Anda di halaman 1dari 2

Introduction

Selama 30 tahun terakhir, telah terjadi evolusi mengenai adhesi dalam kedokteran gigi dan
tingginya kinerja ikatan dengan sistem adhesi modern, secara bertahap berubah dogma bahwa gigi
vital harus di restorasi dengan pos, inti dan mahkota. Adhesi memastikan retensi materi yang cukup
tanpa perlu teknik macroretentive agresif.

Endocrown merupakan mahkota porselen keseluruhan untuk gigi vital, yang bertumpu pada
bagian internal ruang pulpa dan rongga margin, sehingga mendapatkan retensi secara makromekanik
(dengan dinding pulpa) dan mikroretensi (dengan menggunakan perekat sementasi).

Onlay merupakan restorasi ekstra koronal yang biasanya melibatkan area yang sama dengan
restorasi inlay dan bagian kemiringan cups, hal ini ditunjukkan dengan kasus-kasus cups dengan
inklinasi yang tajam sebagai kekuatan. Restorasi inlay dan onlay memerlukan perawatan yang teliti,
tapi ketika dirancang dengan baik sangat berguna dan merupakan restorasi yang tahan lama, yang
mampu menahan tekanan oklusal dan lebih kompatibel dengan jaringan lunak seperti gingiva dan
margin subgingiva.

Bahan baru dan pilihan terapi berdasar adhesi yang saat ini tersedia seperti komposit dan
restorasi endocrown. Mereka merupakan perawatan gigi yang lebih konservatif, cepat, dan lebih
murah. Dengan munculnya perekat dalam kedokteran gigi, telah diterima untuk merestorasi gigi
dengan kerusakan koronal yang luas dengan melakukan endocrown tanpa melakukan perluasan
terhadap ruang pulpa.

Prosedur restorasi ini dimungkinkan oleh perkembangan keramik yang tahan asam (seperti
leucite dan keramik lithium disilikat), perekat dentin, dan resin semen.

Studi pertama mengenai endocrown dilakukan oleh Pissis pada tahun 1995. Dia menjelaskan
mengenai keramik dengan teknik monoblok pada gigi dengan kehilangan struktur koronal yang luas.
Namun, Bindl dan Mormann lah yang menamakan prosedur restoratif ini dengan nama endocrown
pada tahun 1999. Endocrown secara khusus ditunjukkan untuk kasus gigi geraham yang kecil, hancur
atau dengan akar yang rapuh. Endocrown juga dapat digunakan dalam kasus kehilangan koronal gigi
yang besar dan ruang interoklusal yang terbatas, dimana tidak memungkinkan untuk mencapainya
ketebalan yang memadai pada keramik yang meliputi logam atau substruktur keramik.

Prosedur endodontik telah ditunjukkan untuk mengurangi kekakuan pada gigi sebesar 5%
sedangkan persiapan MOD mengurangi kekakuan gigi sebesar 60%. Dalam sebuah studi klinis besar
tingkat fraktur untuk geraham tidak bermahkota adalah dua kali dengan restorasi mahkota. Tingkat
keberhasilan molar rahang atas turun dari 97,8% dengan mahkota dan 50% untuk tanpa mahkota.

Struktur gigi yang tersisa setelah terapi endodoktik menjadi karakteristik yang irreversibel.
Gigi rahang atas lebih kuat dibandingkan dengan rahang bawah. Dan gigi seri rahang bawah
merupakan yang terlemah.

Hilangnya kelembaban internal sekitar 9%, lebih besar di anterior daripada posterior.
Hilangnya integritas struktural, hilangnya kelembaban, dan hilangnya ketangguhan dentine
merupakan kompromi gigi untuk di rawat endodontik.

Kekuatan gigitan paling besar ditemukan di wilayah geraham pertama, sedangkan kekuatan
pada gigi seri menurun. Dalam studi sebelumnya, nilai-nilai untuk tingkat kekuatan maksimal di daerah
geraham telah mencapai 847 N.
Untuk wilayah insisal, telah dilaporkan nilai-nilai yang lebih kecil mulai dari 108-299 N. Pria
mempunyai gigitan lebih besar dibandingkan dengan wanita. Telah dilakukan studi in vitro yang
bertujuan untuk membuat perbandingan antara restorasi yang berbeda desain berkaitan dengan
resistensi fraktur dan modus kegagalan.

PENGERTIAN INLAY ONLAY

Inlay dan onlay merupakan restorasi tidak langsung/indirek yang digunakan saat gigi
premolar atau molar mengalami kerusakan yang begitu parah untuk digunakan menjadi filling,
namun tidak terlalu parah sehingga tidak memerlukan mahkota (1)

Inlay merupakan restorasi indirek intra koronal yang tidak melindungi bonjol gigi
(Qualtrough, 2005). Inlay sebagai restorasi indirek, merupakan restorasi yang dapat menahan
beban kunyah yang lebih besar dibandingkan dengan restorasi yang dibuat secara direk. Inlay
bukan restorasi pilihan pada gigi setelah perawatan endodontik, karena daya dukung
intrakoronalnya tidak dapat melindungi gigi dari risiko fraktur
Onlay merupakan restorasi indirek yang menutupi sebagian permukaan ekstra koronal
gigi dan tetap mengikuti kontur dari gigi. Onlay merupakan pilihan restorasi pada perawatan
endodontik (Qualtrough, 2005). Onlay digunakan secara luas pada gigi setelah perawatan
endodontik, terutama pada gigi posterior karena menyatukan dinding-dinding gigi dan
melindungi bonjol. Pembuangan kamar pulpa pada perawatan endodontik menyebabkan gigi
membutuhkan dukungan, baik dari intrakoronal maupun ekstrakoronal, karena itu restorasi
onlay menjadi pilihan
Proses persiapan dan penempatan inlay dan onlay, meliputi (1) :
i. Mempersiapkan gigi (pembersihan gigi dari kotoran, karies, dll)
ii. Mempersiapkan daerah gigi yang akan di restorasi
iii. Mempersiapkan inlay dan onlay di laboratorium gigi dengan peralatan yang
khusus
iv. Penyemenan pada gigi

DAPUSSSS
Qualtrough, A. J. E., Satterthwaite, J. D., Marrow L. A. and Brunton, P. A., 2005, Principles of Operative
Dentistry, Blackwell Muksgaard, UK

Anda mungkin juga menyukai