Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KERJA

PANITIA PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI


RUMAH SAKIT UMUM TRIANDA
TAHUN 2017

Jl. Medan – Tebing tinggi Km. 42.5 desa Bengkel Kec. Perbaungan
Kab. Serdang Bedagai Sumatera Utara
I. PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat
pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit
menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit mampu
melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber
daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi
kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai
suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam kegiatan
peningkatan mutu pelayanan pasien perlu ada suatu program yang terencana dan
berkesinambungan sebagai pedoman bagi pelayanan pasien dalam mengevaluasi dan
membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang
diharapkan. Salah satu program yang dibuat adalah pemantauan dan evaluasi kejadian
pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Umum Trianda.

II. LATAR BELAKANG

Kejadian infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah
sakit. Bagi pasien di rumah sakit ia merupakan persoalan serius yang dapat menjadi
penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. Beberapa kejadian
infeksi yang timbul mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi ia
menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Ini berarti pasien
membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif, disamping pihak rumah sakit
juga akan mengeluarkan biaya lebih besar. Penyebabnya oleh kuman yang berada di
lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu
kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi nosokomial
adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah atau sebaliknya ia juga merupakan
infeksi yang tidak dapat dicegah. Untuk itu dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
kepada pasien perlu adanya program pemantauan dan evaluasi terhadap kejadian
infeksi di Rumah Sakit Umum Trianda.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah Sakit yang
Optimal dan prima berstandar akreditasi.

B. Tujuan Khusus.

1. Meningkatnya kualitas pencegahan dan Pengendalian Infeksi.


2. Terhindarinya infeksi silang baik bagi pasien maupun petugas Rumah Sakit.
3. Meningkatnya komunikasi antar unit kerja rumah sakit.
4. Terpantaunya dan terevaluasinya kejadian infeksi di ruang rawat inap.
5. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan petugas.
6. Terpenuhinya standar dan parameter pada Akreditasi Rumah Sakit.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Sosialisasi :
a. Sosialisasi cuci tangan, dilakukan secara terus menerus
b. Sosialisasi kewaspadaan standart
c. Sosialisasi penggunaan APD
d. Sosilalisasi pengelolaan limbah infeksius dan non infeksius
e. Sosialisasi pemasangan iv line, pemasangan kateter, prinsip aseptik
f. Sosialisasi pengelolaan linen
g. Sosialisasi kebersihan ruangan
h. Sosialisasi dekontaminasi dan sterilisasi alat
i. Sosialisasi kejadiaan tertusuk jarum
B. Pemantauan dan memastikan pengadaan
a. APD (masker, apron, sarung tangan, sepatu boot)
b. Sabun cair, cairan handrub berbasis alkohol, tissue sekali pakai
c. Tempat sampah, palstik sampah, box tahan tusukan
d. Alat mandi pasien (sabun mandi, sampo, sikat gigi, pasta gigi)
C. Melakukan pemeriksaan :
a. Air Bersih
b. Kualitas udara ruangan
c. Swab AC
d. Swab Alat makan
e. Swab Alat Kesehatan
f. Swab Linen
g. Makanan dan minuman
h. Usap Penjamah Makanan
D. Monitoring dan evaluasi :
a. Kepatuhan cuci tangan
b. Kebersihan lingkungan taman dan ruang perkantoran
c. Pengelolaan sampah medis dan non medis
d. Disinfeksi ruang perawatan, kamar jenazah, laboratorium, radiologi,
poliklinik
e. Pelaksanaan sterilisasi alat
f. Kewaspadaan isolasi berdasarkan transmisi
g. Pemakaian APD
E. Melakukan surveilans dan analisa data untuk penyakit infeksi PPI yaitu
phlebitis dan ISK
F. Pemeriksaan berkala kesehatan karyawan
G. Pelatihan dan pendidikan bagi anggota panitia PPI
H. Edukasi pada pasien, keluarga pasien dan pengunjung tentang PPI

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Mengadakan rapat koordinasi dengan komite medis, keperawatan, bagian rumah
tangga dan unit terkait lain
B. Mengadakan sosialisasi dengan cara ceramah, simulasi dan demonstrasi
C. Membuat nota dinas untuk pengusulan sarana dan prasarana, pemeliharaan dan
logistik yang diperlukan untuk terlaksananya program PPI
D. Pengolahan data surveilans oleh IPCN
E. Membuat nota dinas pengusulan pelatihan dan pendidikan untuk anggota tim
PPI
F. Panitia PPI mengadakan rapat dengan jajaran direksi dan bidang pelayanan
medik untuk membahas hasil surveilans dan rencana tindak lanjutnya
VI. SASARAN

