PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui proses dan tingkat
dekomposisi daun dari beberapa vegetasi pohon.
Percobaan ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang proses
dekomposisi serta faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi bahan
tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dekomposisi atau yang biasa disebut juga sebagai pembusukan ini merupakan
proses alami yang terjadi akibat adanya perusakan susunan dalam tubuh suatu
organisme yang dilakukan oleh dekomposer. Proses pembusukan oleh
dekomposer ini biasanya dapat ditemukan bila ada organisme yang dikubur di
dalam tanah. Dimana proses pembusukan ini terjadi oleh semut, belatung, bakteri
dan uga oleh jamur yang hidup di dalam tanah dan berkembang di tempat yang
lembab, (Jokowarino, 2015).
Pentingnya untuk mengetahui mengenai pengertian humus dan non humus.
Bahan non humus merupakan suatu organisme yang telah mati sedang melalui
proses dekomposisi di sebagian tubuhnya untuk kemudian dapat digunakan
sebagai unsur hara bagi mikroorganisme dan tanaman. Sedangkan bahan humus
yaitu suatu organisme mati yang telah sepenuhnya terdekomposisi sehingga
menjadi salah satu lapisan tanag yang sangat subur, (Bohn, 1979).
Menurut Jokowarino (2015) adapun beberapa faktor-faktor yng
mempengaruhi laju dekomposisi antara lain sebagai berikut :
1. Faktor pertama yaitu iklim. Hal ini menjadi penting karena iklim dapat
memperlambat bahkan mempercepat terjadinya proses dekomposisi.
2. Kemudian adanya tipe penggunaan lahan dimana lahan tersebut berfungsi
sebagai sumber bahan organik yang baik bagi lahaan tersebut.
3. Faktor ketiga yaitu bentuk lahan. Hal ini membantu dekomposisi pada proses
pengumpulan bahan-bahan organik tersebut.
4. Faktor yang paling penting yaitu adanya kegiatan manusia ini pun akan sangat
berpengaruh pada terjadinya proses dekomposisi.
1.3 Keuntungan atau Pentingnya Proses Dekomposisi
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dibagi menjadi tiga golongan.
Unsur makro primer yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak
Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Unsur hara makro sekunder yaitu unsur
hara yang dibutuhkan dalam jumlah jumlah kecil, seperti Belerang (S), Kalsium
(Ca), dan Magnesium (Mg). Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, seperti Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Klor (Cl),
Boron (B), Mangan (Mn), dan Molibdenum (Mo). (Latfan Habibi, 2009)
1.3.2 Memperbaiki struktur tanah
Unsur hara dalam tanah lebih mudah diserap oleh tanaman pada kondisi
pH tanah yang netral, yaitu 7. Pada nilai pH ini, unsur hara menjadi mudah larut
di dalam air. Semakin asam kondisi tanah (semakin rendah pH) maka jumlah ion
Aluminium (Al) dan Mangan (Mn) dalam tanah semakin meningkat. Jumlah
Aluminium dan Mangan yang terlalu banyak akan bersifat racun bagi tanaman.
Kondisi tanah yang asam dapat dinetralkan kembali dengan pengapuran.
Pemberian kompos ternyata membantu peningkatan pH tanah. (Latfan Habibi,
2009)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Percobaan ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 08 september 2016 pukul
15.45 WITA-selesai, di kebun percobaan (ex-Farm) Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin.
3.2 Bahan Percobaan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 3 jenis daun
vegetasi pohon (kihujan, bungur, dan kupu-kupu), Polybag (30 x 40) cm, Kantong
plastik gula, Lebel, dan Tanah.
3.3 Alat Percobaan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Cangkul, Sekop,
Cutter, Oven, Timbangan, dan Alat tulis menulis.
3.4 Prosedur Percobaan
2. Menyiapkan 3 jenis daun vegetasi pohon yang telah kering dan gugur.
3. Mencacah dan menimbang, kemudian masukkan kedalam kantong plastik
yang telah dilubangi, masing-masing 2 kantong.
4. Mengamati sifat fisik dan kimiaa daun tersebut sebelum dicacah.
5. Memasukkan kantong ke dalam polybag sesuai perlakuan lalu menimbun
kantong tersebut dengan tanah hingga penuh.
6. Setelah 2 bulan, ambillah kantong pertama pada setiap polybag, perhatikan
kembali sifat fisik dan kimia daun tersebut, keringkan dalam oven kemdian
timbang beratnya. Polybag tersebut ditimbun kembali dengan tanah.
7. Setelah 2 bulan, ambillah kantong kedua pada setiao polybag, perhatikan
kembali sifat fisik dan kimia daun tersebut, keringkan dalam oven kemudian
timbang bertatnya.
8. Mengamati laju dekomposisi yang terjadi pada hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Habibi, Latfan. 2009. Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Rumah Tangga.
Penerbit : Titian Ilmu. Bandung.
.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Canculation :
B. Pembahasan