Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

“ANJAK PIUTANG”

Dosen Pengampu:
Drs.Basuki.M,Si

Di susun oleh:
Lilis handayani (20160430048)
Lisa andriyani (20160430275)
Wiwin erna sari (20160430143)
Zhulfiana puri wilna basuki (20160430265)
Bab 1. Pendahuluan

Semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan saat ini akan memaksa perusahaa
n untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pelanggannya. Salah satu car
a adalah dengan mempermudah syarat pembayaran produk. Oleh karena itu pembayaran
yang ditunda menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan volu
me penjualannya. Atas penjualan secara kredit tersebut maka perusahaan memiliki tagiha
n (piutang) kepada pelanggan/customer. Piutang bagi perusahaan akan memperlambat aru
s kas karena dana tunai/kas baru akan masuk setelah piutang tersebut jatuh tempo. Padah
al disisi lain perusahaan membutuhkan uang tunai/kas untuk kegiatan operasionalnya. Jik
a perusahaan kekurangan kas maka biasanya akan pinjam ke pihak lain misalnya bank. S
ekarang ini, perusahaan mempunyai alternatif lain untuk memperoleh dana tunai yaitu de
ngan menjual atau mengalihkan faktur-faktur piutang yang dimilikinya ke Lembaga Keua
ngan Anjak Piutang (Factoring).

Usaha anjak piutang dimulai di wilayah Amerika Utara khususnya pada sektor industri te
kstil yang sampai saat ini masih merupakan salah satu bidang kegiatan usaha utama anja
k piutang. Di negara- negara lain usaha ini masih merupakan industri yang sangat baru,
dimulai sekitar dekade 1970-an. Perusahaan anjak piutang di Eropa mengikuti pola perke
mbangan usaha anjak piutang di Amerika.

Kegiatan anjak piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru di Indo
nesia. Eksistensi Kelembagaan Anjak Piutang dimulai sejak ditetapkan Paket Kebijaksana
an 20 Desember 1988 atau Pakdes 20, 1988 yang diatur dengan Keppres No. 61 tahun 1
988 dan Keputusan Menteri Keuangan NO.172/KMK.06/2002. Pengenalan usaha anjak pi
utang ditujukan untuk memperoleh sumber pembiayaan alternatif diluar sektor perbankan.

Perusahaan Anjak piutang bisa didirikan secara independen (berdiri sendiri) atau dapat di
lakukan oleh Multi Finance Company yaitu lembaga pembiayaan yang dapat melakukan
kegiatan usaha secara sekaligus dibidang anjak piutang (factoring), sewa guna usaha (leas
ing), Modal Ventura (joint venture), kartu kredit (credit card), dan pembiayaan konsumen
.

Bab 2. Dasar Hukum


1. Dasar Hukum Substantif.

Dasar hukum yang bersifat substantif yang merupakan alas hak bagi eksistensi suatu kegi
atan factoring dapat disebutkan sebagai berikut :

Dasar Hukum Substantif Murni. Yang merupakan dasar hukum substantif murni bagi sua
tu kegiatan factoring adalah sama dengan kegiatan leasing, yaitu apa yang dikenal denga
n "asas kebebasan berkontrak", yang bersumber pada ketentuan pasal 1338 KUH Perdata.
Artinya, apabila memenuhi syarat sahnya perjanjian seperti disebutkan dalam pasal 1320
KUH perdata, maka menurut pasal 1338 KUH Perdata, kontrak tersebut sudah sah adan
ya dan kontrak tersebut mempunyai kekuatan yang sama dengan undang-undang. Karena
itu, kontrak factoring, asal memenuhi syarat-syarat suatu kontrak, juga sama kekuatannya
dengan undang-undang.

Dasar Hukum Substantif Bertendensi Prosedural. Dasar hukum substantif bertendensi pro
sedural ini juga terdapat dalam KUH Perdata, yaitu ketentuan dalam buku kedua KUH P
erdata tentang Cessie (pengalihan hutang) pasal 613 KUH Perdata. Selain itu terdapat jug
a ketentuan dalam buku ketiga KUH Perdata tetang Subrogasi, yang merupakan pergantia
n hak hak di berpiutang oleh pihak ketiga, yang membayar kepada si berpiutang. Subrog
asi terjadi baik karena perjanjian maupun karena undang-undang. Berlaku berdasarkan ke
tentuan pasal 1400 KUH Perdata dan seterusnya. Disamping itu mesti pula diindahkan ke
tentuan-ketentuan lainnya yang berhubungan dengan penjualan piutang seperti pasal 1459
, 1491, 1492, 1495, 1533, 1534 KUH Perdata, dan lain sebagainya.

