Anda di halaman 1dari 2

Dongeng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang
penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi.[1][2]
Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara turun-temurun
dari nenek moyang.[3] Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga
menghibur.[3]

Daftar isi [sembunyikan]

1 Struktur

2 Ciri khas

3 Jenis-jenis

4 Unsur-unsur intrinsik

5 Referensi

Struktur[sunting | sunting sumber]

Dongeng biasanya terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, peristiwa atau isi dan penutup.[3]
Pendahuluan merupakan kalimat pengantar untuk memulai dongeng .[3] Peristiwa atau isi
merupakan bentuk kejadian-kejadian yang disusun besarkan urutan waktu.[3] Penutup merupakan
akhir dari bagan cerita yang dibuat untuk mengakhiri cerita, kalimat penutup yang sering digunakan
dalam dongeng,misalnya mereka hidup bahagia selamanya.[3]

Ciri khas[sunting | sunting sumber]

Dongeng biasanya diceritakan dengan alur yang sederhana.[3] Penulisan dongeng ditulis dalam alur
cerita yang singkat dan bergerak cepat.[3] Saat menceritakan atau menulis dongeng biasanya
karakter tokoh tidak diceritakan secara rinci.[3] Dongeng biasanya ditulis seperti gaya penceritaan
secara lisan.[3] Serta pendahuluan dalam cerita sangat singkat dan lansung pada topik yang ingin
diceritakan.[3]

Jenis-jenis[sunting | sunting sumber]

Dongeng dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu mite, sage, fabel, legenda, cerita jenaka, cerita
pelipur lara dan cerita perumpamaan.[2] Mite merupakan bentuk dongeng yang menceritakan hal-
hal gaib seperti cerita tentang dewa, peri ataupun Tuhan.[2] Sage merupakan cerita dongeng
tentang kepahlawanan, keperkasaan, atau kesaktian seperti cerita dongeng kesaktian Patih Gajah
Mada.[2] Fabel merupakan dongeng tentang binatang yang bisa berbicara atau bertingkah laku
seperti manusia.[2] Legenda merupakan bentuk dongeng yang menceritakan tentang suatu pristiwa
mengenai asal usul suatu benda atau pun tempat.[2] Cerita jenaka merupakan cerita yang
berkembang dalam masyarakat yang bersifat komedi serta dapat membangkitkan tawa contoh
Cerita Pak Belalang.[2][4] Cerita pelipur lara biasanya merupakan bentuk cerita yang bertujuan
untuk menghibur para tamu dalam suatu perjamuan dan diceritakan oleh seorang ahli cerita seperti
wayang yang diceritakan oleh seorang dalang.[2] Cerita perumpamaan merupakan bentuk dongeng
yang mengandung kiasan/ibarat nasihat-nasihat, yang bersifat mendidik contoh seorang Haji
pelit.[2] Cerita daerah ialah cerita yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah.[2]

Unsur-unsur intrinsik[sunting | sunting sumber]

Dongeng biasanya mengandung lima unsur intrinsik yaitu tema, alur, penokohan, latar,
amanat.[1][5] Tema merupakan ide pokok dari cerita dan merupakan patokan untuk membagun
suatu cerita.[1][5] Alur merupakan jalan cerita yang diurutkan besarkan sebab-akibat atau pun
besarkan urutan waktu.[1][5] Penokohan merupakan proses penampilan tokoh dengan pemberian
watak, dan sifat.[6] Latar merupakan salah satu unsur pembentuk cerita yang menunjukana di mana,
dan kapan rangkaian-rangkaian cerita itu terjadi.[2] Amanat merupakan pesan yang ingin
disampaikan pengerang kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya.[2]

Anda mungkin juga menyukai