukan kegiatan revegetasi pada lahan-
lahan terbuka pasca penambangan adalah kondisi lahan yang marginal
termasuk masalah fisik, kimia (nutrients dan toxicity), dan biologi tanah.
Masalah fisik tanah mencakup tektsur dan struktur tanah. Masalah kimia
tanah berhubungan dengan reaksi tanah (pH), kekurangan unsur hara, dan
mineral toxicity. Selain itu tanah terbuka bekas tambang biasanya tanah
memadat, minim kandungan unsur hara, berpotensi keracunan mineral,
miskinnya bahan organik, dan minimnya populasi dan aktivitas mikroba
tanah potensial, merupakan faktor-faktor penyebab buruknya pertumbuhan
tanaman dan rendahnya tingkat keberhasilan revegetasi. Untuk dapat
mengatasi masalah ini maka upaya perbaikan lahan dan upaya memilih jenis
tanaman yang tepat.
a. Pemilihan Jenis
Revegetasi pada areal bekas penambangan besi PT. Maju Mundur
ini direncanakan akan mengkombinasikan antara jenis lokal yang
merupakan tanaman perintis atau pionir dalam pertumbuhan suksesi
hutan sekunder yaitu Mahang (Macaranga spp) dan jenis komersil yang
sudah terlihat adaptip di daerah tersebut dan mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi yaitu Sunkai (Penorema canescens).
1) Pengenalan Jenis Mahang (Macaranga spp)
Mahang (Macaranga spp) termasuk pada famili Euhporbiaceae
merupakan kelompok jenis yang termasuk pada fast growing species
dan pioneer species, jenis ini umumnya tumbuhnya di hutan sekunder
yang terdegradasi sebagai pohon perintis mempunyai sifat intoleran
dimana mampu bertahan tumbuh di areal terbuka tanpa ada naungan.
Beberapa jenis mahang yang tumbuh di daerah gambut tetapi ada
beberapa jenis mahang yang tumbuh mencapai ketinggian 3000 m dpl
dan jenis ini umumnya dapat tumbuh pada daerah yang memiliki jenis
tanah berpasir, tufa dan tanah liat. Oleh sebab itu, secara alami melalui
proses suksesi mahang mampu tumbuh di areal bekas penambangan
batu besi PT. Maju Mundur pada sela-sela tumpukan batu besi dan
hamparan areal terbuka bekas penambangan batu besi.
c. Pembangunan Persemaian
Yang dimaksud dengan persemaian (nursery) adalah tempat atau
areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman)
menjadi bibit/semai yang siap ditanam dilapangan. Tempat tersebut
dipersiapkan sedemikian rupa dengan memenuhi berbagai persyaratan
teknis dan administrasi yaitu sebagai lokasi khusus bagi suatu calon
tanaman untuk dilakukan berbagai perlakuan dalam rangka bakal
tanaman siap tanam dilapangan. Terdapat 2 teknis penyemaian tanaman
yang lazim adalah menggunakan teknik vegetatif dan teknik generatif
kegiaan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari
kegiatan penanaman, karena ittu sangat penting dan merupakan kunci
pertama didalam upaya mencapai keberhasilan tanaman.
Dalam pelaksanaan pembangunan persemaian akan
memperdayakan masyarakat dengan pertimbangan beberapa faktor
antara lain letak, kondisi tanah, persedian air, perlindungan terhadap
ganguan hama, penyakit, angin, dan gangguan lainnya. Letak lokasi
diupayakan dekat dengan permukiman masyarakat, keadaan tempat
datar, ada akses jalan untuk pengangkutan dan dekat dengan lokasi
tanam atau lokasi reklamasi. Syarat lain yang mutlak harus diperhatikan
adalah adanya sumber air untuk penyiraman. Memilih kondisi tanah
persemaian yang subur, drainase baik, tidak terlalu basah dan tidak
terlalu kering, tidak mengandung batu-batu. Hal ini dimaksudkan agar
tanah tersebutdapatdigunakan sebagai media tabur ataupun media sapih.
Dalam pembangunan suatu persemaian harus dilengkapi dengan
pembuatan fasilitas pendukung yang sangat bergantung pada umur
persemaian, kapasitas produksi dan sarana atau teknologi yang akan
dipakai.. dalam pembuatan reklamasi ini dengan umur persemaian yang
relativ singkat maka tipe persemaian yang dipilih adalah persemaian
sementara dengan fasilitas, bahan dan peralatan persemaian adalah ;
d. Penaburan benih
Penaburan benih adalah menanam benih yang telah dipersiapkan/
telah melalui perlakuan-perlakuan khusus dibedengan/bak dengan
tujuan agar benih dapat berkecambah dengan baik. Media tabur yang
digunakan adalah campuran tanah subur dan pasir dengan perbandingan
1 : 2. Bahan media tersebut disterilkan dengan cara dijemur. Penaburan
benih dilakukan secara merata menurut larikan/jalur-jalur atau lubang-
lubang yang telah dibuat, kemudian ditutup dengan pasir atau tanah
halus setebal 0,5 - 1 cm/setebal benih. Secara garis besar penaburan
dapat dilakukan tiga cara : (1) satu perastu (drill sowing), (2) bentuk
garis/baris (line sowing), dan (3) menabur merata (dust sowing). Jarak
tanam antara benih dan antara larikan tergantung pada benih dari suatu
jenis tanaman, namun rata-rata 5 cm antar benih dan 5-10 cm antar
larikan. Penyiraman dilakukan dengan cara hati-hati atau diusahakan
memakai embrat yang halus (kabut) agar bii-biji yang ditabur tidak
terbuka, dijaga jangan terlalu basah agar tidak terjadi pembusukan.
e. Penyapihan
Penyapihan adalah memindahkan bibit/anak semai dari
bedengan/bak ke medium di bedengan sapih. Cara penyapihan, baik
pada waktu mecabut/menggali bibit/anak semai di bedengan/bak
maupun waktu menanamnya ke medium sapih harus dilakukan dengan
hati-hati, jangan sampai batang/akar-akarnya rusak atau tidak tertanam
tegak lurus. Waktu penyapihan sebaiknya dilakukan sore hari, dan
setalah disapih segera dilakukan penyiraman sampai tanahnya cukup
basah.
Penyapihan dilakukan setelah kelopak biji sudah terlepas yaitu
pada umur 1-1,5 bulan atau setelah keluar daun pertama. Saat itu benih
sudahh dapat dipindahkan kedalam polybag secara hati-hati supaya
akarnya tidak putus. Ukuran plastik yang digunakan adalah 10cm x
15cm dengan memakai media tanah humus dicampur dengan pupuk
kandang. Setelah bibit/semai sapihan berumur 3-4 minggu sejak
disapih, kerapatan atap/naungan mulai dikurangi dan setelah berumur 8-
10 minggu sebelum semai dipindahkan/ditanam ke lapangan,
atau/naungan sama sekali ditiadakan.
g. Penanaman
Sehubungan dengan sudah tersedianya anakan-anakan mahang
(Macaranga spp) yang tumbuh secara alami, maka penanaman akan
memakai sistem penanaman pengayaan, memelihara mahang
(Macaranga spp) yang tumbuh secara alami dan menambah menanam
pada areal-areal yang kosong, dikombinasikan dengan penanaman
sunkai (Peronema canescens) yang akan menggunakan sistem jalur
dengan jarak tanam 3 x 2 m.
Komposisi antara mahang (Macaranga spp) dan sunkai
(Peronemacanescens) akan diatur sedemikian rupa hingga mencapai
perbandingan 50%-50%, melalui proses pemeliharaan penyiangan dan
penyulaman yang akan dilakukan secara rutin. Hal ini dilakukan adalah
untuk mengarahkan terbentuknya jenis baru yang diharapkan yaitu
sunkai (Peronema canescens) dan memeliharan jenis yang sudah sangat
adaptif untuk membentuk iklim mikro menghantarkan terjadinya
suksesi ke arah yang lebih baik dimana pada akhirnya akan mencapai
suksesi krimaks yaitu terbentuknya hutan tropis primer. Adapun
tahapan-tahapan yang akan dlakukan dalam penanaman adalah:
1) Persiapan Lapangan
Untuk sistim jalur ataupun sistim cempiongan pekerjaan utama yang
perlu dilaksanakan adalah pembuatan dan pemasangan ajir. Arah
pembersihan lapangan di sesuai dengan ajir. Tahap 40 cm x 50 cm x 40
cm yang jaraknya disesuaikan dengan jarak tanam yg telah direncanaka
yaitu 3 m x 2 m. Sebelum penanaman, lubang dipupuk dengan pupuk
dasar yang sesuai dengan kebutuhan masing masing land sistem. Pupuk
diberikan secara merata di dasar lubang tanam. Setelah diberi pupuk
dasar dibiarkan 2 sampai 3 hari selanjutnya baru dilaksanakan
penanaman.
