Anda di halaman 1dari 15

V.

BATANG TEKAN

Elemen struktur dengan fungsi utama mendukung beban tekan


sering dijumpai pada struktur truss atau frame. Pada struktur frame,
elemen struktur ini lebih dikenal dengan nama kolom. Perencanaan
dimensi batang tekan lebih sulit dari pada perencanaan batang tarik,
karena perilaku tekuk lateral menyebabkan timbulnya momen sekunder
(secondary moment) selain gaya aksial tekan. Perilaku tekuk ini
dipengaruhi oleh nilai kelangsingan kolom yaitu nilai banding antara
panjang efektif kolom dengan jari-jari girasi penampang kolom. Apabila
nilai kelangsingan sangat kecil (kolom pendek/short column/stocky
column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal
tekan (crushing failure). Tetapi bila angka kelangsingan kolom sangat
tinggi (kolom langsing/long column), maka kolom akan mengalami
kegagalan tekuk dan serat-serat kayu belum mencapai kuat tekannya
atau bahkan masih ada pada kondisi elastik (lateral buckling failure).
Kebanyakan kolom memiliki nilai kelangsingan diantara kedua nilai
ekstrim tersebut, dan disebut intermediate column.

I. Gaya tekan kritis


Analisis gaya tekan kritis kolom untuk beberapa macam tumpuan
dapat dilihat pada banyak buku yang membahas mekanika material,
atau stabilitas struktur (Timoshenko dkk, 1951 dan Chen dkk, 1987).
Beberapa anggapan yang digunakan untuk memperoleh gaya tekan
kritis kolom adalah:
50 Konstuksi Kayu

a. kolom lurus (tidak bengkok),


b. gaya tekan bekerja pada titik berat penampang kolom,
c. perilaku bahan kayu bersifat linier,
d. defleksi lateral kolom sebagai akibat dari momen tekuk saja;
defleksi lateral akibat gaya geser diabaikan,
e. defleksi aksial kolom sangat kecil, sehingga curvature kolom
dapat didekati dengan diferensial orde dua atas defleksi
lateral.

Berdasarkan anggapan-anggapan diatas, gaya tekan kritis kolom


dengan tumpuan kedua ujung adalah sendi atau jepit dapat diperoleh
pada Persamaan 5.1 dan Persamaan 5.2. Gaya tekan kritis ini dikenal
dengan nama gaya tekan Euler (Pe). Dengan E adalah modulus elastis, I
adalah momen inersia, dan L adalah panjang kolom. Karena gaya tekan
Euler diperoleh berdasarkan anggapan material kayu berperilaku elastis,
maka gaya tekan Euler sesuai untuk kolom dengan angka kelangsingan
tinggi. Sedangkan untuk kolom pendek atau menengah, gaya tekan
Euler menjadi tidak sesuai seperti dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gaya tekan kritis untuk kolom tumpuan sendi-sendi:

 2 EI
Pe  (5.1)
L 2
Gaya tekan kritis untuk kolom tumpuan jepit-jepit:

4 2 EI
Pe  (5.2)
L 2
BAB 5 Batang Tekan 51

Gambar 5.1 Gaya tekan kolom untuk beberapa nilai kelangsingan

Apabila variabel L pada Persamaan 5.1 dan Persamaan 5.2


diganti dengan nila KeL dengan Ke adalah faktor panjang tekuk, maka
kuat tekan kritis kolom dengan variasi tumpuan pada kedua ujungnya
dapat diperoleh berdasarkan Persamaan 5.3. Untuk kolom dengan
tumpuan sendi-sendi dan tumpuan jepit-jepit, kuat tekan Euler
diperoleh dari Persamaan 5.3 dengan mengganti nilai Ke = 1 untuk
kolom dengan tumpuan sendi-sendi, dan nilai Ke = 0,5 untuk tumpuan
jepit-jepit.

 2 EI
Pe  (5.3)
K e L 2

II. Perencanaan batang tekan


Menurut SNI-5 Tata cara perencanaan konstruksi kayu (2002),
batang tekan harus direncanakan sedemikian sehingga:

Pu   c P’ (5.4)
52 Konstuksi Kayu

Dengan Pu adalah gaya tekan terfaktor,  adalah faktor waktu, c


= 0,90 adalah faktor tahanan tekan sejajar serat, dan P’ adalah
tahanan terkoreksi. Tahanan koreksi adalah hasil dari perkalian tahanan
acuan dengan faktor-faktor koreksi pada Persamaan 3.2.

III. Panjang efektif kolom


Panjang kolom tak-terkekang atau panjang bagian kolom tak-
terkekang (L) harus diambil sebagai jarak pusat-ke-pusat pengekang
lateral. Panjang kolom tak-terkekang harus ditentukan baik terhadap
sumbu kuat maupun terhadap sumbu lemah dari kolom tersebut.
Panjang efektif kolom untuk arah yang ditinjau harus diambil sebagai
KeL, dimana Ke adalah faktor panjang tekuk untuk komponen struktur
tekan. Ke tergantung pada kondisi ujung kolom dan ada atau tidak
adanya goyangan.
Untuk kolom tanpa goyangan pada arah yang ditinjau, faktor
panjang tekuk (Ke) harus diambil sama dengan satu kecuali jika analisis
memperlihatkan bahwa kondisi kekangan ujung kolom memungkinkan
digunakannya faktor panjang tekuk yang lebih kecil daripada satu.
Untuk kolom dengan goyangan pada arah yang ditinjau, faktor panjang
tekuk harus lebih besar daripada satu dan ditentukan berdasarkan
analisis mekanika dengan memperhitungkan kondisi kekangan ujung
kolom.
Nilai Ke untuk beberapa jenis kondisi kekangan ujung dan untuk
keadaan dengan goyangan serta tanpa goyangan dapat ditentukan
menggunakan hubungan pada Gambar 5.2.
BAB 5 Batang Tekan 53

Tidak diperbolehkan adanya goyangan

1 2 3
4 6
Nilai faktor panjang tekuk (Ke) struktur tekan
Kolom no: 1 2 3 4 5 6
Teoritis 0,50 0,70 1,00 1,00 2,00 2,00

Disarankan 0,65 0,80 1,00 1,20 2,10 2,40


5

Diperbolehkan adanya goyangan

Gambar 5.2 Nilai Ke untuk beberapa jenis kekangan ujung


(Wood Design Structures, 2003)

Kelangsingan kolom adalah perbandingan antara panjang efektif


kolom pada arah yang ditinjau terhadap jari-jari girasi penampang
kolom pada arah itu seperti pada Persamaan 5.5. Jari-jari girasi dihitung
berdasarkan luas penampang bruto, dan menggunakan penampang
transformasi jika digunakan penampang komposit. Untuk penampang
54 Konstuksi Kayu

kolom persegi (b/d) atau bulat berdiameter D, maka jari-jari girasi dapat
diperoleh seperti pada Persamaan 5.6.

Ke L
Kelangsingan = (5.5)
r

Jari-jari girasi penampang persegi:

db3 1
r b  0,2887b (b < d) (5.6a)
12db 12

Jari-jari girasi penampang bulat:

r  0,25D (5.6b)

IV. Tahanan kolom prismatis


Tahanan tekan kolom ditentukan berdasarkan kelangsingan
penampang kolom pada arah yang paling kritis. Tahanan tekan kolom
terkoreksi ditetapkan sebagai berikut:
P’ = CpAFc* (5.7)
= CpP0’

Faktor kestabilan kolom (Cp) dihitung sebagai berikut:

2
1  c  1  c  
Cp      c (5.8)
2c  2c  c
BAB 5 Batang Tekan 55

dengan:
s Pe
c  (5.9)
c P0'

2 ' 2 '
 E 05 I  E 05 A
Pe   (5.10)
 K e L 2  L
2
 Ke 
 r

Keterangan:
A : Luas penampang bruto
Fc* : Kuat tekan terkoreksi sejajar serat (setelah dikalikan semua
faktor koreksi kecuali faktor stabilitas kolom, CP)
E05’ : Nilai modulus elastis lentur terkoreksi pada persentil ke-5
Pe : Tahanan tekuk kritis (Euler) pada arah yang ditinjau
P0’ : Tahanan tekan aksial terkoreksi sejajar serat pada kelangsingan
kolom sama dengan nol
c : 0,80 untuk batang masif
c : Faktor tahanan tekan = 0,90
s : Faktor tahanan stabilitas = 0,85

Nilai modulus elastisitas lentur terkoreksi pada persentil ke lima


(E05’) untuk balok masif dihitung berdasarkan Persamaan 5.11, dengan
Ew’ adalah modulus elastisitas lentur yang telah dikalikan dengan faktor
koreksi CM, Ct, Cpt, dan CF, sedangkan KVE adalah nilai banding antara
standar deviasi/penyimpangan dengan nilai rata-rata dalam pengujian
modulus elastisitas lentur. Dari hasil pengujian untuk beberapa jenis
kayu (Hoyle, 1978), nilai KVE diperoleh sebesar 0,2. Apabila nilai KVE
sebesar 0,2 disubstitusi pada Persamaan 5.11, maka E05’ = 0,69 Ew’.
56 Konstuksi Kayu

E05 w  
'  1,03E ' 1  1,645 KV
E  (5.11)

V. Kolom berspasi
Pada kolom berspasi ada dua sumbu utama yang melalui titik
berat penampang, yaitu sumbu bebas bahan dan sumbu bahan. Sumbu
bebas bahan adalah sumbu yang arahnya sejajar muka yang berspasi
(biasanya muka yang lebih lebar) pada kolom, dan sumbu bahan adalah
sumbu yang arahnya tegak lurus arah sumbu bebas bahan dan
memotong kedua komponen struktur kolom. (Lihat Gambar 5.3.)
Pada kolom berspasi yang merupakan komponen struktur tekan
dari suatu rangka batang, titik kumpul yang dikekang secara lateral
dianggap sebagai ujung dari kolom berspasi, dan elemen pengisi pada
titik kumpul tersebut dipandang sebagai klos tumpuan. Klos tumpuan
dengan ketebalan minimum sama dengan ketebalan kolom tunggal
harus diadakan pada atau dekat ujung kolom berspasi. Klos tumpuan
harus mempunyai lebar dan panjang yang memadai. Sedikitnya satu
klos lapangan, klos yang terletak diantara klos-klos tumpuan, dengan
lebar sama dengan lebar klos tumpuan harus dipasang di tengah atau di
daerah tengah kolom berspasi sedemikian sehingga l3  0,50l1.
Perbandingan panjang terhadap lebar maksimum ditentukan
sebagai berikut: 1) pada bidang sumbu bahan, l1/d1 tidak boleh
melampaui 80, 2) pada bidang sumbu bahan, l3/d1 tidak boleh
melampaui 40, dan 3) pada bidang sumbu bebas bahan, l2/d2 tidak
boleh melampaui 50. Kolom berspasi yang tidak memenuhi ketentuan
tersebut harus direncanakan dengan meninjau masing-masing
komponen struktur sebagai kolom berpenampang masif yang terpisah.
BAB 5 Batang Tekan 57

Klos tumpuan

l3

l1
Sumbu bebas bahan
l2

Klos lapangan
Sumbu bahan

Klos tumpuan

d2
d1

Gambar 5.3 Geometri kolom berspasi

Tahanan tekan koreksi kolom berspasi harus diambil sebagai nilai


yang terkecil diantara tahanan tekan koreksi terhadap sumbu bebas
bahan dan terhadap sumbu bahan. Kedua nilai tahanan tersebut harus
ditentukan dari Persamaan 5.7 sampai dengan Persamaan 5.10 dengan
faktor-faktor tahanan, faktor waktu, dan faktor-faktor koreksi yang
berlaku pada kolom masif. Momen inersia terhadap sumbu bebas bahan
yang digunakan di dalam Persamaan 5.10 adalah momen inersia untuk
komponen struktur tunggal terhadap sumbu bebas bahan dikalikan
dengan banyaknya komponen struktur. Luas bruto (A) yang digunakan
58 Konstuksi Kayu

dalam Persamaan 5.7 dan 5.10 harus sama dengan luas komponen
struktur tunggal dikalikan dengan banyaknya komponen struktur.
Alat sambung di masing-masing bidang kontak antara klos
tumpuan dan komponen struktur kolom di setiap ujung kolom berspasi
harus mempunyai tahanan geser sebagaimana ditentukan pada
Persamaan 5.12. Z’ adalah tahanan geser terkoreksi klos tumpuan
dalam satuan Newton, A1 adalah luas komponen struktur tunggal (mm2),
dan Ks adalah konstanta klos tumpuan (MPa) yang nilainya bergantung
pada l1/d1 dan berat jenis komponen-komponen struktur yang
disambung (lihat Tabel 5.1).

Z’ = A1Ks (5.12)

Tabel 5.1 Konstanta klos tumpuan

Berat jenis kayu (G) Ks (MPa)*


G  0,60 l1 d1   11* 0,143 tetapi  7 MPa
0,5  G  0,60 l1 d1   11 * 0,121 tetapi  6 MPa
0,42  G  0,50 l1 d1   11* 0,100 tetapi  5 MPa
G  0,42 l1 d1   11* 0,074 tetapi  4 MPa
*Untuk l1/d1 < 11, Ks = 0; Tidak memerlukan klos lapangan
BAB 5 Batang Tekan 59

VI. Contoh perencanaan batang tekan


Contoh 1
Rencanakan batang tekan AC pada contoh soal perencanaan
batang tarik. Asumsikan bahwa buhul pada struktur truss dapat
dianggap sama dengan dukungan sendi.

Penyelesaian
Trial 1
Ukuran penampang batang adalah 50/120 (b = 50 mm, d = 120 mm)
L = (1252+1502)0,5 = 195 mm
Jari-jari girasi (r) = 0,2887.b = 14,4 mm
Kelangsingan = (KeL)/r = (1x195)/14,4 = 13,56

Menghitung kuat tekan sejajar serat acuan (Fc) dan modulus elastisitas
lentur acuan (Ew) akibat rasio tahanan mutu kayu A sebesar 0,8.
Fc = 0,8x40 = 32 MPa
Ew = 0,8x20000 = 16000 MPa

Menghitung faktor kestabilan kolom (Cp)


Fc* = Fc CM Ct Cpt CF
Fc* = 32x1,00x1,00x1,00x1,00 = 32 MPa
P0’ = A.Fc*
P0’ = 50x120x32 = 192 kN
Ew’ = CM Ct Cpt Ew = 1,00x1,00x1,00x16000 = 16000 MPa
E05’ = 0,69 Ew’ = 0,69x16000 = 11040 MPa
60 Konstuksi Kayu

 2 E05
' A
3,142 x11040 x6000
Pe = = = 3552 kN
 Ke L 
2 13,562
 
 r 

s Pe 0,85 x3552
c = = = 29,12
c P0' 0,6 x0,9 x192

1  c 1  29,12
= = 18,8
2c 2 x0,8

2
1  c  1  c   29,12
CP =     c = 18,8  18,82  = 0,99
2c  2c  c 0,8

Menghitung tahanan tekan terkoreksi (P’)


P’ = CP. P0’
P’ = 0,99x192 = 190 kN

Kontrol tahanan tekan terfaktor


Pu   c P’
97,5 kN  0,6x0,9x190
97,5 kN  102,6 kN … Ok!
BAB 5 Batang Tekan 61

Contoh 2

Pu

x 100
3000

60 60 60

Penampang batang

Hitunglah tahanan tekan dari batang tekan berspasi seperti di


atas apabila kayu yang digunakan memiliki kode mutu E18. Gunakan
faktor waktu () sebesar 0,8 dan pertimbangkan faktor koreksi layan
basah (CM) akibat kadar air yang lebih tinggi dari 19C.

Penyelesaian
Kontrol persyaratan kolom berspasi:
Pada kolom diasumsikan terdapat klos tumpuan di masing-masing
ujungnya dan satu klos lapangan pada setengah tinggi kolom.

l1/d1 = 3000/60 = 50

l3/d1 = 1500/60 = 25

l2/d2 = 3000/100 = 30

Karena nilai l1/d1 < 80, l3/d1 < 40, dan l2/d2 < 50, maka kolom memenuhi
persyaratan untuk dianggap sebagai kolom berspasi.
62 Konstuksi Kayu

Luas penampang bruto () = 2x60x100 = 12000 mm2


 db 3 
Iy = 2 x  bd 0,5b  30 2 
 12 
 

 100 x60 3 
= 2 x  60 x10030  30 2  = 46.800.000 mm4
 12 
 

 bd 3   3
Ix = 2 x  = 2 x 60 x100  = 10.000.000 mm4
 12   12 
   

Iy 10000000
Jari-jari girasi (r) = = = 28,87 mm
A 12000

Angka kelangsingan = (KeL)/r = (1x3000)/28,87 = 104

Menghitung faktor kestabilan kolom (Cp)


Fc* = Fc CM Ct Cpt CF (Nilai CM = 0,8; Lihat Tabel 3.3)
Fc* = 35x0,80x1,00x1,00x1,00 = 28 MPa
P0’ = A.Fc* = 12000x28 = 336 kN
Ew’ = Ew CM Ct Cpt (Nilai CM = 0,9; Lihat Tabel 3.3)
= 17000X0,9x1,00x1,00 = 15300 MPa
E05’ = 0,69 Ew’ = 0,69x15300 = 10557 MPa

 2 E05
' A
3,14 2 x10557 x12000
Pe = = = 115,48 kN
2 104 2
 Ke L 
 
 r 
s Pe 0,85 x115,48
c = = = 0,40
c P0' 0,8 x0,9 x336

2
1  c  1  c   2 0,40 = 0,375
CP =     c = 0,875  0,875 
2c  2c  c 0,8
BAB 5 Batang Tekan 63

Menghitung tahanan tekan terkoreksi (P’)


P’ = CP. P0’ = 0,375x336 = 126 kN

Gaya tekan terfaktor maksimum yang diijinkan (Pu) adalah


Pu   c P’
 0,8x0,9x126
 90,72 kN

Perencanaan klos tumpuan dan klos lapangan


Berdasarkan Persamaan 2.1, kayu dengan kode mutu E18 dapat
dipastikan memiliki nilai berat jenis (G) lebih besar daripada 0,6. Maka
nilai konstanta klos tumpuan (Ks) sesuai Tabel 5.1 dapat diperoleh
sebagai berikut.

Ks = l1 d1   11* 0,143 = 50  11 * 0,143 = 5,577 MPa

Z’ = A1Ks = 60x100x5,577 = 33462 N

Tahanan geser satu alat sambung baut diameter 12 mm adalah 22500


N, sehingga jumlah alat sambung yang diperlukan pada satu klos
tumpuan atau klos lapangan adalah 33462/22500 = 1,48. Dibulatkan
menjadi dua baut.

25 50 25 Klos tumpuan

60
Baut 12 mm
60

100 mm 3x60 mm

Anda mungkin juga menyukai