Anda di halaman 1dari 5

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DUSUN DICCEKANG DESA MONCONGLOE BULU KECAMATAN


MONCONGLOE KABUPATEN MAROS 2018

A. Analisa Data
1. Data subjektif
Dari hasil pendataan dan pengkajian yang dilakukan dengan
metode Wawancara dan kusioner yang dibagikan di masyarakat, dapat di
tentukan data subjektif pada Dusun Diccekang Desa Moncongloe Bulu
adalah:
a. Warga mengatakan bahwa sampah ditampung dan kemudian dibuang
ke lahan kosong untuk dibakar, namun selama musin hujan sampah di
biarkan saja.
b. Warga mengatakan tempat penampungan sampah sementara tertutup
c. Warga mengatakan bahwa penampungan sampah tertutup dengan
jarak < 5 m
d. Warga mengatakan kebiasaan buang air limbah di got.
e. Warga mengatakan kondisi pembuangan air limbah dengan
menggunakan resapan
f. Anggota keluarga mengatakan lansia mengalami penyakit rematik,
hipertensi, dan asma, dll
g. Anggota keluarga lansia mengatakan bahwa memeriksakan kesehatan
tidak harus di puskesmas
h. Anggota keluarga lansia mengatakan lebih menyukai membeli obat
bebas di kios
i. Anggota keluarga lansia mengatakan penyakit yang dialami lebih suka
diobati dengan pengobatan tradisional
j. PUS mengatakan ketika menggunakan KB efek samping yang di
alami adalah gemuk,menstruasi tidak lancar dan pusing.
k. Warga mengatakan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan adalah
pembinaan kesehatan pada anak dan remaja
l. Warga mengatakan tidak adanya batas RT

2. Data Objektif
Dari hasil pendataan dan pengkajian yang diperoleh dari hasil kuesioner di
masyarakat, dapat di tentukan data objektif pada dusun Diccekang, Desa
Moncongloe Bulu, yaitu :
a. 100 jiwa (15.8 %) dari 634 jiwa tidak/belum sekolah
b. 17 jiwa (2.7%) dari 634 jiwa bersekolah dengan tingkat TK
c. 172 jiwa (27.1%) dari 634 jiwa bersekolah dengan tingkat SD/sederajat
d. 96 jiwa (15.1%) dari 634 jiwa bersekolah dengan tingkat
SMP/sederajat
e. 197 jiwa (31.1%) dari 634 jiwa bersekolah dengan tingkat
SMA/sederajat
f. 52 jiwa (8.2%) dari 634 jiwa bersekolah dengan tingkat PT/sederajat
g. 5 jiwa (0.8%) dari 634 jiwa memiliki keluhan penyakit
h. 629 jiwa (99.2%) dari 634 jiwa yang sehat
i. 139 KK (79.4%) dari 190 KK yang membuang sampah dengan cara di
bakar
j. 20 KK (11.4%) dari 190 KK yang membuang sampah di sembarang
tempat
k. 95 KK (78.5%) dari 190 KK yang menggunakan tempat sampah
sementara dalam kondisi tertutup
l. 90 KK (74.4%) dari 190 KK yang jarak tempat sampah dengan rumah
<5m
m. 38 KK (20.0%) dari 190 Kk yang membuang air limbah sembarangan
n. 89 KK (50.9%) dari 74 KK yang membuang air limbah di got
o. 19 lansia (45.2%.0) dari 42 lansia yang menderita penyakit rematik
p. 9 lansia (42.0%) dari 20 lansia yang menderita penyaki selain rematik
q. 5 lansia (26.3%) dari 19 lansia yang berobat ke nonmedis
r. 59 KK (79,7%) dari 74 KK yang beli obat bebas di kios
s. 11 lansia (57.9%) dari 19 lansia berobat dengan pengobatan
tradisional
t. 20 Pasangan usia subur (55.6%) dari 36 Pasangan usia subur yang
tidak menjadi aseptor KB.
B. Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. Resiko tinggi terjadinya penyakit akibat lingkunga yang kurang sehat
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perhatain tentang
akibat dari lingkungan, ditandai dengan:
a) Data Subjektif
1) Warga mengatakan bahwa sampah ditampung dan kemudian
dibuang ke lahan kosong untuk dibakar. Namun ketika hujan
sampah di tumpuk sembarangan.
2) Warga mengatakan tempat penampungan sampah sementara
tertutup
3) Warga mengatakan bahwa penampungan sampah tertutup
dengan jarak < 5 m
4) Warga mengatakan kebiasaan buang air limbah disembarang
tempat
5) Warga mengatakan kondisi sebagian saluran pembuangan
tersumbat
6) Warga mengatakan kondisi pembuangan air limbah dengan
menggunakan resapan
7) Warga mengatakan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan
adalah pembinaan kesehatan pada anak dan remaja
b) Data Objektif
1) 63 jiwa (22.5%) dari 280 jiwa memiliki keluhan penyakit
2) 217 jiwa (77.5%) dari 280 jiwa yang sehat
3) 56 KK (75.7%) dari 74 KK yang membuang sampah dengan
cara di bakar
4) 17 KK (23.0%) dari 74 KK yang membuang sampah di
sembarang tempat
5) 65 KK (87.8%) dari 74 KK yang menggunakan tempat
sampah sementara dalam kondisi terbuka
6) 49 KK (66.2%) dari 74 KK yang jarak tempat sampah dengan
rumah < 5 m
7) 20 KK (27.0%) dari 74 Kk yang membuang air limbah
sembarangan
8) 24 KK (32,4%) dari 74 KK yang membuang air limbah dengan
resapan
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia
a). Data Subjektif
1) Anggota keluarga mengatakan lansia mengalami penyakit
rematik, hipertensi, dan asma
2) Anggota keluarga lansia mengatakan bahwa memeriksakan
kesehatan tidak harus di puskesmas
3) Anggota keluarga lansia mengatakan lebih menyukai
membeli obat bebas di kios
4) Anggota keluarga lansia mengatakan penyakit yang dialami
lebih suka diobati dengan pengobatan tradisional
b). Data Objektif
1) 12 lansia (54.6%.0) dari 22 lansia yang menderita penyakit
rematik
2) 9 lansia (42.0%) dari 20 lansia yang menderita penyaki selain
rematik
3) 5 lansia (26.3%) dari 19 lansia yang berobat ke nonmedis
4) 59 KK (79,7%) dari 74 KK yang beli obat bebas di kios
5) 11 lansia (57.9%) dari 19 lansia berobat dengan pengobatan
tradisional
3. Kurang pengetahuan ibu tentang penggunaan KB berhubungan dengan
kurangnya informasi ibu tentang KB
a) Data Subjektif
1) PUS mengatakan tidak banyak tahu tentang penggunaan KB
2) PUS mengatakan ketika menggunakan KB efek samping yang
di alami adalah gemuk,menstruasi tidak lancar dan pusing.
b) Data Objektif
1) 20 Pasangan usia subur (55.6%) dari 36 Pasangan usia subur
yang tidak menjadi aseptor KB
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya penyakit akibat lingkunga yang kurang sehat
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perhatian tentang
perilaku hidup bersih dan sehat
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan
lansia
3. Kurang pengetahuan ibu tentang penggunaan KB berhubungan dengan
kurangnya informasi ibu tentang KB

Anda mungkin juga menyukai