Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRUKTUR VIRUS

OLEH : KELOMPOK III

DIAN ARISTY

NABILA

NURDIANA

ANDI MUHAMMAD FATWA

JUMADHIL ADHAR

TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan ini.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
khususnya kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan dan
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga menjadi pembelajaran bagi kami agar terciptanya makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat menjadi bahan
pembelajaran dan bermanfaat bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. Virus .................................................................................................... 2
B. Virus TMV ........................................................................................... 3
C. Virus Adeno ......................................................................................... 4
D. Virus Influenza ..................................................................................... 5
E. Virus T ................................................................................................. 8

BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme


biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk
memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.Istilah
virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak
dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus
influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus
mosaik tembakau/TMV).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Virus
a. Ukuran virus
Kita dapat merasakan kalau tubuh kita sakit karena terserang virus tanpa dapat
diketahui bagaimana virus tersebut masuk kedalam tubuh hal ini karena
ukuran virus sangat kecil. Virus berukuran lebih kecil dari pada bakteri, yakni
berkisar antara 20 milimikron-300 milimikron (1 mikron=1000 milimikron).
Untuk mengamatinya diperlukn mikroskop elektron yang pembesarannya
dapat mencapai 50.000 X.
b. Bentuk virus
Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan
bakteri (bakteri filter). Jika diamati dengan mikroskop, virus memiliki bentuk
yang beraneka ragam, ada yang berbentuk bola, kotak, jarum dan huruf T.
Virus pada umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat
bervariasi, yaitu ada yang berbentuk oval, memanjang, silindris, kotak, dan
kebanyakan berbentuk seperti kecebong denagn “kepala” oval dan “ekor”
silindris.
c. Susunan tubuh virus
Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), Hanya memiliki satu macam
asam nukleat (RNA dan DNA). Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit
(selubang atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
1) Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid.
2) Kapsid adalah selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas selubang
yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-bagian yang disebut
kapsomer. Misalnya, kapsid pada TMV dapat terdiri atas satu rantai
pelipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga terdiri atas
protein monomer protein-protein monomer yang identik, yang masing-
masing terdiri dari rantai peptida.
3) Isi tubuh yang sering disebut virion. Adalah bahan genetik yakni asam
nukleat (DNA atau RNA), contoh adalah sebagai berikut.
(a) Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara
lain, polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku, dan virus influenza.

2
(b) Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida,
contohnya paramixovirus.
(c) Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipida,
contohnya virus cacar.
4). Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya.
Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang di lengkapi benang / serabut.
Gambar 2.1 Susunan tubuh virus

Tubuh virus tersusun atas senyawa-senyawa berikut:


1) Asam nukleat, asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA) sebagai bagian inti. Asam nukleat pada virus diselubangi kapsid
sehingga disebut nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid yaitu:
(a) Nukleokapsid telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan warzervirus
(virus kulit).
(b) Nukleokapsid yang masih diselubangi membran pembungkus misalnya
viorus influenza dan virus hespes.2) Protein, merupakan komponen utama
yang menyusun bagian terbesar dari kapsid.
3) Lipid, terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam nukleat,
kolesterol dan lemak-lemak alami.
4) Karbohidrat, terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam asam
nukleat.

B. Virus TMV

Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang
menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan

3
(Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun
yang menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.

Adolf Meyer (1883) menunjukkan


pertama kali bahwa gejala mosaik ini
dapat menular, seperti penyakit
bakteri. Keberadaan adanya
substansi non-bakteri pertama kali
ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski,
biologiwan Rusia, pada tahun 1892.
Daun sehat yang diolesi ekstrak daun
tembakau yang menunjukkan gejala
mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak
itu disaring dengan saringan keramik -- yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak
dapat menembus -- dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular.
Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala
tersebut. Martinus Beijerinck mengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan
oleh Wendell M. Stanley (1935) dari Institut Rockefeller AS.Virus ini biasanya
menyerang tumbuhan tembakau

B. Adeno Virus

Adenoviridae adalah keluarga virus yang memiliki inang vertebrata. Bentuk


virus ini ikosahedral dengan diameter virion 70-100 nm dan genom 36-38kb.
Adenoviridae memiliki dua genus yaitu Mastadenovirus dan Aviadenovirus.

4
Jenis virus ini pertama kali ditemukan oleh Rowe pada tahun 1953. Adenoviridae
banyak menginfeksi manusia dan menjadi laten pada jaringan limfoid, namun
juga memiliki kemampuan onkogenesis pada hewan coba rodensia. Adenoviridae
kebanyakan menyerang anak-anak dan orang militer dengan menginfeksi saluran
pernapasan, infeksi pada mata, radang kantung kemih yang menyebabkan
hematuria, serta encephalitis.

Pengobatan biasanya jarang dilakukan untuk umum, vaksin oral atenuasi hanya
diberikan pada militer. Antiviral yang biasa diberikan untuk mengobati adalah
cidofovir ribavirin, namun hasilnya tidak terlalu menjanjikan. Pemberian vaksin
hidup dapat menyebabkan penyebaran infeksi.

C. Virus Influenza

Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae (virus influenza),
yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini
adalah menggigil, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala berat,
batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum.[1]

5
Walaupun sering tertukar dengan penyakit mirip influenza lainnya, terutama
selesma, influenza merupakan penyakit yang lebih berat dibandingkan dengan
selesma dan disebabkan oleh jenis virus yang berbeda[2] Influenza dapat
menimbulkan mual, dan muntah, terutama pada anak-anak,[1] namun gejala
tersebut lebih sering terdapat pada penyakit gastroenteritis, yang sama sekali tidak
berhubungan, yang juga kadangkala secara tidak tepat disebut sebagai "flu
perut."[3] Flu kadangkala dapat menimbulkan pneumonia viral secara langsung
maupun menimbulkan pneumonia bakterial sekunder.[4]

Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan
menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan
melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak
dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara
(airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur
penularan mana yang paling berperan dalam penyakin ini belum jelas betul.[5]
Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan
deterjen.[6][7] Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus
dapat diinaktivasi dengan sabun.[8]

Influenza menyebar ke seluruh dunia dalam epidemi musiman, yang


menimbulkan kematian 250.000 dan 500.000 orang setiap tahunnya,[9] bahkan
sampai jutaan orang pada beberapa tahun pandemik. Rata-rata 41.400 orang
meninggal tiap tahunnya di Amerika Serikat dalam kurun waktu antara tahun
1979 sampai 2001 karena influenza.[10] Pada tahun 2010 Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat mengubah cara mereka melaporkan
perkiraan kematian karena influenza dalam 30 tahun. Saat ini mereka melaporkan

6
bahwa terdapat kisaran angka kematian mulai dari 3.300 sampai 49.000 kematian
per tahunnya.[11]

Tiga pandemi influenza terjadi pada abad keduapuluh dan telah menewaskan
puluhan juta orang. Tiap pandemi tersebut disebabkan oleh munculnya galur baru
virus ini pada manusia. Seringkali, galur baru ini muncul saat virus flu yang sudah
ada menyebar pada manusia dari spesies binatang yang lain, atau saat galur virus
influenza manusia yang telah ada mengambil gen baru dari virus yang biasanya
menginfeksi unggas atau babi. Galur unggas yang disebut H5N1 telah
menimbulkan kekhawatiran munculnya pandemi influenza baru, setelah
kemunculannya di Asia pada tahun 1990-an, namun virus tersebut belum
berevolusi menjadi bentuk yang menyebar dengan mudah dari manusia-ke-
manusia.[12] Pada April 2009 sebuah galur virus flu baru berevolusi yang
mengandung campuran gen dari flu manusia, babi, dan unggas, yang pada
awalnya disebut "flu babi" dan juga dikenal sebagai influenza A/H1N1, yang
muncul di Meksiko, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mendeklarasikan wabah ini sebagai
pandemi pada 11 Juni 2009 (lihat pandemi flu 2009). Deklarasi WHO mengenai
pandemi tingkat 6 merupakan indikasi penyebaran virus, bukan berat-ringannya
penyakit, galur ini sebetulnya memiliki tingkat mortalitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan wabah virus flu biasa.[13] Vaksinasi terhadap influenza
biasanya tersedia bagi orang-orang di negara berkembang.[14] Ternak unggas
sering divaksinasi untuk mencegah musnahnya seluruh ternak.[15] Vaksin pada
manusia yang paling sering digunakan adalah vaksin influenza trivalen (trivalent
influenza vaccine [TIV]) yang mengandung antigen yang telah dimurnikan dan
diinaktivasi terhadap tiga galur virus. Biasanya, vaksin jenis ini mengandung
material dari dua galur virus influenza subtipe A dan satu galur influenza subtipe
B.[16] TIV tidak memiliki risiko menularkan penyakit, dan memiliki reaktivitas
yang sangat rendah. Vaksin yang diformulasikan untuk satu tahun mungkin
menjadi tidak efektif untuk tahun berikutnya, karena virus influenza berevolusi
dengan cepat, dan galur baru akan segera benggantikan galur yang lama. Obat-
obatan antivirus dapat dipergunakan untuk mengobati influenza, neuraminidase
inhibitor (seperti Tamiflu atau Relenza).[17] yang terutama efektif.

7
D. Virus T

Kepala
Selubung Protein
DNA/RNA
Selubung Ekor
Lempengan Dasar

Kepala sebagai tempat DNA/RNA dan materi genetik disimpan, 2. DNA/RNA


pembawa informasi genetika yang berisi kode genetik virus, 3. Selubung
Protein/kapsid pembungkus dan pelindung materi genetik, 4. Selubung Ekor,
melindungi bagian ekor 5. Lempengan dasar menerima rangsang sebagai reseptor 6.
serabut Ekor melekat pada sel

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri.
Struktur dan anatomi virus. Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik
tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Virus merupakan
organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron.
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui
terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi
gen baik (penyembuh). David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus
Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit
(paru-paru).

B. SARAN
Setiap unsur memiliki kerugian dan keuntungan begitu pula dengan virus. Virus
memiliki kerugian dan juga keuntungan bagi manusia. Semakin orang menjadi pintar
semakin orang menyadari bahwa dirinya tidak banyak tahu atas segala sesuatu. Dan
kita tidak boleh menganggap ringan tintang hal yang kecil karena sesuatu yang kecil
itu bahkan lebih membahayakan dari pada hal yang besar sehingga kebanyakan orang
yang terkenal(orang besar) jatuh karena tidak melihat hal yang kecil itu. Jadi jaga
kebersihan da

9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.e-sbmptn.com/2014/11/makalah-biologi-sma-tentang-virus.html
Hidayat, SKS Biologi SMA Kelas X, XI, & XII, Yogyakarta: Cakrawala, 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Virus

Link Sumber : http://www.e-sbmptn.com/2014/11/makalah-biologi-sma-tentang-


virus.html#ixzz4yVRecOFB

10

Anda mungkin juga menyukai