2. Dasar Hukum Administratif.

Dasar hukum yang bersifat administratif dalam tingkatan undang-undang ditemukan dala
m Undang-Undang Perbankan, Nomor : 7 tahun 1992, pasal 6 huruf I memberi alas huk
um kepada bank untuk melakukan kegiatan factoring, sekaligus memberikan pengertian a
pa yang dimaksud dengan istilah factoring, yang dalam peraturan ini dipakai istilah "anja
k piutang". Untuk menjadi dasar hukum yang bersifat administratif ini, di samping Unda
ng-Undang Perbankan, pemerintah telah pula mengeluarkan peraturan-peraturan. Peraturan
-peraturan dimaksud mengatur masalah factoring, disamping juga mengatur masalah-masa
lah lembaga finasial lainnya, seperti leasing, modal ventura, kartu kredit, dan sebagainya.
Peraturan tersebut di antaranya :
Keppres RI Nomor : 61 tahun 1988, tentang Lembaga Pembiayaan.

Keputusan Menteri Keuangan RI nomor : 1251/KMK.031/1988, tentang Ketentuan dan T


ata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

Selain dari dasar hukum tersebut, masih terdapat lagi aturan-aturan lain, seperti Keputusa
n Menteri Keuangan RI Nomor : 448/KMK.06/2002, Peraturan Pemerintah RI Nomor : 9
tahun 2008, dan lain-lain, serta ketentuan-ketentuan administratif yang mengatur masalah
factoring untuk sektor-sektor tertentu. Misalnya, terhadap factorig yang dipraktekkan ole
h perbankan yang diatur oleh Bank Indonesia. (dari buku Hukum Tentang Pembiayaan D
alam Teori dan Praktek, Munir Fuady, SH, MH. LLM)

Bab 3. Sejarah

Dalam sejarah umat manusia, kegiatan anjak piutang sudah dikenal sejak 2000 tahun yan
g lalu dan pertama kali dipraktekkan di Mesopotamia. Tetapi pada saat itu kegiatan kegi
atan anjak piutang dilakukan dengan cara sederhana, yaitu pihak factor biasanya bertinda
k sebagai agen penjualan yang juga sekaligus berperan sebagai pemberi perlindungan kre
dit.

Selanjutnya, kegiatan anjak piutang diteruskan di wilayah Amerika Utara khususnya pada
sektor industri tekstil yang sampai saat ini masih merupakan salah satu bidang kegiatan
usaha utama anjak piutang. Di negara- negara lain usaha ini masih merupakan industri y
ang sangat baru, dimulai sekitar dekade 1970-an. Perusahaan Anjak Piutang di Eropa me
ngikuti pola perkembangan usaha Anjak Piutang di Amerika.

Pada akhir abad ke-19, perusahaan-perusahaan anjak piutang meninggalkan profesi sebag
ai agen dan mengkonsenterasikan kegiatannya pada pengelolaan kredit bagi klien yang m
eliputi menjamin kredit, menagih dan menyediakan dana. Bentuk inilah yang menjadi em
brio bisnis Anjak Piutang modern.

Kegiatan Anjak Piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru di Indo
nesia. Eksistensi Kelembagaan Anjak Piutang dimulai sejak ditetapkan Paket Kebijaksana
an 20 Desember 1988 atau PAKDES 20, 1988 yang diatur dengan KEPPRES No. 61 Ta
hun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan NO.172/KMK.06/2002. Pengenalan usaha A
njak Piutang ditujukan untuk memperoleh sumber pembiayaan alternatif di luar sektor pe
rbankan.

Perusahaan Anjak Piutang bisa didirikan secara independen (berdiri sendiri) atau dapat di
lakukan oleh Multi Finance Company yaitu lembaga pembiayaan yang dapat melakukan
kegiatan usaha secara sekaligus di bidang Anjak Piutang (factoring), sewa guna usaha (le
asing), Modal Ventura (joint venture), kartu kredit (credit card), dan pembiayaan konsum
en

Bab 4. Mekanisme Kerja Lembaga

Sebelum masuk pada tahapan-tahapan tranaksi anjak piutang, sebaiknya kita lihat pengert
ian anjak piutang terlebih dahulu. Menurut Kasmir dalam “Bank dan Lembaga Keuangan
lainnya” menjelaskan bahwa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring ada
lah perusahaan yang kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau pengambilali
han atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran
tertentu dari perusahaan (klien).

Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor NO.17
2/KMK.06/2002 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek sua
tu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi antara perusahaan (klien) den
gan lembaga anjak piutang (factoring) yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan da
n dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak piutang. Apabila perusahaan sudah
mengetahui kebutuhannya sejak awal maka akan lebih mempermudah dan mempercepat t
ransaksi anjak piutang.

Beberapa fasilitas anjak piutang yang ditawarkan:

a. Undisclosed/ Non Notification Factoring

Adakalanya perusahaan ingin performance/ bonafiditasnya tetap terjaga dimata pelanggan


(debitur) walaupun sebetulnya perusahaan sedang kesulitan dana. Untuk itu pada saat pe
ngalihan piutang maka perusahaan tidak memberitahu pelanggan (debitur) bahwa piutang
sudah dialihkan ke perusahaan anjak piutang (factoring). Transaksi anjak piutang ini dina
makan Undisclosed/Non Notification Factoring. Mekanisme transaksi Undisclosed sebagai
berikut :

-Terjadi transaksi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)

-Negosiasi dan kontrak anjak piutang antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak pi
utang (factoring) dimana perusahaan menyerahkan kopi faktur penagihan piutang dan dok
umen terkait lainnya sedangkan dokumen asli tetap dipegang perusahaan.

-Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal 80% dari nilai faktur.

-Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menagih kepada debitur/pelanggan.

-Perusahaan akan mengembalikan pinjaman dana kepada factoring ditambah dengan biaya
anjak piutang (service charge/discount charge).

b. Disclosed/ Notification Factoring

Jika perusahaan (klien) setelah memperoleh pembiayaan dari anjak piutang tidak ingin di
repotkan oleh tugas menagih kepada debitur maka perusahaan bisa memanfaatkan fasilita
s disclosed factoring yaitu segera menyerahkan pengelolaan piutang kepada perusahaan a
njak piutang.

Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

-Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)

-Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang
dimana perusahaan menyerahkan faktur penagihan dan dokumen terkait lainnya (dokume
n asli).

-Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan sudah dialihkan ke
lembaga anjak piutang.

-Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimum 80% dari nilai faktur.

-Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan penagihan kepada debitur.

-Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak piutang.


-Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai faktur) kepada perusahaan (kli
en) setelah sebelumnya dikurangi biaya administrasi.

Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul diantaranya:

-Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar janji (wanpresta
si) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiayaan kepada factoring walaupun perusaha
an sudah menerima pembayaran dari debitur sehingga anjak piutang mengalami kerugian.

-Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya pada saat jatuh te
mpo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga anjak piutang yang mengalami ker
ugian.

Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat maka perlu ditetapk
an pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur tidak dapat me
menuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut perusahaan (klien) maka perj
anjiannya dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga anjak piutang yang
menanggung risiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan without recourse factori
ng.

Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang, ternyata usaha anja
k piutang lebih dominan kepada pemberian jasa pembiayaan (financing service) atas pen
galihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian lembaga anjak piutang juga me
mberikan jasa dibidang non pembiayaan (non financing service). Jasa non pembiayaan in
i pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang (kredit) perusahaan klien.

Produk jasa non pembiayaan ini diantaranya :

-Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga anjak piutang
membantu perusahaan untuk menilai calon customer/debitur.

-Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger administration/sales accounti


ng).

-Mengawasi/ memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk menetapkan prosedur p


enagihan.
-Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap risiko piutang terut
ama jika transaksi perdagangan secara internasional (export financing) yang rentan terhad
ap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing.

Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien) tidak perlu membentu
k bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga anjak piutang sudah secara otomatis
telah melaksanakan fungsi bagian crediet (credit departement) dimana lembaga anjak piu
tang akan memberikan laporan hasil kerjanya secara periodik kepada perusahaan (klien)

Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu kewajiban bagi perusahaan (klien) yait
u membayar biaya anjak piutang. Biaya ini terdiri dari:

-Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa untuk peng
elolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang dilakukan klie
n. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% – 2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piuta
ng dan klien.

-Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh pembiayaan (da
na tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya discount charge antara 2% – 3%.
Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

Bab 5. Peranan Lembaga dalam Perekonomian

Banyaknya sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah dengan kurangnya kemampu
an dan terbatasnya sumber-sumber permodalan; lemahnya pemasaran, yang tentunya akan
mempengaruhi pencapaian target penjualan. Kelemahan di bidang manajemen menyebab
kan semakin meningkatnya jumlah kredit macet. Kondisi seperti ini semakin menyulitkan
memperoleh tambahan sumber pembiayaan melalui lembaga keuangan.

Dalam mengatasi kendala di atas, kehadiran lembaga anjak piutang akan memberi suatu
alternatif pemecahan masalah. Melalui anjak piutang, dimungkinkan bagi perusahaan-peru
sahaan untuk memperoleh sumber pembiayaan secara mudah dan cepat sampai 80% dari
nilai faktur penjualannya secara kredit. Dengan demikian klien dapat lebih terkonsentrasi
pada kegiatan peningkatan produksi dan penjualan.
Beberapa manfaat anjak piutang dalam peningkatan kemampuan usaha sebagai berikut:

1. Menurunkan biaya produksi perusahaan.

2. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka atau advanced p


ayment sehingga meningkatkan credit standing perusahaan klien.

3. Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat mengadakan


transaksi dagang secara bebas atas dasar open account baik perdagangan dalam maupun l
uar negeri.

4. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan perputaran mo


dal kerja.

5. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko kredit macet
dapat diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.

6. Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

Bab 6. Pembahasan dan Diskusi

A. PENGERTIAN ANJAK PIUTANG

Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak piutang. Menurut Keputu
san Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988,perusahaa
n anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu pe
rusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

Secara umun anjak piutang (factoring) dapat di definisikan sebagai kontrak dimana perus
ahaan anjak piutang menyediakan jasa-jasa sekurang-kurangnya antara lain :

a. Jasa pembiayaan

b. Jasa pembukuan

c. Jasa penagihan piutang


d. Jasa perlindungan terhadap resiko

Untuk itulah klien berkewajiban kepada perusahaan anjak piutang secara terus menerus
menjual atau menjaminkan piutang yang berasal dari penjualan barang-barang atau pemb
erian jasa-jasa. Sedangkan pengertian anjak piutang menurut Perpres no. 9 Tahun 2009 t
entang Lembaga Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutan
g dagang jangka pendek suatu Perusahaan berikut pengurusan piutang tersebut.

B. KEGIATAN ANJAK PIUTANG

Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan piutang suat
u perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan dengan piha
k kreditor (pihak yang punya piutang).

Kegiatan perusahaan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan Surat Keputusan Ment
eri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Berdasarkan KM
K tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang meliputi:

1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.

2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang s
esuai dengan kesepakatan.

3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang
dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.

C. PERMODALAN ANJAK PIUTANG

Sesuai dengan PMK No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2009 tentang Perusaha
an Pembiayaan, jumlah modal di setor atau di simpanan pokok dan simpanan wajib dala
m rangka pendirian perusahaan pembiayaan adalah :

a. Perusahaan swasta nasional atau perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp.


100 milyar.

b. Koprasi sekurang-kurangnya Rp.50 milyar.


D. PELAKU ANJAK PIUTANG

Dalam kegiatan anjak piutang terdapat 3 pelaku utama yamg terlibat yaitu :

a. Perusahaan anjak piutang (factor), Factor adalah perusahaan atau pihak yang menawar
kan jasa anjak pitang.

b. Klien (supplier), klien adalah pihak yang menggunakan jasa anjak piutang.

c. Nasabah (customer) atau di sebut debitor, adalah pihak-pihak yang mengadakan transa
ksi dengan klien.

E. KEUNTUNGAN ANJAK PIUTANG

Keuntungan yang diperoleh oleh semua pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan Anjak piutang

a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi.

b. Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditor dan debitur.

c. Membantu manajemen pihak kredotor dalam penyelenggaraan kredit.

2. Bagi Kreditor (klien)

a. Mengurangi resiko kerugian dengan tertagihnya piutangnya.

Bab 6. Penutup

A. Simpulan

Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan pemberian jasa penagih
an, pembelian, dan pengelolaan penjualn kredit kliennya agar klien tersebut dapat lebih t
erfokus pada kegiatan usaha lainnya. Berbagai macam fasilitas yang diberikan oleh perus
ahaan anjak piutang semuanya didasari dengan mempertimbangkan faktor risiko piutang
yang tidak dapat ditagih atau macet.

Kegiatan anjakn piutang merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan yang mema
ng sedang membutuhkan uang dengan segera yang semua kegiatannya diatur sesuai deng
an peraturan hukum yang berlaku agar tidak merugikan salah satu pihak.
Kegiatan anjak piutang ini juga harus didukung oleh berbagai macam pihak seperti Peme
rintah, Lembaga Penjamin Simpanan, dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan anja
k piutang agar dapat melahirkan lembaga pembiayaan non bank yang dapat mengembang
kan usaha yang lebih produktif.

Anda mungkin juga menyukai