sosial baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Gejala sosial juga
merupakan suatu fenomena yang di dalamnya terdapat beberapa perubahan,
dan bahkan beberapa konflik penyatuan dimensi sosial yang ada pada diri
manusia ketika berinteraksi antar sesama makhluk sosial. Gejala yang terjadi
pada kehidupan masyarakat merupakan gejala yang terjadi spontan dan
menimbulkan perubahan yang mengarah pada sesuatu yang dianggap positif
dan negatif.
Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi gejala politik gejala budaya
dan gejala moral
Gejala sosial berbeda dengan gejala alam gejala-gejala alam adalah peristiwa-
peristiwa yang berlangsung di alam dan bukan karena perbuatan manusia secara
langsung misalnya gempa bumi meletusnya gunung berapi dan banjir
Faktor penyebab A. Faktor kultural merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di
gejala sosial lingkungan masyarakat atau komunitas. Ada beberapa contoh gejala sosial
berdasarkan faktor kultural antara lain kemiskinan kerja bakti dan perilaku
menyimpang
B. Faktor struktural merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur-
struktur yang dimaksud adalah sesuatu yang disusun oleh pola. Faktor struktural
dapat dilihat dari pola pola hubungan antar individu dan kelompok yang terjalin
di lingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi oleh faktor
struktural seperti penyuluhan sosial interaksi dengan orang lain
[09:43, 9/1/2018] +62 858-4224-5889: Faktor penyebab gejala sosial :
Gejala sosial disebabkan oleh faktor berikut.
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang sering melatar belakangi terjadinya
masalah sosial khususnya Indonesia faktor ekonomi meliputi kemiskinan,
kesenjangan ekonomi dan tindak kriminal yang dilatar belakangi kebutuhan
ekonomi.
b. Faktor Budaya
Faktor budaya artinya budaya-budaya yang tidak sesuai dengan kondisi sosial
dapat merusak kestabilan dalam masyarakat. Salah satu bentuk masalah sosial
karena faktor budaya adalah semboyan "banyak anak banyak rezeki". Semboyan
tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia sehingga
membuat masalah baru dalam masyarakat.
c. Faktor Biologis
Biologis merupakan masalah sosial yang berhubungan dengan keadaan biologis
manusia, misalnya meningkatnya korban demam berdarah di suatu daerah
d. Faktor Psikologis
Faktor psikologis berkaitan erat dengan pola pikir manusia yang bertentangan
dengan tatanan dalam hidup masyarakat bentuk masalah sosial yang
disebabkan faktor psikologis adalah munculnya ideologi-ideologi baru dalam
masyarakat yang bertolak belakang dengan tatanan nilai dan norma.
Karakteristik 1. Gejala sosial sangat kompleks. Hal ini terjadi di dalam masyarakat yang
gejala sosial terbentuk dengan adanya hubungan sosial antar manusia. Hubungan dan
perilaku manusia ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain geografis
ekonomi sosial psikologis politik agama dan budaya.
gejala sosial Semakin majunya kebudayaan yang ada di masyarakat akan menjadi pemicu
bersumber aspek terjadinya masalah sosial. Misalnya, seperti :
budaya 1. pernikahan usia dini
2. kawin – cerai
3. kenakalan remaja,
4. Penyalahgunaan Narkoba
5. Korupsi
6. Minum-minuman keras
7. Berjudi, dan lain lain.
Gejala sosial Perilaku seseorang dalam perilaku sehari haridipengaruhi oleh faktor psikologi.
bersumber aspek Masalah sosial dari faktor psikologis, seperti aliran ajaran sesat, penyakit saraf
psikologis dan bunuh diri.
Keracunan makanan
Keracunan makanan adalah penyakit yang dihasilkan akibat dari
penggunaan makanan yang tercemar, patogen bakteri, virus, atau parasit yang
mencemari makanan, dan juga kimia atau racun alami seperti sebagai jamur.
Onset gejala dan tingkat keparahan tergantung pada waktu yang infeksi
yang diperlukan untuk kalikan dan memegang. Kali ini disebut periode inkubasi-
nya. Ada lebih dari 250 penyakit yang bertalian dengan makanan.
