Disusun oleh :
Hanis Fathudin
Iin Siswantini
Jaenal Abidin
Lathifatul Mukaromah
Puji Astuti
Purwaningtyas
Ramang Supriadi
Slamet Budiman
Yuni Ita
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
adanya leukosit dan proliferasi sel, serta eksudasi eritrosit, loukosit dan protein
plasma dalam ruang Bowman. Selain itu tampak pula kelainan sekunder pada tubulus,
pula suatu penyakit tersendiri oleh etiologi tertentu, melainkan sebiknya dianggap
sebagai suatu pola reaksi ginjal terhadap berbagai factor yang belum seluruhnya jelas.
Glomerulonefritis (juga disebut sindrom nefrotik), mungkin akut, dimana pada kasus
seseorang dapat meliputi seluruh fungsi ginjal atau kronis ditandai oleh penurunan
penyakit ginjal tahap akhir. Ini memerlukan waktu 30 tahun untuk merusak ginjal
(seperti sirkulasi tiroglobulin) atau eksogenus (agen infeksius atau proses penyakit
sistemik yang menyertai). Hospes (ginjal) mengenal antigen sebagai suatu benda
asing dan mulai membentuk antibody untuk menyerangnya. Respon peradangan ini
glomerulus terhadap protein plasma (terutama albumin) dan SDM, dan retensi
abnormal Na dan H2O yang menekan produksi rennin dan aldosteron (Glassock,
1988).
tipe dari glomerulopati akan menunjukan manifestasi dari gagal ginjal dalam tiga
bulan awitan. Ini kemudian disebut glomerulonefritis yang berkembang dengan cepat,
TINJAUAN TEORI
A. GLOMERULONEFRITIS AKUT
1. Defenisi
2. Etiologi
Penyakit ini ditemukan pada semua usia, tetapi sering terjadi pada
usia awal sekolah dan jarang pada anak yang lebih muda dari 2 tahun, lebih
traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman streptokokkus beta
hemolitikus gol A. Faktor lain yang dapat menyebabkan adalah factor iklim,
3. Gambaran Klinik
komponen antigen yang sama sehingga dibentuk zat anti yang langsung
a. Hematuri
b. Edema
c. Hipertensi
5. Komplikasi
plasma. Jantung dapat membesar dan terjadi Gagal Jantung akibat HT yang
yang menurun.
6. Evaluasi Diagnostik
a. Urinalisis :
b. Pemeriksaan darah :
4) LED meningkat
5) Albumin menurun
memastikan diagnosis.
7. Manajemen Kolaboratif
a. Intervensi Terapeutik
katabolisme protein.
b. Intervensi Farmakologis
kalsium.
1. Definisi
2. Etiologi
b. Dibatas mellitus
c. Hipertensi kronik
d. Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemui pada stadium lanjut.
3. Gambaran Klinik
gagal ginjal.
b. Lemah, nyeri kepala, gelisah, mula, coma dan kejang pada stadium akhir.
d. Suhu subfebril.
i. Anemia.
o. Hematuria.
4. Pemeriksaan Diagnostik
1) Albumin (+)
2) Silinder
3) Eritrosit
2) Ureum meningkat
2) Kalium meningkat
3) Anemia tetap
5. Penatalaksanaan
a. Medik :
b. Keperawatan :
kemampuannya.
1. Pengkajian
a. Genitourinaria
1) Urine keruh
2) Proteinuria
4) Hematuri
b. Kardiovaskuler
1) Hipertensi
c. Neurologis
1) Letargi
2) Iritabilitas
3) Kejang
d. Gastrointestinal
1) Anorexia
2) Vomitus
3) Diare
e. Hematologi
1) Anemia
2) Azotemia
3) Hiperkalemia
f. Integumen
1) Pucat
2) Edema
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Definisi : Retensi cairan Terbebas dari edema, Pasang urin kateter jika
Batasan karakteristik : Bunyi nafas bersih, Monitor hasil lAb yang sesuai
Distensi vena jugularis jantung dan vital sign , edema, distensi vena leher,
nafas abnormal (Rales atau kebingungan cairan dan hitung intake kalori
positif memburuk
eliminaSi
urine
Monitor serum dan osmilalitas
urine
irama jantung
Monitor parameter
hemodinamik infasif
output
penambahan BB
odema
diminta atau aktifitas sehari tekanan darah, nadi dan terhadap keterbatasan
atau iskemia
yang diinginkan
roda, krek
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
dan penguatan
b/d edema dan menurunnya Skin and Mucous Anjurkan pasien untuk
epidermis dan dermis Integritas kulit yang Hindari kerutan padaa tempat
Kerusakan lapisa kulit Tidak ada luka/lesi pasien) setiap dua jam sekali
restraint)
Immobilitas fisik
Radiasi
Kelembaban kulit
Obat-obatan
Internal :
Perubahan status
metabolik
Tulang menonjol
Defisit imunologi
dengan perkembangan
Perubahan sensasi
(obesitas, kekurusan)
Perubahan pigmentasi
Perubahan sirkulasi
Perubahan turgor
(elastisitas kulit)
b/d pembatasan cairan, diit, food and Fluid Intake Kaji adanya alergi makanan
Membran mukosa dan Tidak ada tanda tanda Berikan makanan yang terpilih
makanan dibutuhkan
Dilaporkan adanya
misinformasi perkembangan
berhubungan : konjungtiva
terhadap bahaya. Sinyal ini Vital sign dalam batas mengurangi takut
adanya ancaman yang akan Postur tubuh, ekspresi mengenai diagnosis, tindakan
Gelisah perhatian
mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
http://askeprhynatutu.blogspot.co.id/2015/03/askep-glomerulonefritis_3.html
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.co.id/2012/01/asuhan-keperawatan-
glomerulonefritis.html