Anda di halaman 1dari 14

ASKEP pada Klien dengan Gangguan

Kebutuhan Nutrisi (Pemasangan NGT)


Thypoid Fever
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat
berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi,
faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.

Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua
makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari
selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit dikemudian hari.
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi
dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh karena itu
kita harus memperbanyak nutrisi.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi nutrisi.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi.

3. Untuk mengetahui masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

4. Untuk mengetahui prosedur tindakan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

1) Pemasangan NGT dewasa.

2) Pemberian nutrisi secara oral.

5. Untuk mengetahui format penulisan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian nutrisi?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi?

3. Masalah apa saja yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi?

4. Bagaimana prosedur tindakan pemenuhan kebutuhan nutrisi?

5. Bagaimana format penulisan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Nutrisi


Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan
(Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan
nutrisi.
Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energy.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat
terjadi kesalahan.

b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi gizi seseorang .

c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
mempengaruhi status gizi.

d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan
secara cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluarganya di bandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

f. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut.
Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.

g. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita
pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

h. Tinggi dan berat badan


Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme
basal tubuh juga menjadi lebih besar.

i. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.

j. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan


Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat
bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan
kekuatan).

k. Alkohol dan Obat


Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi
nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol yang
berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu
makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi
yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

2.3 Masalah yang Timbul dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia
Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
 Berat badan 10-20% dibawah normal
 Tinggi badan dibawah ideal
 Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin
 Kemungkinan penyebab:
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi
atau kanker
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan
 Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
 Nafsu makan menurun

b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
 Berat badan lebih dari 10% berat ideal
 Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
 Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton
 Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan
 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan
penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan
energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.

e. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.

f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

g. Penyakit jantung koroner


Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian
lemak secara berlebihan.

2.4 Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


1) Pemasangan NGT pada Dewasa
a. Pengertian
NGT adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini adalah alat yang digunakan
untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang plasitic yang dipasang melalui hidung sampai
lambung. Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
 Dewasa ukurannya 16-18 Fr
 Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
 Bayi ukuran 6 Fr

b. Indikasi pemasangan NGT


Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
 Pasien tidak sadar
 pasien Karena kesulitan menelan
 pasien yang keracunan
 pasien yang muntah darah
 Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut

c. Tujuan Pemasangan NGT


Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut:
 Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan
menelan
 Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
 Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
 Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan pada
lambung
d. Kontraindikasi pemasangan NGT
 Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus.
 Pasien yang mengalami cidera serebrospinal.

e. Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;


Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
 Handscon bersih
 Handuk
 Perlak
 Bengkok
 Jelli atau lubricant
 Spuit 10 cc
 Stetoskop
 Tongue spatel
 Plaster
 Pen light
 Gunting

f. Prosedur Kerja:
1. Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3 untuk
tanda, fiksasi di hidung dan leherdan juga ukuran selang NGT.
2. Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada
pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT.
3. Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat
memasang NGT berda di sebelah kanan pasien.
4. Pakai handscoon kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi.
5. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah.
6. Letakkan bengkok di dekat pasien.
7. Ukur selang NGT mulai dari hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi ke
prosesus xipoidius setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan
dimasukkan.
8. Masukkan selang dengan pelan2, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk menelan
dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah selang sudah
benar2 masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang
lagi.
9. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan
memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop, bila
ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang
di masukkan tadi.
10. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
11. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa
mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
12. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.

2) Pemberian nutrisi melalui oral


Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri.
a) Persiapan Alat dan Bahan :
 Piring
 Sendok
 Garpu
 Gelas
 Serbet
 Mangkok cuci tangan
 Pengalas
 Jenis diet

b) Prosedur Kerja
 Cuci tangan

 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

 Atur posisi depan

 Pasang pengalas

 Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum berdoa

 Bantu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan
berikan minum sesudah makan.

 Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.

 Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan

 Cuci tangan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN pada KLIEN dengan
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

3.1 PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny D
Umur : 35 th
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln Dr. Sitanala No. 42
Tanggal masuk : 17/10/2014, pukul 15:00 WIB
Tanggal pengkajian : 18/10/2014, pukul 16:00 WIB
No. Register : 13 241 21
Diagnosa Medis : Thypoid Fever

b. Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny SM
Umur : 50 th
Hubungan dgn pasien : Ibu kandung
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jln. Dr. Sitanala No. 42

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan sudah 4 hari badannya panas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. D berumur 35thn datang ke poli klinik umum RSUD Kab. Tangerang. Saat datang klien
tampak lemas. Saat dikaji oleh perawat, klien mengeluh badannya panas, mual dan muntah,
tidaknafsu makan, mual dan muntah terjadi setelah klien makan cukup banyak dan mual
muntah berkurang saat makan sedikit dan hangat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Imunisasi : Klien mengatakan terakhir imunisasi saat masih kecil.
Alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi.
Penyakit yang pernah diderita : Klien mengatakan pernah terkena gastritis.
Obat-obatan yang pernah di digunakan : -
Riwayat masuk RS : Klien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit.
Riwayat kecelakan : -
Riwayat tindakan operasi : -
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan yang berat atau
menular.

3. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Keadaan Umum Sedang, Kesadaran Umum Compos Mentis
2. Tanda-Tanda Vital
• Tekanan Darah : 90/70 mmHg
• Nadi : 80x Permenit
• Suhu : 40ºC
• RR : 24x Permenit
3. Antropometri
• Tinggi Badan : 164cm
• BB : 44kg
• Indeks Masa Tubuh : BB = 46 = 17,1
TB² (1,64)²
4. Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala klien bersih, distribusi rambut merata,
tidak rontok, tidak mudah dicabut, tidak ada benjolan, tidak ada keluhan.
5. Mata
Letak bola mata simetris, gerakan bola mata simetris, kelopak mata tidak ada oedema,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, Tekanan Intra Okuler (TIO) sama, pupil dan refleks
cahaya normal, ketajaman mata normal OD = 2/5 OS 3/5, mata tampak sayu, terdapat
kantong mata.
6. Telinga
Kebersihan telinga bersih, tidak ada oedema dan secret, letak telinga simetris, fungsi
pendengaran baik
7. Hidung
Kebersihan lubang hidung bersih, tidak ada oedema dan secret, letak hidung simetris,
tidak ada peradangan membran mukosa hidung, tidak terdapat polip, funsi penciuman baik.
8. Mulut dan Faring
• Mulut tampak kotor, ada bau mulut, terdapat mukosa pada mulut
• Bibir : Warna pucat, ada stomatitis, tidak ada kelainan bentuk
• Gusi : Warna merah muda pucat, tidak ada gingivitis
• Gigi : Jumlah gigi 33, ada caries gigi pada gigi molar, tidak ada perdarahan, abses, dan
benda asing (gigi palsu)
• Lidah : Warna putih pucat, kotor, dan pergerakan lidah normal
• Faring : Warna merah muda, tidak ada peradangan, tidak ada eksudat, tonsil tidak
ada pembesaran
9. Leher
Bentuk leher normal, tidak ada oedema dan jaringan parut, tidak ada tekanan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada kaku kuduk dan
mobilitas leher normal.
10. Thorax dan Dada
• Bentuk dada normal, tidak ada kelainan tulang belakang, ada retraksi intercostal, tidak ada
oedema dan jaringan parut, vocal premitus normal
• Suara nafas normal, suara ucapan (vocal resonans) normal, tidak ada suara tambahan
• Pada jantung ada ictus cordis, perkusi jantung normal, bunyi jantung normal
• Pada payudara ukuran, bentuk, dan kesimetrisan payudara normal, warna aerola coklat,
puting susu tidak ada ulcus dan pembengkakan, tidak ada secret.
11. Abdomen
Bentuk abdomen datar dan simetris, tidak ada jaringan parut dan lesi, tidak ada oedema,
bising usus 9x permenit, terdapat nyeri tekan.
12. Ekstremitas atas
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih, refleks biceps dan trisep +
13. Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih, tidak ada varices, dan refleks babinski +

