Anda di halaman 1dari 1

KIMIA FARMASI ANALISA I

1. Metode konvensional, terdiri atas metode gravimetri dan metode volumetric.


a. Metode Gravimetri
Metode Gravimetri berdasarkan pada penimbangan berat konstan suatu senyawa yang dianilis.
b. Metode Volumetric
Metode Volumetri merupakan metode analisis yang mendasarkan pada pengukuran volume
larutan baku yang beraksi dengan senyawa yang akan dianlisis dan reaksinya berlangsung secara
kuantitatif.
2. Metode Modern
Metode ini memiliki keunggulan dan kelemahan, yaitu :
 Keunggulan
Metode modern menawarkan kepekaan yang tinggi (batas deteksinya kecil), jumlah sampel yang
diperlukan sedikit, dan waktu penerjaannya relatif cepat karena beberapa metode modern (seperti
kromatografi), selain dapat untuk melakukan analisis kuantitatif juga dapat digunakan untuk
melakukan pemisahan senyawa terhadap sampel.
 Kelemahan
Hampir semua analisis dilakukan dengan menggunakan baku rujukan dan reprodusibilitasnya
yang rendah dibandingkan dengan metode konvensional.

2. Sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau susunan dari
zat tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik leleh dari es dengan memanaskan sebuah
balok es dan mencatat pada suhu berapa es tersebut berubah menjadi air.
Sifat kimia adalah sifat yang untuk mengukurnya diperlukan perubahan kimiawi. Contoh lain dari sifat
kimia zat adalah dapat berkarat, dapat terbakar, dll.
1. Parasetamol
 obat analgetika antipiretika dengan gugus amida
 gugus amida (netral), gugus hidroksi fenolik (asam sangat lemah, pKa 9,5)
 hampir semua amida sangat stabil terhadap hidrolisis
2. aspirin
 obat analgetika-antipiretika gugus asam karboksilat (asam lemah, pKa 3,5), ester fenolik
(tidak stabil)
 koefisien partisi yang tidak terionisasi pada pH asam P = ± 631 (oktanol/air)
 dapat mengalami hidrolisis ester dengan cepat oleh OH-
3. 5-fluoro urasil
 obat antikanker
 gugus ureida nitrogen A (asam, pKa 7,0), gugus ureida nitrogen B (asam sangat lemah,
pKa 13,00)
 koofesien partisi dalam bentuk tak terionisasi P = ± 0,13 (oktanol/air)
 molekul cukup stabil
4. sulfadiazin
 obat antibakteri
 gugus cincin diazin (basa sangat lemah, pKa 2), gugus nitrogen sulfonamid (asam lemah,
pKa 6,5), gugus amin aromatis (basa lemah, pKa < 2)
 koofesien partisi dalam bentuk tak terionisasi P = ± 0,55 (oktanol/air)
5. isoprenalin
 obat simpatomimetik
 gugus amin sekunder(basa, pKa 8,6), gugus benzil alkohol (netral), gugus katekol (asam
lemah, pKa 10-12)
 koofesien partisi dalam bentuk tak terionisasi sangat mudah larut dalam air molekul
mudah dioksidasi paparan sinar/udara
6. prednisolon
 obat kortikosteroid
 gugus keton(netral), gugus alkohol primer, sekunder, tersier (netral)
 koofesien partisi dalam P = ± 70 (oktanol/air), tidak mengalami ionisasi.
 reaksi eliminasi karena pengaruh panas pada ester berlangsung secara cepat.

Anda mungkin juga menyukai