1. Sosialisasi pada 100% karyawan


2. Kejadian infeksi nosokomial (ISK dan Phlebitis) < 1,5%0
3. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai aturan 100%
4. Anggota tim PPI yang terlatih 75%
5. Tersedia APD di setiap unit 60%
6. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial 75%
7. Kepatuhan melakukan cuci tangan untuk semua karyawan 100%
8. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan minimal pada 50% karyawan

VII. JADWAL KEGIATAN


Terlampir

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan dilakukan oleh IPCN
melalui rapat rutin yang dilaksanakan bersama dengan anggota tim PPI.
2. Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setiap bulan berdasarkan masing-
masing kegiatan yang dilakukan. Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan oleh Infection Prevention Control Nurse setiap bulan dan ditujukan
kepada direktur dan ketua komite pelayanan medik.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Pencatatan
Pada setiap kegiatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang
dilakukan, ada beberapa hal yang harus didokumentasikan seperti:
a. Pre planning kegiatan
b. Materi
c. Undangan
d. Daftar hadir
e. Laporan hasil kegiatan
f. Dokumentasi (foto) kegiatan
2. Pelaporan
Laporan pelaksanaan program dibuat setiap selesai kegiatan dilakukan
(maksimal 1 minggu setelah kegiatan berlangsung) dan dilaporkan kepada ketua
Panitia PPI setiap 1 bulan sekali, yang selanjutnya akan dilaporkan kepada
direktur dan komite pelayanan medik.
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan 1 tahun sekali dengan cara melihat
seluruh pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan dan kegiatan yang belum
dilakukan beserta hambatan pelaksanaan kegiatan
VII. SCHEDUL/ JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 2016

NO URAIAN KEGIATAN JADWAL KEGIATAN


JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES
1 Pembuatan Program Kerja - -x-
POKJA PPI
2 Pelaksanaan Rapat
a. Rapat Pokja xxx x xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
b. Rapat Tim Akred dg ---x --x- --x- --x- --x- xxxx xxxx xxxx xxxx
POKJA
c. Rapat dg unit terkait --x- --x- ---x ---x --x- ---x ---x ---x ---x
4. Laporan Bulanan ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x
5. Pelatihan - -x -
7. Sosialisasi kegiatan PPI --x- --x- -x-- -x-- -x-- -x-- -x-- -x-- -x-- -x-- -xx- -x--
8. Pelaksanaan implementasi xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
standar PPI

9. Melakukan evaluasi dan ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x ---x
monitoring pelaksanaan
standar PPI
VIII. PELAPORAN DAN EVALUASI
Pelaporan dilakukan tiap bulan, tribulan, dan tahunan yang meliputi laporan kegiatan
dan pencapaian standart

IX. RENCANA TINDAK LANJUT


A. Memonitor dan mengevaluasi setiap kegiatan PPI
B. Melengkapi dan merevisi SPO,
C. Mengusulkan kebijakan
D. Tercapainya Akreditasi Versi 2012
X. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Mengunjungi Ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di Rumah Sakit
2. Memonitor pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), penerapan
SOP dan kewaspadaan isolasi
3. Melaksanakan Surveillance Infeksi dan melaporkan kepada Pokja Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI)
2. Pokja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) melakukan Pelatihan Petugas
Kesehatan tentang PPI di Rumah Sakit
3. Melakukan Investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) memperbaiki kesalahan yang terjadi
4. Memonitor Kesehatan Petugas untuk mencegah penularan infeksi dari Petugas
Kesehatan kepada Pasien atau sebaliknya
5. Bersama Pokja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) menganjurkan
prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) yang diperlukan pada kasus yang terjadi di Rumah Sakit
6. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) termasuk terhadap limbah,
Laundry, Gizi dan lain-lain dengan menggunakan daftar tilik
7. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional
8. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveillance infeksi
yang terjadi di Rumah Sakit
9. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI)
10. Memberikan saran dan desain Ruangan Rumah Sakit agar sesuai dengan Prinsip
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
11. Meningkatkan kesadaran Pasien dan pengunjung Rumah Sakit tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit
12. Memprakarsai penyuluhan bagi Petugas kesehatan, Pengunjung dan Keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
13. Sebagai Koordinator antara Pokja Pencegahan dan pengendalian infeksi dan
unit terkait dalam mendeteksi, mencegah dan mengendalikan infeksi di Rumah
Sakit.
XI. PROGRAM KERJA PPI

A. KEPERAWATAN

1. Memantau dan mengevaluasi kejadian infeksi di ruang rawat inap.


2. Rincian Kegiatan
a. Mencatat data pasien dengan infeksi jarum infus.
b. Mencatat data pasien dengan kasus ISK
c. Melaporkan pencatatan data infeksi .
d. Evaluasi pelaporan data infeksi.
B. GIZI
1. Pengadaan Makanan
2. Hygiene Pribadi Petugas penjamah makanan