CDC memperkirakan bahwa 68% dari kasus-kasus keracunan makanan yang
disebabkan karena organisme tidak terdeteksi atau tidak diketahui. Hal ini
karena kebanyakan kasus menyelesaikan sendiri dan tidak memerlukan rawat
inap. Penyebab adalah terutama dua-organisme menular dan racun. Keracunan
makanan dapat diklasifikasikan menurut keparahan dan awal
masalah sosial adalah suatu kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan
pengertian masyarakat yang tidak ideal, atau definisi masalah sosial yaitu keditaksesuaian
masalah sosial unsur-unsur masyarakat yang dapat membahayakan kehidupan kelompok
sosial.
Masalah Sosial adalah suatu kondisi yang dapat muncul dari keadaan
masyarakat yang kurang atau tidak ideal, hal tersebut akan terus ada dalam
kehidupan apabila masih terdapat kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi.
Teori Fungsionalis
Teori-teori Teori ini mengemukakan bahwa semua bagian di masyarakat mempunyai
masalah sosial fungsinya masing-masing dalam masyarakat tersebut. Semua bagian masyarakat
ini saling bekerjasama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan
harmonis. Jika terdapat Satu elemen dari masyarakatnya tidak memfungsikan
tugasnya dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakteraturan di sebuah
keadaan sosial. Pada akhirnya ketidakteraturan itu menimbulkan suatu bentuk
masalah sosial.
Berdasarkan teori fungsional ini, ada dua pandangan tentang masalah sosial.
Kedua pandangan tersebut adalah patologi sosial dan disorganisasi sosial. Dalam
patologi sosial, permasalahan sosial diibaratkan sebagai penyakit dalam diri
manusia. Penyakit yang timbul tersebut, penyebabnya ialah salah satu bagian
tubuh tidak mampu bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.
Dalam teori fungsionalis, pelaku kriminal termasuk dalam penyakit sosial
yang merusak tatanan fungsi sosial di masyarakat yang stabil. (sumber:
hariansib.co)
Penyakit sosial seperti kriminalitas, kekerasan, dan kenakalan remaja
tumbuh dalam masyarakat karena peran-peran sosial seperti institusi keluarga,
agama, ekonomi dan politik sudah tidak berfungsi maksimal dalam
mensosialisasikan nilai dan norma yang baik. Sedangkan menurut pandangan
disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari perubahan sosial yang cepat,
yang kemudian mempengaruhi norma sosial.
Teori Konflik
Menurut teori ini, masalah sosial muncul dari berbagai macam konflik
sosial, yaitu konflik kelas, konflik etnis dan konflik gender. Ada dua perspektif
dalam teori konflik, yaitu teori Marxisdan teori Non-Marxis. Teori Marxis terjadi
karena adanya ketidaksetaraan dalam kelas sosial. Oleh karena itu, Teori Marxis
muncul untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat
ketidaksetaraan tersebut. Berbeda dengan Teori Marxis, teori Non-Marxis
berfokus pada konflik antarkelompok sosial di masyarakat. Konflik tersebut
disebabkan oleh kepentingan yang berbeda antara satu kelompok dengan yang
lain.
2 .James w Van Der zanden artinya tindakan yang dianggap sebagai hal yang
tercela dan diluar batas toleransi Sebagian besar masyarakat
Pada dasarnya semua perilaku menyimpang itu berasal dari diri seseorang
yang menganggap bahwa aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku di
lingkungan sosialnya itu terlalu mengekangnya,sehingga ia memiliki keinginan
untuk menentang untuk mendapatkan kebebasannya,terkadang juga
disebabkan karena adanya rasa bangga karena melanggar aturan,sebab tidak
semua orang yang berani melanggar aturan tersebut.
faktor penyebab Secara umum, terdapat dua penyebab utama mengapa seseorang melakukan
perilaku perbuatan yang digolongkan ke dalam penyimpangan sosial, yaitu faktor
menyimpang subjektif dan objektif, penjelasannya adalah :
1. Faktor Subjektif
2. Faktor Objektif
Faktor objektif merupakan faktor dari luar yang mempengaruhi seseorang dalam
melakukan perilaku menyimpang. Contoh faktor luar tersebut ialah :
a) Ketidaksanggupan Menyerap Norma-Norma Kebudayaan
Seseorang yang tidak mampu untuk menyerap norma-norma yang berlaku di
dalam kelompoknya ke dalam kepribadiaanya, maka ia tidak akan dapat
membedakan mana yang oantas untuk dilakukan dan mana yang tidak pantas
untuk dilakukan.
