MAKALAH Metodologi Baru
MAKALAH Metodologi Baru
METODOLOGI PENELITIAN I
(PEMILIHAN SAMPEL & METODE PENENTUAN SAMPEL)
OLEH:
KELOMPOK I
HARIYANTI DARWIS (10536503915)
NUR RAHMAH(10536503015)
MIRDAYANTI (10536504715)
LIDIYANTY (10526502815)
RESKY
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Metodologi Penelitian I dengan tepat waktu.
Makalah Metodologi Penelitian I yang berjudul "Pemilihan Sampel &
Metode Penentuan Sampel" ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan penulis dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
dan sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu,
kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Agustan S
selaku dosen pada mata kuliah Metodologi Penelitian I.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
pada makalah ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar pada pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca.
Kelompok I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
B. RumusanMasalah
C. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja mengenai sampel dalam Penelitian
2. Untuk mengetahui bagaimana cara memilih sampel
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam penentuan sampel
BAB II
PEMBAHASAN
1. Variabilitas populasi
2. Besar sampel
Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi
taraf representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen
secara sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi tarag
representativeness sampel.
1. Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan terlebih dahulu luas
populasinya sebagai daerah generalisasi, setelah itu barulah
menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Disamping itu
yang terpenting adalah jika yang dselidiki hanya satu kelas saja, jangan
diperluas sampai ke kelas lain, apalagi sampai menyimpulkan untuk
sekolah-sekolah lain.
2. Penetapan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populasi telah ditentukan, maka segera diikuti penegasan
tentang sifat-sifat populasinya. Penegasan ini adalah sangat penting.,
bila menginginkan adanya validitas dan realibilitas bagi penelitinya.
Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat
populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, barulah kemudian
menetapkan sampelnya. Jangan sebaliknya yaitu menetapkan
sampelnya terlebih dahulu baru kemudian menyusul populasinya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui cir-ciri populasi secara terperinci dapat
diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang
populasi tersebut. Seperti, dokumen-dokumen yang disusun oleh
instansi dan organisasi.
4. Menetapkan besar kecilnya sampel
Seringkali para peneliti dihadapakan pada persoalan yang sulit
untuk mendapatkan ukuran sampel yang dapat dikatakan mewakili
populasinya, hal ini lebih disebabkan karena banyanya perbedaan
persepsi satu pemikiran dan pemikiran lainnya. Pada intinya penetapan
ukuran sampel tersebut sesungguhnya sangat tergantung dari
karakteristik elemen populasinya (homogeny atau tidak).
5. Menetapkan teknik sampling
Didalam sampel ada yan disebut dengan biased sample, artinya
sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan sampel
yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang menghasilkan sampel
menyeleweng disebut biased sampling. Biased sampling adalah
pengambilan sample yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari
salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan
kepada seluruh populasi.
Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu:
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa ->
RW – RT
Kriteria eksklusi:
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel
pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus
menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. Metode
pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk
penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat
tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok
khusus lainnya.
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini
cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit
didapatkan. Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang
penyakit Steven Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh
mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali
menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat
itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan
pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang
bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada
warga Bandung yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah
ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel
penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias
penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini. Teknik pengambilan
sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian yang memiliki
jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita
penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka
populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah yang disebut
sebagai Total Quota Sampling.
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dan-
sampel-dalam-penelitian/ 25/01/2018 12.21
https://fzil.wordpress.com/2012/05/20/137/ 25/01/2018 12.25
https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/ 25/01/2018
12.35