LATAR BELAKANG
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam
akademis dan merupakan ilmu dasar bagi disiplin ilmu yang lain sekaligus sebagai
sarana bagi siswa agar mampu berpikir logis, kritis dan sistematis. Oleh karena
peranan matematika yang begitu penting, maka siswa dituntut untuk dapat menguasai
materi sedini mungkin secara tuntas. Hal ini tidak luput dari peranan guru di dalam
proses pembelajaran di kelas. Sesuai dengan pendapat Sardiman (2012: 143) bahwa
pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan
yang diajarkan. Karena itu guru dalam hal ini berperan sebagai mediator dan
Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga
strategi, dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen
pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, sekolah dan kelas
1
2
Para siswa kelas VII sering merasa kesulitan dalam memahami pembelajaran
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Hal tersebut terjadi karena siswa
mengetahui apa rumusnya tapi tidak mengetahui bagaimana rumus itu dipergunakan
serta tidak lancar dalam prosedur kerjanya akibatnya siswa tidak tahu dimana atau
pembelajaran masih kurang nampak, artinya hanya beberapa siswa yang aktif, 2)
kepada siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas atau kurang paham, 3)
keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih
kurang, dan 4) kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan
kelas, 5) interaksi antar siswa kurang terlihat ketika diminta untuk bekerja sama,
siswa memilih teman yang sudah akrab saja. Hal ini menggambarkan keefektifan dan
keaktifan proses pembelajaran di kelas tersebut masih kurang oleh keterlibatan serta
peran siswa.
Pelajaran 2017-2018 diperoleh hasil yang menunjukkan banyaknya siswa di kelas VII
D nilai ulangannya kurang dari KKM yaitu 75 sebanyak 9 siswa dari 16 siswa. Atau
dengan kata lain, hanya 7 siswa yang tuntas dalam belajarnya dengan persentase
43,75%.
3
pembelajaran yang dipilih untuk mengatasi hal tersebut adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang sekiranya dapat
pengelompokkan/tim kecil yang terdiri dari 4–5 orang yang heterogen baik
kemampuan, jenis kelamin, maupun ras. Dengan demikian, kelompok siswa bekerja
sama dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah mencapai
tujuan, yakni menguasai pelajaran tersebut dan dapat memahami dengan sangat baik.
Fungsi utama dari tim ini adalah agar semua anggota tim belajar dan bisa
dalam penelitian ini adalah "Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa pada
sebagai berikut.
linear satu variable di kelas VII D SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin tahun
pelajaran 2017-2018 ?.
hasil belajar siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variable di kelas VII D SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin tahun pelajaran 2017-
2018 ?.
Agar masalah dalam penelitian ini dapat lebih jelas dan terarah, maka
lingkup permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi hanya pada
permasalahan meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dengan aspek-aspek
sebagai berikut :
1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII D SMP IT Nurul Fikri
Banjarmasin semester I tahun ajaran 2017/2018.
2. Materi dalam penelitian ini adalah materi Persamaan dan pertidaksamaan
Linear.
3. Kompetensi matematis siswa yang diteliti adalah pemahaman konsep.
4. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
5
1.4 TujuanPenelitian
satu variable di kelas VII D SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin tahun pelajaran
2. peningkatan hasil belajar siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear
satu variable di kelas VII D SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin tahun pelajaran
1. Bagi guru
a. Sebagai gambaran mengenai penerapan model pembelajaran
2. Bagi siswa
a. Sebagai model pembelajaran alternatif yang menyenangkan.
6
3. Bagi peneliti