b) Ketegangan Antara Kebudayaan dan Struktur Sosial
Penyimpangan sosial disini terjadi apabila seseorang yang dalam proses
berupaya untuk mencapai tujuannya, akan tetapi ia tidak memperoleh peluang,
maka ia akan lebih beresiko untuk melakukan perilaku menyimpang
c) Proses Belajar yang Menyimpang
Perilaku seseorang juga dapat ditelusuri darimana asal ia belajar. Seperti
contoh ketika ia sering menonton dan membaca hal-hal yang berkenaan dengan
perilaku menyimpang, maka ia akan lebih tertarik kepada hal tersebut
d) Ikatan Sosial yang Berlainan
Setiap manusia itu tentunya memiliki ketertarikan untuk mencari kelompok-
kelompk baru sebagai objek pertemanannya. Apabila dalam mencari itu ia
memasuki kelompok yang sering berbuat perilaku menyimpang, maka
kemungkinan ia juga kaan mencontoh perilaku kelompoknya tersebut
b. Teori Labelling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert . Menurut teori ini, seseorang
menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat
kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya
negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary
deviation ) misalnya pencuri, penipu, pemerkosa, pemabuk, dan sebagainya.
Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian
mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi
penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder ( secondary
deviation) . Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung.
c. Teori Fungsi
Teori ini dikemukakan oleh Emile Durkheim . Menurut teori ini, keseragaman
dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan karena
setiap individu berbeda satu sama lain. Perbedaan-perbedaan itu antara lain
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisik, dan keturunan. Oleh karena itu dalam
suatu masyarakat orang yang berwatak jahat akan selalu ada, dan kejahatanpun
juga akan selalu ada. Durkheim bahkan berpandangan bahwa kejahatan perlu
bagi masyarakat, karena dengan adanya kejahatan, maka moralitas dan hukum
dapat berkembang secara normal.
d. Teori Konflik
Teori ini dikembangkan oleh penganut Teori Konflik Karl Marx . Para penganut
teori ini berpandangan bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan
kapitalisme. Sehingga perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompokkelompok
berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.
Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan cerminan
kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana mencerminkan
nilai dan kepentingan mereka.
Mereka mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, serta gagal dalam
membina hubungan interpersonal dan pekerjaan. Suatu tindakan antisosial
termasuk dalam tindakan sosial berorientasi di keberadaan orang lain atau
mempunyai makna subjektif bagi orang-orang yang melakukannya. Tindakan-
tindakan antisosial biasanya mendantangkan kerugian bagi masyarakat luas
sebab pada dasarnya si pelaku tidak menyukai keteraturan sosial (social order)
yang diinginkan oleh sebagian besarr anggota masyarakat lainnya.
Ciri ciri sikap •Sikap antisosial dapat dengan mudah diketahui dengan melihat ciri-ciri tanda
antisosial dari sikap anti sosial antara lain sebagai berikut...
•Terdapat ketidaksesuaian antara sikap seseorang dengan norma yang terdapat
dalam masyarakat
•Adanya seseorang atau sekelompok orang yang beruasah dalam melakukan
perlawan terhadap orang yang berlaku di masyarakat.
•Keadaan psikologi seseorang yang berlawanan dengan apa yang terjadi
•Ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan norma yang di masyarakat.
Bentuk-Bentuk Sikap Antisosial
Faktor yg erdapat norma dan nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan mengenai
mempengaruhi keinginan masyarakat sehingga dapat terjadi kesenjangan budaya, baik
pola pikir masyarakat.
Adanya ideologi yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan
masyarakat. Hal tersebut dapat menimbulkan guncangan budaya bagi
masyarakat yang belum siap untuk menerima ideologi baru tersebut.
Masyarakat kurang siap untuk menerima perubahan dalam tatanan
masyarkat. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat perubahan sosial
yang menuntuk seluruh komponen agar berubah mengikuti tatanan
yang baru. Dalam perubahan, terdapat komponen yang siap, namun ada
juga yang sebaliknya yang justru bersikap antisosial karena sepakat
dengan perubahan yang terjadi. Seperti perusakan fasilitas umum.
Ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menerima
mengenai bentuk-bentuk perbedaan sosial dalam masyarakat sehingga
akan mengakibatkan kecemburuan sosial. Perbedaan-perbedaan
dimaknai sebagai suatu permasalahan yang dapat mengancam stabiltas
masyarakat yang sudah tertata.
Pemimpin yang kurang sigap dan tanggal mengenai fenomena sosial
dalam masyarakat serta tidak mampu mengartikan keinginan
masyarakat secara keseluruhan.
Proses sosialisasi Kepribadian merupakan kumpulan kebiasaan sifat, sikap dan ide-ide dari
dan seorang individu yang berpola dan berkaitan secara eksternal dengan peran dan
pembentukan status dan secara internal dengan motivasi dan tujuan pribadi serta dan
kepribadian berbagai aspek kedirian lainnya.
Menurut John Milton yinger kepribadian adalah keseluruhan perilaku seorang
individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan
serangkaian situasi.
Menurut Mead ada tiga tahap perkembangan diri manusia, ketiga tahap itu
sebagai berikut:
1. play stage, :pada tahap ini seorang anak belajar beberapa peran yang
dilihatnya di lingkungan sekitarnya
2. game stage :pada tahap ini seorang anak mulai menyadari objek
permainan. Mereka juga menyadari bahwa setiap pemain dalam tim adalah
bagian dari jaringan aturan yang ditentukan oleh aturan permainan
3. generalized others : generalized others terdiri dari harapan harapan
masyarakat atas diri seseorang yang tertuang dalam bentuk norma masyarakat
dari pandangan-pandangan tersebut jelas mengatakan bahwa diri seseorang
terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut
seseorang mengalami proses sosialisasi.
2. Bruce J.Cohen
Menurut Bruce, pengendalian sosial berarti segala cara atau metod eyang
digunakan untuk mendorong seseorang di dalam suatu kelompok agar
berperilaku selaras (sejalan) dengan kehendak kelompok masyarakat tersebut.
3. Peter L.Berger
Pengendalian sosial menurut Peter ialah berbagai cara yang dilakukan
masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang
4. Joseph S.Roucek
Pengendalian sosial merupakan suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses
terencana yang didalamnya mengajarkan, membujuk, ataupun memaksa
individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan kehendak hidup dalam
kelompoknya.
5. Astrid Susanto
Mengemukakan bahwasany apengendalian sosial adalah control yang bersifat
psikologis dan non fisik terhadap seorang individu agar ia dapat bersikap dan
bertindak sesuai dengan penilaian kelompok tempat ia hidup.
c) Tindakan Kuratif
Pengendalian sosial yang bersifat kuratif artinya pengendalian yang dilakukan
untuk memberikan sanksi saat terjadinya penyimpangan sosial. Hal ini bertujuan
untuk memberikan efek jera kepada pelaku penyimpangan. Contoh : seorang
guru menegur siswanya yang ketahuan menyontek
b) Pengendalian Institusional
Pengendalian sosial disini muncul karena adanya suatu institusi atau lembaga
tertentu yang melakukan pengendalian, bukan hanya terhadap anggota
lembaganya, melainkan masyarakat di sekitar lembaga itu. Contoh : pesantren
yang mengatur kehidupan para santri. Kehadiran pesantren ini juga
menimbulkan efek terhadap kehidupan masyarakat sekitar.
c) Pengendalian Resmi
Merupakan pengendalian yang dilakukan oleh lembaga resmi Negara yang telah
ditetapkan dalam perundnag-undangan dengan sanksi yang jelas, tegas, dan
tertulis. Contohnya : kepolisian, kejaksaan, dan lain sebagainya
2. Pendidikan
Pemberian pendidikan kepada orang atau sekelompok orang berguna agar
orang yang diberikan tersebut mengerti, paham, dan mampu menerapkan apa
yang sudah menjadi nilai dalam masyarakat.
3. Gosip
Gosip merupakan subjek pengendalian sosial yang bentuknya tidak pasti akan
sesuai dengan fakta sebenarnya yang terjadi. Gosip biasanya beredar dari satu
orang ke orang yang lain melalui mulut ke mulut, sehingga orang yang digosipak
tersebut mengetahui bahwasanya kelompoknya telah membicarakan tentang
dia.
5. Agama
Ajaran agama tentunya memberikan kasih saying serta mengajarkan kepada kita
apa yang harus dilakukan untuk hidup bersosial dan apa yang harus dihindari
dalam hidup. Oleh karena itu, malalui pendekatan agama, seseorang atau
sekelompok orang dapat memberikan pengendalian sosialnya.
