Anda di halaman 1dari 19

Pengertian gejala gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi diantara dan oleh manusia,

sosial baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Gejala sosial juga
merupakan suatu fenomena yang di dalamnya terdapat beberapa perubahan,
dan bahkan beberapa konflik penyatuan dimensi sosial yang ada pada diri
manusia ketika berinteraksi antar sesama makhluk sosial. Gejala yang terjadi
pada kehidupan masyarakat merupakan gejala yang terjadi spontan dan
menimbulkan perubahan yang mengarah pada sesuatu yang dianggap positif
dan negatif.

Tambahan materi pengertian gejala sosial secara sosiologis Gejala sosial


adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi diantara dan oleh manusia. Baik secara
individu maupun kelompok. suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial
karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait.

Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi gejala politik gejala budaya
dan gejala moral
Gejala sosial berbeda dengan gejala alam gejala-gejala alam adalah peristiwa-
peristiwa yang berlangsung di alam dan bukan karena perbuatan manusia secara
langsung misalnya gempa bumi meletusnya gunung berapi dan banjir

Faktor penyebab A. Faktor kultural merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di
gejala sosial lingkungan masyarakat atau komunitas. Ada beberapa contoh gejala sosial
berdasarkan faktor kultural antara lain kemiskinan kerja bakti dan perilaku
menyimpang
B. Faktor struktural merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur-
struktur yang dimaksud adalah sesuatu yang disusun oleh pola. Faktor struktural
dapat dilihat dari pola pola hubungan antar individu dan kelompok yang terjalin
di lingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi oleh faktor
struktural seperti penyuluhan sosial interaksi dengan orang lain
[09:43, 9/1/2018] +62 858-4224-5889: Faktor penyebab gejala sosial :
Gejala sosial disebabkan oleh faktor berikut.
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang sering melatar belakangi terjadinya
masalah sosial khususnya Indonesia faktor ekonomi meliputi kemiskinan,
kesenjangan ekonomi dan tindak kriminal yang dilatar belakangi kebutuhan
ekonomi.
b. Faktor Budaya
Faktor budaya artinya budaya-budaya yang tidak sesuai dengan kondisi sosial
dapat merusak kestabilan dalam masyarakat. Salah satu bentuk masalah sosial
karena faktor budaya adalah semboyan "banyak anak banyak rezeki". Semboyan
tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia sehingga
membuat masalah baru dalam masyarakat.
c. Faktor Biologis
Biologis merupakan masalah sosial yang berhubungan dengan keadaan biologis
manusia, misalnya meningkatnya korban demam berdarah di suatu daerah
d. Faktor Psikologis
Faktor psikologis berkaitan erat dengan pola pikir manusia yang bertentangan
dengan tatanan dalam hidup masyarakat bentuk masalah sosial yang
disebabkan faktor psikologis adalah munculnya ideologi-ideologi baru dalam
masyarakat yang bertolak belakang dengan tatanan nilai dan norma.
Karakteristik 1. Gejala sosial sangat kompleks. Hal ini terjadi di dalam masyarakat yang
gejala sosial terbentuk dengan adanya hubungan sosial antar manusia. Hubungan dan
perilaku manusia ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain geografis
ekonomi sosial psikologis politik agama dan budaya.

2. Gejala sosial beranekaragam.


Gejala sosial tidak dapat dikelompokkan sesuai sederhana gejala alam. Gejala
sosial menunjukkan berbagai macam sifat misalnya gejala ekonomi, sosial,
politik, agama dan budaya.
Keberagaman ini membuat gejala sosial sangat kompleks.

3. Gejala sosial tidak bersifat universal.


Gejala sosial berbeda dengan gejala alam yang bersifat universal. Universalitas
gejala alam membuat hubungan kausal antara gejala mudah dibentuk. Hal ini
tidak dapat diterapkan dengan sebegitu mudah untuk gejala sosial.

4. Gejala sosial bersifat dinamis.


Pada gejala sosial, terjadi perubahan yang sangat cepat jika dibandingkan
dengan gejala alam. Misalnya, model pakaian bisa berubah dengan cepat. Hal
yang sama juga terjadi dengan perilaku kita.

5. Gejala sosial tidak mudah dimengerti.


Gejala alam mudah dipahami. Mereka dapat disentuh, dirasakan, dilihat, dan
diukur. Hal yang sama tidak terjadi dalam kasus gejala sosial yang kompleks dan
dinamis. Itulah sebabnya analisis ilmiah yang tepat dari perilaku dan hubungan
antara manusia jarang terjadi.

6. Gejala sosial kurang objektif.


Gejala sosial memang berbeda dengan gejala alam yang cukup objektif. Hal ini
karena gejala fisika material dan konkret, sementara gejala sosial bersifat
abstrak. Berbeda dengan ilmuwan fisika penelitian sosial dapat benar-benar
menghindari subjeknya dalam kasus penelitian sosial. Peneliti sendiri adalah
anggota masyarakat, komunitas atau kelompok mana dia melakukan penelitian.
Oleh karena itu, wajarlah jika dia mungkin dipengaruhi oleh sifat subjek
penelitiannya, dan tidak terbebaskan dari prasangka tertentu.

7. Gejala sosial bersifat kualitatif.


Gejala sosial, seperti hubungan sosial, perilaku, kebiasaan, tradisi dan kegiatan
sosial umumnya tidak dapat diukur, ditimbang atau dihitung seperti fenomena
alam. Sementara itu, gejala alam bersifat kuantitatif.

8. Gejala sosial sukit diprediksi.


Gejala sosial sulit diprediksi karena gejala sosial kompleks, abstrak, dinamis,
kualitatif, dan spesifik
Jenis jenis gejala Pitirim A. Sorokin diantaranya adalah sebagai berikut
sosial a) gejala sosial religius
b) gejala sosial ekonomi
c) gejala sosial politik
d) gejala sosial hukum
Norman blaikie ada tiga tingkatan gejala sosial yaitu sebagai berikut :
a. gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial
sehari-hari
b. gejala sosial Meso terjadi pada organisasi masyarakat massa dan gerakan
sosial
c. gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar seperti
lembaga-lembaga multinasional

Macam-macam gejala sosial gejala sosial dapat dibedakan menjadi beberapa


macam Adapun macam-macam gejala sosial yang dimaksud sebagai berikut:
1 ekonomi ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pendapatan. tingkatan pendapatan yang dimiliki individu dapat menimbulkan
gejala sosial di masyarakat
2.budaya Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam sehingga kita harus
saling menghormati budaya lain adanya perbedaan Jangan dijadikan sebagai alat
pemecah persatuan melainkan kita melainkan kita harus bersyukur karena
keanekaragaman tersebut dapat menambahkan kekhasan budaya Indonesia
3 lingkungan alam dapat menimbulkan gejala sosial di lingkungan sekitarnya
yang menyangkut aspek kondisi kesehatan
4. psikologis perilaku seseorang atau individu dalam kehidupan sehari-hari
dipengaruhi oleh aspek psikologis nya Bila seseorang mengalami gangguan
kejiwaan dapat menimbulkan gejala sosial di masyarakat misalnya disorganisasi
jiwa aliran ajaran sesat

Contoh gejala a. Kemiskinan


sosia bersumber b. Pengangguran
aspek ekonomi c. Masalah kependudukan
d. Kriminalitas

gejala sosial Semakin majunya kebudayaan yang ada di masyarakat akan menjadi pemicu
bersumber aspek terjadinya masalah sosial. Misalnya, seperti :
budaya 1. pernikahan usia dini
2. kawin – cerai
3. kenakalan remaja,
4. Penyalahgunaan Narkoba
5. Korupsi
6. Minum-minuman keras
7. Berjudi, dan lain lain.

Gejala sosial Perilaku seseorang dalam perilaku sehari haridipengaruhi oleh faktor psikologi.
bersumber aspek Masalah sosial dari faktor psikologis, seperti aliran ajaran sesat, penyakit saraf
psikologis dan bunuh diri.

gejala sosial Penyakit Menular


bersumber aspek Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat
biologis ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung
maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau
penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau
inang (penderita).
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah
penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau
parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti
keracunan).

Keracunan makanan
Keracunan makanan adalah penyakit yang dihasilkan akibat dari
penggunaan makanan yang tercemar, patogen bakteri, virus, atau parasit yang
mencemari makanan, dan juga kimia atau racun alami seperti sebagai jamur.
Onset gejala dan tingkat keparahan tergantung pada waktu yang infeksi
yang diperlukan untuk kalikan dan memegang. Kali ini disebut periode inkubasi-
nya. Ada lebih dari 250 penyakit yang bertalian dengan makanan.
CDC memperkirakan bahwa 68% dari kasus-kasus keracunan makanan yang
disebabkan karena organisme tidak terdeteksi atau tidak diketahui. Hal ini
karena kebanyakan kasus menyelesaikan sendiri dan tidak memerlukan rawat
inap. Penyebab adalah terutama dua-organisme menular dan racun. Keracunan
makanan dapat diklasifikasikan menurut keparahan dan awal

Gejala sosial dalam lingkungan alam berkaitan dengan aspek kesehatan.


gejala sosial Seseorang yang terserang penyakit dapat mengakibatkan gejala sosial pada
bersumber aspek lingkungan sekitarnya.
lingkungan alam

masalah sosial adalah suatu kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan
pengertian masyarakat yang tidak ideal, atau definisi masalah sosial yaitu keditaksesuaian
masalah sosial unsur-unsur masyarakat yang dapat membahayakan kehidupan kelompok
sosial.
Masalah Sosial adalah suatu kondisi yang dapat muncul dari keadaan
masyarakat yang kurang atau tidak ideal, hal tersebut akan terus ada dalam
kehidupan apabila masih terdapat kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi.

Pengertian Masalah Sosial Menurut Para Ahli:


1.Jenssen
Masalah Sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai
kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya.
2.Arnold Rose
masalah sosial didefinisikan sebagai suatu situasi yag telah mempengaruhi
sebagian besar masyarakat sehingga mereka percaya bahwa situasi itu adalah
sebab dari kesulitan mereka.
3.Raab dan Selznick
masalah sosial adalah masalah hubungan sosial yang menantang masyarakat itu
sendiri atau menciptakan hambatan atas kepuasan banyak orang.
4.Richard dan Richard
Masalah sosial adalah pola perilaku dan konsisi yang tidak diinginkan dan tidak
dapat diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
5.Soerjono Soekanto
masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur kebudayaan atau
masyarakat yang dapat membehayakan kehiduapan kelompok sosial.
6.Martin S. Weinberg
masalah sosial merupakan situasi yang dinyatakan sebagai keadaan yang
bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup penting,
dimana masyarakat sepakat melakukan suatu tindakan guna mengubah situasi
tersebut.
7.Bulmer dan Thompson
masalah sosial ialah suatu kondisi yang terjadi dimana dapat mengancam nilai-
nilai didalam masyarakat sehingga berakibat pada sebagian besar dari anggota
masyarakat.
8.Soetomo
Menurutnya, masalah sosial ialah suatu kondisi yang tidak diinginkan terjadi
oleh sebagian besar dari warga masyarakat.
9.Lesli
Menurutnya, masalah sosial adalah suatu kondisi yang berpengaruh terhadap
kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai suatu yang tidak
diinginkan dan karenanya perlu tindakan untuk mengatasi atau
memperbaikinya.

Teori Fungsionalis
Teori-teori Teori ini mengemukakan bahwa semua bagian di masyarakat mempunyai
masalah sosial fungsinya masing-masing dalam masyarakat tersebut. Semua bagian masyarakat
ini saling bekerjasama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan
harmonis. Jika terdapat Satu elemen dari masyarakatnya tidak memfungsikan
tugasnya dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakteraturan di sebuah
keadaan sosial. Pada akhirnya ketidakteraturan itu menimbulkan suatu bentuk
masalah sosial.
Berdasarkan teori fungsional ini, ada dua pandangan tentang masalah sosial.
Kedua pandangan tersebut adalah patologi sosial dan disorganisasi sosial. Dalam
patologi sosial, permasalahan sosial diibaratkan sebagai penyakit dalam diri
manusia. Penyakit yang timbul tersebut, penyebabnya ialah salah satu bagian
tubuh tidak mampu bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.
Dalam teori fungsionalis, pelaku kriminal termasuk dalam penyakit sosial
yang merusak tatanan fungsi sosial di masyarakat yang stabil. (sumber:
hariansib.co)
Penyakit sosial seperti kriminalitas, kekerasan, dan kenakalan remaja
tumbuh dalam masyarakat karena peran-peran sosial seperti institusi keluarga,
agama, ekonomi dan politik sudah tidak berfungsi maksimal dalam
mensosialisasikan nilai dan norma yang baik. Sedangkan menurut pandangan
disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari perubahan sosial yang cepat,
yang kemudian mempengaruhi norma sosial.

Teori Konflik
Menurut teori ini, masalah sosial muncul dari berbagai macam konflik
sosial, yaitu konflik kelas, konflik etnis dan konflik gender. Ada dua perspektif
dalam teori konflik, yaitu teori Marxisdan teori Non-Marxis. Teori Marxis terjadi
karena adanya ketidaksetaraan dalam kelas sosial. Oleh karena itu, Teori Marxis
muncul untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat
ketidaksetaraan tersebut. Berbeda dengan Teori Marxis, teori Non-Marxis
berfokus pada konflik antarkelompok sosial di masyarakat. Konflik tersebut
disebabkan oleh kepentingan yang berbeda antara satu kelompok dengan yang
lain.

Teori Interaksi Simbolis


Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang bertindak berdasarkan
makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi tertentu. Ada dua paham
dalam teori ini yang mengkaji tentang masalah sosial. Teori pertama adalah teori
pelabelan (labelling theory). Menurut teori pelabelan, sebuah kondisi sosial di
dalam masyarakat dikatakan bermasalah karena kondisi tersebut sudah
dianggap sebagai suatu masalah.

Baca Juga: Teori Konflik Karl Marx dalam Permasalahan Sosial


Teori kedua adalah teori konstruksionisme sosial. Berdasarkan teori
konstruksionisme sosial, masalah sosial merupakan hasil konstruksi manusia,
yang disebabkan oleh interaksi intens individu dengan orang-orang yang
mendefinisikan hal-hal menyimpang sebagai suatu hal yang biasa atau bahkan
positif.

contoh-contoh a. Kesenjangan sosial.penyebab nya sulitnya mendapatkan pekerjaan


masalah sosial b. Pertikaian di medsos.penyebab membuat status yang menghina orang
lain
c. Pengangguran terjadi karena sempitnya lapangan pekerjaan
d. Kenakalan remaja di sebabkan remaja kurang mendapatkan pendidikan
karakter
e. Rusaknya fasilitas umum disebabkan kurangnya perawatan.

Masalah masalah sosial yang terjadi masa kini .


1. Pertumbuhan Penduduk Yang Tinggi
Penyebabnya : karena angka kelahiran lebih tinggi dibandingkan dengan angka
kematian.
2. Tindak Kejahatan
Penyebabnya : Masalah kemiskinan, pengangguran.
3. Masalah Sampah
Penyebabnya : Kebiasaan membuang sampah sembarangan.
4. Pencemaran Lingkungan
Penyebabnya : asap kendaraan
5. Masalah Kebakaran
Penyebabnya : kompor meledak, korsleting listrik
6. Rusaknya Fasilitas Umum
Penyebabnya : kurang perawatan.
7. Kualitas Penduduk Rendah
Penyebabnya : karena kurang memiliki keahlian dan ketrampilan dalam bekerjja.
8. Penyalahgunaan Narkoba dan Alkohol
Penyebabnya : kurangnya perhatian dari orang tua, terpengaruh lingkungan.
9. Pemborosan Energi
Penyebabnya : pemakaian energi untuk hal-hal yang tidak perlu.
10. Kepadatan Penduduk
Penyebabnya : karena tingginya angka kelahiran.
11. Kesehatan
Penyebabnya : karena kurangnya menjaga kebersihan lingkungan.
12. Kenakalan Remaja
Penyebabnya : karena kurangnya pengawasan orang tua, terpangaruh
lingkungan, mutu pendidikan yang kurang memadai.
13. Kebodohan
Penyebabnya : kemiskinan.
14. Seks Bebas
Penyebabnya : karena terpengaruh hal-hal yang seharusnya belum dilihat.
15. Perilaku Tidak Disiplin
Penyebabnya : kareng lebih mementingkan kepentingan pribadi.
pengertian Menurut para sosiolog penyimpangan bukan sesuatu yang melekat pada
perilaku bentuk perilaku tertentu melainkan diberi ciri penyimpangan melalui definisi
menyimpang sosial.definisi tersebut dapat bersumber dari kelompok yang berkuasa dalam
masyarakat atau dari masyarakat umum.

1. William kornblum penyimpangan tidak hanya di atribut kan pada individu


atau masyarakat dengan kategori penyimpangan dan penyimpangan

2 .James w Van Der zanden artinya tindakan yang dianggap sebagai hal yang
tercela dan diluar batas toleransi Sebagian besar masyarakat

3. Robert M.Z Lawang


artinya semua tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam
suatu sistem sosial

4. Howard Soul Becker


yaitu penyimpangan bukanlah kualitas dari suatu tindakan yang dilakukan orang
melainkan konsentrasi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang
dilakukan oleh orang lain terhadap pelaku tindakan tersebut

Jenis-jenis Jenis-jenis perilaku menyimpang dibedakan menjadi dua,yaitu :


perilaku
menyimpang Penyimpangan menurut sifatnya,yaitu :
a. Penyimpangan Sosial Primer :
Penyimpangan sosial yang bersifat sementara atau temporer yaitu
penyimpangan ini hanya terjadi beberapa kali saja dan tidak terus
berulang,pelaku dari penyimpangan ini biasanya masih diterima oleh lingkungan
sosialnya.
b. Penyimpangan Sosial Sekunder :
Penyimpangan sosial ini bersifat terus-menerus atau berulang,sehingga
pelaku sulit untuk diterima atau bahkan akan ditolak oleh lingkungan
sosialnya.Pelaku penyimpangan ini disebabkan karena ia tidak bisa berlaku
sesuai dengan status dan perannya dalam lingkungan sosialnya.

Penyimpangan menurut pelakunya,yaitu :


a. Penyimpangan Individual :
Penyimpangan ini dilakukan oleh individu atau seseorang dan disebabkan
karena ia tidak bisa atau belum bisa untuk mengendalikan dirinya.

Penggolongan sesuai dengan kadarnya :


1) Pembandel.
2) Pembangkang.
3) Pelanggar.
4) Perusuh/Penjahat.
5) Munafik.
b. Penyimpangan Kelompok :
Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang,mereka mematuhi
norma-norma yang berlaku di kelompok mereka,tapi norma-norma tersebut
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan sosial.
c. Penyimpangan Campuran :
Penyimpangan ini berasal dari perpaduan antara penyimpangan individu
dengan penyimpangan kelompok,pada awalnya penyimpangan ini dilakukan
oleh individu,kemudian orang tersebut menemukan sebuah kelompok yang
menurutnya memiliki norma tersendiri,namun pada dasarnya norma kelompok
tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di lingkungan sosial.

Pada dasarnya semua perilaku menyimpang itu berasal dari diri seseorang
yang menganggap bahwa aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku di
lingkungan sosialnya itu terlalu mengekangnya,sehingga ia memiliki keinginan
untuk menentang untuk mendapatkan kebebasannya,terkadang juga
disebabkan karena adanya rasa bangga karena melanggar aturan,sebab tidak
semua orang yang berani melanggar aturan tersebut.

Tapi sebenarnya orang-orang yang melanggar atau menyimpang itu adalah


orang yang belum bisa mengerti siapa sebenarnya dirinya itu,sehingga mereka
belum mampu untuk berlaku sesuai dengan status dan perannya.Maka
sebaiknya mereka itu mendapat bimbingan dan bantuan moril,sehingga mereka
akan berusaha untuk mengenali siapakah dirinya dan berlaku sesuai dengan
status dan perannya dalam lingkungan sosialnya.

faktor penyebab Secara umum, terdapat dua penyebab utama mengapa seseorang melakukan
perilaku perbuatan yang digolongkan ke dalam penyimpangan sosial, yaitu faktor
menyimpang subjektif dan objektif, penjelasannya adalah :

1. Faktor Subjektif

Faktor subjektif merupakan penyebab penyimpangan sosial yang berasal dari


dalam diri seseorang yang melakukan penyimpangan itu. Contoh faktor subjektif
adalah :
a) Intelegensia atau Tingkat Kecerdasan
Tingkat kecerdasan seseorang berpengaruh terhadap daya tangkap dia untuk
menerapkan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Semakin tinggi
tingkat kecerdasannya, maka semakin berkurang faktor ia untuk melakukan
penyimpangan sosial
b) Usia
Usia muda merupakan usia6 yang paling banyak kasus penyimpangan sosial
yang terjadi. Karena di usia muda, seseorang mulai mencari jati diri untuk hidup
c) Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan sosial
seseorang. Laki-laki lebih banyak melakukan penyimpangan daripada
perempuan
d) Kedudukan Dalam Keluarga
Kedudukan dalam keluarga disini berarti bagaimana seseorang di dalam
keluarga itu diperlakukan. Banyak anak-anak yang mengalami “broken home”
yang melakukan penyimpangan sosial

2. Faktor Objektif

Faktor objektif merupakan faktor dari luar yang mempengaruhi seseorang dalam
melakukan perilaku menyimpang. Contoh faktor luar tersebut ialah :
a) Ketidaksanggupan Menyerap Norma-Norma Kebudayaan
Seseorang yang tidak mampu untuk menyerap norma-norma yang berlaku di
dalam kelompoknya ke dalam kepribadiaanya, maka ia tidak akan dapat
membedakan mana yang oantas untuk dilakukan dan mana yang tidak pantas
untuk dilakukan.
b) Ketegangan Antara Kebudayaan dan Struktur Sosial
Penyimpangan sosial disini terjadi apabila seseorang yang dalam proses
berupaya untuk mencapai tujuannya, akan tetapi ia tidak memperoleh peluang,
maka ia akan lebih beresiko untuk melakukan perilaku menyimpang
c) Proses Belajar yang Menyimpang
Perilaku seseorang juga dapat ditelusuri darimana asal ia belajar. Seperti
contoh ketika ia sering menonton dan membaca hal-hal yang berkenaan dengan
perilaku menyimpang, maka ia akan lebih tertarik kepada hal tersebut
d) Ikatan Sosial yang Berlainan
Setiap manusia itu tentunya memiliki ketertarikan untuk mencari kelompok-
kelompk baru sebagai objek pertemanannya. Apabila dalam mencari itu ia
memasuki kelompok yang sering berbuat perilaku menyimpang, maka
kemungkinan ia juga kaan mencontoh perilaku kelompoknya tersebut

teori teori a. Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association )


perilaku Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland . Menurut teori ini,
menyimpang penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah
menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural
transmission) . Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan
menyimpang (deviant subculture).
Contohnya perilaku siswa yang suka bolos sekolah. Perilaku tersebut
dipelajarinya dengan melakukan pergaulan dengan orang-orang yang sering
bolos sekolah. Melalui pergaulan itu ia mencoba untuk melakukan
penyimpangan tersebut, sehingga menjadi pelaku perilaku menyimpang.

b. Teori Labelling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert . Menurut teori ini, seseorang
menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat
kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya
negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary
deviation ) misalnya pencuri, penipu, pemerkosa, pemabuk, dan sebagainya.
Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian
mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi
penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder ( secondary
deviation) . Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung.

c. Teori Fungsi
Teori ini dikemukakan oleh Emile Durkheim . Menurut teori ini, keseragaman
dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan karena
setiap individu berbeda satu sama lain. Perbedaan-perbedaan itu antara lain
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisik, dan keturunan. Oleh karena itu dalam
suatu masyarakat orang yang berwatak jahat akan selalu ada, dan kejahatanpun
juga akan selalu ada. Durkheim bahkan berpandangan bahwa kejahatan perlu
bagi masyarakat, karena dengan adanya kejahatan, maka moralitas dan hukum
dapat berkembang secara normal.
d. Teori Konflik
Teori ini dikembangkan oleh penganut Teori Konflik Karl Marx . Para penganut
teori ini berpandangan bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan
kapitalisme. Sehingga perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompokkelompok
berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.
Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan cerminan
kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana mencerminkan
nilai dan kepentingan mereka.

e. Teori Tipologi Adaptasi


Dengan menggunakan teori ini, Robert K. Merton mencoba menjelaskan
penyimpangan melalui struktur sosial. Menurut teori ini, struktur sosial bukan
hanya menghasilkan perilaku yang konformis saja, tetapi juga menghasilkan
perilaku menyimpang. Dalam struktur sosial dijumpai tujuan atau kepentingan,
di mana tujuan tersebut adalah halhal yang pantas dan baik. Selain itu, diatur
juga cara untuk meraih tujuan tersebut. Apabila tidak ada kaitan antara tujuan
(cita-cita) yang ditetapkan dengan cara untuk mencapainya, maka akan terjadi
penyimpangan.
Dalam hal ini Merton mengemukakan tipologi cara-cara adaptasi terhadap
situasi, yaitu konformitas, inovasi, ritualisme, pengasingan diri, dan
pemberontakan (keempat yang terakhir merupakan perilaku menyimpang).
Perhatikan tabel di bawah ini.
Tanda '+' berarti ada penyelarasan, di mana warga masyarakat menerima nilai-
nilai sosiobudaya atau norma-norma yang ada, sedangkan tanda '-' berarti
menolaknya. Adapaun tanda '+/-' menunjuk pada pola-pola perilaku yang
menolak serta menghendaki nilai-nilai dan norma-norma yang baru.
Keterangan:
giat belajar
1. Konformitas ( conformity ) , merupakan cara adaptasi dimana pelaku
mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat. Misalnya Gaelan
belajar dengan sungguh-sungguh agar nilai ulangannya bagus.
2. Inovasi ( inovation ), terjadi apabila seseorang menerima tujuan yang sesuai
dengan nilai-nilai budaya yang diidamkan masyarakat, tetapi menolak norma
dan kaidah yang berlaku. Misalnya untuk memperoleh nilai UNAS yang baik, Arif
tidak belajar, melainkan melalui joki UNAS.
3. Ritualisme ( ritualism ), terjadi apabila seseorang menerima cara-cara yang
diperkenankan secara kultural, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaan.
Misalnya, walaupun tidak mempunyai keahlian atau keterampilan di bidang
komputer, Mita berusaha untuk mendapatkan ijazah itu agar diterima kerja di
perusahaan asing.
4. Pengasingan diri ( retreatism ), timbul apabila seseorang menolak tujuan-
tujuan yang disetujui maupun cara-cara pencapaian tujuan tersebut. Dengan
kata lain, pengasingan diri terjadi apabila nilai-nilai sosial budaya yang berlaku
tidak dapat dicapai melalui cara-cara yang telah ditetapkan. Misalnya tindakan
siswa yang membakar dirinya sendiri karena tidak lulus Ujian Akhir Nasional.
5. Pemberontakan ( rebellion ), terjadi apabila seseorang menolak sarana
maupun tujuan yang disahkan oleh kebudayaan dan menggantikannya dengan
yang lain. Misalnya pemberontakan G 30S/PKI yang ingin mengganti ideologi
Pancasila dengan ideologi komunis.
bentuk-bentuk Di masyarakat kita mengenal bentuk-bentuk penyimpangan yang terdiri atas
perilaku penyimpangan individual ( individual deviation ), penyimpangan kelompok (
menyimpang group deviation ), dan penyimpangan gabungan dari keduanya ( mixture of both
absen deviation ). Terkadang ada pula yang menambahkan dengan penyimpangan
primer ( primary deviation ) dan penyimpangan sekunder ( secondary deviation
).

a. Penyimpangan Individual ( Individual Deviation )


Penyimpangan ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan
menolak norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Orang
seperti itu biasanya mempunyai kelainan atau mempunyai penyakit mental
sehingga tidak dapat mengendalikan dirinya. Contohnya seorang anak yang ingin
menguasai warisan atau harta peninggalan orang tuanya. Ia mengabaikan
saudarasaudaranya yang lain. Ia menolak norma-norma pembagian warisan
menurut adat masyarakat maupun menurut norma agama. Ia menjual semua
peninggalan harta orang tuanya untuk kepentingan diri sendiri.
Penyimpangan yang bersifat individual sesuai dengan kadar penyimpangannya
dibedakan atas pembandel, pembangkang, perusuh atau penjahat, dan munafik.
1) Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua
agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
2) Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orang-
orang.
3) Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang
berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di
jalan raya.
4) Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-
norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di
lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.
5) Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong,
berkhianat, dan berlagak membela.

b. Penyimpangan Kelompok ( Group Deviation )


Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma
kelompoknya, namun bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.
Penyimpangan ini terjadi dalam subkebudayaan menyimpang yang umumnya
telah memiliki norma, nilai, sikap, dan tradisi sendiri, sehingga cenderung untuk
menolak norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang lebih luas.
Contohnya kelompok orang yang menyelundupkan serta menyalahgunakan
narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya, teroris, kelompok preman, dan
separatis. Mereka memiliki aturan-aturan sendiri yang harus dipatuhi oleh
anggotanya.
Dalam melakukan aksinya, mereka memiliki aturan permainan yang cermat,
termasuk dalam membentuk jaringan yang kuat untuk melakukan kejahatannya,
sehingga sulit dilacak dan dibongkar pihak yang berwenang, dalam hal ini
kepolisian.

c. Penyimpangan Campuran ( Mixture of Both Deviation )


Sebagian remaja yang putus sekolah (penyimpangan individual) dan
pengangguran yang frustasi (penyimpangan individual), biasanya merasa tersisih
dari pergaulan dan kehidupan masyarakat. Mer…
sikap antisosial Pengertian Sikap Antisosial adalah sikap dan perilaku yang tidak
mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun masyarakat
secara umum di sekitarnya. Seseorang yang antisosial menunjukkan sikap tidak
bertanggung jawab serta kurangnya penyesalan mengenai kesalahan-kesalahan
yang mereka lakukan. Orang yang kepribadian antisosial secara persisten
melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering
melanggar norma.

Mereka mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, serta gagal dalam
membina hubungan interpersonal dan pekerjaan. Suatu tindakan antisosial
termasuk dalam tindakan sosial berorientasi di keberadaan orang lain atau
mempunyai makna subjektif bagi orang-orang yang melakukannya. Tindakan-
tindakan antisosial biasanya mendantangkan kerugian bagi masyarakat luas
sebab pada dasarnya si pelaku tidak menyukai keteraturan sosial (social order)
yang diinginkan oleh sebagian besarr anggota masyarakat lainnya.

Ciri ciri sikap •Sikap antisosial dapat dengan mudah diketahui dengan melihat ciri-ciri tanda
antisosial dari sikap anti sosial antara lain sebagai berikut...
•Terdapat ketidaksesuaian antara sikap seseorang dengan norma yang terdapat
dalam masyarakat
•Adanya seseorang atau sekelompok orang yang beruasah dalam melakukan
perlawan terhadap orang yang berlaku di masyarakat.
•Keadaan psikologi seseorang yang berlawanan dengan apa yang terjadi
•Ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan norma yang di masyarakat.
Bentuk-Bentuk Sikap Antisosial

Faktor yg  erdapat norma dan nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan mengenai
mempengaruhi keinginan masyarakat sehingga dapat terjadi kesenjangan budaya, baik
pola pikir masyarakat.
 Adanya ideologi yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan
masyarakat. Hal tersebut dapat menimbulkan guncangan budaya bagi
masyarakat yang belum siap untuk menerima ideologi baru tersebut.
 Masyarakat kurang siap untuk menerima perubahan dalam tatanan
masyarkat. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat perubahan sosial
yang menuntuk seluruh komponen agar berubah mengikuti tatanan
yang baru. Dalam perubahan, terdapat komponen yang siap, namun ada
juga yang sebaliknya yang justru bersikap antisosial karena sepakat
dengan perubahan yang terjadi. Seperti perusakan fasilitas umum.
 Ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menerima
mengenai bentuk-bentuk perbedaan sosial dalam masyarakat sehingga
akan mengakibatkan kecemburuan sosial. Perbedaan-perbedaan
dimaknai sebagai suatu permasalahan yang dapat mengancam stabiltas
masyarakat yang sudah tertata.
 Pemimpin yang kurang sigap dan tanggal mengenai fenomena sosial
dalam masyarakat serta tidak mampu mengartikan keinginan
masyarakat secara keseluruhan.
Proses sosialisasi Kepribadian merupakan kumpulan kebiasaan sifat, sikap dan ide-ide dari
dan seorang individu yang berpola dan berkaitan secara eksternal dengan peran dan
pembentukan status dan secara internal dengan motivasi dan tujuan pribadi serta dan
kepribadian berbagai aspek kedirian lainnya.
Menurut John Milton yinger kepribadian adalah keseluruhan perilaku seorang
individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan
serangkaian situasi.

Menurut Mead ada tiga tahap perkembangan diri manusia, ketiga tahap itu
sebagai berikut:
1. play stage, :pada tahap ini seorang anak belajar beberapa peran yang
dilihatnya di lingkungan sekitarnya
2. game stage :pada tahap ini seorang anak mulai menyadari objek
permainan. Mereka juga menyadari bahwa setiap pemain dalam tim adalah
bagian dari jaringan aturan yang ditentukan oleh aturan permainan
3. generalized others : generalized others terdiri dari harapan harapan
masyarakat atas diri seseorang yang tertuang dalam bentuk norma masyarakat
dari pandangan-pandangan tersebut jelas mengatakan bahwa diri seseorang
terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut
seseorang mengalami proses sosialisasi.

Cooley menyebutkan bahwa looking glass self pembentukan Cermin Diri


terbentuk melalui tiga tahap berikut
Faktor2 1. seseorang membayangkan Bagaimana perilaku atau tindakannya tampak bagi
pembentukan orang lain
kepribadian 2. seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku atau
tindakan itu
3. seseorang membangun konsepsi diri berdasarkan asumsi penilaian orang lain
terhadap dirinya itu.
faktor-faktor pembentuk kepribadian
1. warisan biologis,
faktor keturunan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian warisan
biologis menyediakan bahan mentah kepribadian yang dapat dibentuk dalam
berbagai cara
2. lingkungan fisik,
Elsword Huntington menekankan bahwa perbedaan perilaku kelompok
disebabkan oleh perbedaan iklim topografi permukaan atau relief bumi dan
sumber alam orang yang hidup di daerah pegunungan sebagai petani akan
berbeda kepribadiannya dengan orang yang hidup di tepi pantai sebagai nelayan
3. kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial berupa gagasan aktivitas maupun hasil aktivitas manusia yang digunakan
untuk memahami lingkungan dan pengalamannya serta dijadikan pedoman
hidup bagi anggotanya
4. pengalaman kelompok masyarakat majemuk memiliki kelompok-kelompok
dengan budaya dan standar atau ukuran moral berbeda-beda standar atau
ukuran tersebut digunakan untuk menentukan mana perbedaan yang baik dan
mana yang tidak baik
5. Pengalaman unik menurut Paul B. Horton pengalaman unik mengandung
pengertian bahwa tidak seorang pun mengalami pengalaman yang sama persis
satu sama lainnya
pengendalian A. PENGERTIAN PENGENDALIAN SOSIAL
sosial Penting untuk diketahui bahwasanya masyarakat menginginkan hidup yang
aman, damai, dan tentram. Oleh Karen aitu, diperlukan suatu sistem untuk
mengendalikan hal tersebut. Sistem tersebut berguna agar tujuan yang ingin
dicapai oleh kelompok masyarakat tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan
(norma sosial).

Pengendalian sosial sering diartikan sebagai proses pengawasan yang dilakukan


oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain serta mengajak, membujuk,
serta memaksa individu maupun kelompok untuk mengikuti perilaku yang sesuai
dengan harapan masyarakat.
Pengertian Pengendalian Sosial, Fungsi Pengendalian Sosial, Bentuk
Pengendalian Sosial, Jenis Pengendalian Sosial
PENGERTIAN, FUNGSI, BENTUK DAN JENIS PENGENDALIAN SOSIAL
Terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli terkait dengan
pengendalian sosial, diantaranya :
1. Horton dan Hunt
Pengendalian sosial yaitu segala cara dan proses yang ditempuh oleh orang tua
atau kelompok masyarakat tertentu sehingga para anggota kelompoknya
bertindak sesuai dengan harapan kelompok masyarakat tersebut.

2. Bruce J.Cohen
Menurut Bruce, pengendalian sosial berarti segala cara atau metod eyang
digunakan untuk mendorong seseorang di dalam suatu kelompok agar
berperilaku selaras (sejalan) dengan kehendak kelompok masyarakat tersebut.

3. Peter L.Berger
Pengendalian sosial menurut Peter ialah berbagai cara yang dilakukan
masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang

4. Joseph S.Roucek
Pengendalian sosial merupakan suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses
terencana yang didalamnya mengajarkan, membujuk, ataupun memaksa
individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan kehendak hidup dalam
kelompoknya.

5. Astrid Susanto
Mengemukakan bahwasany apengendalian sosial adalah control yang bersifat
psikologis dan non fisik terhadap seorang individu agar ia dapat bersikap dan
bertindak sesuai dengan penilaian kelompok tempat ia hidup.

E. FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL


Terdapat beberapa fungsi pengendalian sosial yang berlaku di dalam
masyarakat, diantaranya :
Mengembangkan rasa takut agar seseorang tidak berbuat yang tidak sesuai
dengan nilai yang berlaku
Memberikan imbalan bagi warga yang menaati nilai
Mempertebal keyakinan masyarakat bahwa nilai tersebut memang pantas untuk
diterapkan dan membawa kepada kebaikan
Menciptakan sistem hukum (aturan yang disusun secara resmi dengan sanksi-
sanksi yang terdapat di dalamnya).
C. JENIS – JENIS PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya, berdasarkan
cara atau perlakuan nya, dan berdasarkan pelaku pengendalian sosialnya.
Berikut adalah pengelompokan pengendalian sosial, yaitu :

1. Jika ditinjau dari Sifatnya


a) Tindakan Preventif
Preventif sendiri berarti pencegahan. Tindakan preventif artinya suatu cara atau
tindakan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kemungkinan individu
melakukan pelanggran-pelanggaran terhadap norma yang berlaku. Contoh :
orang tua menasihati anaknya agar tidak bolos ke sekolah.

b) Tindakan Represif Aktif


Tindakan represif aktif disini berarti pengendalian sosial yang bertujuan untuk
mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu
pelanggaran terhadap norma yang berlaku dengan cara memberikan sanksi
terhadap pelanggarnya sesuai dengan tingkat kesalahannya. Contoh : sanksi
skorsing yang diberikan kepada anak yang tidak masuk sekolah

c) Tindakan Kuratif
Pengendalian sosial yang bersifat kuratif artinya pengendalian yang dilakukan
untuk memberikan sanksi saat terjadinya penyimpangan sosial. Hal ini bertujuan
untuk memberikan efek jera kepada pelaku penyimpangan. Contoh : seorang
guru menegur siswanya yang ketahuan menyontek

2. Jika ditinjau dari Cara Perlakuan Sosial


a) Tindakan Persuasif
Pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara persuasive memiliki makna
sebagai pengendalian yang dilakukan tanpa kekerasan, seperti membujuk,
mengajak, membinmbing, dan menasihati anggota masyarakat. Terdapat dua
cara pengendalian secara persuasive, yaitu pengendalian lisan dan simbolik.
Pengendalian lisan berarti pengendalian yang dilakukan langsung dengan lisan
tanpa ada alat bantu apapun, contoh sosialisasi tentang bahaya narkoba
Pengendalian simbolik berarti pengendalian yang dilakukan dengan alat peraga
seperti spanduk, poster, dan lain sebagainya. Contoh spanduk tentang larangan
memakai narkoba
b) Tindakan Koersif
Merupakan pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara paksaan, paksaan
dalam artian ialah memberikan sanksi-sanksi tegas terhadap pelanggarnya, agar
orang lain tidak berani melakukan pelanggaran berulang. Contoh sanksi yang
diberikan kepada para pedagang kaki lima

3. Jika ditinjau dari Pelakunya


a) Pengendalian Pribadi
Yaitu pengendalian yang muncul dari pribadi masing-masing anggota
kelompoknya melalui tokoh-tokoh atau panutan nya. Pengendalian ini dapat
bersifat baik ataupun buruk, tergantung panutan yang diambil.

b) Pengendalian Institusional
Pengendalian sosial disini muncul karena adanya suatu institusi atau lembaga
tertentu yang melakukan pengendalian, bukan hanya terhadap anggota
lembaganya, melainkan masyarakat di sekitar lembaga itu. Contoh : pesantren
yang mengatur kehidupan para santri. Kehadiran pesantren ini juga
menimbulkan efek terhadap kehidupan masyarakat sekitar.

c) Pengendalian Resmi
Merupakan pengendalian yang dilakukan oleh lembaga resmi Negara yang telah
ditetapkan dalam perundnag-undangan dengan sanksi yang jelas, tegas, dan
tertulis. Contohnya : kepolisian, kejaksaan, dan lain sebagainya

d) Pengendalian Tidak Resmi


Yaitu pengendalian yang dilakukan oleh lembaga atau individu masyarakat yang
tidak resmi, berikut dengan sanksi yang tidak resmi dan tidak tertulis pula.
Namun, sanksi yang diberikan dapat memberikan efek jera terhadap para
pelanggarnya. Contoh : seorang tokoh masyarakat yang menjadi panutan

D. BENTUK – BENTUK PENGENDALIAN SOSIAL


Sebenarnya, terdpaat berbagai macam bentuk pengendalian sosial yang
dilakukan oleh masyarakat tertentu terhadap anggota kelompoknya, tergantung
dari entitas atau kebiasaan kelompok masyarakat tersebut. Berikut adalah
beberapa contoh bentuk pengendalian sosial yang telah ada, yaitu :
1. Teguran
Teguran biasanya idberikan oleh sekelompok orang di dalam masyarakat atau
individu kepada orang atau sekelompok orang yang berbuat tidak sesuai dengan
nilai yang telah berlaku di masyarakat. Teguran dilakukan secara lisan maupun
tulisan, dan berguna sebagai kritik terhadap perbuatan itu agar tidak diulangi
lagi.

2. Pendidikan
Pemberian pendidikan kepada orang atau sekelompok orang berguna agar
orang yang diberikan tersebut mengerti, paham, dan mampu menerapkan apa
yang sudah menjadi nilai dalam masyarakat.

3. Gosip
Gosip merupakan subjek pengendalian sosial yang bentuknya tidak pasti akan
sesuai dengan fakta sebenarnya yang terjadi. Gosip biasanya beredar dari satu
orang ke orang yang lain melalui mulut ke mulut, sehingga orang yang digosipak
tersebut mengetahui bahwasanya kelompoknya telah membicarakan tentang
dia.

4. Sanksi atau Hukuman


Sanksi atau hukuman diberikan kepada orang atau sekelompok orang yang telah
melanggar aturan-aturan di dalam nilai yang telah berlaku di masyarakat. Sanksi
dan hukuman ini dapat memberikan efek jera kepada para pelaku pelanggaran,
karena bersifat langsung.

5. Agama
Ajaran agama tentunya memberikan kasih saying serta mengajarkan kepada kita
apa yang harus dilakukan untuk hidup bersosial dan apa yang harus dihindari
dalam hidup. Oleh karena itu, malalui pendekatan agama, seseorang atau
sekelompok orang dapat memberikan pengendalian sosialnya.

6. Ostrasisme
Ostrasisme merupakan suatu pembiaran yang dilakukan oleh orang-orang di
dalam kelompok masyarakat terhadap para pelaku pelanggaran nilai sosial
dengan cara membiarkan ia tetap melakukan kegiatan seperti biasa, namun
orang-orang di sekelilingnya tidak tidak akan berbicara dengannya, bahkan
untuk saling menegur pun tidak.

7. Intimidasi
Intimidasi merupakan pengendalian sosial yang diberikan dengan cara paksaan
kepada orang-orang yang bertindak tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
telah berlaku di masyarakat. Biasanya intimidasi ini dilakukan oleh lembaga-
lembaga hukum.
Contoh Pengendalian Sosial
CONTOH PENGENDALIAN SOSIAL
E. POLA PENGENDALIAN SOSIAL
Di dalam masyarakat, terdapat empat pola pengendalian sosial yang biasanya
dilakukan, yaitu :
1. Pengendalian Individu terhadap Individu
Pengendalian ini dilakukan oleh seseorang terhadap orang laiinya. Individu yang
melanggar nilai akan diberikan pengawasan terkait dengan nilai-nilai tersebut.
Contoh : seorang ayah yang menasihati anaknya

2. Pengawasan Individu terhadap Individu


Pengendalian individu terhadap kelompok dilakukan oleh seseorang terhadap
kelompoknya, agar kelompok tersebut bergerak sesuai dengan keinginan
individu tersebut. Contoh : seorang wali kelas yang mengatur murid kelasnya

3. Pengendalian Kelompok terhadap Anggotanya


Pengendalian ini dilakukan oleh kelompok terhadap anggota kelompoknya agar
berbuat dan berperilaku sesuai dengan tujuan kelompok. Contohnya : kepala
dinas yang memberi nasehat kepada bawahannya

4. Pengendalian Kelompok terhadap Kelompok


Pengendalian ini sesuai dnegan namanya dilakukan oleh suatu kelompok
terhadap kelompok yang laiinya. Contoh : KPK yang mengawasi dan menindak
orang atau kelompok yang melakukan tindak pidana korupsi
Contoh Pengendalian Sosial
CONTOH PENGENDALIAN SOSIAL
F. LEMBAGA – LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL
Perlu untuk diketahui, bahwasanya lembaga yang bertugas untuk melakukan
pengendalian sosial bukan hanya pihak kepolisian semata, akan tetapi masih
banyak lembaga lain yang bertugas akan hal tersebut. Lembaga-lembaga
tersebut adalah :
1. Kepolisian
Bertugas untuk memelihara ketertiban di dalam kehidupan masyarakat. Apabila
terdapat orang atau kelompok yang mengganggu dan melanggar ketertiban,
maka kepolisian berhak untuk menindak dan memberikan sanksi yang telah
disusun secara resmi
2. Tokoh Adat
Tokoh adat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat adat.
Peranan tersebut ialah membina dan mengendalikan tingkah hidup dan pola
perilaku masyarakat agar sesuai dengan adat yang berlaku

3. Pengadilan
Pengadilan merupakan tindak lanjut daripada penindakan yang dilakukan oleh
kepolisian. Jadi setelah pihak kepolisian menangkap dan memproses pihak-pihak
yang emlanggar ketertiban, maka pihak itu akan dibawa ke pengadilan untuk
diproses secara hukum

4. Tokoh Agama
Tokoh agama merupakan lembaga pengendalian sosial yang bergerak di dalam
koridor agama. Merek amemberikan nasehat dan membina masyarakatnya agar
tidak keluar dari koridor agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.

5. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat mempunyai andil yang besar di dalam kehidupan
bermasyarakat. Tokoh ini diangkat dan dipandang sebagai orang yang memiliki
pengaruh yang besar karena mereka memiliki aktivitas yang patut dicontoh,
kecakapannya, dan sifat-sifat tertentu yang dimilikinya.
penelitian sosial
penyusunan 1. Menentukan masalah yang akan diteliti
rancangan 2. Studi pendahuluan dilakukan untuk mencari informasi yang diperlukan agar
penelitian masalah menjadi jelas
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan anggapan dasar
5. Memilih pendekatan : metode atau cara yang akan dipakai dalam
melaksanakan penelitian.
6. Menentukan jenis dan sumber data

pengumpulan -Pengumpulan Data


data Pengumpulan data adalah kegiatan mencari data lapangan yang akan digunakan
untuk menjawab permasalahan penelitian, sedangkan data adalah bahan atau
keterangan berupa himpunan fakta angka huruf grafik tabel dan lain-lain. teknik
pengumpulan data secara umum data menjadi atas data primer dan sekunder.
1. data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan penelitian,
seperti survei, observasi diskusi terfokus, dan data yang diperoleh dari kuesioner
yang dibagikan atau wawancara langsung dengan objek penelitian. 2. data
sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari lapangan,
misalnya dari koran dokumen dan bacaan lainnya. dalam penelitian sosial teknik
pengumpulan data yang bisa digunakan adalah kuesioner atau angket
wawancara , observasi dan studi literatur. teknik yang digunakan tergantung
pada rumusan masalah tujuan penelitian hipotesis dan sampel yang digunakan.
teknik teknik pengumpulan data tersebut memiliki alat atau instrumen
pengumpulan data masing-masing, teknik kuesioner menggunakan instrumen
kuesioner atau angket, teknik wawancara menggunakan instrumen pedoman
wawancara teknik observasi menggunakan pedoman observasi, teknik studi
literatur menggunakan instrumen literatur yang ada.
Contoh bila sampel yang digunakan dalam jumlah besar teknik pengumpulan
data yang tepat digunakan adalah teknik kuesioner, namun dalam penelitian
sosial biasanya para peneliti menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan
data, untuk mengurangi kesalahan atau bias data dari teknik yang digunakan.

pengolahan data
kuantitatif dan
kualitatif
Penulisan Penulisan laporan penelitian merupakan tahap akhir dari suatu penelitian dan
laporan merupakan hasil akhir yang diwujudkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Tahap
penelitian penulisan laporan penelitian:
1. Buatlah laporan sementara yaitu data dari hasil penelitian telah terkumpul
dan selanjutnya mengerjakan laporan sementara dan kemudian diteliti dan
disusun. 2. Buatlah kerangka laporan akan memudahkan penulisan laporan dari
sebuah penelitian dan sebelum itu Buatlah dulu garis besar laporan yang akan
ditulis.
3. Menyusun hasil penelitian ada beberapa aspek yang harus disusun yaitu
1. Judul
2. Kata pengantar
3. Daftar isi
4. Pendahuluan
5. Tubuh laporan
6. Kesimpulan dan saran
7. Daftar pustaka
syarat-syarat penulisan laporan:
1. Penulisan laporan harus mengetahui kepada siapa laporan itu akan
ditunjukkan.
2. Laporan penelitian harus ditulis secara lengkap Hal ini penting karena perlu
disadari bahwa membaca laporan tidak mengikuti kegiatan penelitian mulai dari
awal hingga akhir
3. Dalam mengemukakan hasil penelitian peneliti harus menggunakan bahasa
yang komunikatif sehingga dapat dipahami pembaca.
4. Laporan penelitian merupakan elemen penting proses kemajuan ilmu
pengetahuan Oleh karena itu penelitian harus menuliskan laporan penelitian
dan saran dengan jelas sehingga mampu meyakinkan pembaca.

diskusi hasil
penelitian sosial

Anda mungkin juga menyukai