4. DATA BIOLOGIS
1. Pola Nutrisi
 Makan

a. Frekuensi : 3x Sehari

b. Jenis : Nasi + Lauk + Sayur + Buah

c. Porsi/Jumlah : 1 Piring kecil

d. Keluhan : Tidak nafsu makan, mual, muntah

e. Makanan yang dipantang : Tidak Ada

f. Alergi terhadap makanan : Tidak Ada

g. Suplemen yang dikonsumsi : Vit. C

 Minum
a. Jenis : Air putih

b. Jumlah : ± 8 Gelas

2. Pola Eliminasi
 Buang Air Besar (BAB)

Klien mengatakan BAB tidak teratur


 Buang Air Kecil (BAK)

a. Input : 480cc

b. Output : 300cc

c. Balance : Input – Output = 180cc

d. Warna : Kuning Jernih

e. Keluhan : tidak ada

3. Pola Istirahat/Tidur
a. Tidur Siang : ± 2 jam

b. Tidur Malam : ± 7 Jam

c. Keluhan Tidur : Klien mengatakan terkadang terbangun saat malam hari karena tidak nyaman tidur

4. Personal Hygiene
a. Mandi : 1x Sehari

b. Jenis Pakaian : Kaos dan daster

c. Perawatan Gigi : Tidak terlalu rutin

d. Vulva Hygiene : Dibersihkan 1x sehari

5. DATA PSIKOLOGIS
a. Status Perkawinan : Menikah

b. Status Emosi : Terkadang sedikit Cemas

c. Pola Koping : Positif ( Klien selalu menceritakan masalah yang dihadapinya

d. Pola Komunikatif : Klien Koperatif

e. Konsep Diri :

 Gambaran Diri : Klien terbuka dalam semua pertanyaan

 Peran Diri :

 Klien mengakui dirinya sebagai istri yang baik bagi suaminya

 Klien mengakui dirinya sebagai ibu yang baik bagi anaknya


 Harga Diri :

 Klien mengakui tidak merasa tidak tersisihkan

 Klien mengakui merasa dibutuhkan

 Klien mengakui senang menjadi seorang ibu

6. DATA SOSIAL
Klien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar

7. DATA SPIRITUAL
Klien mengatakan selalu solat 5 waktu dan menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.

8. THERAPHY
a) RL 20 tts/mnt mempunyai fungsi untuk mengatasi kehilangan cairan ektraseluler abnormal yang akut

b) PCT 3x350 mg mempunyai fungsi sebagai anagesik dan antipeuretik dengan sedikit efek anti inflamasi dan juga
dapat menghilangkan rasa sakit dan suhu tubuh yang tinggi

9. DATA PENUNJANG
a) Pemeriksaan darah rutin

b) Urinalisa

c) Kimia klinik

d) Tes tubex = +5

e) Uji widal = 1/320

3.2 Analisa Data


A. Data

DS:
 Klien mengatakan badannya panas selama 4 hari.
 Klien mengatakan mual, muntah
 Klien mengatakan tidak nafsu makan.
 Klien mengatakan lemas.
DO:
 Suhu tubuh: 40⁰C
 Klien tampak lemas
 Dilakukan tes widal dengan hasil 1/320
 Dilakukan tes tubex dengan hasil positif 5
 Klien tidak menghabiskan makanannya
 IMT 17,1
 BB sebelum sakit 55kg, BB saat sakit 46kg
 TD: 90/70mmHg
 Nadi: 80x/menit
 RR: 25x permenit