6. Ostrasisme
Ostrasisme merupakan suatu pembiaran yang dilakukan oleh orang-orang di
dalam kelompok masyarakat terhadap para pelaku pelanggaran nilai sosial
dengan cara membiarkan ia tetap melakukan kegiatan seperti biasa, namun
orang-orang di sekelilingnya tidak tidak akan berbicara dengannya, bahkan
untuk saling menegur pun tidak.
7. Intimidasi
Intimidasi merupakan pengendalian sosial yang diberikan dengan cara paksaan
kepada orang-orang yang bertindak tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
telah berlaku di masyarakat. Biasanya intimidasi ini dilakukan oleh lembaga-
lembaga hukum.
Contoh Pengendalian Sosial
CONTOH PENGENDALIAN SOSIAL
E. POLA PENGENDALIAN SOSIAL
Di dalam masyarakat, terdapat empat pola pengendalian sosial yang biasanya
dilakukan, yaitu :
1. Pengendalian Individu terhadap Individu
Pengendalian ini dilakukan oleh seseorang terhadap orang laiinya. Individu yang
melanggar nilai akan diberikan pengawasan terkait dengan nilai-nilai tersebut.
Contoh : seorang ayah yang menasihati anaknya
3. Pengadilan
Pengadilan merupakan tindak lanjut daripada penindakan yang dilakukan oleh
kepolisian. Jadi setelah pihak kepolisian menangkap dan memproses pihak-pihak
yang emlanggar ketertiban, maka pihak itu akan dibawa ke pengadilan untuk
diproses secara hukum
4. Tokoh Agama
Tokoh agama merupakan lembaga pengendalian sosial yang bergerak di dalam
koridor agama. Merek amemberikan nasehat dan membina masyarakatnya agar
tidak keluar dari koridor agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.
5. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat mempunyai andil yang besar di dalam kehidupan
bermasyarakat. Tokoh ini diangkat dan dipandang sebagai orang yang memiliki
pengaruh yang besar karena mereka memiliki aktivitas yang patut dicontoh,
kecakapannya, dan sifat-sifat tertentu yang dimilikinya.
penelitian sosial
penyusunan 1. Menentukan masalah yang akan diteliti
rancangan 2. Studi pendahuluan dilakukan untuk mencari informasi yang diperlukan agar
penelitian masalah menjadi jelas
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan anggapan dasar
5. Memilih pendekatan : metode atau cara yang akan dipakai dalam
melaksanakan penelitian.
6. Menentukan jenis dan sumber data
pengolahan data
kuantitatif dan
kualitatif
Penulisan Penulisan laporan penelitian merupakan tahap akhir dari suatu penelitian dan
laporan merupakan hasil akhir yang diwujudkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Tahap
penelitian penulisan laporan penelitian:
1. Buatlah laporan sementara yaitu data dari hasil penelitian telah terkumpul
dan selanjutnya mengerjakan laporan sementara dan kemudian diteliti dan
disusun. 2. Buatlah kerangka laporan akan memudahkan penulisan laporan dari
sebuah penelitian dan sebelum itu Buatlah dulu garis besar laporan yang akan
ditulis.
3. Menyusun hasil penelitian ada beberapa aspek yang harus disusun yaitu
1. Judul
2. Kata pengantar
3. Daftar isi
4. Pendahuluan
5. Tubuh laporan
6. Kesimpulan dan saran
7. Daftar pustaka
syarat-syarat penulisan laporan:
1. Penulisan laporan harus mengetahui kepada siapa laporan itu akan
ditunjukkan.
2. Laporan penelitian harus ditulis secara lengkap Hal ini penting karena perlu
disadari bahwa membaca laporan tidak mengikuti kegiatan penelitian mulai dari
awal hingga akhir
3. Dalam mengemukakan hasil penelitian peneliti harus menggunakan bahasa
yang komunikatif sehingga dapat dipahami pembaca.
4. Laporan penelitian merupakan elemen penting proses kemajuan ilmu
pengetahuan Oleh karena itu penelitian harus menuliskan laporan penelitian
dan saran dengan jelas sehingga mampu meyakinkan pembaca.
diskusi hasil
penelitian sosial