Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hemoroid dikenal dimasyarakat sebagai penyakit


wasir atau ambeien merupakan penyakit yang sering
dijumpai dan telah ada sejak zaman dahulu. Namun masih
banyak masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tau
mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.
Banyak orang awam tidak mengerti daerah anorektal (anus
dan rektum) dan penyakit-penyakit umum yang berhubungan
dengannya. Anus merupakan lubang diujung saluran
pencernaan dimana limbah berupa tinja keluar dari dalam
tubuh. Sedangkan rektum merupakan bagian dari saluran
pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum
dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Kurang lebih 70%
manusia dewasa mempunyai wasir (Hemoroid), baik wasir
dalam, wasir luar maupun keduanya. Namun tidak semua
penderita wasir ini memerlukan pengobatan medis, yakni
mereka yang mengeluhkan perdarahan, adanya tonjolan dan
gatal-gatal. Penyebab wasir sebenarnya sederhana, yakni
saat susah buang air besar dipaksakan mengeluarkan
kotoran. Penyebab susah buang air besar ini karena kurang
minum, kurang makan serat, kurang olah raga atau banyak
duduk dan mengangkat beban berat (Harnawi, 2008).
Ditilik dari sejarahnya, hemoroid sudah dikenal
selama berabad-abad dan diduga masih termasuk salah satu
penyakit yang umum ditemukan di mana-mana. Di Amerika
Serikat, hemoroid ditemukan dengan jumlah kasus meliputi
4,4% dari seluruh penduduk; paling banyak pada umur 45-65
tahun. Namun frekuensi pasti dari hemoroid sulit

1
2

diketahui. Seseorang yang menderita hemoroid cenderung


malu mengutarakan penyakit nyadan takut membayangkan
tindakan yang mungkin akan dilakukan dokter. Di samping
itu,hemoroid memang bukanlah penyakit yang mematikan.
Gejalanya dapat hilang timbul, dan pada sebagian besar
kasus gejala hemoroid sudah lenyap dalam beberapa hari
saja. Menurut data WHO, jumlah penderita hemoroid di
dunia pada tahun 2014 mencapai lebih dari 230 juta jiwa
dan diperkirakan akan meningkat menjadi 350 juta jiwa
pada tahun2030. (Harnawi, 2008)
Di Indonesia sendiri penderita hemoroid terus
bertambah. Menurut data Depkes tahun 2015, prevalensi
hemoroid di Indonesia adalah 5,7 persen, namun hanya 1,5
persen saja yang terdiagnosa. Data riskesdas (riset
kesehatan dasar) 2015 menyebutkan ada 12,5 juta
jiwa penduduk Indonesia mengalami hemoroid. (Depkes RI,
2015)
Berdasarkan data dari dinas Kabupaten Banjar
menunjukan bahwa jumlah penderita hemoroid pada tahun
2015 yaitu 7.465 jiwa, sedangkan jumlah penderita
hemoroid di wilayah kerja puskesmas Karang intan pada
tahun 2015 berjumlah 521 jiwa dari jumlah tersebut desa
lihung memiliki penderita hemoroid terbanyak yaitu
berjumlah 98 jiwa. (Dinkes Kab.Banjar, 2015)
Dari data di atas menunjukan masih banyaknya
penderita hemorid. Masalah-masalah tersebut muncul
disebabkan beberapa faktor, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya hemoroid antara lain : Faktor
aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan BAB, konstipasi
kurang mobilisasi, pekerjaan, anatomi, dan usia.
Aktivitas merupakan aksi energenetik atau kearah
bergerak, semua aktivitas individu berbeda pada setiap
3

individu, tergantung pada kebiasaan hidup serta kegiatan


sehari-hari. Seseorang dengan pekerjaan yang berat tentu
dia akan memiliki aktivitas yang berat pula, sebagai
contoh pekerja tambang akan mempunyai aktivitas yang
lebih untuk menjalankan aktivitasnya. Hal ini memerlukan
adaptasi terhadap system tubuhnya dengan memberikan
tahanan pada vena hemoroidalis yang tinggi dan terjadi
penekanan yang berlebihan pada vena di daerah anus.
Faktor pekerjaan dianggap berpengaruh terhadap kejadian
hemoroid karena seseorang dengan pekerjaan berat maka
akan memicu menurunnya tonus sfingter. Keadaan ini
menyebabkan kelemahan struktur dinding pembuluh darah dan
yang nantinya akan menimbulkan prolaps. Prolaps terjadi
karena kendornya jaringan didaerah mukosa kulit. Walaupun
tidak semua pekerjaan berat mengalami hemoroid tetapi
faktor ini dapat menyebabkan terjadinya hemoroid apabila
faktor lain juga menunjang (Mohamad Fikih, 2010).
Jika seseorang telah terdiagnosa hemoroid maka
penderita hemoroid harus memiliki pengetahuan tentang
hemoroid, karena hemoroid akan mengakibatkan beberapa
dampak yang lebih parah jika penderita mengabaikan
hemoroid, dan salah satunya adalah perdarahan saat buang
air besar dan tanpa nyeri (karena pada daerah ini tidak
ada serabut nyeri), setelah itu akan terjadi defisiensi
besi. Dampak psikologis dari penyakit ini menimbulkan
rasa tidak nyaman dan penderita merasa malu dengan
penyakit yang dideritanya (Harnawi, 2008).
Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan tentang
hemoroid kepada semua masyarakat. Petugas kesehatan juga
harus mengadakan penyuluhan hemoroid kepada masyarakat
luas. Sehingga pengetahuan masyarakan lebih adekuat
tentang penyakit hemoroid. Petugas kesehatan dapat
4

menginformasikan tentang pencegahan hemoroid yaitu dengan


melakukan kegiatan olah raga setiap hari (seperti senam,
berjalan, berenang) dan menganjurkan penderita hemoroid
untuk banyak makan makanan yang berserat (makan sayur dan
buah yang cukup banyak), dan minum air putih minimal 1,5
liter perhari.
Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan
peneliti pada tanggal 5 November 2016 di desa Lihung
melalui wawancara sederhana kepada 10 orang penderita
hemoroid, di dapatkan bahwa 9 penderita hemoroid tersebut
memiliki pekerjaan utama sebagai penambang batu di daerah
tersebut sedangkan 1 diantaranya memiliki pekerjaan
sebagai sopir. Dari permasalahan diatas peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang “gambaran tingkat
pengetahuan pekerja tambang batu tentang hemoroid di desa
Lihung Kecamatan Karang Intan Tahun 2017”.

B.Perumusan Masalah

1. Pernyatan Masalah

Hemoroid dikenal dimasyarakat sebagai penyakit wasir


atau ambeien merupakan penyakit yang sering dijumpai dan
telah ada sejak zaman dahulu. Namun masih banyak
masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tau mengenai
gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini. Di
Indonesia penderita hemoroid terus bertambah. Menurut
data Depkes tahun 2015, prevalensi hemoroid di Indonesia
adalah 5,7 persen, namun hanya 1,5 persen saja yang
terdiagnosa. Berdasarkan data dari dinas Kabupaten
Banjar menunjukan bahwa jumlah penderita hemoroid pada
tahun 2015 yaitu 7.465 jiwa, sedangkan jumlah penderita
hemoroid di wilayah kerja puskesmas Karang intan pada
5

tahun 2015 berjumlah 521 jiwa dari jumlah tersebut desa


lihung memiliki penderita hemoroid terbanyak yaitu
berjumlah 98 jiwa.
2. Pertanyaan Masalah

“Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan pekerja tambang


batu tentang hemoroid di desa Lihung Kecamatan Karang
Intan Tahun 2017.”

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pekerja tambang
batu tentang hemoroid di desa Lihung Kecamatan Karang
Intan Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan pekerja tambang batu
tentang pengertian hemoroid.
b. Mengidentifikasi pengetahuan pekerja tambang batu
tentang tanda dan gejala hemoroid.
c. Mengidentifikasi pengetahuan pekerja tambang batu
tentang pencegahan dan pengobatan hemoroid.

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi pekerja tambang batu


Dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan pekerja tambang batu di desa Lihung tentang
pengertian, tanda dan gejala serta pengobatan dan
pencegahan hemoroid sehingga pekerja tambang yang telah
menderita hemoroid dapat mengetahui pengobatan hemoroid
dengan benar serta bagi pekerja tambang yang tidak
6

menderita hemoroid dapat mengantisipasi agar tidak


menderita hemoroid.

2. Bagi masyarakat desa Lihung


Diharapkan masyarakat sekitar juga mampu mengetahui
tentang hemoroid karena hemoroid dapat menyerang siapa
saja.

3. Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
dalam menganalisis masalah.

E.RUANG LINGKUP

1. Ruang lingkup Keilmuan


Dalam bidang ilmu keperawatan medical bedah.
2. Ruang Lingkup Masalah
Pengetahuan pekerja tambang batu tentang hemoroid.
3. Ruang lingkup Sasaran
Semua pekerja tambang batu di desa Lihung kecamatan
karang Intan tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai