Anda di halaman 1dari 6

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam

keberhasilan program pendidikan. Karena matematika sebagai bagian dari pendidikan

akademis dan merupakan ilmu dasar bagi disiplin ilmu yang lain sekaligus sebagai

sarana bagi siswa agar mampu berpikir logis, kritis dan sistematis. Oleh karena

peranan matematika yang begitu penting, maka siswa dituntut untuk dapat menguasai

materi sedini mungkin secara tuntas. Hal ini tidak luput dari peranan guru di dalam

proses pembelajaran di kelas. Sesuai dengan pendapat Sardiman (2012: 143) bahwa

peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat,

motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam

pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan

yang diajarkan. Karena itu guru dalam hal ini berperan sebagai mediator dan

fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa.

Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga

sejumlah perilaku yang akan menjadi kepemilikan siswa. Pengaturan pendekatan,

strategi, dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen

pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, sekolah dan kelas

perlu dikelola secara baik, dan menciptakan iklim belajar menunjang.

1
2

Para siswa kelas VII sering merasa kesulitan dalam memahami pembelajaran

persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Hal tersebut terjadi karena siswa

belum memahami konsep pemecahan masalah dengan benar, meskipun mereka

mengetahui apa rumusnya tapi tidak mengetahui bagaimana rumus itu dipergunakan

serta tidak lancar dalam prosedur kerjanya akibatnya siswa tidak tahu dimana atau

dalam konteks apa prinsip itu digunakan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas

VII di SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin, proses pembelajaran matematika di kelas

tersebut terdapat beberapa permasalahan seperti: 1) keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran masih kurang nampak, artinya hanya beberapa siswa yang aktif, 2)

siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas atau kurang paham, 3)

keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih

kurang, dan 4) kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan

kelas, 5) interaksi antar siswa kurang terlihat ketika diminta untuk bekerja sama,

siswa memilih teman yang sudah akrab saja. Hal ini menggambarkan keefektifan dan

keaktifan proses pembelajaran di kelas tersebut masih kurang oleh keterlibatan serta

peran siswa.

Berdasarkan data berupa nilai matematika Ulangan Tengah Semester

Pelajaran 2017-2018 diperoleh hasil yang menunjukkan banyaknya siswa di kelas VII

D nilai ulangannya kurang dari KKM yaitu 75 sebanyak 9 siswa dari 16 siswa. Atau

dengan kata lain, hanya 7 siswa yang tuntas dalam belajarnya dengan persentase

43,75%.
3

Dengan memperhatikan masalah di atas, sudah selayaknya dalam

pembelajaran matematika perlu dilakukan inovasi. Maka peneliti menentukan

pembelajaran yang dipilih untuk mengatasi hal tersebut adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang sekiranya dapat

mengaktifkan siswa dan memperjelas pemahaman materi yang diajarkan, dimana

siswa dapat mengalami sendiri tentang materi yang diajarkan.

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system

pengelompokkan/tim kecil yang terdiri dari 4–5 orang yang heterogen baik

kemampuan, jenis kelamin, maupun ras. Dengan demikian, kelompok siswa bekerja

sama dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah mencapai

tujuan, yakni menguasai pelajaran tersebut dan dapat memahami dengan sangat baik.

Fungsi utama dari tim ini adalah agar semua anggota tim belajar dan bisa

mengerjakan kuis dengan baik.

Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep

matematika siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka judul yang dipilih

dalam penelitian ini adalah "Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa pada

materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel melalui Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di Kelas

VII D di SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin Tahun Pelajaran 2017-2018".


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dirumuskan

sebagai berikut.

1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran pada materi persamaan dan pertidaksamaan

linear satu variable di kelas VII D SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin tahun

pelajaran 2017-2018 ?.

2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variable di kelas VII D SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin tahun pelajaran 2017-

2018 ?.

1.3 Batasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini dapat lebih jelas dan terarah, maka
lingkup permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi hanya pada
permasalahan meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dengan aspek-aspek
sebagai berikut :
1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII D SMP IT Nurul Fikri
Banjarmasin semester I tahun ajaran 2017/2018.
2. Materi dalam penelitian ini adalah materi Persamaan dan pertidaksamaan
Linear.
3. Kompetensi matematis siswa yang diteliti adalah pemahaman konsep.
4. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
5

1.4 TujuanPenelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. peningkatan aktivitas siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear

satu variable di kelas VII D SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin tahun pelajaran

2017-2018 saat dilaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

2. peningkatan hasil belajar siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear

satu variable di kelas VII D SMP IT Nurul Fikri Banjarmasin tahun pelajaran

2017-2018 setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian yang akan dilakukan memiliki kontribusi yang cukup

besar bagi guru, siswa dan peneliti. Kontribusi pada masing-masing

komponen dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagi guru
a. Sebagai gambaran mengenai penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

b. Dapat mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Teams Achievement Division) pada mata

pelajaran matematika dan mata pelajaran lainnya.

2. Bagi siswa
a. Sebagai model pembelajaran alternatif yang menyenangkan.
6

Sebagai model pembelajaran yang menuntut ketuntasan materi

semua siswa secara merata dan memupuk kerjasama antar siswa.

3. Bagi peneliti

Sebagai sumbangan untuk kemajuan dalam dunia pendidikan di

Indonesia serta untuk menambah pengetahuan dan pengalaman

dalam proses pembelajaran matematika. Selain itu sebagai bahan

acuan bagi para peneliti lain dalam melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai