Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN I
(PEMILIHAN SAMPEL & METODE PENENTUAN SAMPEL)

OLEH:
KELOMPOK I
HARIYANTI DARWIS (10536503915)
NUR RAHMAH(10536503015)
MIRDAYANTI (10536504715)
LIDIYANTY (10526502815)
RESKY

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR
TAHUN AKADEMIK
2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Metodologi Penelitian I dengan tepat waktu.
Makalah Metodologi Penelitian I yang berjudul "Pemilihan Sampel &
Metode Penentuan Sampel" ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan penulis dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
dan sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu,
kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Agustan S
selaku dosen pada mata kuliah Metodologi Penelitian I.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
pada makalah ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar pada pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca.

Makassar, 25 Januari 2018

Kelompok I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah
B. RumusanMasalah
C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Sampel Dalam Penelitian


2. Pemilihan Sampel Dalam Penelitian
3. Metode atau Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian (research) pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan


data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses
yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang tertentu
yang bersifat logis. Proses penelitian dalam bidang ilmu apa pun dengan tujuan
untuk mendapatkan pembuktian alamiah, ataupun deskripsi dari hasil analisis
inferential Statistic akan bergantung pada pendekatan apa yang dipakai.
Pendekatan dalam penelitan, seperti dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan bahasa
kita mengenal adanya pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai
apa yang ingin diketahuai peneliti. Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan
dengan penelitian deskriptif, peneliti hubungan / korelasi, penelitian, kuasi –
eksperimental, dan penelitian eksperimental (Margono, 1997).
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika
tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita
teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya
hasil penelitian bisa dipercaya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu sampel didalam penelitian?


2. Bagaimana pemilihan sampel dalam penelitian?
3. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja mengenai sampel dalam Penelitian
2. Untuk mengetahui bagaimana cara memilih sampel
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam penentuan sampel
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sampel Dalam Penelitian


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi
yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili
populasinya . sedangkan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Bila populasi
besar, dan peniliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul reprensentatif (mewakili).
Bila sampel tidak reprensentatif, peneliti bisa salah dalam menafsirkan
atau menyimpulkan suatu data yang telah diperoleh. Agar hasil penelitian yang
dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa
mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan
secara seksama. Cara penarikan sampel dikenal dengan nama teknik sampling
atau teknik pengambilan sampel. Ada empat parameter yang bisa dianggap
menentukan representativeness sampel (sampel yang benar-benar mencerminkan
populasinya), yaitu:

1. Variabilitas populasi

Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya


peneiti harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur
atau memanipulasinya.

2. Besar sampel
Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi
taraf representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen
secara sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi tarag
representativeness sampel.

3. Teknik penentuan sampel

Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan


makin tinggi pula tingkat representativeness sampel.

4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.

Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam


sampel, akan makin tinggi tingkt representativeness sampel

2. Pemilihan Sampel Dalam Penelitian

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat


berbagai teknik yang digunakan. Pada penelitian dalam pemilihan sampel
digunakan teknik sampling. Dimana Teknik sampling adalah cara untuk
menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Sebelum itu,
sebaiknya mengetahui dan memperhatikan petunjuk-petunjuk dalam pengambilan
sampel yaitu sebagai berikut:

1. Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan terlebih dahulu luas
populasinya sebagai daerah generalisasi, setelah itu barulah
menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Disamping itu
yang terpenting adalah jika yang dselidiki hanya satu kelas saja, jangan
diperluas sampai ke kelas lain, apalagi sampai menyimpulkan untuk
sekolah-sekolah lain.
2. Penetapan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populasi telah ditentukan, maka segera diikuti penegasan
tentang sifat-sifat populasinya. Penegasan ini adalah sangat penting.,
bila menginginkan adanya validitas dan realibilitas bagi penelitinya.
Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat
populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, barulah kemudian
menetapkan sampelnya. Jangan sebaliknya yaitu menetapkan
sampelnya terlebih dahulu baru kemudian menyusul populasinya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui cir-ciri populasi secara terperinci dapat
diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang
populasi tersebut. Seperti, dokumen-dokumen yang disusun oleh
instansi dan organisasi.
4. Menetapkan besar kecilnya sampel
Seringkali para peneliti dihadapakan pada persoalan yang sulit
untuk mendapatkan ukuran sampel yang dapat dikatakan mewakili
populasinya, hal ini lebih disebabkan karena banyanya perbedaan
persepsi satu pemikiran dan pemikiran lainnya. Pada intinya penetapan
ukuran sampel tersebut sesungguhnya sangat tergantung dari
karakteristik elemen populasinya (homogeny atau tidak).
5. Menetapkan teknik sampling
Didalam sampel ada yan disebut dengan biased sample, artinya
sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan sampel
yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang menghasilkan sampel
menyeleweng disebut biased sampling. Biased sampling adalah
pengambilan sample yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari
salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan
kepada seluruh populasi.