B. Masalah
 Hipertermi
 Ketidakseimbangan nutrisi

C. Diagnosa Keperawatan
 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan badan teraba panas,
kondisi lemas, dan suhu tubuh menigkat.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak mampu dalam
memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologis, psikologi ditandai
dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan

3.3 Perencanaan Tindakan Keperawatan

Dx. Kep Perencanaan


No.
Tujuan Intervensi Rasional
1. Dx 1 Setelah dilakukan1. Observasi perubahan1. Sebagai informasi
intervensi selama suhu dasar untuk
3x24 jam perencanaan awal dan
diharapkan suhu validasi data
tubuh klien 2. Untuk menurunkan
2. Berikan kompres
kembali normal suhu tubuh klien
hangat
dengan kriteria 3. Agar tidak
hasil : 3. Anjurkan pasien kekurangan cairan dan
a. Suhu tubuh untuk banyak minum eletrolit
37,5⁰c air putih 4. Agar keringat tidak
b. Klien tidak lemas4. Anjurkan memakai mengendap dan
c. TTV dalam pakaian yang penguapan lebih cepat
rentang normal menyerap keringat 5. Untuk menurunkan
panas serta
5. Delegatif pemberian memperkuat
antiperatik dan pertahanan tubuh
antiseptik klien

2. Dx 2 Setelah dilakukan1. Kaji intake klien 1. Sebagai informasi


intervensi selama dasar untuk
3x24 jam perencanaan awal dan
diharapkan validasi data
pemenuhan 2. Tingkatkan intake 2. Cara khusus
nutrisi klien makan melalui : tingkatakan nafsu
terpenuhi dengan Kurangi gangguan makan
kriteria hasil : dari luar  Meningkatkan intake
a. Pemenuhan makanan
 Sajikan makanan
dalam kondisi hangat Memudahkan
nutrisi klien
terpenuhi makanan masuk
 Selingi makan
b. BB klien
dengan minum  Mulut yang bersih
meningkat meningkatkan nafsu
c. IMT 18,5  Jaga kebersihan
makan
d. Tidak terjadi mulut klien  Mencegah mual
mual dan muntah Berikan makan
e. Nafsu makan sedikit tapi sering
klien meningkat 3. Kolaborasi dengan 3. Memberikan asupan
f. Porsi makan klien ahli giziikan diet dan deit yang tepat
habis makanan ringan
dengan tambahan
makanan yang disukai
bila ada

3.4 Catatan Perkembangan dan Evaluasi Sumatif


No Tanggal Dx SOAP TTD
1. 18-10-14 Dx 1 S: Klien mengatakan badannya panas selama 4
07:00 hari, Klien mengatakan lemas
O: Suhu tubuh: 40⁰C, Klien tampak lemas, Saat di
raba badan klien terasa panas
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjut Intervensi
a. Observasi perubahan suhu
b. Berikan kompres hangat
c. Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
d. Anjurkan memakai pakaian yang menyerap
keringat
e. Delegatif pemberian antiperatik dan antiseptik
2. 18-10-14 Dx 1 S: Klien mengatakan mual dan muntah, Klien
10:00 mengatakan tidak nafsu makan, Klien
mengatakan lemas
O: Klien tampak lemas, Klien tidak menghabiskan
makanannya, IMT 17,1, BB 46kg, TD:
90/70mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 25x
permenit
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjut Intervensi
a. Kaji intake klien
b. Kurangi gangguan dari luar
c. Sajikan makanan dalam kondisi hangat
d. Selingi makan dengan minum
e. Jaga kebersihan mulut klien
f. Berikan makan sedikit tapi sering
g. Kolaborasi dengan ahli gizi akan diet dan
makanan ringan dengan tambahan makanan
yang disukai bila ada
h. Timbang berat badan setiap hari
i. Berikan obat sesuai indikasi.
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-
fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

5.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa makan setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta: EGC

Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika

Perry, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai