Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Kerja Praktek dan Seminar pada semester V di
Program Studi D3 Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Oleh
Kevin Rusydi Abdillah
NIM: 151321014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
RosnamoraH
P a g e | ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang
telah memberikan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga penulis dapat
melaksanakan kerja praktek di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan dan
menyelesaikan laporan kerja praktik yang berjudul :
Penulis
P a g e | iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Transformator.............................................................................. 30
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran............................................................................................ 66
LAMPIRAN .......................................................................................................... xi
P a g e | vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Logo PT. PERTAMINA (Persero) ..................................................... 5
Gambar 1. 2 Logo Unggulan PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan ......... 8
Gambar 1. 3 Letak Geografis PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan ..... 11
Gambar 1. 4 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan 12
Gambar 3. 1 Transformator 17-PTR1-01B ........................................................... 50
Gambar 3. 2 Differntial Relay (87T)...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 3 Over Current Relay (50-50N-51-51N)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3. 4 Ground Fault Relay (50G-51G) ........ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 5 Lockout Relay (86).) ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 6 Liquid Temperatur Gauge ................................................................ 53
Gambar 3. 7 Liquid Level Gauge .......................................................................... 54
Gambar 3. 8 Pressure Vacuum Gauge .................................................................. 55
Gambar 3. 9 Pressure Relief Device ..................................................................... 56
Gambar 3. 10 Rapif Pressure Rise Relay .............................................................. 57
Gambar 3. 11 Tap Charger .................................................................................. 58
P a g e | viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Sejarah Perkembangan PT. PERTAMINA (Persero) ........................... 2
Tabel 1. 2 Kapasitas Produksi Kilang PT. PERTAMINA (Persero) ...................... 3
Tabel 1. 3 Hasil produk bahan baku...................................................................... 18
Page |1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Umum Perusahaan
1 RU II Dumai 170.0
3 RU IV Cilacap 348.0
4 RU V Balikpapan 260.0
5 RU VI Balongan 125.0
Visi:
Misi:
“Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.”
Terpadu dan Rahasia Dagang, Departemen Hukum dan HAM dengan syarat
pendaftaran ciptaan No.0.8344 tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru
PERTAMINA sebagai identitas perusahaan dikukuhkan dan diberlakukan
terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005. Selama masa transisi, lambang /tanda
pengenal PERTAMINA masih dapat /tetap dipergunakan.
Arti Logo :
membangun kilang-kilang lainnya sebelum tahun 1990. Oleh karena itu kilang
Balongan disebut kilang milik PERTAMINA.
Saat ini, feed yang digunakan pada kilang Balongan merupakan campuran
crude Duri, Minas, dan Nile Blend dengan perbandingan 41:35:24. Dasar
pemikiran didirikannya kilang RU VI Balongan untuk memenuhi kebutuhan BBM
yaitu:
Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yang
dinamakan proyek EXOR I (Export Oriented Refinery I) dan dirikan pada tahun
1991. Pada perkembangan selanjutnya, pengoperasian kilang tersebut diubah
namanya Pertamina Refinery Unit VI Balongan. Start Up kilang PT. Pertamina
(Persero) RU VI Balongan dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995. Peresmian ini sempat tertunda
dari perencanaan sebelumnya (30 Januari 1995) karena unit Residue Catalytic
Cracking (RCC) mengalami kerusakan.
sangat besar sehingga sangat tidak menguntungkan bila residu tersebut tidak
dimanfaatkan. Kapasitas unit ini yang sekitar 83.000 BPSD merupakan yang
terbesar di dunia untuk saat ini. Dengan adanya kilang minyak Balongan,
kapasitas produksi kilang minyak domestik menjadi 1.074.300 BPSD.
Produksi kilang minyak Balongan berjumlah kurang lebih 34 % dari bahan
bakar minyak yang dipasarkan di Jakarta dan sekitarnya.
Visi:
Misi:
Sejak tahun 1970, minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini.
Sebanyak 224 buah sumur berhasil digali. Di antara sumur-sumur tersebut, sumur
yang berhasil memproduksi adalah sumur Jatibarang, Cemara, Kandang Haur
Barat, Kandang Haur Timur, Tugu Barat, dan lepas pantai. Sedangkan produksi
Page |9
minyak buminya sebesar 239,65 MMSCFD disalurkan ke PT. Krakatau Steel, PT.
Pupuk Kujang, PT. Indocement, Semen Cibinong, dan Palimanan. Depot UPPDN
III sendiri baru dibangun pada tahun 1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan
bakar di daerah Cirebon dan sekitarnya.
Untuk keamanan, area perkantoran terletak cukup jauh dari unit-unit yang
memiliki resiko bocor atau meledak, seperti RCC, ARHDM, dll. Unit-unit yang
berisiko diletakkan di tengah-tengah kilang. Unit terdekat dengan area
perkantoran adalah unit utilitas dan tangki-tangki yang berisi air sehingga relatif
aman.
Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan
adanya faktor pendukung, antara lain :
a. Bahan Baku
o Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed).
o Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini 50% feed).
o Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric
Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
P a g e | 10
b. Air
Sumber air yang terdekat terletak di Waduk Salam Darma, Rejasari,
kurang lebih 65 km dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan
secara pipanisasi dengan pipa berukuran 24 inci dan kecepatan operasi normal
1.100 m3 serta kecepatan maksimum 1.200m3. Air tersebut berfungsi untuk steam
boiler, heat exchanger (sebagai pendingin) air minum, dan kebutuhan perumahan.
Dalam pemanfaatan air, kilang Balongan ini mengolah kembali air buangan
dengan sistem wasted water treatment, di mana air keluaran di-recycle ke sistem
ini. Secara spesifik tugas unit ini adalah memperbaiki kualitas effluent parameter
NH3, fenol, dan COD sesuai dengan persyaratan lingkungan.
c. Transportasi
Lokasi kilang RU VI Balongan berdekatan dengan jalan raya dan lepas
pantai utara yang menghubungkan kota-kota besar sehingga memperlancar
distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah Jakarta dan Jawa Barat. Marine
facilities adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan bongkar muat
crude oil dan produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar tangker, SBM,
rambu laut, dan jalur pipa minyak. Fasilitas untuk pembongkaran peralatan dan
produk (propylene) maupun pemuatan propylene dan LPG dilakukan dengan
fasilitas yang dinamakan jetty facilities.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dipakai di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI
Balongan terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pertama, dipekerjakan pada
proses pendirian Kilang Balongan yang berupa tenaga kerja lokal nonskill
sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, sedangkan golongan
kedua, yang dipekerjakan untuk proses pengoperasian, berupa tenaga kerja PT.
PERTAMINA (Persero) yang telah berpengalaman dari berbagai kilang minyak di
Indonesia.
P a g e | 11
o General Manager
o Production-I Manager
o Production-II Manager
kilang siap beroperasi dengan tingkat kehandalan, kinerja peralatan yang paling
optimal, menjadi role model, dan menunjukkan komitmen HSE dalam setiap
aktivitas dan memenuhi HSE excellence di Refinery Unit
o REL Manager
perencanaan, pelaksanaan & proses start-up, hingga post TA-OH yang sesuai best
practice / pedoman TA, pedoman pengadaan barang & jasa, peraturan pemerintah,
standard & code yang berlaku dalam upaya mendukung kehandalan
pengoperasian peralatan kilang hingga seluruh peralatan yang telah diperbaiki dan
di-overhaul tersebut dapat beroperasi dengan aman dan handal sampai dengan
jadwal TA-OH berikutnya, untuk mendukung pemenuhan target produksi yang
direncanakan di Refinery Unit VI.
o HSE Manager
o Procurement Manager
o General Affairs
B Non BBM:
B LPG 565 Ton
Propylene 545 Ton
Ref. Fuel Gas 125 Ton
Sulfur 28. Ton
Bahan baku Utilitas adalah bahan baku yang dibutuhkan di unit utilitas
sebagai sarana penunjang proses. Dalam proses Utilitas bahan baku yang
dibutuhkan adalah air dan udara. Air berasal dari Bendungan Salam Darma di
Kabupaten Subang. Air ini sebelum digunakan diolah terlebih dahulu sehingga
bebas dari pengotor dan mineral. Air ini digunakan sebagai pendingin, pemasok
listrik umpan, pembangkit kukus, pemadam kebakaran, serta keperluan kantor dan
perumahan karyawan. Penggunaan air di RU VI Balongan disertai dengan proses
treatment air sisa proses. Hal ini bertujuan untuk mengolah air sisa proses seperti
sour water menjadi air proses kembali. Udara digunakan sebagai udara tekan serta
untuk pembakaran dan penyedia nitrogen. Udara tekan juga dapat digunakan
untuk sistem kontrol pabrik dan sebagai bahan pada unit penyedia nitogen.
1. Pada awalnya air di ambil dari Waduk Salam Darma dengan jarak 70 KM
dari Balongan menggunakan pipa penstock. Didalam proses penyaluran
terjadi proses treatment sehingga air yang di dapat menjadi bersih
2. Setelah itu air di tampung didalam tangki air dan di pompa menuju Balongan
dengan menggunakan Water pump (pompa air)
3. Penampungan air di simpan dan di tampung dalam 2 tangki 54-T-101 A/B
3
masing- masing berkapasitas 66.000 m dan dari tangki tersebut air di bagi
sesuai kebutuhan. 30% air memasuki demineralisasi plant dan 60% air
dipakai untuk sistem cooling water dan sisanya untuk service water, drinking
water dan fire water.
4. Kemudian untuk pembangkitan awalnya menggunakan air yang memasuki
demineralisasi plant. Demin ini berfungsi untuk menghilangkan ketidak
murnian air (suspended solid, ion kation, chlorine, CO2, dan zat organik
lainnya) yang terdapat dalam air, sehingga air yang dihasilkan mempunyai
kemurnian yang tinggi sesuai dengan spesifikasi feed boiler.
P a g e | 21
5. Air demin ini di pompa dan memasuki deareator yang berfungsi untuk
menghilangkan kembali kandungan oksigen dan selama memasuki deareator
air ini dipanaskan dengan low preassure steam (LPS) atau uap bertekanan
o
rendah, jadi pada saat memasuki boiler air sudah memiliki suhu 50 C.
6. Air dari deareator tadi dipompakan menuju boiler, dari boiler ini air
o
tersebut dipanaskan kembali hingga menembus titik didihnya yaitu 100 C.
Air di boiler ini dipanaskan hingga membentuk uap bertekanan tinggi (HPS)
3 o o
yaitu dengan tekanan 43 kg/cm dan bersuhu 370 C – 380 C. Jadi hasil dari
boiler ini berupa uap kering bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi (steam
superheated).
7. Dari boiler steam superheated ini masuk ke header dan diarahkan menuju
turbin.
8. Steam superheated tersebut akan memutar turbin dengan putaran 4792 rpm
yang terkopel dengan reduction gear di turunkan putarannya menjadi 1500
rpm pada poros generator.
9. Pada generator kemudian timbul medan magnet yang di eksitasi dari eksiter
untuk diinjeksikan pada medan putar stator dan kemudian timbulah gaya
gerak listrik (GGL) pada generator dengan memotong garis medan magnet
pada stator.
10. Tegangan yang dihasilkan dari generator sebesar 10 kV kemudian di naikkan
dengan transformator step up menjadi 20 kV dan dimasukkan ke main feeder
20 kV yang terletak di main substation (SS01). Dari SS01 tegangan listrik di
turunkan dengan transformator step down dari 20 kV ke 3kV dan untuk
motor-motor 400 V didapat dari feeder 3 kV yang diturunkan dengan
transformator step down dengan rasio 3 kV/400 V.
11. Setelah memutar turbin, tenaga steam akan berkurang menjadi MPS (Middle
Preassure Steam) dan LPS (Low Preassure Steam). Untuk MP tekanannya
3
19,5 kg/cm dan dimanfaatkan untuk memutar pompa-pompa turbin dan
P a g e | 22
3
untuk LP tekanannya 3,5 kg/cm di kondensasikan melalui condensor
sehingga menjadi condensate dan digunakan kembali untuk umpan air boiler.
- UU No 1/1970
- UU No 2/1951
- PP No 11/1979
- UU No 4/1982
- KLH PP No 29/1986
1. Bendera kecelakaan
2. Bendera kebakaran
3. Bendera pencemaran
Sistem tenaga listrik merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan.
Tanpa system ini, suatu perusahaan tidakdapat menjalankan operasinya. Semua
instrument dan peralatan elektronik serta mesin listrik yang tidak dapat bekerja
atau gagal beroperasi bias mengakibatkan kerugian besar. Hal ini juga berlaku di
PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan. Tidak beroperasinya RU VI Balongan
yang merupakan pemasok utama BBM dan produk olahan minyak lain untuk
provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat akan menyebabkan kerugian tidak hanya
bagi PT.Pertamina, tetapi juga bagi kedua wilayah yang menjadi pusat politik dan
ekonomi di Indonesia tersebut. Untuk itu, system tenaga listrik RU VI Balongan
menjadi hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian lebih demi
kelancaran operasi.
Transformator adalah salah satu alat yang sangat vital dalam suatu
rangkaian atau jaringan listrik. Seperti pada bagian pembangkit, jaringan
transmisi dan distribusi, begitupun di Pertamina RU VI balongan , kegagalan
kerja pada transformator dapat menyebabkan kerugian yang besar karena
beberapa unit motor- motor tegangan tinggi sebagai penggerak pompa,
P a g e | 27
kompresor berkapasitas besar akan berhenti bekerja hal ini juga berarti
berhentinya proses produksi di unit tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut :
o Diskusi
o Orientasi Lapangan
o Studi Literatur
1. Bab I Pendahuluan
Bagian ini berisi mengenai tinjauan umum perusahaan seperti
sejarah singkat Perusahaan, Struktur . latar belakang, tujuan, dan
manfaat dari penulis melakukan praktik kerja lapangan ini. Selain
itu informasi mengenai lokasi dan waktu pelaksanaan, Adapun
metode penulisan juga dibahas pada bagian ini.
2. Bab II Dasar Teori Transformator
Dalam bab ini berisikan teori dasar transformator, klasifikasi
transformator, rugi-rugi dan efisiensi transformator.
3. Bab III Pemeriksaan dan Pemeliharaan Transformator Distribusi 17-
PTR1-01B
Berisi penjelasan terkait pemeriksaan secara elektrikal dan fisik
serta pemeliharaan rutin pada transformator
4. Bab VI Penutup
a. Berisi Kesimpulan dan Saran
P a g e | 30
BAB II
a. Kumparan Primer
b. Kumparan Sekunder
c. Inti Transformator
Ada 3 Syarat yang harus dipenuhi agar terjadi induksi elektromagnetik
yaitu :
Transformator terdiri dari dua atau lebih kumparan yang membungkus inti
besi feromagnetik. Kumparan yang satu dihubungkan dengan sumber listrik AC
(kumparan Primer) dan kumparan yang lain mensuplai listrik ke beban (kumparan
Sekunder), bila terdapat lebih dari dua kumparan maka kumparan tersebut akan
disebut sebagai kumparan tersier, kuarter, dst.
Gambar 2. 1 Transformator
P a g e | 32
a) Inti Besi
b) Kumparan Transformator
c) Isolasi
d) Pendingin
Biasanya dalam pengoperasian transformator akan panas yang disebabkan
oleh beban lebih, rugi-rugi tembaga, maka sebaiknya transformator dilengkapi
dengan sistem pendingin. Media pendingin digunakan minyak transformator,
biasanya untuk daya besar dan teganngan tinggi. Fungsi dari minyak
transformator tersebut selain untuk pendingin juga merupakan isolasi antar
winding/body, biasanya rangka atau rumah transformator dibuat bersirip-sirip
untuk memperluas permukaan sehingga daerah pendingin dalam hal ini akan lebih
luas.
P a g e | 35
e) Minyak Transformator
b. Penyalur panas yang baik, berat jenis dan viskostas yang kecil
sehingga cepat mendinginkan peralatan.
f) Bushing
Gambar 2. 5 Bushing
P a g e | 36
g) Hermetically sealed
balik maka sisi tersebut disebut sisi primer, sedangkan sisi lainnya yang
dihubungkan dengan beban disebut sisi sekunder. Sisi belitan H1 H2 dihubungkan
E1=Ep:4,44.f.Np.m(Volt)
E2=Es:4,44.f.Ns.m(Volt)
Dan Persamaan :
P1 = P2
V1.I1 = V2.I2
N1.I1 = N2.I2
Dimana :
E1=EP : EMF(GGL) tegangan induksi yang dibangkitkan pada
belitan primer (Volt)
P a g e | 38
Pada transformator terdiri dari dua kumparan berbeda pada inti besi
kumparan yang dikoneksikan dengan sumber tenaga listrik, disebut “Kumparan
Primer.” Kumparan satunya yang dikoneksikan beban disebut”Kumparan
Sekunder”.Jenis kumparanini dikenal sebagai kumparan double –wound.Sumber
suplai selalu disebut kumparan primer.Setiap transformator mempunyai satu
kumparan primer dan satu atau lebih transformator sekunder.
c. FOA (Oil imersed Forced Oil Cooled With Forced Air Cooler),
selaindilengakapi dengan kipas angin, tipe ini juga memakai pompa
minyak.
e. FOW (Oil Imersed Forced Oil With Forced Water Cooler), tipe
sama dengantipe FOA, dimana udara diganti dengan air.
b. AFA (Dry Type Forced Air Cooled), Pendingin dengan udara secara
paksaan.
yang terjadi akan terisolir, terhindari dan mencegah gangguan tersebut merambat
ke peralatan lainnyan yang ada pada sistem.
Prinsip Kerja :
Pada saat tejadi gangguan arus lebih (Over Current) maka pada relekontak
dari rele arus lebih akan menutup (Close). Sehingga coil mendapat supply
tegangan dari battery, Kemudian memberi perintah untuk membuka (open) circuit
breaker, sehingga bagian yang diproteksi akan lepas beban.
a. Diferensial Relay
Mengisolir peralatan yang
terganggu agar bagian yang tidak
terganggu tetap beroperasi secara normal.
adanya arus lebih yang menyebabkan
Membatasi kerusakan akibat
naiknya suhu peralatan (overheating).
P a g e | 43
Jenis pemutus tenaga pada umumnya dibedakan dari cara dan bahan yang
dipakai untuk memadamkan bunga api yang terjadi diantara kontak CB :
Oil Circuit Breaker
SF6 Circuit Breaker
Adalah jenis circuit breaker yang menggunakan ruang hampa atau vacuum
udara sebagai media pemadam bunga api listrik yang terjadi pada circuit breaker.
kerusakan secara dini,. Cara yang dipakai adalah memonitor kondisi setiap waktu
secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini
diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa.
3. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami
kelainan atau unjuk kerja rendah pada saatmenjalankan fungsinya dengan tujuan
untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan
instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga curative maintenance, yang bisa berupa
trouble shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi
yang dilaksanakan dengan terencana.
4. Proactive Maintenance
5. Breakdown Maintenance
BAB III
Phase :3
Frequency Hz : 50
KVA : 11000
\
Volt HV : 20000
\
LV : 3150
\
Ampere HV : 318
\
LV : 2016
Impedance % : 12
Insulation Class :A
Bill (KV) H : LI 125 AC 50 / LI 40 AC
P a g e | 51
V 10
N
Serial o. : 03131639
Standart : IEC 76
Type Of Cooling : ONAN
Vector Group : Dyn 11
0
Temp. Rise Oil/Winding C : 55 / 65
Transformer Oil Liter : 5700
Transformer Weight Kg : 23,500
Salah satu peralatan penting dari sistem distribusi tenaga listrik adalah
sistem pengaman. Transformator umumnya dilengkapi CB (circuit Breaker) atau
DS (Disconnect Switch ) yang dipasang didekat transformator dengan fungsi
sebagai pemutus daya listrik ke/dari transformator atau untuk keperluan
pemeliharaan transformator itu sendiri, dimana bekerjanya CB (circuit breaker)
umumnya diputuskan/ditripkan oleh peralatan pengaman.
Rele ini bekerja dengan membaca input berupa besaran arus kemudian
membandingankan dengan nilai setting, apabila nilai arus yang terbaca oleh rele
melebihi nilai setting, maka rele akan mengirim perintah trip (lepas) kepada
Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) setelah tunda waktu yang
diterapkan pada setting.
Pada dasarnya rele gangguan tanah adalah rele arus lebih yang
dipergunakan untuk mengamankan gangguan ke tanah yaitu 1 (satu) fasa atau 2
(dua) fasa ke tanah. Rele gangguantanah (Ground Fault Relay) berfungsi untuk
memproteksi jaringan tenaga listrik terhadap gangguan antara fasa atau 3 fasa dan
hanya bekerja pada satu arah saja
P a g e | 53
Liquid level gauge atau oil level gauge adalah indicator yang terpasang
pada transformator berfungsi sebagai alat ukur indicator ketinggian/banyaknya oil
yang ada didalam tanki transformator. Level oil hendaknya tetap terjaga pada
kondisi level yang telah ditentukan agar supaya kumparan transformator,
terminasi pada isolator tetap terendam minyak (oil). Minyak didalam
transformator berfungsi sebagai media isolasi dan pendingin, jika terjadi
kebocoran minyak dan untuk sampilng minyak, maka minyak pada transformator
berkurang/ketinggian minyak menurun.
Pada kondisi normal, tekanan nitrogen harus diatas nol, jika penunjukan
tekanan 0 (nol) dalam jangka waktu lama, maka akan mengakibatkan kontaminasi
dengan kondisi lingkungan yang menyebabkan menurunnya atau rendahnya
dielectric strength oil transformator.
akibat hubung singkat antar kumparan, hubung singkat antar kumparan phasa,
hubung singkat kumparan ke tanah.
Untuk perhitungan tapping trafo, nilai high voltage akan dihitung dengan
nilai HV penambahan dan pengurangan sebesar 2,5 % yaitu sebesar 0,025 x
20.000 = 500 volt
Contoh :
c. Pembersihan
Membersihkan isolator terminal dengan kain pembersih yang
kering.
Membersihkan tanki dan radiator trafo dengan menggunakan
angin, udara bertekanan untuk menghembuskan debu dan radiator.
Jika sulit dibersihkan, dapat menggunakan cairan pembersih dan
keringkan kembali dengan angin.
Jika ditemukan bagian yang berkarat, maka hapus karat ddengan
amplas dan segera di cat kembali.
d. Pemeriksaan Perlengkapan Transformer
Memeriksa perlengkapan trafo masih bekerja dengan baik.
Jika dilengkapi dengan relay pengaman, perlu memeriksa kondisi
dari contact pin.
P a g e | 65
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada laporan yang telah disusun,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
www.pertamina.com ; situs resmi PT. PERTAMINA (Persero). Diakses tanggal
15-07-2017
LAMPIRAN
P a g e | xii
P a g e | xiii