Rincian Kegiatan Pengolahan makanan ;


a. Penerimaan bahan makanan
 Bahan dipilih yang berkualitas baik.
 Bahan makanan yang belum terolah harus dalam keadaan segar
b. Pencucian bahan makanan
 Bahan makanan (Sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan,Lauk air tawar,
lauk air laut, daging-dagingan,Dll) harus dicuci dengan menggunakan air
mengalir.
c. Penyimpanan bahan makanan
 Tempat penyimpanan bahan makanan harus dalam keadaan bersih,
terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain.
 Tempat Penyimpanan bahan makanan harus dalam keadaan kering. Semua
tempat penyimpanan bahan makanan harus berada dibagian tinggi untuk
mencegah genangan air dan menjaga kelembabannya dan ruangan harus anti
tikus, anti serangga.
 Untuk Penyimpanan bahan makanan dalam Referigerator / Kulkas / Freezer,
rak dalam reefrigerator dan isinya disusun sedemikian rupa sehingga tidak
berdesakan, agar aliran udara dingin dapat mencakup semua bahan makanan
dengan baik.
d. Peracikan dan pengolahan bahan makanan
 Pengolahan harus dilakukan dengan hygienis.
 Tidak merokok selama mengolah makanan
 Tidak mengerjakan kebiasaan2 yang jorok / menjijikkan seperti mengorek2,
mencungkil, mengupil, menggaruk, menjilat, atau meludah
 Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan secara terlindung dari
kontak langsung dengan tubuh. Perlindungan kontak langsung dengan
makanan jadi dilakukan dengan menggunakan sarung tangan plastik,
penjepit makanan, sendok, garpu, dan sejenisnya.
 Tenaga dapur / gizi selalu berupaya untuk menjaga kebersihan diri dan
kebersihan lingkungan kerja dengan cara :Selalu mencuci tangan dengan
sabun sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar mandi / WC dan selalu
bersifat teliti dan hati-hati dalam menangani makanan.
e. Pengangkutan bahan makanan
 Makanan jadi yang siap saji tidak boleh diangkut bersama dengan bahan
makanan mentah.
 Makanan diangkut dengan kereta dorong yang tertutup, bersih dan anti
karat(stainless steel), dan permukaan dalamnya mudah dibersihkan.
f. Penyajian makanan
 Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan disajikan dengan peralatan
yang bersih dan sudah melalui proses desinfeksi sesuai prosedur.
 Dalam tata hidang, disiapkan segera dan tidak lama menunggu disantap.
Beri waktu tidak lama kepada penderita untuk menyantapnya agar makanan
tidak makin beresiko terpapar mikroorganisme.
 Letak makanan sebaiknya satu bidang, bila digunakan bidang yang berbeda /
bertingkat, maka jenis makanan basah berada di bawah dari makanan kering

Rincian Kegiatan Peralatan pengolahan makanan;


a. Peralatan makanan dan minuman
 Bahan untuk peralatan harus terbuat dari bahan yang kuat ,tidak penyok,
tidak gompel ,tidak robek atau pecah.
 Tidak iner (tidak bereaksi dengan wadahnya).
 Kebersihan peralatan harus dijaga dengan baik, pencucian dan penyimpanan
harus sesuai prosedur.
b. Peralatan masak dan wadah makanan
 Peralatan masak tidak iner
 Semua peralatan harus mempunyai tutup.
 Peralatan yang bukan logam harus dari bahan yang kuat dan setelah rusak
harus langsung dibuang.
 Penyimpanan peralatan masak dan wadah pada rak harus teratur dan
sebaiknya mendapatkan sinar matahari.
c. Pencucian peralatan
 Pisahkan segala kotoran atau sisa-sisa makanan yang terdapat pada
alat/barang seperti, gelas, mangkok dll.
 Sampah dibuang bersama sampah dapur lainnya.
 Piring dan alat yang telah dibersihkan sisa makanan, ditempatkan pada
tempat piring kotor.
 Setiap piring/alat yang dicuci direndam pada bak pertama. Cara ini
dimaksudkan untuk memberi kesempatan peresapan air ke dalam sisa
makanan yang masih menempel, sehingga mudah untuk membersihkan.
Setelah direndam untuk selama beberapa saat, maka piring mulai
dibersihkan dengan menggunakan detergen pada bak pencuci
tersebut.Penggunaan sabun sebaiknya dihindarkan karena sabun tidak dapat
menghilangkan lemak.
 Cara pencucian dilakukan dengan menggosok bagian-bagian yang terkena
makanan, dengan cara menggosok berulang kali sampai tidak terasa licin
lagi. Bilamana masih licin akan menempel sisa-sisa bau yang belum bersih.
Setelah pencucian dirasa cukup, maka langsung dibilas dengan air
pembersih/pembilas yang mengalir, sambil digosok dengan tangan dan tidak
lagi terasa sisa-sisa makanan atau sisa-sisa detergen.
 Piring dan alat makan yang telah selesai melalui proses disinfeksi
ditempatkan pada rak-rak anti karat ( stainless steel ) sebagai tempat
penirisan/pengeringan dengan cara terbalik atau miring sampai kering
dengan bantuan sinar matahari atau sinar buatan dan tidak boleh dilap
dengan kain. Untuk itu bagian yang menempel ke permukaan piring atau
bibir gelas harus dijaga kebersihannya dengan cara disinfeksi.
 Piring atau gelas yang akan dipakai tidak perlu dilap atau digosok kain lap,
karena akan menjadi kotor kembali. Bilamana dilap gunakan kain lap (
tissue ) sekali pakai.
d. Penyimpanan peralatan
 Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam
keadaan kering dan bersih.
 Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak aus/rusak.
 Laci-laci penyimpanan peralatan terpelihara kebersihannya.
 Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dari sumber
pencemaran dan binatang perusak

Rincian kegiatan Petugas pengelola makanan;


Semua pengelola makanan harus selalu memelihara kebersihan pribadi (personal
hygiene) dan terbiasa untuk berperilaku sehat selama bekerja.
Hal-hal yang diperhatikan dalam kebersihan pribadi :
a. Mencuci tangan, hendaknya tangan selalu dicuci dengan sabun : sebelum
bekerja, sesudah menangani bahan makanan mentah/kotor atau terkontaminasi,
setelah dari kamar kecil, setelah tangan digunakan untuk menggaruk, batuk atau
bersin dan setelah makan atau merokok.
b. Pakaian, hendaknya memakai pakaian khusus untuk bekerja. Pakaian kerja
harus bersih.
c. Kuku hendaknya dipotong pendek dan dianjurkan untuk tidak memakai
perhiasan sewaktu bekerja.
d. Topi/penutup rambut, semua pengelola hendaknya memakai topi atau penutup
rambut untuk mencegah jatuhnya rambut ke dalam makanan dan mencegah
kebiasaan mengusap/menggaruk rambut.
e. Pengelola makanan sama sekali tidak diijinkan merokok selama bekerja baik
waktu mengolah maupun mencuci peralatan. Merokok merupakan mata rantai
antara bibir dengan tangan dan kemudian ke makanan.

C. LAUNDRY

Instalasi loundry

1. Urutan Kegiatan Petugas laundry


a. Pengambilan linen kotor
Linen kotor diambil dari masing-masing ruangan perawatan, Poli rawat jalan,
Rawat Inap dan UGD
b. Pemisahan Linen bedasarkan jenis nodanya
c. Proses Pendistribusian
2. Proses pencucian
- Prewash/Flush/Break/Pencucian awal
Dalam proses pencucian sampai dengan finishing dan di antar kembali ke RSKD
Duren Sawit dilakukan oleh pihak ketiga
D. LIMBAH DAN SANITASI
I. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Inspeksi sanitasi Rumah Sakit / Pemeriksaan ruang bangunan
2. Pemeriksaan air bersih/minum secara bakteriologi dan kimia ( Pembuatan
Nota Dinas, pengambilan sempel dan pengiriman sempel
3. Pemeriksaan makanan secara bakteriologi.
4. Pemeriksaan air limbah ( pengambilan sempel dan pengiriman sempel )
5. Usap alat makan/minum/AC/Lantai/Dinding (pengambilan sempel dan
pengiriman sempel)
6. Pemeriksaan kualitas udara ruangan.
7. Swab pegawai instalasi Gizi.
8. Pengelolaan sampah infeksius dari RSKD Duren Sawit dilakukan oleh pihak
ketiga
9. Pemeliharaan IPAL (pengawasan pompa bak pengumpul, pengawasan PLC)
10. Pengawasan serangga dan binatang pengganggu ( pemeriksaan jentik
nyamuk, penangkapan kucing dan penangkapan tikus )
11. Sterilisasi Ruangan (menyeteril ruangan yang memerlukan sterilisasi)
12. Pengapasan nyamuk
II. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Pertemuan Rutin
2. Diskusi/penyelesaian masalah
3. Pembuatan laporan kegiatan
III. Sasaran
1. Air bersih
2. Makanan dan Instalasi Gizi
3. Air limbah
4. AC
5. Lantai ruang perawatan
6. Dinding ruang perawatan
7. Alat makan/minum pasien
8. Udara ruangan
9. Penjamah makanan
10. Sampah Infeksius
11. IPAL
12. Ruangan yang perlu disteril
13. Serangga dan binatang pengganggu
14. Peralatan sanitasi

P. Bengkel, 2017
Ketua Komite PPI

dr. Jan Morado Sirait


NIP.197402172006041013

Anda mungkin juga menyukai