Untuk memilih sampel, ada beberapa tahapan yang digunakan dalam


pengambilan sampel, tahap tersebut diantaranya:
 Mendefinisikan populasi yang akan diamati
 Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang
mungkin
 Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
 Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
 Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling

3. Metode atau Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel


Selanjutnya akan dibahas mengenai metode teknik-teknik yang dapat
dilakukan untuk pemilihan sampel perhatikan gambar berikut:

Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu:

1. Probability Sampling (Random Sample)


2. Non- Probability Sampling (Non-Random Sample).

 Probability Sampling (Random Sample)


Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random
atau acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi
diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel
penelitian. Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara
lain:

1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)


Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random
Sampling. teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel
penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian. Terdapat 2
pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat
pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan
lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama.
Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada
pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang
paling sering digunakan adalah Simple Random Sampling dengan
pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat
mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu
tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat
merepresentasikan populasi yang dimaksud. Contoh: Dalam suatu
penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah
100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan
sampel pertama. Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang
terpilih dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas
responden berikutnya tetap sama dengan responden pertama. Langkah
tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan
penelitian.

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval


dalam memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian
membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok
intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-
masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok. Contoh :
pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas.
Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya maka
itulah yang dijadikan sampel penelitian.

3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar


tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer
tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses
pengacakan diambil dari masing-masing kelompok tersebut.

4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)

Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok.


Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu.
Tujuan metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang
suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi. Misalnya,
penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang
poli di RS A dan lain sebagainya.

5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa ->
RW – RT

 Non- Probability Sampling (Non-Random Sample)


Dalam Non- Probability Sampling (Non-Random Sample terbagi menjadi
beberapa teknik, yaitu:
1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan.
Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam
memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi
dan eksklusi. Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan
peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan
kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria
inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon
responden mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat
memengaruhi hasil penelitian.

Contoh Purposive Sampling yaitu penelitian tentang nyeri pada pasien


diabetes mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria
inklusi yang dipakai antara lain:

1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada


tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi:

1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta


lainnya seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan
lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan
kejiwaan.

2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel
pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus
menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. Metode
pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk
penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat
tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok
khusus lainnya.

3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini
cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit
didapatkan. Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang
penyakit Steven Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh
mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali
menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat
itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan
pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang
bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada
warga Bandung yang dia temui saat itu.

4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah
ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel
penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias
penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini. Teknik pengambilan
sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian yang memiliki
jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita
penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka
populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah yang disebut
sebagai Total Quota Sampling.

5. Teknik Sampel Jenuh

Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan


semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada
kurang dari 30 orang.

 Alasan –alasan atau pertimbangan-pertimbangan memilih metode sampling.


Untuk menentukan metode sampling manakah yang akan dilakukan perlu kita
pertimbangan hal-hal berikut:

1. Tujuan penelitian. Bila kita ingin mencapai generalisasi yang berlaku


bagi keseluruhan populasi, maka perlu kita pakai sampling acakan atau
random. Kalau kita bertujuan untuk memperoleh kesan-kesan umum
dalam waktu singkat dapat kita gunakan non-probality sampling.
2. Pengetahuan tentang pupulasi. Bila kita tidak mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang populasi , sampling acakan tidak dapat kita
laksanakan dengan baik.
3. Kesediaan. Untuk menjadi populasi sebagai sampel. Sering timbul
kesulitan untuk mendapatkan kesediaan orang untuk dijadikan sampel.
4. Jumlah biaya yang tersedia untuk penelitian
5. Besar populasi. Bila populasi sangat besar, sampling daerah yang
paling serasi. Bila populasi kecil, ada kemungkinan bagi sampling
jenuh atau padat
6. Fasilitas yang tersedia seperti komputer dan kalkulator .
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam proses penelitian, ketetapan dalam menentukan data yang dicari


adalah suatu urusan yang mutlak diperlukan. Dengan demikian, tujuan penelitian
akan dapat terpenuhi dengan baik. Sumber data pada penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Sehubungan dengan wilayah sumber data yang
dijadikan sebagai subjek penelitian ini, maka dikenal jenis penelitian yaitu
populasi dan sampel. Dimana Peneliti ingin meneliti semua yang ada dalam
wilayah penelitian, maka disebut penelitian populasi. Sedangkan Jika kita hanya
akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut dengan
penelitian sampel.

Dalam pemilihan sampel ditempuh dengan menggunakan beberapa tahap.


Dalam pemilihan sampel harus juga memperhatikan petunjuk-petunjuk untuk
melakukan pengambilan sampel. Sedangkan pada metode yang digunakan untuk
penentuan sampel terdiri dari dua yaitu Probability Sampling (Random Sample)
dan Non- Probability Sampling (Non-Random Sample). Pada kedua metode
tersebut terbagi lagi menjadi beberapa bagian, dan sudah jelas penjelasannya
didalam makalah.

B. Kritik dan Saran

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan dalam bab pembahasan,


pemakalah masih banyak informasi yang belum pemakalah ketahui. Jadi, jika ada
yang perlu ditambahkan dalam pembahasan ini, maka pemakalah menerimanya.
DAFTAR PUSTAKA

 https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dan-
sampel-dalam-penelitian/ 25/01/2018 12.21
 https://fzil.wordpress.com/2012/05/20/137/ 25/01/2018 12.25
 https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/ 25/01/2018
12.35

Anda mungkin juga menyukai