2) Penanaman
Proses penanaman diawali dengan pemasangan aji (panjang 45 cm)
yang ditancapkan pada titik dan jalur tanam sebagai tanda posisi lubang
tanaman yang akan dibuat Air ditancapkan pada semua titik tanam
dengan dibantu tali (supaya lurus). Jika tepat dititik tanam terdapat batu
atau pangkal batang yang mengganggu, posisi ajir digeser, tetapi untuk
titik berikutnya tetap mengikuti jalur awal. Lubang tanam dibuat pada
setiap titik tanam yang telah ditandai ajir. Bibit ditanam satu persatu
pada setiap lubang dengan terlebih dahulu melepas/menyobek bagian
bawah kantong plastik/polybag secara hati- hati agar media tetap utuh
dan tanahnya tidak rusak. Jika terdapat akar cabang atau tunggang yang
menerobos keluar dari tanah dalam polybag, dipotong agar tidak terlipat
dalam lubang tanam biibit ditanam berdiri tegak pada lubang yang
disiapkan pada setiap ajir yang terlebih dahulu sudah di tancapkan,
kemudian ditutup dengan tanah yang gembur sampai leher akar, Tanah
disekelilingnya ditekan dari samping agar tanah menjadi padat. Bila
perlu bibit diikat pada ajir agar tidak goyang ditiup angin.
b. Penyiangan
Kegiatan penyiangan bertujuan untuk membebaskan tanaman dari tumbuhan
pengganggu agar ruang tumbuh menjadi lebih luas, terutama untuk
memperoleh kandungan hara, mineral dan cahaya matahari yang
dibutuhkan. Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan gulma dan
tanaman pengganggu secara total diareal tanaman, dengan cara manual
dengan mengunakan alat cangkul atau parang. Bagian gulma yang
dibersihkan dapat berbentuk piringan atau melingkar dengan diameter 1-3 m
atau berbetuk jalur dengan lebar jalur 1-3m. Kegiatan penyiangan dapat
dilakukan pada saat musim kemarau atau musim hujan de ngan frekuensi 3-
4 bulan sekali dalam setahun untuk tanaman umur 1-2 tahun, frekuensi 6-12
bulan sekali untuk tanaman umur lebih dari 2 tahun hinggá tampak ada
kepastian bahwa pohon tidak akan terkalahkan dalam bersaing dengan
gulma. Sedangkan pada tahun ketiga cukup satu kali penyiangan dengan
cara menebas perdu/pohon yang dianggap mengganggu tanaman pokok.
c. Pendangiran
Pendangiran dilakukan apabila pertumbuhan tanaman terhambat oleh
kondisi tanah yang padat atau drainase jelek atau merupakan kegiatan
penggemburan tanah disekitar tanaman dalam upaya memperbaiki sifat fisik
tanah. Pendangiran dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul
pada tanah disekitar tanaman dengan radius 25-50 cm. Kegiatan ini
dilakukan selama tiga kali dalam satu tahun berjalan, yaitu pada umur 4
bulan, 8 bulan dan 12 bulan.
d. Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan penambahan unsur hara pada media
tumbuh tanaman untuk menyeimbangkan unsur hara yang diperlukan
terhadap pertumbuhan tanaman. Cara melakukan pemupukan dengan cara
meletakkan pupuk dalam lubang pada area tanam. Pemupukan dengan NPK
dapat dilakukan dengan dosis 75-100 g/tahun/pohon. Kegiatan pemupukan
pada tahun 1 dilakukan bersamaan dengan kegiatan persiapan lahan. Pupuk
yang digunakan untuk tanaman Acacia spp yaitu NPK (5-15-15) dengan
dosis pupuk setiap batang selam daur 240 gram/batang, Teknis pemupukan
adalah dengan meletakkan pupuk diatas tanam pada dasar lubang tanam.
Setelah bibit tanaman dimasukkan dalam lubang tanam maka pupuk tersebut
beserta bagian akar bibit tanaman ditimbun dengan tanah dari sekeliling
lubang tanam.
Biaya
Tingkat
Jumlah Upah
Produksi Biaya Total Total
No Alat Alat Buruh Total
(BCM/ Operasi Solar Oli
(Unit) (Rp/ (Rp/jam)
jam) (Rp/jam) (liter) (liter)
jam)
Excavator Cat
1 1 293 400000 15000 126000 22000 563000
375
2 Nissan Cwa 4 293 25000 15000 25200 5500 282800
3 D7R Penataan
1 5050 300.000 15000 126000 22000 463000
Awal
D7R Penataan
4 1 3651 300.000 15000 126000 22000 463000
Akhir
Dan diketahui bahwa top soil yang akan di tebarkan adalah 3.000
m3/hektar. Maka biaya penebaran top soil per hektar adalah sebesar Rp
9.311.855 secara lengkap pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.2 Biaya Penebaran Dan Penataan Top Soil Per Hektar
Excavator Cat
1 1 293 3000 10,23 563000 5.757.955
375
D10R
3 1 5002 3000 0,6 463000 2.77.673
Penataan Awal
D10R
4 Penataan 1 3618 3000 0,83 463000 383.950
Akhir
Total 9.311.855
5.1.2.Biaya Revegetasi
Tabel 5.3 Jumlah Biaya Revegetasi Seluruhnya Untuk Tiap Tahun Perhektar
Biaya
yang di
Harga Kebutuhan
No Komponen Satuan butuhkan
(Rp) Per Hektar
per Hektar
(Rp)
1. Analisa kualitas tanah
a.analisa fisik pcs 70.725 0,41 28.750
b.analisa kimia pcs 202.400 0,41 82.276
3 Benih tanaman
penutup/kacangan-kacangan
a.Puerairia javanica kg 100.000 2 200.000
b.Colopanginium
moconoides/Cetracema kg 30.000 5 150.000
fubercens
Tabel 5.3 Jumlah biaya revegetasi PT. Maju Mundur selama 5 tahun
Tahun ke
Uraian
1 2 3 4 5
1.Penataan lahan - 2.30 5.90 5.50 5.70
(ha)
2. Biaya - 5.290.684 5.290.684 5.290.684 5.250.684
revegetasi per
hektar (Rp)
3.Biaya - 12.076.574.3 30.979.038.0 28.878.764.2 29.928. 901.1
revegetasi per
tahun (Rp)
1. Pemeliharaan tahun 1
a.penyulaman (tenaga 2
OH 100.000 1 100.000
orang)
b.penyiangan (tenaga 2
OH 100.000 1 100.000
orang)
c.pemupukan
-NPK Organik kg 8.000 40 320.000
-tenaga (2 orang) OH 100.000 1 100.000
d.singling dan pemangkasan
OH 100.000 1 100.000
(tenaga 2 orang)
e.pembersihan hama dan
penyakit
-obat-obatan (paket) paket 300.000 1 300.000
-tenaga (2 orang) OH 100.000 1 100.000
2 Pemeliharaan tahun 2
a.penyiangan (tenaga 2
OH 100.000 1 100.000
orang)
b.pemupukan
-NPK organik kg 8.000 50 400.000
-tenaga (2 orang) OH 100.000 1 100.000
c.penjarangan (tenaga 2
orang)
d.pembersihan hama dan
penyakit
-obat-obatan (paket) paket 300.000 1 300.000
-tenaga (2 orang) OH 100.000 1 100.000
TOTAL BIAYA
PEMELIHARAAN PER 2.120.000
HEKTAR
Dan total biaya pemeliharaan pada kegiatan rencana reklamasi adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.5 Total Biaya Pemeliharaan
Tahun ke
Uraian
1 2 3 4 5
1.Penataan - 2,30 5,90 5,50 5,70
lahan (ha)
2. Biaya - 2.120.000 2.120.000 2.120.000 2.120.000
revegetasi per
hektar (Rp)
3.Biaya - 4.876.000 12.508.000 16.660.000 12.084.000
revegetasi per
tahun (Rp)
5.1.5 Pemantauan
Biaya pemantauan terdiri dari pemantauan tanah. Biaya pemantauan adalah
sebesar Rp.111.026/ hektar. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.6 Biaya Pemantauan per Hektar
Biaya yang
Kebutuhan
No Komponen Satuan Harga (Rp) dibutuhkan per
per Hektar
Hektar (Rp)
1. Analisa tanah
(pemantauan)
a.analisa fisik
pcs 70.725 0,406504 28.750
b.analisa kimia
pcs 202.400 0,406504 82.276
Dan besarnya total biaya pemantauan adalah seperti tabel di bawah ini :